Posts

Mengapa Zerto Adalah Pilihan Terbaik untuk Pemulihan Bencana Berbasis Cloud

Dalam era digital yang serba cepat, kehilangan data dan downtime bisa menjadi bencana bagi perusahaan. Pemulihan bencana berbasis cloud menjadi solusi utama bagi banyak bisnis untuk menjaga kelangsungan operasional mereka. Salah satu solusi terbaik yang menawarkan disaster recovery (DR) berbasis cloud yang cepat dan efisien adalah Zerto. Dengan teknologi Continuous Data Protection (CDP) dan orchestrated disaster recovery, Zerto memberikan pemulihan data yang hampir instan tanpa gangguan operasional.

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa Zerto adalah pilihan terbaik untuk pemulihan bencana berbasis cloud, serta keunggulan yang membuatnya lebih unggul dibandingkan solusi lain.

Apa Itu Zerto?

Zerto adalah platform disaster recovery, backup, dan mobilitas cloud yang dirancang untuk melindungi aplikasi dan data dari kehilangan akibat serangan ransomware, kesalahan manusia, atau bencana alam. Dengan menggunakan pendekatan berbasis hypervisor-based replication, Zerto memungkinkan organisasi untuk melindungi data mereka di berbagai lingkungan cloud, termasuk AWS, Microsoft Azure, Google Cloud, dan hybrid cloud.

Keunggulan Zerto dalam Pemulihan Bencana Berbasis Cloud

1. Continuous Data Protection (CDP) dengan RPO Mendekati Nol

Zerto menggunakan teknologi Continuous Data Protection (CDP), yang memungkinkan perusahaan untuk menghindari kehilangan data dengan Recovery Point Objective (RPO) mendekati nol. Berbeda dengan metode backup tradisional yang hanya mengambil snapshot data secara berkala, CDP mereplikasi data secara real-time, sehingga pemulihan dapat dilakukan pada titik waktu yang paling baru sebelum terjadi gangguan.

2. Recovery Time Objective (RTO) dalam Hitungan Detik

Selain RPO yang mendekati nol, Zerto juga memungkinkan pemulihan yang sangat cepat dengan Recovery Time Objective (RTO) dalam hitungan detik hingga menit. Hal ini memastikan bahwa aplikasi bisnis dapat kembali berjalan dalam waktu singkat tanpa menyebabkan gangguan besar pada operasional perusahaan.

3. Disaster Recovery Orchestration yang Otomatis

Salah satu keunggulan utama Zerto adalah kemampuannya dalam orchestrated disaster recovery, yang memungkinkan perusahaan untuk secara otomatis menjalankan proses pemulihan bencana tanpa campur tangan manual yang rumit. Dengan fitur ini, organisasi dapat:

  • Mengatur dan menguji disaster recovery tanpa mengganggu produksi.
  • Menyusun ulang arsitektur IT dalam hitungan menit.
  • Memastikan pemulihan end-to-end yang cepat dan akurat.

4. Fleksibilitas dalam Hybrid dan Multi-Cloud

Zerto memungkinkan pemulihan bencana berbasis cloud dengan fleksibilitas penuh, baik dalam private cloud, public cloud, maupun hybrid cloud. Platform ini mendukung migrasi data antara penyedia cloud seperti AWS, Microsoft Azure, dan Google Cloud, sehingga perusahaan tidak terikat pada satu penyedia layanan saja.

5. Perlindungan terhadap Serangan Ransomware

Serangan ransomware adalah salah satu ancaman terbesar bagi perusahaan saat ini. Dengan Zerto, organisasi dapat memulihkan data yang terenkripsi oleh ransomware dalam hitungan detik tanpa perlu membayar tebusan. Teknologi CDP memungkinkan organisasi untuk kembali ke titik sebelum serangan terjadi, sehingga data tetap aman dan utuh.

6. Pengujian Pemulihan Bencana Tanpa Downtime

Banyak solusi disaster recovery mengharuskan downtime saat melakukan pengujian pemulihan bencana. Namun, dengan Zerto, perusahaan dapat melakukan non-disruptive testing, yang memungkinkan mereka untuk menguji strategi pemulihan tanpa mengganggu produksi. Hal ini sangat penting untuk memastikan kesiapan organisasi dalam menghadapi insiden tanpa mengorbankan operasional.

7. Manajemen yang Mudah dan Terpusat

Zerto menawarkan antarmuka berbasis dashboard yang intuitif dan mudah digunakan. Administrator TI dapat mengelola seluruh proses pemulihan, backup, dan migrasi data dari satu platform terpadu, tanpa perlu konfigurasi yang kompleks.

8. Pengurangan Biaya dan Efisiensi Operasional

Dengan otomatisasi pemulihan bencana dan eliminasi snapshot-based backups, Zerto membantu perusahaan mengurangi biaya penyimpanan dan operasional. Tidak ada kebutuhan untuk perangkat keras tambahan karena replikasi berbasis perangkat lunak dilakukan langsung di cloud.

Mengapa Zerto Lebih Unggul Dibandingkan Solusi Lain?

  • Tidak membutuhkan snapshot tradisional: Zerto mereplikasi data secara real-time tanpa dampak performa.
  • Dukungan untuk berbagai cloud dan hypervisor: Zerto tidak hanya mendukung VMware, tetapi juga Hyper-V, AWS, dan Azure.
  • Pemulihan hampir instan dengan RPO dan RTO yang sangat rendah: Menjadikan Zerto solusi ideal untuk aplikasi bisnis yang sangat sensitif terhadap downtime.

Dalam dunia bisnis yang semakin bergantung pada teknologi digital, pemulihan bencana berbasis cloud menjadi kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Zerto adalah pilihan terbaik bagi perusahaan yang ingin memastikan pemulihan data yang cepat, efisien, dan fleksibel. Dengan Continuous Data Protection (CDP), orchestrated disaster recovery, dan dukungan multi-cloud, Zerto memberikan solusi pemulihan bencana modern yang dapat mengurangi risiko kehilangan data dan downtime.

Jika organisasi Anda mencari solusi disaster recovery berbasis cloud yang andal, fleksibel, dan efisien, maka Zerto adalah pilihan yang tepat untuk memastikan bisnis tetap berjalan tanpa gangguan. Dapatkan konsultasi gratis dengan tim Zettagrid Indonesia melalui sales@zettagrid.id atau dengan mengisi form berikut ini.

Meningkatkan Ketahanan Operasional Digital dengan Zerto

Dalam era digital yang terus berkembang, organisasi menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelangsungan operasional mereka. Gangguan pada sistem TI, baik akibat serangan siber, kesalahan manusia, maupun bencana alam, dapat berdampak besar terhadap produktivitas dan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, ketahanan operasional digital menjadi faktor krusial dalam strategi bisnis. Salah satu solusi terdepan dalam menjaga keberlanjutan bisnis dan perlindungan data adalah Zerto, sebuah platform pemulihan bencana (disaster recovery), perlindungan data (data protection), dan mobilitas cloud.

Apa Itu Zerto?

Zerto adalah solusi berbasis perangkat lunak yang dirancang untuk melindungi, memulihkan, dan memigrasikan aplikasi serta data secara real-time. Platform ini menggunakan teknologi Continuous Data Protection (CDP) yang memungkinkan pemulihan instan dengan Recovery Point Objective (RPO) mendekati nol dan Recovery Time Objective (RTO) yang sangat cepat.

Zerto menawarkan berbagai keunggulan dalam menjaga ketahanan operasional digital, termasuk:

  • Pemulihan Bencana yang Cepat dan Efektif
  • Proteksi Data Berkelanjutan
  • Migrasi dan Mobilitas Cloud yang Fleksibel
  • Manajemen dan Orkestrasi yang Mudah

Meningkatkan Ketahanan Operasional Digital dengan Zerto

Ketahanan operasional digital bukan sekadar tentang pencadangan data, tetapi juga bagaimana organisasi dapat terus beroperasi tanpa gangguan yang signifikan meskipun terjadi insiden yang tak terduga. Berikut adalah cara Zerto membantu meningkatkan ketahanan operasional digital:

1. Pemulihan Bencana (Disaster Recovery) Tanpa Downtime

Zerto memungkinkan organisasi untuk mengaktifkan kembali aplikasi yang terdampak dalam hitungan detik hingga menit. Teknologi Continuous Data Protection (CDP) memungkinkan pemulihan data hingga titik sebelum insiden terjadi, memastikan bahwa kehilangan data bisa diminimalisir.

2. Proteksi Data dari Ancaman Ransomware

Serangan ransomware menjadi ancaman serius bagi bisnis modern. Dengan Zerto, organisasi dapat melakukan instant recovery untuk mengembalikan data ke kondisi sebelum serangan terjadi. Hal ini mencegah dampak finansial yang besar akibat pembayaran tebusan kepada peretas.

3. Mobilitas Cloud yang Fleksibel

Zerto mendukung mobilitas cloud dengan memungkinkan migrasi aplikasi dan data dengan cepat dan tanpa gangguan ke berbagai platform cloud seperti AWS, Microsoft Azure, dan Google Cloud. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk mengadopsi strategi multi-cloud atau hybrid cloud.

4. Replikasi Data Secara Real-Time

Dibandingkan solusi pencadangan tradisional yang hanya melakukan backup dalam periode tertentu, Zerto memungkinkan real-time replication, yang berarti data selalu diperbarui tanpa risiko kehilangan informasi penting.

5. Manajemen Terpusat dan Mudah Digunakan

Zerto memiliki antarmuka berbasis dashboard yang intuitif, memungkinkan tim TI untuk memonitor, mengelola, dan mengotomatisasi proses pemulihan dengan lebih mudah. Integrasi dengan berbagai sistem TI juga membuatnya lebih fleksibel dalam implementasi.

6. Pengujian Disaster Recovery Tanpa Gangguan

Salah satu fitur unggulan Zerto adalah kemampuannya untuk melakukan non-disruptive testing atau pengujian pemulihan bencana tanpa mengganggu operasional bisnis. Ini memungkinkan perusahaan untuk selalu siap menghadapi skenario darurat tanpa harus mengalami downtime selama pengujian.

Zerto adalah solusi unggulan bagi organisasi yang ingin meningkatkan ketahanan operasional digital mereka. Dengan teknologi Continuous Data Protection (CDP), replikasi real-time, serta kemampuan pemulihan instan, Zerto membantu perusahaan dalam menghadapi ancaman ransomware, pemadaman sistem, atau bencana lainnya tanpa harus mengalami kerugian besar. Selain itu, fleksibilitas dalam mendukung lingkungan on-premise, hybrid cloud, dan multi-cloud menjadikan Zerto sebagai pilihan ideal bagi organisasi yang ingin meningkatkan strategi business continuity and disaster recovery (BCDR) mereka.

Dengan adopsi Zerto, perusahaan tidak hanya mendapatkan ketahanan operasional yang lebih baik tetapi juga meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan dan perlindungan data. Bagi organisasi yang ingin memastikan bahwa bisnis mereka tetap berjalan tanpa gangguan, Zerto adalah solusi yang layak dipertimbangkan. Hubungi Zettagrid Indonesia di sales@zettagrid.id atau mengisi form ini untuk mendapatkan konsultasi gratis terkait Zerto.

Best Disaster Recovery Software: A Comprehensive Guide

Best Disaster Recovery Software A Comprehensive Guide

In today’s digital world, safeguarding your business data and IT infrastructure is essential to ensuring business continuity. Natural disasters, cyberattacks, and unexpected system failures can wreak havoc if you’re unprepared. This guide explores the best disaster recovery software, what disaster recovery entails, tools used in disaster recovery, and steps to recover from natural disasters effectively.

What Is Disaster Recovery Software?

Disaster recovery software is a category of IT tools and solutions designed to mitigate the impact of disruptions by enabling organizations to restore their systems, data, and applications to normal functionality. It forms the backbone of a company’s business continuity strategy, ensuring operational resilience and minimal downtime during crises.

Key Functions of Disaster Recovery Software

  1. Data Protection: Ensures critical business data is replicated and securely stored for recovery in case of system failure.
  2. Rapid Recovery: Minimizes downtime by automating failover and failback processes.
  3. Flexibility: Supports recovery across on-premises, hybrid, and multi-cloud environments.
  4. Testing and Compliance: Facilitates non-disruptive testing and adherence to regulatory requirements.

Disaster recovery software isn’t just about backup—it’s about ensuring continuity with precision and speed.

Why Businesses Need Disaster Recovery Software

1. Mitigating Financial Losses

Downtime can cost businesses thousands of dollars per minute. For industries like finance, healthcare, and e-commerce, interruptions in service can directly impact revenue, reputation, and customer trust.

2. Addressing Cyber Threats

The rise in ransomware and other cyberattacks means businesses must prepare for worst-case scenarios. A robust disaster recovery solution allows organizations to restore data to a state before the attack occurred, minimizing damage and costs.

3. Protecting Against Natural Disasters

Floods, fires, and earthquakes can physically damage IT infrastructure. Disaster recovery software ensures that even if local systems are destroyed, critical data remains safe in remote locations or the cloud.

4. Ensuring Compliance

Many industries are subject to strict regulations regarding data protection. Disaster recovery software ensures compliance by providing secure backups, fail-safe recovery processes, and detailed audit logs.

Zerto: The Industry-Leading Disaster Recovery Software

When it comes to disaster recovery software, Zerto is recognized for its innovative approach. Zerto consolidates backup, disaster recovery, and data mobility into a single, software-only platform, simplifying IT resilience for businesses of all sizes. Its trusted features are designed to provide unparalleled recovery capabilities.

Core Features of Zerto’s Disaster Recovery Solution

1. Continuous Data Protection (CDP)

Zerto’s CDP ensures that every change made to your data is captured in real time. Unlike traditional backups that run periodically, CDP allows organizations to recover to a specific point in time, minimizing data loss.

  • How It Works: Zerto uses a journal-based system that logs every change for a defined period (e.g., 7 days). This enables organizations to restore their systems to a specific second before an incident occurred.
  • Key Advantage: Near-zero Recovery Point Objectives (RPOs).

2. Journal-Based Recovery

The journal feature allows businesses to recover individual files, entire applications, or complete systems.

  • Use Case: For example, if a ransomware attack encrypts your data, Zerto’s journal-based recovery lets you roll back to a clean version from seconds before the attack.

3. Automation and Orchestration

Manual disaster recovery processes are often error-prone and slow. Zerto eliminates this with automated failover and failback.

  • Failover: Transfers workloads to backup systems automatically when disruptions occur.
  • Failback: Seamlessly restores workloads to the primary environment once the issue is resolved.

4. Cloud-Native Flexibility

Zerto integrates effortlessly with public, private, and hybrid cloud environments, enabling businesses to leverage the best-fit solutions for their needs.

  • Supported Clouds: Zerto works with Microsoft Azure, AWS, Google Cloud, and more.
  • Benefit: Facilitates cloud migrations and disaster recovery-as-a-service (DRaaS).

5. Non-Disruptive Testing

Regular testing is crucial for ensuring disaster recovery plans work as intended. Zerto enables businesses to simulate disaster scenarios without impacting live systems.

6. Real-Time Analytics

Zerto provides detailed insights into the health of your IT environment, helping businesses stay informed and proactive.

Steps to Implement Disaster Recovery with Zerto

  1. Assess Your Needs: Identify critical systems, applications, and data. Determine acceptable RPOs and RTOs to guide your disaster recovery strategy.
  2. Deploy Zerto: Install Zerto’s software across your infrastructure, whether on-premises, cloud-based, or hybrid.
  3. Configure Continuous Protection: Set up real-time replication of critical workloads using Zerto’s CDP.
  4. Define Failover Workflows: Use Zerto’s orchestration capabilities to automate failover and failback processes.
  5. Test Your Plan: Conduct regular non-disruptive tests to validate your disaster recovery plan.
  6. Monitor and Optimize: Use Zerto’s analytics to track recovery readiness and refine your strategy.

Real-World Use Cases for Zerto

1. Ransomware Recovery

  • Scenario: A company’s data is encrypted by ransomware.
  • Solution: Using Zerto’s journal-based recovery, the business restores its systems to a clean point just seconds before the attack.

2. Natural Disaster

  • Scenario: A flood destroys on-premises servers.
  • Solution: Zerto’s cloud replication ensures the organization can failover to its cloud environment and maintain operations.

Disaster recovery software is a critical component of modern business resilience. Zerto sets itself apart as a leader in this space by combining continuous data protection, automated recovery, and seamless cloud integration into a unified platform. By investing in Zerto, organizations can confidently mitigate risks, recover from disruptions, and maintain uninterrupted service delivery.

To explore how Zerto can transform your disaster recovery strategy, visit Zerto’s official website.

Managed Disaster Recovery: Your Partner in Business Continuity

Managed Disaster Recovery Your Partner in Business Continuity

In the face of increasing threats like natural disasters, cyberattacks, and technical failures, businesses require reliable solutions to ensure continuity. Managed disaster recovery offers a specialized approach where third-party providers oversee the design, implementation, and management of disaster recovery strategies, enabling businesses to recover quickly and effectively.

This article explains the concept of managed disaster recovery, explores key components such as RPO and RTO, reviews various disaster recovery plans, and describes how managed disaster recovery operates to ensure uninterrupted business operations.

What is Disaster Recovery?

Disaster recovery refers to a set of strategies, processes, and technologies designed to restore systems, data, and IT infrastructure after significant disruptions such as natural disasters, cyberattacks, or technical failures. The main goal of disaster recovery is to ensure business continuity by minimizing downtime and potential losses.

Disaster recovery is a critical component of a disaster recovery plan (DRP), which involves risk identification, data backup management, and testing and training to prepare for disaster scenarios.

What is Managed Disaster Recovery?

Managed disaster recovery refers to outsourcing disaster recovery operations to a professional service provider. These services include planning, execution, testing, and ongoing support, ensuring your business can bounce back quickly after any disruption.

Unlike traditional in-house recovery methods, managed disaster recovery ensures round-the-clock expertise and advanced tools that might not be available internally. Providers often use cutting-edge technologies, such as cloud replication and automation, to ensure rapid recovery.

Key Benefits of Managed Disaster Recovery:

  • Expert Management: A team of professionals monitors and handles recovery processes.
  • Proactive Planning: Managed providers conduct risk assessments and create comprehensive recovery strategies tailored to your business.
  • Scalability: Solutions grow with your business, ensuring consistent protection.

RPO and RTO: Metrics That Define Managed Disaster Recovery

Two critical metrics in managed disaster recovery are Recovery Point Objective (RPO) and Recovery Time Objective (RTO). Managed services use these metrics to design plans that meet your business’s tolerance for downtime and data loss.

  1. RPO (Recovery Point Objective)
    RPO measures the maximum acceptable amount of data loss during a disruption. Managed disaster recovery providers set automated, frequent backups or continuous data replication to achieve low RPOs.
    • Example: A business with a 2-hour RPO requires backups every 2 hours to ensure minimal data loss. Managed recovery solutions optimize this process using real-time replication.
  2. RTO (Recovery Time Objective)
    RTO refers to the maximum time a business can tolerate for systems to be restored. Managed disaster recovery services use advanced failover mechanisms to meet strict RTOs.
    • Example: If your RTO is 30 minutes, a managed solution might rely on cloud failover systems to ensure your operations resume within half an hour.

By aligning RPO and RTO with business needs, managed disaster recovery guarantees faster recovery and minimal impact on operations.

Types of Disaster Recovery Plans Managed Providers Implement

Managed disaster recovery providers specialize in designing and implementing various types of recovery plans, ensuring tailored solutions for different business needs:

  1. Cloud-Based Disaster Recovery
    Data and systems are replicated to the cloud, allowing businesses to restore operations virtually. Managed providers handle data synchronization, making this option cost-effective and scalable.
  2. Data Center Disaster Recovery
    On-premises systems are backed up at secondary data centers. Managed services ensure smooth transition and recovery by maintaining redundant infrastructure offsite.
  3. Hybrid Disaster Recovery
    Combines cloud-based and on-premises solutions for greater flexibility. Managed providers oversee this complex setup to maximize reliability.
  4. Disaster Recovery as a Service (DRaaS)
    A fully managed service where the provider handles everything from replication to failover and testing. Zerto DRaaS is the most comprehensive option, ensuring businesses are always prepared.

How Managed Disaster Recovery Works

Here’s how managed disaster recovery providers ensure rapid recovery with minimal downtime:

  1. Assessment and Planning
    Providers evaluate your systems, identify risks, and develop a tailored recovery strategy. This includes defining RPOs and RTOs that align with your business requirements.
  2. Data Backup and Replication
    Using advanced tools, providers automate backups and implement real-time data replication. These ensure your data is always up to date, even in the event of a disaster.
  3. Failover Systems
    Managed solutions include automated failover systems, where operations switch to backup servers (cloud or on-premises) instantly during disruptions.
  4. Testing and Monitoring
    Regular testing ensures recovery plans remain effective. Providers monitor systems 24/7 to detect and resolve potential issues proactively.
  5. Recovery and Restoration
    When a disaster occurs, the provider initiates the recovery process, restoring systems and data to their pre-disaster state while ensuring continuity with minimal interruption.

Why Choose Zerto for Managed Disaster Recovery?

When it comes to managed disaster recovery, Zerto stands out as a leader in delivering innovative, reliable, and efficient solutions. With Zerto, your business gains access to advanced tools and expert services that ensure seamless recovery, minimal downtime, and optimal performance.

Why Zerto?

  • Continuous Data Protection: Achieve near-zero RPOs with Zerto’s real-time replication technology.
  • Fast Recovery: Meet strict RTOs with Zerto’s automated recovery workflows.
  • Cloud Agility: Integrate seamlessly with leading cloud platforms for maximum flexibility.
  • Simplified Management: Zerto’s intuitive interface makes disaster recovery easy to monitor and control.
  • Proven Expertise: Trusted by thousands of organizations worldwide, Zerto ensures your business is in capable hands.

Don’t let disasters disrupt your business. Partner with Zettagrid Indonesia to implement a managed Zerto disaster recovery solution tailored to your needs. Ensure your operations stay resilient, no matter what challenges arise.

Ready to get started?
Contact Zettagrid Indonesia to schedule a free consultation and explore how our managed disaster recovery solutions can protect your business.

Be proactive. Be prepared. Be resilient—with Zerto.

Business Continuity and Disaster Recovery Planning for IT Professionals

Business Continuity and Disaster Recovery Planning for IT Professionals

In today’s digital age, organizations heavily rely on their IT infrastructure for daily operations. Any disruption—whether from natural disasters, cyberattacks, or system failures—can lead to substantial losses in revenue, customer trust, and operational stability. For IT professionals, Business Continuity (BC) and Disaster Recovery (DR) planning are essential to safeguard against these risks.

This article dives into the critical components, strategies, and benefits of effective business continuity and disaster recovery planning, along with how Zerto can help IT professionals excel in these areas.

What is Business Continuity and Disaster Recovery?

Business Continuity (BC)

Business Continuity focuses on maintaining critical business functions during and after a disruption. It ensures that key processes continue with minimal interruption, keeping the organization operational.

Disaster Recovery (DR)

Disaster Recovery, a subset of Business Continuity, is concerned with restoring IT systems and data after a disaster. It aims to bring operations back to normal as quickly as possible.

Together, BC and DR ensure that disruptions are managed effectively, minimizing downtime and protecting the organization’s future.

Key Components of BC/DR Planning for IT Professionals

1. Risk Assessment and Business Impact Analysis (BIA)

  • Why It Matters: Understanding potential threats (e.g., natural disasters, cyberattacks) is the foundation of any BC/DR plan. A BIA identifies which systems and functions are most critical to the organization.
  • Example: A retail company might prioritize its payment processing systems, as downtime could result in immediate revenue loss.

2. Establishing Recovery Objectives

  • Recovery Time Objective (RTO): Defines the maximum allowable time for system recovery. Short RTOs are critical for high-priority systems like databases and customer-facing applications.
  • Recovery Point Objective (RPO): Determines the maximum acceptable data loss. For example, if RPO is set at 1 hour, backups must occur hourly to minimize data loss during a disruption.

3. Comprehensive IT Asset Inventory

  • Why It Matters: Documenting hardware, software, and data resources helps prioritize recovery efforts and ensures no critical systems are overlooked.
  • Example: A SaaS provider might list its servers, databases, and CRM software as top-tier assets.

4. Backup and Redundancy

  • Why It Matters: Regular, automated backups ensure data is safe, while redundant systems enable failover capabilities to reduce downtime.
  • Example: Implementing both local and cloud backups guarantees accessibility even if physical infrastructure is compromised.

5. Disaster Recovery Sites

  • Hot Site: A fully operational backup site that allows near-instant recovery.
  • Warm Site: A partially set-up site that requires minimal effort to activate.
  • Cold Site: A basic site that requires significant setup before use.
  • Why It Matters: Choosing the right type of recovery site depends on your organization’s budget and tolerance for downtime.

6. Incident Response Plan

  • Why It Matters: A well-defined plan helps teams respond quickly and effectively during a disruption. It specifies roles, responsibilities, and communication protocols.
  • Example: The plan might include steps for notifying stakeholders, isolating affected systems, and initiating recovery processes.

7. Testing and Training

  • Why It Matters: A plan is only as effective as its implementation. Regular drills help identify gaps and ensure everyone knows their role in a real disaster.
  • Example: Simulating a ransomware attack can test how well backups are restored and systems are isolated.

How Zerto Helps IT Professionals Excel in BC/DR Planning

Zerto simplifies business continuity and disaster recovery by providing innovative, user-friendly tools. Here’s how Zerto addresses key BC/DR needs:

1. Continuous Data Protection (CDP)

  • Zerto’s CDP ensures that your data is continuously replicated in real-time, achieving near-zero RTOs and RPOs. This means even the most critical applications experience minimal data loss and downtime.

2. Automated Failover and Failback

  • Zerto automates recovery processes, allowing systems to failover seamlessly during a disruption and revert back smoothly once the issue is resolved. This reduces manual errors and speeds up recovery.

3. Scalable Cloud Integration

  • Whether you use public, private, or hybrid cloud environments, Zerto integrates seamlessly to ensure your data and systems remain accessible, no matter where they are hosted.

4. Testing Without Disruption

  • Zerto enables non-disruptive testing, allowing IT teams to validate their BC/DR plans without interrupting daily operations. You can verify that your recovery plan works, without risking downtime.

5. Centralized Management

  • With a single dashboard, Zerto provides visibility into your BC/DR strategy. IT professionals can monitor, manage, and adapt plans easily, ensuring maximum resilience.

Why Zerto DRaaS?

Zerto provides an all-in-one solution for business continuity and disaster recovery, empowering IT professionals to:

  • Protect critical data and applications.
  • Minimize downtime and financial loss.
  • Simplify compliance with industry regulations.
  • Adapt to changing business environments with scalable solutions.

Take Action Today!

Disruptions can happen when you least expect them. Be proactive, not reactive.

With Zerto, you can create a robust business continuity and disaster recovery strategy tailored to your organization’s needs.

Take the first step todayContact Zettagrid Indonesia to schedule Zerto demo or explore how Zerto can transform your business continuity and disaster recovery planning.

Don’t leave your organization’s future to chance—partner with us for unmatched resilience and peace of mind.

Disaster Recovery Plan: Langkah Praktis Rencana Pemulihan Bencana

disaster recovery plan

Bencana dapat menyerang kapan saja, baik berupa kegagalan teknologi, bencana alam, maupun ancaman siber. Oleh karena itu, bisnis perlu memiliki Disaster Recovery Plan (DRP) yang efektif. Artikel ini akan membahas pentingnya Disaster Recovery Plan, jenis ancaman (disaster), langkah-langkah untuk membangun Disaster Recovery Plan yang andal, dan jenis Disaster Recovery Plan yang bisa Anda dapatkan.

Apa Itu Disaster Recovery Plan?

Disaster Recovery Plan (DRP) adalah dokumen terperinci yang memuat langkah-langkah untuk membantu organisasi memulihkan data, sistem, dan operasi bisnis setelah terjadinya bencana atau gangguan besar. Disaster Recovery Plan adalah bagian penting dari manajemen risiko dalam teknologi informasi (TI), yang bertujuan untuk memastikan bahwa bisnis dapat tetap beroperasi meskipun terjadi insiden yang tidak terduga.

Dalam konteks yang lebih luas, Disaster Recovery Plan mencakup langkah-langkah pencegahan, perencanaan, dan pemulihan untuk melindungi aset teknologi serta meminimalkan kerugian akibat downtime. Disaster Recovery Plan tidak hanya fokus pada pemulihan teknis, tetapi juga pada aspek operasional dan komunikasi yang diperlukan untuk menjaga kesinambungan bisnis.

Sejarah Disaster Recovery Plan

Disaster Recovery Plan muncul pada 1970-an ketika perusahaan mulai bergantung pada komputer mainframe. Awalnya, fokus Disaster Recovery Plan adalah mencadangkan data. Kini, Disaster Recovery Plan mencakup perlindungan terhadap berbagai ancaman, seperti bencana alam, serangan siber, hingga gangguan operasional.

Jenis Bencana yang Perlu Diantisipasi dalam Disaster Recovery Plan

1. Bencana Alam
Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, dan badai dapat merusak infrastruktur fisik dan teknologi perusahaan. Misalnya, gempa bumi dapat menghancurkan pusat data, sementara banjir dapat merusak perangkat keras dan memutuskan aliran listrik. Disaster Recovery Plan harus mencakup langkah-langkah mitigasi seperti memindahkan pusat data ke lokasi yang aman atau menggunakan solusi berbasis cloud.

2. Kegagalan Teknologi
Server crash, kerusakan perangkat keras, atau kehilangan data akibat kegagalan perangkat lunak adalah ancaman umum bagi organisasi yang sangat bergantung pada teknologi. Disaster Recovery Plan harus memastikan adanya sistem pencadangan dan pemulihan yang cepat untuk meminimalkan downtime.

3. Serangan Siber
Ancaman seperti ransomware, malware, dan phishing dapat melumpuhkan operasi bisnis dengan mencuri atau mengenkripsi data penting. Disaster Recovery Plan perlu menyertakan solusi keamanan seperti deteksi ancaman real-time, pemulihan data terenkripsi, serta pelatihan untuk karyawan guna mengenali serangan phishing.

4. Human Error
Kesalahan manusia, seperti penghapusan data secara tidak sengaja atau kesalahan konfigurasi perangkat lunak, sering kali menjadi penyebab utama gangguan operasional. Untuk mengatasinya, Disaster Recovery Plan harus mencakup pelatihan rutin bagi staf dan mekanisme pencadangan otomatis untuk memulihkan data yang hilang.

5. Gangguan Operasional
Kebakaran, pemadaman listrik, atau kerusakan pada infrastruktur penting dapat mengakibatkan terganggunya operasi bisnis. Disaster Recovery Plan harus mencakup rencana cadangan daya, lokasi kerja alternatif, dan prosedur untuk memulihkan operasi dengan cepat.

4 Komponen Utama Disaster Recovery Plan

1. Inventarisasi Aset
Identifikasi seluruh perangkat keras, perangkat lunak, dan data penting yang diperlukan untuk menjalankan operasional bisnis. Daftar ini harus mencakup informasi tentang lokasi fisik, status terkini, dan prioritas pemulihan untuk setiap aset.

2. Strategi Pemulihan
Proses pemulihan harus dirancang secara rinci untuk setiap skenario bencana, termasuk langkah-langkah teknis dan operasional. Misalnya, untuk kegagalan server, strategi pemulihan dapat mencakup pengalihan operasi ke server cadangan atau memulihkan data dari backup.

3. Tim Pemulihan
Disaster Recovery Plan harus mencakup daftar anggota tim yang bertanggung jawab atas pemulihan, lengkap dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Tim ini harus dilatih untuk merespons secara cepat dan efisien selama situasi darurat.

4. Dokumentasi
Semua prosedur dan kebijakan yang berkaitan dengan Disaster Recovery Plan harus terdokumentasi secara jelas dan tersedia bagi semua anggota tim. Dokumentasi ini mencakup panduan teknis, kontak darurat, dan langkah-langkah pemulihan.

7 Cara Membuat Disaster Recovery Plan

1. Evaluasi Risiko
Lakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi ancaman yang paling relevan terhadap bisnis Anda. Pertimbangkan faktor seperti lokasi geografis, infrastruktur teknologi, dan jenis data yang Anda kelola.

2. Tentukan Aset Penting
Prioritaskan sistem, data, dan aplikasi yang paling kritis untuk operasional bisnis. Aset ini harus menjadi fokus utama dalam rencana pemulihan.

3. Pilih Solusi Teknologi
Gunakan solusi seperti Zerto yang menawarkan fitur Continuous Data Protection (CDP), arsitektur tanpa agen, dan integrasi multi-cloud untuk mendukung strategi pemulihan Anda.

4. Susun Prosedur Pemulihan
Rancang langkah-langkah terperinci untuk memulihkan operasi, termasuk cara mengakses data cadangan, memulihkan aplikasi, dan memverifikasi integritas sistem.

5. Latih Tim
Pastikan seluruh anggota tim memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam implementasi Disaster Recovery Plan. Simulasi skenario bencana dapat membantu meningkatkan kesiapan.

6. Uji Disaster Recovery Plan
Lakukan pengujian rutin untuk mengevaluasi efektivitas rencana pemulihan. Identifikasi kelemahan dan lakukan perbaikan berdasarkan hasil uji coba.

7. Perbarui Rencana
Sesuaikan Disaster Recovery Plan Anda dengan perkembangan teknologi, perubahan bisnis, dan ancaman baru. Rencana yang terus diperbarui akan tetap relevan dan efektif.

Pentingnya Menguji Disaster Recovery Plan

Pengujian secara rutin adalah elemen krusial dari Disaster Recovery Plan untuk memastikan bahwa rencana tersebut tidak hanya efektif di atas kertas tetapi juga dapat diimplementasikan secara nyata ketika bencana terjadi. Berikut adalah alasan utama mengapa pengujian Disaster Recovery Plan sangat penting, serta bagaimana pelaksanaannya dapat meningkatkan kesiapan bisnis Anda.

1. Memastikan Kelayakan Teknis

Rencana pemulihan bencana sering kali mencakup teknologi seperti pencadangan data, pemulihan berbasis cloud, atau replikasi data secara real-time. Pengujian memungkinkan tim untuk memastikan bahwa semua sistem ini berfungsi dengan baik dan sesuai dengan tujuan pemulihan (RPO dan RTO). Jika terdapat kegagalan teknis selama pengujian, tim dapat memperbaikinya sebelum bencana sesungguhnya terjadi.

Contoh: Jika Disaster Recovery Plan Anda menggunakan replikasi data berbasis cloud, pengujian akan memastikan bahwa data terbaru telah ter-replikasi dengan benar dan dapat diakses dalam waktu yang ditentukan.

2. Mengidentifikasi Kelemahan dalam Rencana

Tidak semua skenario dapat direncanakan dengan sempurna. Pengujian memungkinkan Anda menemukan celah atau kelemahan dalam Disaster Recovery Plan, seperti ketergantungan pada satu server atau kurangnya koordinasi antar tim. Dengan mengidentifikasi kelemahan ini, Anda dapat memperbaiki rencana agar lebih tangguh menghadapi berbagai skenario bencana.

3. Melatih Tim untuk Kesiapan Operasional

Dalam situasi darurat, waktu adalah segalanya. Tim pemulihan harus mengetahui peran masing-masing dan bertindak dengan cepat serta efisien. Pengujian Disaster Recovery Plan memberikan simulasi yang realistis bagi tim untuk memahami tanggung jawab mereka. Ini juga membantu memastikan bahwa setiap anggota tim familiar dengan prosedur teknis yang harus dilakukan selama proses pemulihan.

4. Mengurangi Risiko Kesalahan

Kesalahan manusia sering kali menjadi faktor utama yang memperburuk bencana. Pengujian rutin membantu mengurangi risiko kesalahan ini dengan memberikan pelatihan berulang kepada tim dan meningkatkan kepercayaan diri mereka saat menangani situasi darurat.

5. Memastikan Kepatuhan terhadap Regulasi

Dalam banyak industri, seperti keuangan dan kesehatan, pengujian Disaster Recovery Plan adalah persyaratan hukum atau kepatuhan terhadap regulasi. Pengujian ini memastikan bahwa bisnis Anda mematuhi standar industri, sehingga mengurangi risiko penalti atau dampak hukum yang dapat muncul jika terjadi kegagalan pemulihan.

6. Menilai Efektivitas Rencana Komunikasi

Pengujian juga dapat membantu mengevaluasi apakah rencana komunikasi selama bencana sudah efektif. Misalnya, apakah ada saluran komunikasi darurat yang dapat diandalkan, dan apakah semua pihak terkait menerima informasi penting dengan cepat? Jika ditemukan hambatan, rencana komunikasi dapat diperbaiki.

7. Memberikan Keyakinan kepada Pemangku Kepentingan

Pemilik bisnis, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya perlu diyakinkan bahwa perusahaan memiliki langkah-langkah yang solid untuk menghadapi bencana. Pengujian Disaster Recovery Plan yang sukses dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap kemampuan organisasi untuk melindungi aset penting dan melanjutkan operasional.

Jenis Disaster Recovery Plan yang Ditawarkan oleh Zerto

Zerto menyediakan solusi Disaster Recovery Plan berbasis virtualisasi yang canggih, yang didesain untuk menghadapi berbagai skenario pemulihan bencana:

1. Continuous Data Protection (CDP)
Teknologi CDP memungkinkan replikasi data secara real-time tanpa memengaruhi kinerja sistem. Setiap perubahan data direplikasi secara instan, memberikan Recovery Point Objectives (RPO) dalam hitungan detik dan Recovery Time Objectives (RTO) dalam hitungan menit. Ini mengurangi risiko kehilangan data secara signifikan, terutama pada lingkungan yang sangat dinamis.

2. Arsitektur Tanpa Agen
Zerto dirancang tanpa memerlukan agen yang harus dipasang pada setiap mesin virtual. Hal ini menyederhanakan proses instalasi, mengurangi beban administrasi, dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan Disaster Recovery Plan.

3. Deteksi Enkripsi Real-Time
Fitur ini memberikan sistem peringatan dini terhadap ancaman ransomware dengan mendeteksi aktivitas enkripsi yang mencurigakan. Perusahaan dapat merespons lebih cepat sebelum ransomware menyebar dan menyebabkan kerugian besar.

4. Integrasi Multi-Cloud
Zerto memungkinkan integrasi dengan berbagai platform cloud, termasuk AWS, Microsoft Azure, Google Cloud, dan IBM Cloud. Hal ini memungkinkan bisnis untuk menggunakan strategi multi-cloud untuk mengurangi risiko dan meningkatkan skalabilitas.

Disaster Recovery Plan yang kuat adalah kunci untuk melindungi bisnis dari ancaman kerugian besar. Dengan solusi seperti Continuous Data Protection (CDP), deteksi ransomware real-time, dan integrasi multi-cloud dari Zerto, bisnis Anda dapat memiliki perlindungan yang andal. Jangan tunggu hingga terlambat mulailah membangun Disaster Recovery Plan hari ini dan pastikan bisnis Anda tetap berjalan meskipun menghadapi bencana. Hubungi Zettagrid Indonesia untuk berkonsultasi secara gratis di sales@zettagrid.id sekarang juga!

What is a Disaster Recovery Plan (DRP)?

Disaster Recovery Plan (DRP)

A Disaster Recovery Plan (DRP) is a structured framework designed to help organizations prepare for, respond to, and recover from disruptions that impact their operations. These disruptions can range from natural disasters like hurricanes or earthquakes to human-caused events such as cyberattacks, system failures, or power outages. A DRP ensures critical systems and processes are restored promptly, minimizing downtime, financial losses, and operational interruptions.

Disaster recovery is an essential component of business continuity planning, with a focus on protecting vital assets and ensuring swift recovery during crises.

The Purpose of a Disaster Recovery Plan

The primary objective of a DRP is to minimize the impact of disruptions by enabling organizations to:

  • Protect Critical Systems and Processes: Safeguard essential operations and ensure continuity.
  • Reduce Downtime: Restore systems and services as quickly as possible to minimize losses.
  • Prevent Data Loss: Ensure data integrity and availability during and after disasters.
  • Ensure Compliance: Meet regulatory and contractual obligations.
  • Strengthen Resilience: Build the organization’s capacity to recover and adapt to future challenges.

Core Components of a Disaster Recovery Plan

  1. Risk Assessment and Impact Analysis
    Identify potential risks (e.g., natural disasters, cyberattacks) and evaluate their impact on business operations. This helps prioritize resources for recovery and mitigation.
  2. Recovery Objectives
    • Recovery Time Objective (RTO): Maximum allowable downtime for critical systems.
    • Recovery Point Objective (RPO): Maximum acceptable data loss, typically tied to backup intervals.
  3. Data Backup and Restoration Strategies
    Implement robust backup processes to ensure critical data can be restored quickly and accurately.
  4. Recovery Team and Communication Plan
    Define roles and responsibilities for recovery team members and establish clear communication protocols for stakeholders.
  5. Testing and Maintenance
    Regular testing ensures the plan’s effectiveness, while updates keep it aligned with evolving business needs and technologies.

What is an IT Disaster Recovery Plan (IT DRP)?

An IT Disaster Recovery Plan (IT DRP) is a subset of a general DRP, focused specifically on restoring IT systems, infrastructure, and data after disruptions. IT systems are often the backbone of modern businesses, and their recovery is essential to overall business continuity.

Why IT DRPs Are Critical

IT DRPs address unique challenges such as system outages, data breaches, and network failures. They ensure that essential applications, servers, databases, and networks are operational as soon as possible to support ongoing operations.

Key Components of an IT Disaster Recovery Plan

  1. IT Infrastructure Assessment
    Catalog all IT assets, including hardware, software, and cloud services, and prioritize their recovery based on criticality.
  2. Backup and Redundancy Solutions
    • Cloud Backups: Secure offsite storage for fast recovery.
    • Data Replication: Real-time duplication of critical systems to minimize RPO.
    • Onsite Backups: Quick recovery options for localized disruptions.
  3. Recovery Objectives for IT Systems
    Define RTO and RPO specific to IT infrastructure, guiding the prioritization of systems and data during recovery.
  4. IT Recovery Procedures
    Document detailed steps for restoring hardware, software, and networks, including virtualized environments.
  5. Testing and Continuous Improvement
    Regularly simulate disruptions to test recovery protocols and refine the plan for improved efficiency.

Steps to Implement an IT Disaster Recovery Plan

  1. Assess and Prioritize IT Resources:
    Identify critical systems and applications, evaluate dependencies, and rank them by recovery priority.
  2. Develop Backup and Recovery Strategies:
    Implement a combination of onsite and cloud backups, along with data replication, to ensure rapid recovery.
  3. Create a Recovery Playbook:
    Document step-by-step recovery procedures tailored to your IT environment.
  4. Train Your Team:
    Ensure all stakeholders understand their roles in the recovery process.
  5. Test and Refine the Plan:
    Conduct regular drills to validate the plan and make updates as necessary.

How Zerto Can Transform Your IT Disaster Recovery

For organizations seeking a reliable and comprehensive IT disaster recovery solution, Zerto offers a cutting-edge platform that simplifies and automates disaster recovery processes. Zerto’s solution is built for modern IT environments, providing unparalleled capabilities such as:

  • Continuous Data Protection (CDP): Achieve near-zero RPO with real-time replication of data and applications.
  • Simplified Recovery Processes: Automate recovery workflows to meet aggressive RTOs.
  • Cloud Integration: Seamlessly integrate with major cloud providers for cost-effective offsite recovery.
  • Non-Disruptive Testing: Test your disaster recovery plan without affecting production systems.

Why Choose Zerto?

Zerto’s platform is designed for businesses of all sizes, offering scalability, flexibility, and reliability. With Zerto, you can ensure that your critical systems are protected and recoverable within minutes, whether you face a hardware failure, ransomware attack, or natural disaster.

Start Your Journey with Zerto

Disaster recovery is no longer optional in today’s digital age—it’s a necessity. Protect your business with Zerto’s leading disaster recovery platform. Don’t wait for a crisis to strike; take proactive steps to safeguard your IT systems and data now.

Contact us today to learn how their innovative solutions can empower your organization to prepare for and recover from any disruption. Request a demo and see how Zerto can help you achieve seamless disaster recovery with confidence!

Visit Zerto Solution Page to get started.

Pentingnya Disaster Recovery untuk Bisnis E-Commerce

e-commerce disaster recovery plan

Di era digital yang semakin berkembang, bisnis e-commerce menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bisnis dapat beroperasi secara konsisten dan andal, bahkan ketika menghadapi situasi darurat atau bencana. Bencana yang tidak terduga, baik dalam bentuk serangan siber, kegagalan server, hingga bencana alam, dapat menyebabkan downtime yang signifikan. Downtime ini berisiko mengurangi kepercayaan pelanggan, menurunkan penjualan, hingga merugikan bisnis secara finansial.

Oleh karena itu, memiliki Disaster Recovery Plan (DRP) yang solid menjadi sangat penting bagi bisnis e-commerce. DRP adalah sebuah strategi yang dirancang untuk mengantisipasi dan mengatasi gangguan yang disebabkan oleh bencana agar operasional bisnis dapat berjalan kembali secepat mungkin. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya disaster recovery, langkah-langkah utama dalam membuat DRP yang efektif, serta bagaimana bisnis e-commerce dapat meminimalkan downtime dengan memastikan server terintegrasi ke cloud, menugaskan PIC IT yang bertanggung jawab, dan melakukan disaster recovery testing secara berkala.

Mengapa Disaster Recovery Penting untuk Bisnis E-Commerce?

Disaster recovery merupakan komponen kritis dalam manajemen risiko bisnis. Bisnis e-commerce yang bergantung pada infrastruktur IT sangat rentan terhadap gangguan yang disebabkan oleh bencana teknologi atau alam. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa disaster recovery sangat penting:

  1. Meminimalisir Downtime Downtime bisa sangat merugikan, terutama dalam bisnis e-commerce yang beroperasi 24/7. Ketika platform tidak dapat diakses oleh pelanggan, perusahaan akan kehilangan penjualan, mengurangi loyalitas pelanggan, dan berisiko kehilangan pangsa pasar. Dengan DRP yang baik, bisnis dapat pulih dengan cepat dari gangguan, meminimalkan downtime, dan menjaga layanan tetap tersedia bagi pelanggan.
  2. Melindungi Data Penting Dalam e-commerce, data adalah salah satu aset paling berharga. Data pelanggan, riwayat transaksi, dan inventaris produk harus selalu dilindungi. Bencana yang tidak terantisipasi, seperti serangan siber atau kegagalan perangkat keras, bisa menyebabkan kehilangan data secara permanen jika tidak ada strategi pemulihan yang baik. DRP yang kuat memastikan bahwa data ini dapat dipulihkan setelah bencana, sehingga bisnis dapat kembali beroperasi tanpa kehilangan informasi penting.
  3. Menghindari Kerugian Finansial Setiap jam downtime dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan, terutama bagi bisnis besar yang memiliki ribuan transaksi setiap hari. Dengan memiliki DRP yang baik, risiko kerugian finansial akibat downtime dapat diminimalisir.
  4. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan Dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, menjaga kepercayaan pelanggan sangat penting. Ketika pelanggan mengalami kesulitan mengakses situs web atau layanan Anda karena downtime, mereka mungkin beralih ke pesaing. Dengan memiliki DRP yang efektif, bisnis dapat memberikan kepastian kepada pelanggan bahwa mereka siap menghadapi gangguan apa pun dan dapat pulih dengan cepat dari situasi darurat.

Elemen Penting dalam Disaster Recovery Plan untuk E-Commerce

Membangun Disaster Recovery Plan (DRP) yang baik tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa elemen kunci yang harus dipersiapkan agar rencana ini dapat bekerja dengan efektif. Berikut adalah beberapa langkah penting yang perlu diambil oleh bisnis e-commerce dalam menyusun DRP yang komprehensif.

1. Memastikan Seluruh Server Sudah Terintegrasi ke Cloud

Salah satu langkah terpenting dalam disaster recovery adalah memindahkan atau mengintegrasikan infrastruktur IT ke cloud. Dengan menggunakan cloud, perusahaan dapat menikmati beberapa keuntungan yang sangat penting, termasuk skalabilitas, akses jarak jauh, dan keamanan yang lebih baik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa cloud sangat penting dalam DRP:

  • Redundansi Data: Cloud memungkinkan perusahaan untuk menyimpan data secara terdistribusi di beberapa lokasi yang berbeda. Jika satu pusat data mengalami masalah, data masih dapat diakses dari pusat data lainnya, sehingga meminimalisir risiko kehilangan data.
  • Pemulihan Cepat: Dengan infrastruktur cloud, perusahaan dapat dengan cepat merespons kegagalan server atau gangguan lainnya. Data dan aplikasi dapat dipulihkan dengan mudah dari backup yang disimpan di cloud.
  • Fleksibilitas dan Skalabilitas: Cloud memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah meningkatkan atau menurunkan kapasitas sesuai kebutuhan. Ini sangat penting ketika perusahaan harus menangani lonjakan trafik yang tidak terduga selama masa pemulihan dari bencana.
  • Pengurangan Biaya: Dengan memindahkan infrastruktur ke cloud, perusahaan dapat mengurangi biaya yang terkait dengan pemeliharaan server fisik, seperti biaya ruang server, pendinginan, dan pemeliharaan perangkat keras.

2. Menunjuk PIC IT yang Bertanggung Jawab untuk Server

Dalam setiap rencana disaster recovery, harus ada person in charge (PIC) atau tim yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa langkah-langkah pemulihan dilaksanakan dengan benar. PIC ini haruslah seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang infrastruktur IT perusahaan, serta dapat mengambil keputusan dengan cepat dan efektif saat terjadi bencana.

Beberapa tanggung jawab utama dari PIC IT dalam DRP meliputi:

  • Memantau Kondisi Server: PIC harus selalu memantau kondisi server dan memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik. Jika ada tanda-tanda masalah, mereka harus bisa mengambil tindakan proaktif sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar.
  • Mengelola Backup Data: PIC bertanggung jawab untuk memastikan bahwa data penting perusahaan selalu di-backup secara rutin, baik di lokasi fisik maupun di cloud. Ini akan memastikan bahwa data dapat dipulihkan dengan cepat jika terjadi bencana.
  • Koordinasi dengan Vendor Cloud: Jika perusahaan menggunakan layanan cloud pihak ketiga, PIC harus selalu berkoordinasi dengan vendor cloud untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu, PIC juga harus siap melakukan eskalasi jika ada masalah teknis yang memerlukan intervensi dari vendor.
  • Menangani Komunikasi Selama Bencana: PIC juga harus siap untuk berkomunikasi dengan manajemen dan staf lainnya selama proses pemulihan. Mereka harus memberikan laporan yang jelas tentang status server, langkah-langkah yang sedang diambil, dan estimasi waktu pemulihan.

3. Melakukan Disaster Recovery Testing Secara Berkala

Membuat DRP saja tidak cukup. Rencana ini harus diuji secara berkala untuk memastikan bahwa semua sistem bekerja sesuai rencana, dan staf yang terlibat tahu apa yang harus dilakukan selama bencana. Disaster recovery testing memungkinkan bisnis untuk mengidentifikasi kelemahan dalam rencana dan melakukan perbaikan sebelum bencana yang sebenarnya terjadi.

Berikut adalah beberapa jenis pengujian disaster recovery yang dapat dilakukan:

  • Simulation Testing: Dalam jenis pengujian ini, tim IT akan melakukan simulasi bencana dan memeriksa bagaimana sistem bereaksi terhadap skenario tersebut. Ini bisa berupa simulasi kegagalan server, serangan siber, atau pemadaman listrik. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa sistem pemulihan bekerja dengan baik dan bahwa staf tahu bagaimana menangani situasi darurat.
  • Tabletop Testing: Pengujian ini melibatkan diskusi simulasi di atas meja di mana tim akan membahas skenario bencana dan langkah-langkah yang harus diambil. Ini adalah cara yang lebih sederhana untuk memvalidasi DRP tanpa benar-benar melibatkan sistem IT.
  • Full Interruption Testing: Ini adalah pengujian paling komprehensif, di mana sistem produksi benar-benar dihentikan untuk melihat apakah DRP dapat berhasil memulihkan operasional. Meski berisiko, pengujian ini adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa DRP dapat bekerja dalam skenario nyata.

Melakukan pengujian secara berkala juga memungkinkan bisnis untuk tetap up-to-date dengan perkembangan teknologi dan risiko baru yang mungkin muncul. Dengan demikian, DRP akan selalu relevan dan siap diimplementasikan kapan saja.

Disaster recovery adalah elemen yang sangat penting bagi kelangsungan bisnis e-commerce. Dengan memiliki DRP yang baik, bisnis dapat melindungi diri dari risiko downtime, kehilangan data, dan kerugian finansial yang besar. Integrasi infrastruktur ke cloud, penunjukan PIC IT yang bertanggung jawab, serta pengujian disaster recovery secara berkala adalah beberapa langkah kunci yang harus diambil oleh setiap bisnis e-commerce.

Jika bisnis Anda belum memiliki rencana disaster recovery yang kuat atau membutuhkan solusi yang lebih efisien, Zettagrid Indonesia menyediakan solusi Disaster Recovery as a Service (DRaaS) yang handal dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Dengan layanan Disaster Recovery Zettagrid Indonesia, Anda dapat memastikan bahwa bisnis e-commerce Anda siap menghadapi segala bentuk bencana dengan infrastruktur cloud yang aman dan cepat dipulihkan. Tidak hanya itu, Zettagrid juga menawarkan konsultasi gratis untuk membantu Anda merancang strategi disaster recovery yang tepat bagi bisnis Anda.

Jangan biarkan bisnis Anda terancam oleh risiko downtime yang tidak terduga. Segera hubungi Zettagrid Indonesia untuk mendapatkan solusi terbaik dalam menjaga keberlanjutan operasional bisnis Anda! Hubungi kami di sales@zettagrid.id atau di 0811283878.

Serangan Ransomware “Tidak Bisa Dicegah”, Ini Jurus Jitu Zerto Jaga Keamanan Data Perusahaan

Storage Technology Architect dari HPE Indonesia representing Zerto, Lisa Permatasari mengatakan, pihaknya memiliki jurus jitu dalam menjaga keamanan data perusahaan.

Baru-baru ini, publik Indonesia dihebohkan dengan serangan ransomware ke Pusat Data Nasional (PDN) yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia. Serangan ransomware Lockbit 3.0 ke Pusat Data Nasional (PDN) memberikan dampak yaitu terganggunya sejumlah layanan publik selama beberapa hari terakhir.

Dalam lanskap digital saat ini, serangan ransomware menjadi semakin canggih dan sering terjadi serta tidak bisa dicegah. Perlunya memastikan perusahaan yang siap selalu dalam merespons secara efektif serangan ransomware sangatlah penting.

Lisa mengatakan bahwa solusi Zerto dapat membantu perusahaan agar pulih dengan cepat dari serangan ransomware dan meminimalkan down time.

Lisa menambahkan, ada beberapa Langkah yang efektif dalam menangani serangan ransomware. Yang pertama, bagaimana melakukan recover dengan cepat. Karena untuk serangan ransomware ini biasanya harus meminimalisir data loss dan juga down time. Sehingga jika perusahaan melakukan recover dengan cepat, berarti perusahaan bisa melanjutkan kembali bisnis yang tadinya berhenti karena adanya serangan ransomware, dikembalikan lagi keadaannya seperti sebelum adanya serangan ransomware. Yang kedua, kalau pun ada data loss, kalau bisa data-lossnya seminimal mungkin.

Ada beberapa keuntungan untuk perusahaan yang menggunakan Zerto jika terkena serangan ransomware. Perusahaan yang menggunakan Zerto dapat melakukan recover dengan cepat. Zerto bisa melakukan rewind kondisi workload perusahaan atau yang terkena serangan tersebut dengan sangat cepat, dengan data loss yang sangat minim.

“Karena Zerto bisa menciptakan recovery point (RPO) setiap 5 hingga 15 detik. Sehingga dengan begitu data lossnya hanya sekitar 5 sampai 15 detik saja. Serta untuk recovery time akan sangat cepat sehingga kita bisa kembali melanjutkan bisnis perusahaan kita jika terkena serangan enkripsi massal.” Jelasnya.

Selain itu, Zerto juga bekerjasama dengan Zettagrid Indonesia dalam memasarkan solusi backup dan disaster recovery data. Aditya Irawan selaku Lead Product Architect PT Arupa Cloud Nusantara, mengatakan bahwa tidak hanya menyediakan lisensi, Arupa melalui Zettagrid Indonesia sebagai Cloud Service Provider (CSP) sudah mengoperasikan Zerto sejak 2018 dengan branding SecondSite DRaaS by Zerto.

“Engineers kami memiliki pengalaman membantu organisasi melakukan implementasi Zerto, mengoperasikannya, melakukan disaster recovery drill (DR Drill) dan merawatnya sesuai dengan best practice dari Zerto. Sampai saat ini, kami mengelola perlindungan lebih dari 100 VM menggunakan Zerto.” Pungkas Adit.

(Arikel ini dibuat oleh Muhammad Fairuz Satria Ananda – Senior Marketing Communication Arupa Cloud Nusantara)

Ancaman Ransomware terhadap Pusat Data: Dampak, Langkah Pencegahan, dan Strategi Pemulihan

Ilustrasi Ransomware di Pusat Data

Apa Itu Ransomware?

Ransomware adalah jenis perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk mengunci atau mengenkripsi data pada komputer atau jaringan korban, sehingga data tersebut tidak dapat diakses. Penjahat siber kemudian meminta tebusan sebagai syarat untuk memulihkan akses data tersebut. Sejak kemunculannya, ransomware telah menjadi salah satu ancaman paling menakutkan di dunia siber. Dengan berbagai varian seperti CryptoLocker, WannaCry, Petya, LockBit, Maze, dan Ryuk, ransomware telah menyebabkan kerugian biliaran dolar secara global. Setiap varian ransomware ini memiliki modus operandi yang berbeda-beda, tetapi tujuannya tetap sama: mengunci data korban dan memaksa mereka untuk membayar tebusan yang seringkali mencapai jumlah yang sangat besar dalam bentuk cryptocurrency.

Cara Kerja Ransomware

Cara kerja ransomware adalah dengan menyebar melalui beberapa metode, termasuk email phishing, unduhan berbahaya, dan kerentanan perangkat lunak. Setelah masuk ke dalam sistem, ransomware mulai mengenkripsi file penting menggunakan algoritma enkripsi yang kuat. Setelah proses enkripsi selesai, korban akan menerima pesan yang berisi instruksi pembayaran tebusan, sering kali dalam bentuk cryptocurrency seperti Bitcoin, yang sulit dilacak. Taktik intimidasi digunakan untuk menekan korban agar segera membayar tebusan sebelum batas waktu tertentu.

Waspadai Peretasan pada Pusat Data

Pusat data adalah fasilitas yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan mendistribusikan data dan aplikasi. Pusat data menjadi target utama karena mereka menyimpan informasi yang sangat berharga, termasuk data pelanggan, informasi keuangan, dan aplikasi penting bisnis. Serangan ransomware yang menargetkan pusat data besar dapat mengakibatkan gangguan besar dan permintaan tebusan dalam jumlah besar.

Dampak Serangan Ransomware pada Server

Serangan ransomware dapat menyebabkan kerusakan besar pada server dan infrastruktur TI. Data yang terenkripsi dapat mengganggu operasi bisnis, menyebabkan server downtime yang signifikan, dan mengakibatkan hilangnya pendapatan. Selain itu, biaya untuk memulihkan data dan memperbaiki kerusakan bisa sangat besar. Reputasi perusahaan juga bisa terancam, terutama jika data pelanggan atau informasi sensitif lainnya dicuri atau tidak dapat dipulihkan.

Langkah Pencegahan dan Perlindungan dari Ransomware

Melindungi organisasi dari serangan ransomware memerlukan pendekatan berlapis yang mencakup teknologi, proses, dan kesadaran karyawan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan melindungi dari serangan ransomware:

1. Meningkatkan Keamanan Siber

  • Firewall dan Anti-ransomware: Menggunakan firewall yang kuat dan perangkat lunak anti-ransomware yang up-to-date adalah langkah pertama dalam melindungi jaringan dari ancaman eksternal. Firewall dapat membantu memblokir lalu lintas berbahaya, sementara anti-ransomware dapat mendeteksi dan menghapus malware sebelum menyebabkan kerusakan.
  • Sistem Deteksi/Intrusi (IDS/IPS): IDS dan IPS dapat memantau jaringan untuk aktivitas mencurigakan dan menghentikan serangan sebelum mencapai sistem kritis. IDS mendeteksi potensi ancaman, sementara IPS mengambil tindakan untuk memblokir atau menanggapi ancaman tersebut.
  • Pembaruan Perangkat Lunak: Selalu memperbarui perangkat lunak dan sistem operasi dengan patch keamanan terbaru untuk menutup kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh penjahat siber.
  • Penggunaan Multi-Factor Authentication (MFA): MFA menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan mengharuskan pengguna untuk memverifikasi identitas mereka melalui beberapa metode, seperti kata sandi dan kode yang dikirim ke perangkat mobile.

2. Backup Data Secara Rutin

  • Strategi Backup 3-2-1: Mengikuti strategi backup 3-2-1, yaitu memiliki tiga salinan data, disimpan di dua media yang berbeda, dan satu salinan offsite. Ini memastikan bahwa data tetap tersedia meskipun terjadi serangan ransomware.
  • Cloud Backup Data: Backup data ke cloud adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan data dapat dipulihkan setelah serangan ransomware. Layanan cloud biasanya memiliki infrastruktur keamanan yang lebih baik dan menyediakan otomatisasi untuk backup data secara rutin. Cloud backup juga memungkinkan akses data dari lokasi yang berbeda, mempercepat proses pemulihan.
  • Disaster Recovery Plan: Selain melakukan backup rutin, penting untuk memiliki rencana pemulihan bencana (disaster recovery plan) yang terintegrasi. Rencana ini mencakup prosedur untuk memulihkan sistem dan data setelah terjadi insiden besar seperti serangan ransomware atau kegagalan perangkat keras. Disaster recovery plan harus diuji secara berkala untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat.

3. Edukasi dan Pelatihan Karyawan

  • Kesadaran Phishing: Mengadakan pelatihan reguler untuk karyawan tentang bagaimana mengidentifikasi dan menghindari email phishing yang sering digunakan untuk menyebarkan ransomware.
  • Simulasi Serangan: Melakukan simulasi serangan siber untuk menguji kesiapsiagaan karyawan dan sistem keamanan. Ini membantu mengidentifikasi kelemahan dan memperbaikinya sebelum terjadi serangan nyata.
  • Kebijakan Keamanan: Menerapkan kebijakan keamanan yang ketat, termasuk penggunaan kata sandi yang kuat, kebijakan akses berbasis peran, dan protokol keamanan untuk mengakses data sensitif.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, organisasi dapat mengurangi risiko terkena serangan ransomware dan memastikan bahwa data serta sistem mereka tetap aman. Pencegahan yang proaktif adalah kunci untuk melindungi aset digital dan menjaga kelangsungan operasional bisnis.

Tindakan yang Harus Dilakukan Jika Terkena Ransomware

Tindakan yang harus dilakukan jika terkena serangan ransomware sangat krusial untuk meminimalkan kerugian dan memulihkan operasional dengan cepat. Berikut ini adalah langkah-langkah yang sebaiknya diambil:

  1. Isolasi Sistem yang Terinfeksi: Setelah terdeteksi adanya serangan ransomware, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengisolasi sistem yang terinfeksi dari jaringan. Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari ransomware ke perangkat lain dalam jaringan, sehingga mengurangi dampak yang bisa lebih besar lagi.
  2. Hentikan Semua Proses yang Tidak Diperlukan: Setelah isolasi, hentikan semua proses atau layanan yang tidak diperlukan untuk meminimalkan aktivitas ransomware. Hal ini bisa dilakukan dengan mematikan komputer atau server terinfeksi, meskipun keputusan ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan data yang lebih besar.
  3. Evaluasi dan Identifikasi Jenis Ransomware: Cobalah untuk mengidentifikasi jenis ransomware yang menyerang. Beberapa ransomware memiliki alat dekripsi yang tersedia secara gratis, yang dapat membantu dalam memulihkan data jika jenis dan varian ransomware tertentu dapat diidentifikasi.
  4. Buat Cadangan dari Sistem yang Tidak Terinfeksi: Jika memungkinkan, buat salinan cadangan dari data yang tidak terinfeksi. Cadangan ini dapat membantu memulihkan sistem dengan lebih cepat dan meminimalkan kerugian data yang hilang.
  5. Jangan Membayar Tebusan: Meskipun tekanan untuk membayar tebusan mungkin besar, penting untuk diingat bahwa tidak ada jaminan bahwa data akan dikembalikan setelah pembayaran. Selain itu, membayar tebusan hanya akan memperkuat model bisnis dan motivasi para penjahat siber untuk melakukan serangan lebih lanjut.
  6. Laporkan ke Pihak Berwenang: Setelah insiden, laporkan serangan ransomware ke pihak berwenang seperti lembaga penegak hukum atau agen keamanan siber. Ini tidak hanya membantu dalam investigasi lebih lanjut tetapi juga memberikan data yang berharga untuk mencegah serangan serupa di masa depan.
  7. Konsultasikan dengan Ahli Keamanan Siber: Menghubungi ahli keamanan siber atau perusahaan keamanan yang memiliki pengalaman dalam menangani serangan ransomware dapat memberikan bantuan yang diperlukan untuk mendapatkan data kembali, memperkuat sistem keamanan, dan mencegah serangan di masa depan.
  8. Evaluasi dan Pelajari dari Insiden: Setelah insiden, lakukan evaluasi menyeluruh untuk memahami bagaimana ransomware bisa masuk ke dalam sistem Anda, apa yang bisa dilakukan untuk memperkuat keamanan di masa depan, dan bagaimana proses tanggap darurat dapat ditingkatkan.

Mengambil langkah-langkah ini dengan cepat dan efektif sangat penting untuk meminimalkan dampak serangan ransomware pada perusahaan Anda. Kesiapsiagaan, respons yang cepat, dan koordinasi dengan tim keamanan siber adalah kunci untuk mengatasi dan memulihkan dari serangan ransomware dengan sukses.

Tantangan Keamanan Siber Masa Depan

Ransomware terus berkembang dengan teknik-teknik baru yang lebih canggih dan sulit dideteksi. Tantangan utama dalam menjaga keamanan pusat data dan server termasuk kebutuhan untuk terus memperbarui sistem keamanan dan melatih karyawan tentang ancaman terbaru. Solusi teknologi seperti penggunaan AI dan machine learning untuk mendeteksi ancaman siber lebih awal dapat membantu dalam mitigasi risiko.

Ransomware adalah ancaman serius bagi pusat data dan server, dengan potensi kerusakan finansial dan reputasi yang signifikan. Pencegahan dan kesiapsiagaan adalah kunci untuk melindungi aset digital. Kolaborasi antara perusahaan dan ahli keamanan siber sangat penting dalam menghadapi ancaman ini. Tindakan proaktif, seperti meningkatkan keamanan siber dan edukasi karyawan, dapat membantu mengurangi risiko dan memastikan bahwa data dan sistem tetap aman dari serangan ransomware.