Posts

Cara Mencegah dari Serangan Malware

Featured Image - Cara Mencegah dari Serangan Malware

Cara Mencegah dari Serangan Malware

Istilah malware sudah tidak asing lagi bagi mereka yang berfokus di industri digital. Malware sendiri adalah singkatan dari malicious software, yang memiliki arti sebuah perangkat lunak berbahaya yang bertujuan untuk merusak atau mengeksploitasi perangkat, layanan, jaringan atau sistem komputer.

Malware dikembangkan oleh sekelompok hacker yang ingin mencuri data, mengirim spam atau mengambil alih akses kontrol atas perangkat maupun sistem komputer penggunanya. Terdapat berbagai macam jenis malware yang bisa Anda ketahui, yaitu Trojan, Worms, Ransomware, Virus, Spyware, Adware, dan Fileless Malware.

Pada dasarnya semua jenis malware memiliki cara kerja yang hampir sama, di mana mereka dapat masuk ke perangkat Anda dengan kode tertentu yang dibuat dan bisa terhubung ke perangkat lunak tersebut. Contohnya seperti ransomware, jenis ini masuk melalui perangkat yang Anda download dan install dari link ilegal.

Dan dari hal itu dapat membuka jalan masuk bagi para hacker untuk melakukan aksi mereka untuk mengeksploitasi file yang ada di perangkat Anda. Oleh sebab itu, sebagai pengguna aktif teknologi terutama bagi Anda yang beraktivitas di dunia digital penting halnya untuk memperhatikan keamanan pada jaringan maupun sistem komputer Anda.

Upaya Mencegah Serangan Malware

Virus Malware

(Source: Zirconicusso – Freepik.com)

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mencegah serangan malware pada perangkat atau pun jaringan Anda, diantaranya:

  • Pertama, hindari membuka situs yang berbahaya atau yang sumbernya mencurigakan. Karena bisa saja di situs itu terdapat banyak jebakan malware yang tidak Anda ketahui. Maka dari itu, hindari situs-situs yang tidak jelas agar malware tidak dapat masuk dengan bebas ke jaringan atau sistem komputer Anda.
  • Upaya selanjutnya yaitu rutin melakukan update pada perangkat Anda secara rutin. Dengan begitu perangkat yang rutin melakukan pembaruan dari versi lama ke baru, otomatis akan ada peningkatan keamanan yang lebih baik lagi dari versi sebelumnya. Dan ini dapat meminimalisir jaringan Anda terserang malware yang bisa sangat merugikan nantinya.
  • Menggunakan password yang rumit, hal ini tentunya dapat mencegah perangkat Anda diretas oleh Seperti yang diketahui bahwa password menjadi salah satu lapisan keamanan yang utama pada setiap perangkat.
  • Kemudian, hindari menggunakan WiFi gratis tanpa Hal ini karena wifi gratis yang ada di ruang publik mempunyai keamanan yang rentan keamanannya. Oleh karena itu, apabila Anda tidak dalam keadaan darurat untuk menggunakannya lebih baik jangan membuka akun pribadi seperti email, mobile banking dan sebagainya.
  • Upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan firewall pada perangkat Anda. Karena dengan firewall dapat melindungi perangkat Anda dari serangan infeksi Selain itu, firewall dapat memblokir malware secara akurat sehingga jika sudah terkena virus tersebut tidak akan melebar ke perangkat Anda.

Dari beberapa upaya tersebut Anda dapat menggunakan bantuan dari provider cloud yang biasanya telah menyediakan lapisan keamanan yang terjamin seperti Firewall terhadap serangan malware. Sehingga Anda tidak perlu khawatir lagi perihal keamanan atas data-data penting yang ada di dalam perangkat Anda nantinya.

Zettagrid Indonesia sebagai penyedia layanan cloud lokal dengan firewall berlapis, dapat membantu Anda. Dan layanan cloud kita telah bersertifikasi internasional yang mana keamanannya telah terjamin. Jika Anda tertarik dengan cloud zettagrid, Anda dapat mengetahui informasi lebih lengkapnya dengan menghubungi tim kami ke sales@zettagrid.id.

Veeam Mengumumkan Laporan Trend Ransomware 2022

 

Featured Image - Veeam Mengumumkan Laporan Trend Ransomware 2022

Veeam Mengumumkan Laporan Trend Ransomware 2022

Pada akhir tahun 2022 kemarin, Veeam telah menerbitkan hasil dari proyek penelitian independent terbesar yang ada di industri perlindungan data. Dari 3.393 organisasi menengah di 28 negara, dengan judul penelitian ‘The 2022 Data Protection Trends Report’.

Berdasarkan penelitian itu terdapat beberapa temuan utama yang menyatakan bahwa: hanya 24% yang tidak terkena serangan ransomware atau mungkin mereka tidak mengetahui adanya serangan tersebut. Lalu, sebanyak 16% pernah diserang ransomware sekali pada tahun 2021. Dan sebanyak 60% terkena serangan ransomware lebih dari 2 kali pada tahun 2021.

Dari mereka yang pernah terkena serangan ransomware, terdapat 47% data yang berhasil di enksripsi.  Dan dari data yang terenkripsi itu, hanya 64% yang berhasil dipulihkan. Ini bisa dibaca lagi secara matematika, di mana sederhananya menunjukkan rata-rata korban yang kehilangan sebanyak 17% data mereka per serangan.

Dalam banyak hal, proyek DPR tahunan membantu Veeam dalam memahami ke mana arah industri ini. Mulai dari apa yang dicari pelanggan selanjutnya, hingga pada akhirnya di mana Veeam harus memfokuskan inovasinya. Namun, seperti kebanyakan proyek penelitian lainnya, data yang bagus menimbulkan pertanyaan besar dan itu berarti membutuhkan penelitian lebih lanjut lagi.

Dalam hal ini, proyek berhasil melengkapi tentang penyebab, dampak, perbaikan, dan pembelajaran dari serangan ransomware. Untuk mencapai hal ini, Veeam sekali lagi mengontrak firma riset independen untuk mensurvei 1.000 organisasi yang telah diserang ransomware pada tahun 2021. Untuk mempelajari lebih lanjut, mereka mensurvei empat orang berbeda yang masing-masing memiliki tanggung jawab dan perspektif unik terkait pencegahan dan perbaikan ransomware. Berikut merupakan total orang yang berhasil Veeam survey terkait penelitiannya:

  1. 400 Keamanan profesional: Operator teknologi deteksi atau pencegahan keamanan
  2. Cyber 200 CISO atau Kksekutif TI setara lainnya: Bertanggung jawab atas kesiapan keamanan
  3. 200 Operasi TI: Terutama yang berfokus pada pengiriman sistem TI produksi
  4. 200 Administrator pencadangan: Operator mekanisme pencadangan dan pemulihan

Dan berikut merupakan laporan temuan yang berhasil Veeam dapatkan dalam penelitiannya tersebut.

  • Titik Masuk dan Tujuan dari Ransomware

Perlu diketahui bahwa ransomware sama seperti virus lainnya, di mana dapat menembus petahanan dan memfokuskan serangan pada titik tertentu. Menurut survei dari 44% responden bahwa titik masuk paling umum untuk ransomware adalah orang-orang yang mengklik tautan berbahaya. Serta karena mengunjungi situs web yang tidak aman, dan terlibat dengan email phising.

Setelah terjadinya pelanggaran itu, 80% serangan ransomware mencari arus utama dengan kerentanan yang telah diketahui. Enkripsi yang paling umum terjadi ada pada platform kantor jarak jauh sebanyak 49%, sebanyak 48% terdapat di server data center, dan 46% terdapat pada instansi server yang dihosting di cloud.

  • Efektifitas Serangan

Saat data telah berada di tangan hacker atau peretas, biasanya sebuah perusahaan dapat memulihkan lingkungan yang terserang itu dengan cadangan. Namun, adanya failback ini juga menjadi tantang bagi peretas tersebut untuk dapat menghancurkan repository cadangan data yang korban mereka miliki.

Berdasarkan hasil survei veeam menyatakan bahwa terdapat 38% repository yang terkena dampak, dan sebanyak 30% repository yang terpengaruh karena serangan dari hacker tersebut. Bahkan peretas tidak hanya menahan tebusan data melalui enkripsi, tetapi juga memblokir kemampuan korbannya untuk dapat memulihkan data dari backup atau cadangan.

Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan untuk korban membayar uang tebusan mereka. Dari hasil survei menyatakan bahwa terdapat 52% korban yang membayar uang tebusan dan berhasil memulihkan data mereka. 24% korban membayar uang tebusan tetapi data mereka tidak dapat dipulihkan. Dan sebayak 19% korban tidak membayar uang tebusan, namun berhasil memulihkan data mereka.

  • Melindungi Backup

Berdasarkan laporan penelitian ransomware 20222 yang Veeam terbitkan, dalam mencegah hacker yang berada di atas angin ketika mereka dapat memengaruhi backup, banyak organisasi atau perusahaan menggunakan repository backup yang tidak dapat diubah atau air-gabbed backup. Dan backup yang tidak dapat diubah ini untuk dapat memastikan pemulihan yang memungkinkan nantinya.

Kesimpulan

Ransomware terus menjadi ancaman utama, mempengaruhi semua jenis organisasi. Dan dengan membagikan statistik ini, kami berharap orang-orang akan melihat ancaman umum dan betapa pentingnya memiliki perlindungan yang andal dan rencana cadangan.

Masih ada lebih banyak informasi untuk Anda pahami. Jika tertarik untuk membaca Laporan Trend Ransomware selama 2022 secara lebih lengkap, Anda dapat langsung menggunjungi situs web resmi dari Veeam.

Zettagrid Indonesia sebagai salah satu partners dari Veeam, dapat memberikan penawaran yang perusahaan Anda butuhkan dalam melindungi data. Di mana backup dari Veeam sudah banyak konsumen kita yang menggunakannya untuk keamanan data perusahaan mereka. Jika Anda berniat untuk menggunakan solusi backup dari Zettagrid Indonesia, Anda dapat melakukan konsultasi langsung dengan tim kami melalui sales@zettagrid.id atau hubungi ke sini.

Artikel ini merupakan kurasi dari situs web Veeam dengan blog yang berjudul “Announcing the 2022 Ransomware Trends Report” dengan penulis Jason Buffington dan Dave Russell, yang diterbitkan pada tanggal 15 November 2022.

ACOBA Sebagai Penyimpanan Offsite Untuk Backup Rekaman CCTV – IISMEX 2022

Featured Image - ACOBA sebagai penyimpanan offsite - IISMEX 2022

ACOBA Sebagai Penyimpanan Offsite yang Membantu Backup Rekaman CCTV – IISMEX 2022

Event IISMEX 2022 yang berlangsung pada tanggal 05 – 07 Oktober 2022 minggu lalu, ACOBA Indonesia ikut berpartisipasi memeriahkan dalam acara tersebut. Acara yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait solusi dalam menumbuhkan konsep kota cerdas di seluruh Indonesia.

Addtional Image - Bapak Tito Karnavian selaku Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Indonesia International Smart City 2022 Expo & Forum (IISMEX) yang berlangsung di JCC, Senayan Jakarta ini dihadiri pula oleh Bapak Muhammad Tito Karnavian, selaku Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Beliau sendiri yang langsung membuka event ini secara resmi pada opening ceremony di tanggal 05 Oktober 2022. Selain itu, beliau juga berkesempatan melakukan kunjungan ke beberapa booth para peserta pameran di IISMEX 2022.

Dalam acara ini, IISMEX 2022 menampilkan beragam inovasi yang mendukung kebutuhan Smart City, mulai dari bidang teknologi, manufaktur, transportasi, keamanan, human resource, dan lain sebagainya. Di mana ini sesuai dengan harapan dari Kemenderagri sendiri yaitu menjadi titik balik untuk mengoptimalkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pengelolaan kota dalam mewujudkan layanan yang efektif dan efisien. Maka dari itu, Acoba Indonesia yang merupakan salah satu inovasi untuk memenuhi kebutuhan di bidang keamanan rekaman CCTV bagi bisnis ikut memeriahkan event ini.

Kenny Kurniadi selaku Business Development ACOBA Indonesia juga memberikan insight terkait keamanan rekaman CCTV, dalam kegiatan Technical Product Presentation Stage di hari Jum’at, 07 Oktober 2022. Seperti yang diketahui bahwa masih banyak pelaku industri yang menggunakan penyimpanan fisik seperti harddisk pada rekaman CCTV mereka. Meski begitu, menyimpanan salinan data rekaman tidak cukup hanya menggunakan penyimpanan on site saja. “Untuk melakukan backup kita tidak hanya membutuhkan satu penyimpanan fisik saja. Selain karena resiko yang ada lebih tinggi, kapasitas pada penyimpanannya pun terbatas’’ jelas Kenny dalam technical product presentation.

Oleh karena itu, ACOBA Indonesia hadir membantu memenuhi kebutuhan dalam semua permasalahan backup rekaman CCTV. Di mana dengan penyimpanan offsite seperti ACOBA, Anda dapat memiliki kapasitas penyimpanan rekaman yang lebih besar, dan lebih aman dari berbagai resiko fisik yang dapat mengancam rekaman CCTV di DVR atau NVR. Pelanggan hanya perlu berlangganan ACOBA agar rekaman CCTV dapat terekam secara offsite dengan aman dan bebas maintenance tanpa perlu menghabiskan budget secara berkala.

Backup Data Secara Berkala, Apa Perlu?

Backup Data, Apa Perlu?

Mengapa Perlu Dilakukan Backup Data Secara Berkala

 

Untuk bisa mempertahankan sebuah data agar tidak hilang atau lupa menyimpannya, banyak orang melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan cara menyimpannya di berbagai tempat tanpa mempedulikan keamanannya. Selain itu, kehilangan data juga bisa terjadi karena bermacam sebab, seperti karena virus, kerusakan hardware, dan lain sebagainya.

Salah satu perkembangan teknologi yang kini sudah mulai mengambil alih fungsi Harddisk atau Flashdisk sebagai tempat penyimpanan data adalah layanan cloud computing. Di mana salah satu fungsi dalam layanan cloud ini, kita dapat melakukan penyimpanan data, dan juga bisa membackup data tanpa perlu menghabiskan banyak perangkat hardware.

Ini menjadikannya tempat penyimpanan data yang lebih fleksibel, efisien, dan terjamin keamanannya saat terserang virus seperti Malware. Selain itu, dengan layanan cloud kita dapat menyimpan data berdasarkan harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan yang bisa digunakan kembali jika dibutuhkan.

Maka dari itu, kita perlu melakukan backup data agar dapat menghindari kehilangan data, serta dapat memanfaatkan data itu sebagai penunjang data lain ke depannya. Istilah dari backup itu sendiri merupakan tindakan menyalin data atau file dari satu perangkat ke media penyimpanan lain, seperti Hard Disk eksternal, USB Flashdisk, maupun sistem penyimpanan cloud.

Sementara, istilah dari cloud backup adalah layanan yang memindahkan salinan data atau file dan menyimpannya di sebuah server yang terjamin keamanannya, yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehilangan data. Cloud Backup ini dapat digunakan untuk membackup file dari media penyimpanan fisik seperti hard disk dan flashdisk, dan secara virtual, dari penyimpanan cloud ke penyimpanan cloud lainnya.

Backup berbasis cloud menjadi opsi yang bagus terutama untuk perusahaan yang sedang berkembang, yang mana kapasitas penyimpanan data mereka akan terus bertambah.

Oleh sebab itu, sekarang sudah banyak perusahaan yang telah menggunakan layanan cloud computing untuk memaksimalkan penyimpanan data mereka. Dan dengan mudah mereka untuk melakukan backup data perusahaan yang ada secara berkala.

Berikut ini manfaat jika kita melakukan cloud backup data secara berkala:

  • Meminimalisir kerugian apabila terjadi hal-hal yang tidak terduga. Seperti terjadinya kerusakan pada sistem IT komputer saat terjadi bencana, atau serangan virus lainnya.
  • Pemulihan data yang lebih reliabel, sehingga data yang sempat rusak atau hilang kapan saja bisa kembali pulih dengan mudah. Apabila kita melakukan backup secara berkala, maka ketika terjadi insiden terhadap file kita, semua itu dapat dengan mudah dipulihkan.
  • Keamanan yang terjamin, berkat hadirnya sistem keamanan dari cloud backup seperti autentikasi maupun enkripsi data dalam menjaga pertahanan keamanan data milik kita dari hacker.
  • Biaya yang lebih fleksibel, karena layanan cloud menggunakan sistem pembayaran pay as you go. Di mana kita hanya membayar sebanyak kapasitas yang kita gunakan. Serta saat penggunaan bertambah kita dapat dengan mudah memperbarui paket sesuai kapasitas yang diinginkan.
  • Pencadangan data yang bisa dilakukan kapan saja, sehingga kita tidak perlu menghabiskan waktu dalam melakukan backup data. Karena dengan layanan cloud, pencadangan dilakukan melalui jaringan internet, di mana kita dapat mengatur sync sesuai yang diinginkan.

Dari manfaat melakukan cloud backup secara berkala yang akan kita rasakan itu, tentunya perlu kita lakukan secara tepat dan konsisten. Dengan melakukan backup data berbasis cloud, bisa membuat kita bebas dari kekhawatiran karena telah memberikan perlindungan data dari ancaman apapun.

Mengingat pentingnya data bagi sebuah bisnis, sebagai provider cloud lokal yang menyediakan layanan cloud backup, Zettagrid Indonesia dapat membantu Anda menyelesaikan masalah tersebut. Veeam Backup salah satu layanan cloud yang terjamin kualitasnya, di mana sudah banyak para konsumen Zettagrid rasakan sendiri manfaatnya. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait cloud, Anda dapat menghubungi langsung ke tim kami melalui sales@zettagrid.id.

Disaster Recovery using Veeam Solutions

Disaster Recovery using Veeam Solutions

Maintaining the availability of a business is one of the critical factors that most companies should pay attention. If the business process suddenly stopped, even just for a few seconds, we can’t imagine how many data transactions will be impacted.

To prevent this from happening, we need to maximize the availability of our business, one of which is by implementing a Disaster Recovery solution.

What is a Disaster Recovery? How does Disaster Recovery work? What kind of Disaster Recovery solution that’s suitable for my business? Check out the full explanation in the webinar “Disaster Recovery using Veeam Solutions“, which will feature Teddi Suryadi, as a Cloud Consultant in Zettagrid Indonesia.

Event Details:

Day: Wednesday, 15 June 2022

Time: 2.00–4.00 PM

Link to register:

LIVE from Zoom.

Reserve your slot and get a chance to win FREE Shopping Vouchers, special promos, and get an e-certificate.

Ini Alasan Mengapa Bisnis Harus Menjadwalkan Backup Data

harus backup data

Ini Alasan Mengapa Bisnis Harus Menjadwalkan Backup Data

Pernah membayangkan, bagaimana jadinya jika manajemen kehilangan data bisnis? Nah, pastinya manajemen tidak hanya dilanda kepanikan, tapi juga kekhawatiran akan tantangan kelangsungan bisnis kedepan. Apa jadinya jika kelangsungan bisnis tidak disertai dengan sistem dan data penunjang operasional bisnis? Tentu bisnis tidak hanya mengalami downtime, tetapi juga kerugian. Oleh karenanya, Anda harus memiliki rencana maupun strategi agar data perusahaan Anda aman. Sebab, bisa saja faktor-faktor eksternal seperti di bawah dialami oleh bisnis Anda:

  1. Bencana alam, kita tidak akan pernah tahu seberapa besar bencana yang akan terjadi seperti banjir, gempa bumi, kebakaran dan lain sebagainya. Siapa yang menjamin perangkat server dan storage Anda tetap aman
  2. Malware, Anda pasti mengetahui malware yang baru-baru ini menghantui dunia teknologi yaitu ransomware wanna cry. Bayangkan, jika system Anda terinfeksi oleh malware satu ini ataupun malware lainnya, tentu saja anda tidak dapat mengakses data bisnis Anda. Sehingga, Anda bisa bayangkan berapa banyak kerugian yang akan dialami oleh bisnis.
  3. Human Error, sebagaimana yang telah kita pahami dengan baik bahwa kita hanyalah manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan. Meskipun sudah teliti dan berhati-hati, namun human error tidak bisa ditiadakan. Risiko masih tetap ada walaupun kecil.
  4. Kerusakan data, banyak faktor-faktor lainnya yang mungkin terjadi dan menyebabkan data rusak seperti kehilangan data atau lonjakan listrik, ruang perangkat yang terlalu panas atau terlalu dingin, bug perangkat lunak aplikasi maupun system operasi, dan lain sebagainya

Jadi, bagaimana strateginya?

 

Strategi yang Anda perlukan adalah dengan melakukan backup secara rutin dan terjadwal, sehingga Anda akan lebih tenang apabila terjadi hal-hal tidak terduga. Hilangnya data bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, karena bencana alam tidak membutuhkan persetujuan Anda untuk terjadi. Oleh karena itu konsistensi data backup sangat diharuskan. Jika bencana terjadi dan data backup terakhir anda adalah dua bulan yang lalu, maka tentu perusahaan Anda akan kesulitan untuk memulihkan data.

Strategi berikutnya adalah dengan memilih tools ataupun software backup yang mempunyai kemampuan untuk melakukan backup rutin dan terjadwal. Veeam Backup and replication adalah solusi backup yang tepat untuk hal ini. Selain bisa mengatur backup secara rutin dan terjadwal, tools ini juga menghadirkan kemudahan dalam mengelola jadwal backup sesuai dengan apa yang perusahaan Anda inginkan.

Mengatur jadwal backup

harus backup data

 

Pada langkah Schedule, tentukan jadwal backup sesuai dengan apa yang Anda inginkan.

  1. Pilih dan centang Run the job automatically, jika ini tidak di centang, maka Anda harus mengatur jadwal backup data secara manual.
  2. Menentukan pengaturan backup:
  • Untuk melakukan backup setiap hari, setiap hari kerja saja, atau pada waktu-waktu tertentu, pilih Daily at this time. Klik pada area sebelah kanan untuk mengatur jadwalnya.
  • Untuk menjalankan pekerjaan backup sekali sebulan pada hari tertentu, pilih Monthly at this time. Klik pada area sebelah kanan untuk mengatur jadwalnya.
  • Untuk melakukan backup secara periodik dengan interval waktu yang telah ditentukan, pilih Periodically every. Pada bagian sebelah kanan, pilih unit waktunya: Hours or Minutes.
  • Untuk pekerjaan backup berantai pilih After this job, umumnya pekerjaan backup akan dimulai setelah backup lainnya selesai. Ketika pekerjaan A selesai, maka pekerjaan B dimulai dan begitu seterusnya.
  1. Pada Automatic retry, pilih Retry failed items processing untuk menentukan berapa kali backup yang akan diulang secara otomatis jika proses backupnya gagal. Sedangkan Wait before each retry attempt for merupakan jarak waktu untuk pengulangan proses backup yang gagal.
  2. Pada Backup window, centang Terminate job if it exceeds allowed backup window kemudian klik Pada layar Time Periods, tentukan waktu yang diperbolehkan untuk menjalankan backup. Jika proses backup melewati waktu yang diperbolehkan, maka backup akan dihentikan secara otomatis.

Itulah beberapa langkah yang bisa Anda ikuti dalam menjadwalkan backup menggunakan Veeam Backup. Mudah, bukan?

Mari jadwalkan backup Anda segera, untuk amankan data dari risiko kehilangan yang tidak terduga. Bila Anda memiliki pertanyaan seputar Veeam Backup atau solusi cloud lainnya, Anda dapat menghubungi kami di sales@zettagrid.id atau klik di sini.

 

Apakah Firewall Saja Cukup Melindungi Anda Dari Kehilangan Data?

Firewall backup

Apakah Firewall Saja Cukup Melindungi Anda Dari Kehilangan Data?

Sistem firewall dan sistem backup dalam teknologi informasi adalah dua komponen terpisah tetapi memiliki kaitan yang erat. Firewall secara umum adalah sebuah perangkat (baik hardware ataupun software) yang memiliki fungsi untuk mengatur, mengontrol, dan juga mengawasi arus  keluar-masuk paket data pada sistem jaringan atau sistem operasi. Firewall dirancang untuk mencegah akses yang tidak diinginkan dari luar atau ke dalam suatu jaringan internal.

Sementara backup adalah proses membuat data cadangan dengan cara menyalin atau membuat arsip data komputer sehingga data tersebut dapat digunakan kembali apabila terjadi kerusakan atau kehilangan. Tujuan utama dari proses backup adalah untuk mengembalikan data pada satu kondisi di point in time atau titik tertentu di masa lalu ketika data tersebut hilang. baik karena terhapus atau karena rusak.

Sistem firewall biasanya digunakan sebagai metode pencegahan atau preventif sementara backup bersifat represif.  Berikut adalah beberapa fungsi firewall , diantaranya :

  • Firewall berfungsi untuk mengatur dan mencatat lalu lintas jaringan/operating system
  • Firewall berfungsi untuk menjaga kemanan jaringan internal
  • Firewall dapat digunakan untuk memblokir lalu lintas yang tidak aman
  • Firewall sebagai pos atau kontrol pengawas arus paket data
  • Firewall dapat digunakan untuk mengatur autentifikasi akses data
  • Firewall dapat digunakan untuk memblokir program jahat yang bisa menginfeksi komputer
  • Firewall sebagai tameng atau dinding untuk menghindari peretasan dan pembobolan data dan juga melindungi informasi pribadi dari pengguna tidak sah.

Backup

Bagi Tim IT infrastructure dalam mengoptimalkan security awareness perusahaan, selain dengan menggunakan sistem firewall biasanya mereka juga melengkapinya dengan sistem backup. Beberapa alasan backup ini dibutuhkan walaupun sudah mengganakan sistem firewall:

  • Sistem firewall bertujuan untuk melindungi jalur akses dari dalam maupun luar sistem tetap aman sementara backup bertujuan melindungi data dari virus atau malware.
  • Sistem backup dapat digunakan sebagai data cadangan ketika adanya kegagalan perangkat
  • Sistem backup dapat digunakan sebagai data cadangan ketika adanya human error seperti penghapusan data yang tidak disengaja
  • Sistem backup dapat digunakan sebagai data cadangan ketika sistem firewall sudah terbobol dan terjadi kehilangan atau kerusakan pada data utama
  • Bagi perusahaan tertentu, sistem backup diwajibkan atau dibutuhkan dalam rangka memenuhi regulasi institusi

Salah satu client kami di bidang retail contohnya, mereka sudah menggunakan firewall baik level infrastructure dan level operating sistem, selain itu mereka juga  sudah mengaktifkan firewall dengan spesifik whitelist source IP untuk menjamin sisi keamaan data dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Seiring berkembangnya malicious software atau  malware serta banyaknya celah keamaan suatu sistem atau aplikasi yang perlu diperhatikan, salah satu server aplikasi client A berhasil terinfeksi oleh malware terbaru. Data yang terdapat pada server mengalami kerusakan atau corrupt. Namun karena client tersebut sudah prepare dengan sistem backup dan menjalankan proses backup secara berkala, akhirnya data yang rusak dapat kembali di pulihkan dan tidak menyebabkan kehilangan data secara permanen.

Zettagrid Indonesia sebagai cloud provider di Indonesia, selain menyediakan infrastructure as a service (IaaS) juga menyediakan Backup as a service (Baas) layanan yang kami tawarkan diantaranya adalah Cloud Connect Backup  dengan teknologi dari Veeam yang dapat juga Anda gunakan sebagai solusi backup pada server on premise Anda serta VDC Backup dan Image Archive untuk server yang Anda gunakan di cloud Zettagrid. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan Backup silahkan menghubungi kami disini atau melalui email ke sales@zettagrid.id.

Mengapa Backup Data NAS Lebih Baik di Cloud?

backup data NAS

Mengapa Backup Data NAS Lebih Baik di Cloud?

Menjaga data agar tetap aman bukan hal yang mudah bagi beberapa perusahaan. Terkadang, ancaman kehilangan dapat terjadi dan risiko pun tidak dapat terhindari. Akibatnya, penyimpanan dalam jumlah lebih sering kali disiapkan oleh perusahaan untuk memenuhi kapasitas data yang kian meningkat. Salah satunya dengan memanfaatkan Network Attached Storage (NAS).

Seperti dilansir pada artikel sebelumnya, penggunaan NAS sudah tidak lagi asing di mata perusahaan, baik Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun perusahaan besar. Selain dimanfaatkan untuk menyimpan dan melakukan backup file, NAS juga dapat dialih fungsikan untuk banyak hal, misalnya sebagai file server, virtualisasi, web-server, video surveillance, sinkronisasi data, dan banyak lagi.

Karena banyaknya fungsi dan pemanfaatan NAS tersebut, banyak pelaku usaha tidak hanya memanfaatkan satu NAS saja. Satu hardisk hingga NAS lebih pun diinvestasikan untuk memenuhi kapasitas pertumbuhan datanya. Padahal jika Anda pikirkan, hal ini tentu lebih tidak efisien dan ancaman kehilangan data seperti kerusakan sistem, human error, serangan siber, hingga pencurian hardisk atau NAS, masih tidak terlepas dari penggunaan tersebut.

Lantas, apa solusi yang tepat untuk lindungi data di NAS?

Cloud untuk Lindungi Data di NAS

Memanfaatkan solusi Cloud Backup bisa menjadi pilihan bagi perusahaan yang ingin melindungi datanya di NAS. Dengan menyalin data di lokasi off-site, perusahaan pun tidak perlu lagi khawatir akan risiko yang mungkin terjadi ketika data hilang.

Memiliki kemampuan mencadangkan data yang bisa dijadwalkan baik per-hari, per-minggu, hingga per-bulan, Cloud Backup dikenal sebagai solusi yang lebih fleksibel jika dibandingkan dengan solusi backup tradisional lainnya. Perusahaan juga tidak perlu lagi berinvestasi hardware untuk memenuhi pertumbuhan data, karena penyimpanan Cloud Backup dapat diskalabilitaskan sesuai dengan kapasitas data yang dimiliki oleh perusahaan.

Manfaat Cloud Backup untuk Data NAS

1. Melindungi data dari kerusakan penyimpanan fisik

Seperti yang dikatakan sebelumnya, mencadangkan data di cloud berarti Anda menyimpan salinan data di lokasi off-site. Alhasil, data yang dicadangkan tetap akan terlindungi ketika terjadi kerusakan fisik pada penyimpanan utama, NAS, atau pada sistem IT perusahaan.

2. Aman dari ancaman bencana alam

Begitu pula ketika perusahaan Anda dilanda bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan kebakaran. Meskipun sistem IT perusahaan mengalami kerusakan akibat kendala tersebut, data yang dicadangkan ke cloud tetap terlindungi tanpa terjadi kerusakan atau corruption. Bahkan, perusahaan masih bisa memulihkan datanya dari cloud untuk mengganti data yang rusak atau yang hilang.  

3. Terhindar dari ancaman Human Error

Meskipun sudah sering terjadi, namun ancaman human error seperti menghapus data secara tidak sengaja masih tidak dapat dihindari, baik di penyimpanan lokal utama atau di NAS. Akibatnya, aset data menghilang dan berbagai risiko pun dapat ditemui oleh perusahaan.

Namun, Anda tidak perlu khawatir akan ancaman ini ketika mencadangkan data ke cloud. Karena dengan cloud, data yang dicadangkan akan terlindungi dari ancaman apapun, sekalipun penghapusan data secara tidak sengaja.

4. Pengguna masih dapat mengakses data yang sudah dicadangkan lama

Mencari data yang sudah disimpan lama seperti berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun lalu memang mewalahkan. Apalagi jika data yang disimpan tertimbun dengan data lainnya, atau corrupt akibat penyimpanan data fisik mengalami kerusakan, pastinya pencarian data sudah pasti terkendala.

Berbeda halnya bila Anda memanfaatkan Cloud Backup. Dengan solusi satu ini, data yang dibackup sudah pasti terlindungi dari kerusakan hardware dan bencana. Selain itu, kapasitas penyimpanannya yang fleksibel dan bisa diskalabilitaskan memudahkan perusahaan untuk memenuhi kapasitas penyimpannya. Sehingga, data yang sudah dibackup sejak lama seperti beberapa hari, bulan, maupun tahun lalu masih dapat diakses pengguna.

5.  Alokasi anggaran lebih efisien

Bila Anda memanfaatkan penyimpanan atau solusi backup lokal seperti hardisk atau NAS, investasi hardware sudah pasti diperlukan oleh perusahaan. Terlebih, bila penyimpanan backup lokal sudah tidak lagi memenuhi kapasitas jumlah data, Capital Expenses tentu akan dikeluarkan perusahaan untuk pembelian hardware lebih seperti hardisk atau NAS. 

Berbanding terbalik jika perusahaan memanfaatkan Cloud Backup. Dengan solusi satu ini, alokasi anggaran perusahaan dapat dijalankan secara efisien mengingat perusahaan hanya perlu membayar biaya langganan cloud tanpa disertai investasi hardware apapun.

Memanfaatkan Arupa Object Storage

Cloud Backup seperti Arupa Object Storage bisa menjadi solusi untuk perusahaan yang ingin melindungi data NAS dari ancaman kehilangan. Kompatibel dengan S3 Protocol yang dapat digunakan dengan berbagai aplikasi, Arupa Object Storage dapat menjadi solusi untuk berbagai keperluan perusahaan. Salah satu contohnya ialah untuk backup data NAS.

Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud lokal Infrastructure as a Service (IaaS) berupa Virtual Data Center (VDC), Virtual Server, Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), dan lain-lain. Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai solusi cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

Integrate Your NAS Backup with The Cloud

How to Integrate NAS Backup to the Cloud

Integrate Your NAS Backup with The Cloud

Penggunaan Network Attached Storage (NAS) telah menjadi pilihan bagi banyak perusahaan seperti solusi NAS yang dikeluarkan oleh Synology dan QNAP. Namun, seiring dengan tingginya pertumbuhan  jumlah data yang disimpan dalam NAS, maka risiko kehilangan data pun semakin besar, misalnya jika terjadi kerusakan pada perangkat, kehilangan data akibat human error, virus atau malware, maupun bencana yang tak terduga. Untuk itu, anda memerlukan proteksi yang lebih baik, salah satunya dengan melakukan backup untuk NAS anda ke cloud.

Temukan caranya di webinar “Arupa Expert Talks: Integrate Your NAS Backup with The Cloud”.

Hari/Tanggal: Kamis, 16 Desember 2021

Pukul: 14.00 – 16.00 WIB

Di Zoom

Link registrasi: bit.ly/arupaexperttalks1

Narasumber: Ferriyanto Suryanto – Direktur Exalogi

Moderator: Bobby Sidharta – Project Manager Arupa Cloud Nusantara

Daftar sekarang dan dapatkan e-certificate gratis dan kesempatan untuk memenangkan shopping voucher ratusan ribu rupiah.

 

 

Backup dan Disaster Recovery, Apa Bedanya?

backup dan disaster recovery

Backup dan Disaster Recovery, Apa Bedanya?

Backup dan Disaster Recovery menjadi dua teknologi yang populer di sektor bisnis maupun institusi publik saat ini. Berkat kemampuannya untuk mecadangkan sistem dan data organisasi, risiko kehilangan data dapat diminimalisir bisnis semaksimal mungkin. Itu sebabnya, Backup dan Disaster Recovery kerap dijadikan solusi dan strategi oleh organisasi untuk melindungi kelangsungannya dari ancaman kehilangan data.

Namun demikian, kedua solusi ini memiliki cara kerja dan konsep  yang berbeda, lho, dalam memulihkan sistem dan data organisasi. Bahkan, Backup dan Disaster Recovery merupakan dua teknologi yang terpisah secara praktik dan fungsi spesifiknya. Lalu, apa sih yang membedakan keduanya? Simak selengkapnya di bawah ini:

Pengertian Backup

Di era digital seperti saat ini, backup data sudah banyak dilakukan oleh organisasi dari berbagai sektor. Dengan melakukannya secara rutin, organisasi dapat mencadangkan dan menyimpan datanya di penyimpanan data sekunder.

Secara istilah, backup merupakan kemampuan untuk menyalin atau mencadangkan data asli ke medium penyimpanan yang berbeda. Cadangan data ini sering dijadikan strategi oleh organisasi maupun individu untuk menjaga datanya dari ancaman kehilangan seperti human error, ransomware, maupun hardware failure.

Pada berbagai kasus, membackup data bisa dilakukan dengan menggunakan solusi cloud backup dari penyedia layanan cloud. Dengan menggunakan solusi ini, bisnis bisa menyalin dan menyimpan datanya di solusi off-site dengan lebih fleksibel, efisien, dan dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: Kenali 5 Keuntungan Dalam Menggunakan Cloud Backup 

Lalu, bagaimana jika sewaktu-waktu data menghilang, bisakah organisasi mendapatkan datanya kembali?

Bisnis tentu bisa mendapatkan datanya kembali, apabila rutin membackup datanya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Jadi, jika bisnis Anda memanfaatkan cloud dan telah menentukan serta mengkonfigurasikan jadwal backup baik harian, mingguan, maupun bulanan, bisnis bisa mendapatkan salinan datanya kembali ketika mengalami masalah kehilangan data.

Pengertian Disaster Recovery

Saat menjalankan bisnis, kita tidak dapat memprediksi kapan dan bagaimana suatu bencana dapat terjadi. Baik itu bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau bencana buatan seperti kebakaran. Apabila bisnis tidak siap dalam menghadapi masalah ini, tentu kelangsungan bisnis dapat terancam, mulai dari mengalami downtime, terhentinya operasional dan layanan bisnis, hingga hilangnya data.

Oleh sebab itu, solusi pemulihan data sangat diperlukan bisnis untuk menghadapi masalah ini. Salah satu teknologi yang bisa dimanfaatkan bisnis ialah Disaster Recovery.

Secara praktik, Disaster Recovery adalah sebuah konsep yang menempatkan perangkat IT, sistem, aplikasi, hingga data cadangan di data center sekunder.  Sistem ini dirancang khusus dengan tujuan agar bisnis bisa memulihkan sistem dan datanya, apabila bencana alam dan kegagalan operasional sistem dialami oleh bisnis.

Beberapa organisasi terkadang memahami Disaster Recovery secara keliru dan menganggap bahwa teknologi ini sama dengan backup. Padahal, keduanya memiliki cara kerja yang berbeda dalam memulihkan sistem dan data organisasi. Bila pada cloud backup, bisnis membackup sistem dan datanya ke cloud untuk melindungi bisnis dari kehilangan data akibat human error dan ransomware. Pada Disaster Recovery, justru bisnis menempatkan sistem, aplikasi, hingga data cadangannya di data center sekunder.

Jadi, ketika bisnis mengalami bencana alam atau downtime akibat kegagalan hardware, bisnis bisa memulihkan operasional IT-nya dengan mengaktifkan scenario failover. Dengan demikian, data center sekunder segera aktif untuk menyediakan data yang telah disalin dari data center primer kepada Anda. Di sisi lain, begitu data center sekunder aktif, yang primer pun segera melakukan pemulihan agar dapat digunakan kembali setelah bencana berhasil diatasi.

Baca juga: 5 Langkah Implementasi Disaster Recovery Saat Terjadi Bencana

Kesimpulan

Memanfaatkan cloud backup dan Disaster Recovery memang sangat diperlukan oleh bisnis untuk menjaga resource sistem dan datanya agar tetap tersedia. Namun, mengetahui kebutuhan secara spesifik juga penting untuk dilakukan bisnis untuk menentukan solusi yang tepat, mengingat Backup dan Disaster Recovery adalah dua solusi dengan sistem kerja yang berbeda.

Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud Indonesia menyediakan cloud Infrastructure as a Services (IaaS) berupa Virtual Data Center (VDC), Virtual Server, Backup as a Services (BaaS), Disaster Recovery as a Services (DRaaS), dan lainnya. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang solusi cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.