Posts

Cara Menentukan Object Storage untuk Bisnis Anda

menentukan Object Storage

Cara Menentukan Object Storage untuk Bisnis Anda

Secara bahasa, sulit untuk menentukan definisi yang tepat dari Object Storage karena konsep tersebut memiliki arti yang berbeda di dalam setiap organisasi yang menerapkannya. Dalam penjelasannya yang paling mendasar, Object Storage adalah sistem yang menempatkan data bisnis Anda yang tersimpan di dalam sebuah media yang disebut “kolam penyimpanan”. Untuk membantu Anda menentukan object storage dengan tepat, alangkah baiknya jika kita memahami apa pengertian serta manfaatnya.

Tidak seperti sistem penyimpanan lainnya, objek tidak disimpan dalam hierarki dan tidak dapat diletakkan di dalam satu sama lain. Hal ini bisa menjadi manfaat menguntungkan karena beberapa alasan, termasuk untuk mempertahankan kelangsungan bisnis.

Object Storage menawarkan cara yang sederhana untuk mengakses file kapan saja, di mana saja dari perangkat apa pun dengan memanfaatkan jasa dari penyedia layanan cloud. Dalam sistem remote working seperti sekarang, penyimpanan objek dapat menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas bagi organisasi dari semua ukuran.

Selain itu, Object Storage juga dapat secara signifikan mengurangi biaya CapEx seperti pembelian hardware dan mengefisiensikan biaya OpEx seperti listrik, lisensi software, teknisi IT, dan biaya lainnya.

Faktor-faktor yang Harus Dipahami untuk Menentukan Object Storage yang Tepat

Untuk membantu Anda dalam memilih penyedia layanan Object Storage yang dapat memberikan keuntungan dalam segi efisiensi bisnis dan mendukung solusi IT, berikut ada beberapa faktor yang patut untuk dipertimbangkan: 

1. Pastikan untuk Memilih Infrastruktur Object Storage as a Service

menentukan object storage

(Source: SvetaZi from Getty Images)

Sebagian besar penyedia Object Storage mengharuskan Anda untuk menggunakan perangkat keras yang berpemilik, meskipun dalam kenyataannya hal ini tidak selalu benar. Saat  menentukan mana layanan Object Storage terbaik, carilah layanan as-a-Service dan kompatibel dengan protokol S3 pilihan Anda. Hal ini penting untuk dilakukan demi menghilangkan kemungkinan bisnis Anda dari vendor lock in.

Tak hanya itu, arsitektur shared-nothing memungkinkan node untuk ditambahkan dengan mudah, sekaligus memudahkan Anda untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan hingga bilangan exabyte tanpa perlu melakukan pemeliharaan yang kompleks. 

2. Menyediakan Integrasi Cloud Secara Penuh

menentukan object storage

(Source: pinglabel from Getty Images)

Sebagai salah satu alat untuk mendukung solusi IT perusahaan, penting rasanya untuk berfokus pada teknologi Cloud. Cloud adalah bagian dari strategi IT perusahaan yang sedang booming saat ini dan akan terus berlanjut di masa depan.

Solusi publik, pribadi, dan multi-cloud adalah langkah pengelolaan sumber daya, pemanfaatan, dan kepuasan pelanggan yang akan difokuskan seluruhnya di departemen IT perusahaan.

Untuk memanfaatkan kekuatan data secara penuh, penyimpanan juga harus bisa bekerja dengan cepat, sekaligus menjaga agar seluruh data bisa tersedia untuk beberapa aplikasi di seluruh departemen dan beberapa tempat penyimpanan; misalnya, Cloud storage.

3. Kompatibel dengan Berbagai Protokol Penyimpanan

menentukan object storage

(Source: Henrik5000 from Getty Images Signature)

Walaupun Object Storage bisa diaplikasikan dengan layanan streaming, aplikasi medis, hingga solusi backup, ternyata masih banyak aplikasi yang secara default mengakses dan mengelola data berbasis file dan belum siap untuk dipindahkan ke protokol Object Storage.

Maka dari itu, saat mengevaluasi opsi Object Storage, carilah layanan yang kompatibel dengan protokol seperti S3 API dan Cloud Data Management Interface (CDMI). Sehingga, Anda dapat mudah menyimpan dan mengakses data dengan berbagai aplikasi selama didukung aplikasi S3.

4. Tim Support yang siap sedia membantu kapanpun

(Source: MagoStar_Studio from Getty Images)

Terkadang, memang kendala sistem terjadi secara tiba-tiba, dan hal ini tidak bisa dengan mudah untuk dihindari. Begitu pula jika perusahaan sudah didukung dengan sebuah tim yang bertanggung jawab dalam mengelola infrastruktur IT-nya, pasti ada saja kendala dan kebingungan yang terjadi di tengah kebutuhannya. Apabila masalah tak kunjung terselesaikan, tentu hal ini akan berakibat fatal pada produktivitas perusahaan kedepannya.

Sebagai langkah awal untuk memastikan bahwa layanan yang Anda pilih akan berjalan sebagaimana mestinya, pastikan untuk mencari provider dengan layanan support yang siap sedia membantu Anda. Hal ini akan memudahkan Anda untuk mengelola infrastruktur layanan Object Storage sesuai kebutuhan. Dengan responsivitas yang terjamin, perusahaan Anda bisa tetap tenang dan aman mengelola layanan infrastrukturnya. 

5. Kompatibel Untuk Kebutuhan Backup Data Perusahaan

(Source: akuzone from Getty Images)

Sesuai dengan fleksibilitas Object Storage sebagai media penyimpanan, teknologi ini juga bisa digunakan untuk memenuhi strategi backup 3-2-1 bisnis. Bila Anda ingin menggunakan Object Storage untuk kebutuhan backup tersebut, Anda perlu memilih layanan yang kompatibel dengan kebutuhan maupun solusi backup seperti NAS dan aplikasi backup yang digunakan oleh bisnis. Dengan demikian, perusahaan Anda bisa mendapatkan ketenangan dan dengan mudah untuk membackup data kapan saja dan di mana saja.  

Kesimpulan

Itulah tadi beberapa faktor yang patut dipertimbangkan dalam menentukan object storage untuk bisnis Anda. Pilih object storage yang mana sudah terbukti keefektivannya saat ini dan akan berkembang dengan mudah sesuai kebutuhan bisnis Anda di masa mendatang.

Bila Anda memiliki pertanyaan terkait solusi Object Storage, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

3 Kendala Umum yang Dihadapi Perusahaan Saat WFH  

kendala saat wfh3 Kendala Umum yang Dihadapi Perusahaan Saat WFH

 

Keberadaan pandemi COVID-19 hingga kini terus memberi peningkatan yang signifikan. Tercatat pada Desember 2020 lalu, penambahan kasus per-minggu telah mencapai 48.434 kasus, sementara pada Januari 2021, kasus telah mencapai 51.986 per-minggu-nya. Besarnya jumlah tersebut tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pemerintah. Oleh karena itu, untuk kembali melandaikan angka tersebut, Pemerintah Indonesia kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat bagi wilayah Jawa dan Bali mulai 11 Januari 2021.

Bagi perusahaan yang terdampak dengan kebijakan tersebut, sistem bekerja dari rumah (Work From Home, WFH) tentu menjadi solusi untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Namun di sisi lain, pemberlakuan WFH di masa pandemi ini juga dapat membawa tantangan tersendiri bagi perusahaan. Lalu, kendala umum apa saja yang kerap ditemui perusahaan ketika menerapkan sistem WFH? Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Konektivitas jaringan yang buruk

Saat WFH, konektivitas jaringan tentunya menjadi aspek utama yang perlu dipersiapkan dalam bekerja. Namun, jika konektivitas tersebut memiliki jaringan yang buruk, hal ini mungkin akan menghambat produktivitas WFH Anda. 

Dilansir Times of India, konektivitas jaringan yang buruk menjadi kendala umum yang sering ditemui saat WFH. Hal ini dapat terjadi mengingat sebagian besar penyedia telekomunikasi kerap mengalami masalah saat mengatasi permintaan jaringan yang meningkat. Sehingga, tak mengherankan jika aktivitas jaringan Anda kerap terganggu saat WFH. 

2. Komunikasi yang tidak memadai

Saat menerapkan sistem WFH, perusahaan tentu tidak hanya harus mempersiapkan tools yang akan digunakan ketika bekerja. Tetapi, komunikasi juga menjadi aspek penting yang perlu dijaga demi membangun produktivitas kerja yang sama seperti saat di kantor. 

Meski demikian, membangun komunikasi dan kolaborasi ketika WFH bukan hal yang mudah. Mengingat tidak semua perusahaan memiliki teknologi yang memadai untuk menerapkan sistem komunikasi dan kolaborasi antar karyawan. Oleh sebab itu, demi menjaga komunikasi dapat tetap berjalan, solusi seperti teknologi pun diperlukan agar produktivitas kerja bisa dicapai secara bersama.

3. Memonitor kinerja anggota tim

Memonitor kinerja anggota tim memang kerap menjadi kendala tersendiri bagi perusahaan yang tengah menjalankan sistem WFH. Bagaimana tidak, saat manajemen terbiasa memonitor kinerja karyawan selama bekerja di kantor, kini aktifitas tersebut harus beralih dilakukan dalam keadaan WFH. 

Bagi perusahaan dengan sistem teknologi remote working, manajemen tentunya dapat lebih mudah untuk memonitor pekerjaan dan deadline karyawan. Namun bagi yang tidak memilikinya, hal ini bisa menjadi masalah ketika menjalankan sistem WFH. Oleh sebab itu, solusi pun diperlukan demi memonitor kinerja karyawan yang lebih baik. Namun, bagaimana caranya?

Solusi Arupa Cloud Desktop

Arupa Cloud Desktop (ACD) bisa menjadi solusi perusahaan untuk mengatasi ketiga kendala umum saat menerapkan sistem WFH tadi. Dengan dilengkapi Admin Remote Management, 3000 GB data internet, IPS/IDS protection, dan fitur lainnya, ACD mampu meningkatkan produktivitas user serta memonitoring kegiatan user atau karyawan dengan lebih baik di masa PSBB ini. Tak hanya itu, ACD juga dilengkapi sistem keamanan berlapis seperti pada secure payment dan online banking, sehingga mengakses data pada aplikasi vital menjadi lebih aman.

Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh terkait Arupa Cloud Desktop, Anda bisa menghubungi kami di sini atau melalui tim kami di sales@zettagrid.id.

 

 

How to Build Remote Working System for Organizations?

remote working system

How to Build Remote Working System for Organizations

 

As the pandemic COVID-19 spread all over the world, it’s certainly been an unexpected situation for many sectors of industries. With the emergency that happened, all the sectors including businesses are now requiring their employees to start working from home (WFH). For the majority of organizations globally, this is a temporary situation. However, for some, this shift would become long-term.

According to Gartner’s survey, 74% of CFO’s are considering remote work permanently for a high percentage of their employees after COVID-19. The survey is revealed following with the opportunity of the cost benefits of remote workforces that CFOs got. However, building a remote working culture bring challenges for some organizations, especially in communication and collaborations system. Then, how organizations enable a proper remote working system?

1. Maintaining collaboration

Many organizations were not prepared for remote working systems, therefore a solution is needed to implement process changes and upgrade systems to accommodate a remote workforce. However, a remote workforce can not succeed if the strategies were only prepared for the short-term. Thus, to achieve long-term success, organizations need to take the advantage of better communication and collaboration across the management.

Cloud Computing can be a solution for that. Because by offering its virtual environment and its flexibility, organizations can experience collaborative working anywhere, anytime, and with any devices as long as it is connected to the internet. Furthermore, this technology also has layered firewalls, so organizations don’t need to be questioned more about its security.

2. Combine the right tools and processes into the system

Having the right tools and technologies is a great start, however, it wouldn’t be enough for the organizations if there are no proper processes and how-to-use the tools to be delivered to the employees. Try to communicate it clearly with the employees, so they would know what they need to use, how to use it, and why they need to use it, as well as how to get help when needed.

3. Establish a Backup system

According to Harnas.co, the pandemic COVID-19 that spread all over the world including Indonesia has become an opportunity for hackers. It happens not only because people’s activity on the internet has increased, but it is also caused by many organizations that implementing a remote working system don’t have a proper security system.

If your organization implementing a remote working culture, you might don’t want this cyber attack case to be happened to the organization, right? Don’t worry! to mitigate the risk of a cyberattack, organization can establish a Backup system as the solution. With Backup, data and applications can be replicate to the cloud and will be restored to the on-premise again if the organization having data loss caused by cyber-attacks or human errors. Thus, organizations still could implement remote working culture without any worries.

Zettagrid Indonesia is an Indonesian cloud service provider that offers Infrastructure as a Service (IaaS) solutions such as Backup as a Service (BaaS), Virtual Server, Virtual Datacenter, and Disaster Recovery as a Service (DRaaS). Zettagrid Indonesia is also VMware’s Cloud Verified Partner and has data center locations in Jakarta and Cibitung. We are committed to being closer to you and ready to help you 24/7.

If you have any further questions about the cloud, you can contact us here or through our team at sales@zettagrid.id.

Produktif Saat WFH Dengan Arupa Cloud Desktop

produktif saat WFHProduktif Saat WFH Dengan Arupa Cloud Desktop

 

Menutup akhir tahun, penyebaran kasus COVID-19 dikatakan meningkat di Indonesia. Tercatat pada hari Selasa, 22 Desember 2020, kasus positif corona telah mencapai 678125 dengan total kematian berjumlah 20.257 orang. Dengan adanya peningkatan tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pun kembali memberlakukan sistem kerja dari rumah (Work from Home, WFH) dengan presentase sebesar 75% bagi seluruh perkantoran.

Kondisi ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha. Pengusaha yang terbiasa bekerja di kantor, kini terpaksa harus bekerja secara fleksibel. Belum lagi, penelitian Aberdeen menyebutkan bahwa 23% bisnis mengalami hambatan dalam berkomunikasi dan melakukan kolaborasi kerja ketika diberlakukan sistem kerja secara remote.

Dengan melihat kesulitan tersebut, solusi pastinya diperlukan oleh para pelaku usaha agar tetap produktif meski menjalani sistem WFH. Termasuk salah satunya dengan menggunakan teknologi Remote Desktop, seperti Arupa Cloud Desktop (ACD). ACD merupakan teknologi Remote Desktop yang bisa digunakan untuk kebutuhan remote working perusahaan. Dengan ACD, karyawan memiliki akses virtual ke aplikasi dan data perusahaan melalui web browser di sistem operasi dan perangkat apapun.

ACD juga memiliki berbagai fitur utama yang berfungsi untuk membantu perusahaan Anda tetap produktif saat WFH. Penasaran apa saja? Simak di antaranya berikut ini:

1. Proactive IT Support 

Selama WFH, gangguan sistem IT kerap kali ditemui oleh karyawan. Mulai dari sistem aplikasi error, data yang tidak bisa diakses, hingga kegagalan jaringan. Hal ini tentunya akan sangat merepotkan dan mampu menunda keberlangsungan produktivitas karyawan Anda saat WFH. Oleh karena itu, ACD hadir dengan IT Support yang selalu siap membantu perusahaan Anda agar tetap produktif saat WFH. Dengan adanya IT Support, masalah IT bisa teratasi bahkan sebelum gangguan tersebut muncul. 

2. Admin Remote Management 

Tak hanya layanan IT Support, ACD juga memberikan fitur Admin Remote Management yang dapat membantu admin maupun tim IT untuk melihat dan memonitor layar pengguna ACD. Sehingga, manajemen juga akan tahu aktivitas apa saja yang tengah dilakukan oleh karyawan. Selain itu, tim IT juga dapat memberikan bantuan dengan mudah tanpa diperlukan tools tambahan karena fitur satu ini.

3.  IPS/IDS Protection 

Selama WFH, sistem keamanan data tentunya memiliki kerentanan tinggi untuk bisa diretas oleh hacker. Namun, Anda tidak perlu khawatir, sebab ACD menyediakan sistem pelindung IPS/IDS yang dapat membatasi lokasi yang digunakan dalam mengakses Cloud Desktop. Jika pengguna yang tidak dikenali mencoba mengakses paksa Cloud Desktop Anda, maka sistem akan memblokir IP pengguna yang mencurigakan tersebut. Sehingga upaya serangan siber maupun malware dapat dicegah semaksimal mungkin.

4.  99.9% Uptime

Saat WFH, kendala mati listrik, server ataupun jaringan sering kali menjadi masalah utama yang dihadapi oleh perusahaan. Oleh karena itu, solusi pun diperlukan demi menjaga perusahaan Anda tetap produktif saat WFH.

ACD hadir dengan ketersediaan layanan sebesar 99.9% sepanjang waktu bagi perusahaan Anda. Sehingga dengan ini, kami berkomitmen untuk menjaga produktivitas perusahaan Anda tanpa perlu khawatir mengalami downtime yang berkepanjangan.

Itulah beberapa fitur utama yang bisa Anda rasakan ketika menggunakan ACD. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut terkait produk ACD, Anda bisa klik di sini untuk informasi selengkapnya.

Apabila Anda memiliki pertanyaan terkait solusi kami, Anda bisa menghubungi kami di sini atau melalui tim kami ke sales@zettagrid.id.

6 Hambatan Bisnis Saat Bekerja Secara Remote

bekerja secara remote6 Hambatan Bisnis Saat Bekerja Secara Remote

 

Munculnya pandemi COVID-19 telah menjadi situasi yang tidak pasti bagi sektor bisnis di kala ini. Bagaimana tidak? Dengan terjadinya lonjakan kasus yang telah mencapai 488.310 korban positif, upaya pun tentunya diperlukan untuk mengurangi angka penyebaran tersebut. Termasuk salah satunya adalah dengan memberlakukan sistem kerja remote. Memang, hal ini bisa menjadi opsi agar pengusaha bisa tetap menjalankanbisnisnya. Namun, jika bisnis tidak memiliki manajemen kerja yang baik, bekerja secara remote pun akan dirasa sulit oleh para pengusaha dan karyawannya.

Dikatakan Bayu Tjandra selaku Business Development dari Supersoft di acara webinar “Zettagrid e-TechDay Vol.05: Digitalize & Secure Your Finance Solutions”, bisnis yang bekerja secara remote memiliki kemungkinan untuk menghadapi hambatan tertentu. Hambatan tersebut bahkan bisa pula dilihat dari studi yang dilakukan oleh Aberdeen. Diantaranya ialah:

  1. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi

Dengan adanya pandemi dan penerapan sistem kerja secara remote, 23% bisnis mengalami hambatan dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan rekan lain maupun pelanggan. Biasanya, hambatan ini ditemukan di beberapa lini bisnis, seperti layanan ketenagakerjaan, konsultansi, hingga layanan konsumen yang minim akan kemampuan digital.

  1. Pekerjaan terganggu

Sebanyak 21% karyawan yang bekerja dari rumah (WFH), memiliki hambatan yang dapat mengganggu pekerjaannya. Hambatan ini biasanya datang dari diskusi keluarga hingga mengurus hewan peliharaan. Akibatnya, fokus pekerjaan pun terganggu dan karyawan tidak bisa bekerja secara maksimal.

  1. Masalah teknis

Saat bekerja secara remote, masalah teknis bisa menjadi tantangan yang dihadapi oleh karyawan. Pasalnya, sebanyak 18% karyawan memiliki masalah dalam mengakses data, keamanan, hingga manajemen jaringan saat bekerja secara remote. Bahkan, saat data bisa diakses pun performa sistem dan aplikasi mengalami gangguan. Sehingga tak sedikit karyawan yang terhambat pekerjaannya karena hal ini.

  1. Kurangnya perangkat kerja

Saat bekerja secara remote karyawan tentunya tidak bisa menggunakan berbagai perangkat yang biasa disediakan oleh kantor. Meski mereka memiliki perangkat pribadi, namun kapabilitasnya tidak sebanding dengan yang dimiliki oleh kantor. Hal ini pun akhirnya menghambat kinerja karyawan dengan persentase sebesar 14%.

  1. Terhalangnya proses bisnis dan arus kerja

Sampai saat ini, masih banyak bisnis yang menerapkan sistem kerja secara manual. Misalnya, seperti bisnis yang masih mengandalkan proses kerja dengan dokumentasi fisik dan arsip. Dengan adanya proses dan alur kerja ini, bisnis tentunya mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan situasi pandemi. Bahkan, Aberdeen menyatakan 12% proses bisnis dan arus kerja harus terhambat karena sistem kerja manual. Sangat merepotkan bukan?

Selain itu, sistem dokumentasi fisik dan arsip pun memiliki peluang untuk rusak dan hilang karena bencana. Pengusaha tentunya bukan lagi kesulitan ketika hal itu terjadi, tetapi bisnis juga bisa jatuh akibat hilangnya dokumentasi tersebut. Dari pada membiarkan itu terjadi, pengusaha bisa menggunakan penyimpanan data di cloud untuk melindungi data bisnis dari kerusakan. Dengan menggunakan cloud, pengusaha tidak hanya dapat bekerja secara remote, tetapi juga dapat membantu mengurangi penggunaan kertas maupun dokumen.

  1. Kesulitan mengakses data

Menurut studi Aberdeen, 10% bisnis mengalami kesulitan untuk mengakses data dan sistem bisnisnya saat bekerja secara remote. Hal ini dapat terjadi ketika bisnis memiliki kemampuan teknologi yang minim. Akibatnya, kinerja karyawan tidak dapat berjalan secara maksimal dan proses bisnis pun terhambat.

Anda pastinya tidak ingin hal tersebut terjadi kepada bisnis bukan? 

Untuk itu, upaya pun diperlukan demi mencegah hambatan yang mampu menyerang bisnis. Salah satu solusi akses data yang bisa diandalkan saat bekerja remote adalah dengan memanfaatkan penyedia layanan Cloud Computing. Dengan penyedia tersebut, Anda dapat dengan mudah menyimpan dan mengakses data di manapun dan kapanpun. Minimnya kemampuan teknologi bisnis pun tak perlu lagi dikhawatirkan, karena penyedia layanan siap membantu bisnis dalam mengakses data dengan mudah. 

Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud Infrastructure as a Service (IaaS) berupa Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), Virtual Data Center (VDC), dan Virtual Server. Jika Anda memiliki pertanyaan terkait solusi cloud, Anda bisa menghubungi kami di sini atau ke tim kami di sales@zettagrid.id.

Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai sesi ini anda bisa menyaksikan tayangannya kembali pada akun Youtube kami disini. Dan jika anda tertarik dengan solusi Cloud yang Zettagrid miliki, anda dapat menghubungi kami di sales@zettagrid.id atau klik disini.

Cara Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi Saat Remote Working

Remote Working

Cara Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi Saat Remote Working

 

Setelah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total sejak 28 September 2020 lalu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kembali melonggarkan kebijakan rem darurat dengan memberlakukan PSBB masa transisi. Keputusan ini tentunya menjadi peluang bagi banyak kalangan termasuk pengusaha untuk bisa menjalankan aktivitasnya di ruang terbuka. Sehingga, tak menutup kemungkinan jika banyak organisasi kini membuka kembali kegiatan perkantorannya.

Namun demikian, aktivitas pada ruang terbuka tentunya tidak bisa langsung diterapkan seperti situasi normal. Peraturan pemerintah yang diberlakukan hingga saat ini nyatanya masih membatasi kegiatan perkantoran di sektor non-esensial dengan kapasitas maksimal 50 persen pegawai. Sehingga, pengusaha pun harus tetap memberlakukan sistem kerja dari rumah (WFH) bagi 50 persen para pekerja lainnya demi menghindari penyebaran virus.

Untuk itu, berbagai upaya diperlukan demi meningkatkan produktivitas kerja organisasi yang dijalankan dengan sistem remote working. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi berbasis komunikasi dan kolaborasi kerja. Dengan teknologi satu ini, organisasi tentunya bisa tetap memperlangsungkan produktivitas kerja secara remote. Tak hanya itu, beberapa teknologi komunikasi dan kolaborasi antar karyawan ini bisa menjadi kunci sukses organisasi dan karyawan dalam berkoordinasi ketika bekerja.

Penasaran apa saja? Simak beberapa di antaranya di bawah ini:

  1. Teknologi tatap muka virtual dengan keamanan tinggi

Selama menjalankan sistem remote working, komunikasi dan koordinasi antar karyawan tentunya harus tetap berjalan agar pekerjaan tidak terhambat. Untuk itu, banyak karyawan kini menggunakan teknologi komunikasi virtual maupun video conference untuk saling berkoordinasi.

Namun tahukah Anda? Teknologi komunikasi virtual juga tidak hanya mendatangkan sisi positif bagi penggunanya. Ancaman kerap kali ditemukan pada teknologi satu ini. Seperti isu yang terjadi beberapa waktu lalu dan sempat menggemparkan pemberitaan nasional terkait serangan hacker melalui aplikasi video conference.

Oleh sebab itu, untuk menghindari hal tersebut diperlukan adanya sebuah pelindung yang dapat menjaga komunikasi virtual anda dengan karyawan maupun atasan di organisasi. Fitur Firewall bisa menjadi salah satu solusi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut. Sebab, fitur satu ini bisa memilih user mana yang dikenal dan dapat mengakses server perusahaan. 

  1. Aplikasi Human Resources (HR)

Saat remote working, manajer maupun Human Resources Development (HRD) pastinya harus terus memonitor kinerja karyawan dengan mengetahui secara langsung apa yang mereka kerjakan. Untuk membantu hal tersebut, Anda bisa menggunakan teknologi berbasis Human Resources (HR) yang dapat memantau aktivitas kerja hingga kehadiran karyawan secara langsung. Tak hanya itu, dengan menggunakan teknologi satu ini, pengusaha juga bisa mengetahui berapa lama waktu karyawan bekerja. Sehingga, pengusaha tidak perlu lagi takut jika karyawan tidak bekerja selama WFH.

  1. Menggunakan Virtual Desktop

Selain teknologi diatas, saat ini teknologi Virtual Desktop juga dapat digunakan suatu perusahaan atau organisasi dalam meningkatkan performa komunikasi dan kolaborasi selama WFH. Salah satu solusi Virtual Desktop yang dapat digunakan secara fleksibel dan aman adalah Arupa Cloud Desktop. Arupa Cloud Desktop merupakan suatu platform dimana karyawan dapat mengakses desktop atau aplikasi critical perusahaan dimanapun, kapanpun, dan dari gadget manapun. 

Selain itu, perusahaan juga tidak perlu ragu akan produktivitas karyawan selama WFH karena ACD dapat menyajikan report dari penggunaan desktop per user. Sehingga, kinerja karyawan dapat tetap terpantau.

Jika anda tertarik untuk mengetahui Arupa Cloud Desktop lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami di sini atau e-mail ke sales@zettagrid.id

Dorong Bisnis di Masa PSBB Dengan 3 Teknologi Ini

Bisnis di masa PSBB

Dorong Bisnis di Masa PSBB Dengan 3 Teknologi Ini

 

Setelah Gubernur DKI Jakarta mengumumkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan dilakukan kembali, pengusaha dari berbagai industri pun kini harus kembali merencanakan sistem bekerja dari rumah (WFH). Berbagai cara pastinya dilakukan oleh pengusaha agar sistem operasional bisnis dapat terus berjalan di masa pandemi ini. Mulai dari membawa pulang kebutuhan kantor hingga memindahkan data-data penting dari on-premise ke device pribadi.

Namun cara-cara tersebut pastinya akan sangat merepotkan untuk dilakukan. Tak hanya itu, pemindahan data dari on-premise ke device pun akan menyita waktu. Sehingga, diperlukan teknologi solutif yang dapat membantu bisnis pengusaha di masa pandemi ini. Namun, Anda tidak perlu khawatir jika belum menemukan solusinya. Berikut kami sediakan 3 teknologi yang bisa menjadi solusi bisnis di masa PSBB ini. Simak ulasannya!

  1.     Teknologi Blockchain

Jika bisnis yang Anda jalankan saat ini mengutamakan pengelolalaan data secara akurat dan transparan, Anda bisa menggunakan teknologi blockchain sebagai solusinya. Blockchain menjadi teknologi baru yang berperan penting dalam membantu usaha saat social distancing. Teknologi ini dapat digunakan untuk memantau rantai pasokan secara mendalam, mendigitalkan perniagaan, hingga mengotomatiskan pembayaran karcis parkir. Sehingga, keuangan bisnis di masa PSBB pun dapat dikelola dengan baik, cepat, dan transparan.

  1.     Jaringan Internet

Meski infrastruktur jaringan internet bukan merupakan teknologi yang cukup menarik, sistem ini sebenarnya cukup berpengaruh bagi pengusaha yang sedang menjalani remote working. Hal ini tentunya disebabkan oleh konektivitas jaringan yang luas, sehingga mempermudah masyarakat untuk terhubung secara digital. Bagi pengusaha, internet bisa menjadi pilihan tak hanya untuk menjalankan bisnis, tetapi juga untuk membantu produktivitas kerja.  

  1.     Virtual DesktopArupa Cloud Desktop WFH

Bekerja dari rumah (WFH) menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha. Pasalnya, bukan hanya device atau CPU yang terlalu besar untuk dibawa pulang karyawan, namun yang terpenting adalah keamanan data perusahaan saat mengakses aplikasi critical atau desktop dari luar kantor. Mengingat beberapa waktu lalu Badan Sandi Siber Negara (BSSN) meliputi 88 juta kasus kejahatan siber selama pandemi COVID-19. Untuk itu dibutuhkan solusi Virtual Desktop yang mudah digunakan dan pastinya dilengkapi dengan keamanan yang terjamin.

Arupa Cloud Desktop bisa menjadi pilihan bisnis di masa PSBB ini. Dengan memiliki kemampuan untuk mengoptimalisasi efisiensi IT, meningkatkan produktivitas user, serta memonitoring kegiatan user atau karyawan, pengusaha tidak perlu lagi khawatir dalam menjalankan usahanya di masa PSBB ini.

Tak hanya itu, Arupa Cloud Desktop menyediakan akses yang aman kepada karyawan untuk membuka data-data penting perusahaan pada aplikasi vital. Hal ini dikarenakan lapisan keamanan ACD yang setara dengan secure payment dan online banking.

Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh mengenai Arupa Cloud Desktop, Anda bisa menghubungi kami di sini atau melalui tim kami di sales@zettagrid.id.

Arupa Cloud Nusantara Luncurkan Cloud Desktop  Guna Menjaga Produktivitas Kerja Selama WFH

Arupa Cloud Nusantara Luncurkan Cloud Desktop  Guna Menjaga Produktivitas Kerja Selama WFH

Arupa Cloud Desktop WFH

JAKARTA, 13 SEPTEMBER 2020 — Pandemi COVID-19 membuat banyak kalangan tak terkecuali pemerintah dan pelaku usaha untuk mengikuti adaptasi kebiasaan baru (new normal). Salah satunya dengan perubahan kebijakan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan berlakunya sistem kerja dari rumah (Work From Home), yang dapat berubah kapanpun sesuai dengan situasi dan kondisi pandemi yang tengah berkembang dari waktu ke waktu. Kondisi seperti ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha, salah satunya mengenai fleksibilitas tempat bekerja dan keamanan data perusahaan selama pandemi berlangsung.

 

Untuk itu, PT Arupa Cloud Nusantara telah meluncurkan Arupa Cloud Desktop, solusi desktop berbasis cloud yang fleksibel, mudah digunakan, dan dilengkapi dengan sistem keamanan yang berlapis untuk membantu perusahaan menjaga keamanan data dan meningkatkan produktivitas kerja selama WFH berlangsung. PT. Arupa Cloud Nusantara adalah perusahaan pengembang solusi cloud computing lokal asal Indonesia yang telah mendapatkan sertifikat Cloud Verified Provider dari VMware.

 

Arupa Cloud Desktop (ACD) menawarkan kemudahan dalam mengakses aplikasi maupun desktop melalui perangkat dengan sistem operasi apapun, kapanpun, dan dimanapun hanya melalu web browser pada desktop maupun laptop yang dimiliki oleh karyawan.

 

“Di suasana pandemi yang tidak menentu seperti ini, tentunya perusahaan membutuhkan solusi yang tepat untuk karyawan agar tetap dapat bekerja dengan produktif. Menggunakan Arupa Cloud Desktop, pelaku bisnis tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang tinggi dan waktu untuk pengadaan alat atau sistem yang lama ketika harus memobilisasi karyawannya baik saat bekerja di kantor maupun WFH,” kata Reza Kertadjaja, Direktur PT. Arupa Cloud Nusantara.

 

Reza menambahkan, ACD dapat juga digunakan untuk memonitor produktivitas kegiatan kerja karyawan selama WFH yang akan diterima dalam bentuk sebuah report. Sehingga pengusaha tidak perlu ragu lagi untuk dapat menjaga produktivitas kerja karyawan selama WFH.

RDP arupa

Solusi WFH Untuk Menghindari Serangan Siber

 

Beberapa waktu yang lalu, Badan Sandi Siber Negara (BSSN) mengungkap adanya serangan virtual sebanyak lebih dari 88 juta kasus di Indonesia selama pandemi COVID-19. Hal ini tentunya harus diwaspadai oleh para pelaku usaha.

 

Maka, dengan kehadiran Arupa Cloud Desktop, pengusaha tidak perlu lagi khawatir karena ACD telah dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan dari mulai firewall, IDS/IPS, VPN, dan standar SSL Encryption yang akan memproteksi sistem online banking dan secure payment.

 

Reza juga menambahkan bahwa ACD berdiri diatas infrastruktur cloud dari Zettagrid yang telah memiliki lokasi data center di Indonesia dengan sistem keamanan yang ketat. Sehingga pengusaha tidak perlu ragu terkait keamanan data perusahaan. Selain itu, pengusaha juga tidak perlu memindahkan data atau aplikasi perusahaan, karena ACD dapat langsung terintegrasi dengan server perusahaan.

 

Hemat Penggunaan Kuota Internet dan Mudah Digunakan Semua Kalangan

 

Selama WFH tentunya kuota internet juga menjadi kebutuhan tambahan tersendiri bagi pelaku usaha maupun karyawan. Namun dengan ACD, penggunaan kuota bisa menjadi lebih hemat. Hal ini dikemukakan Johannes Saputra, IT Project & Development, Chemstation Asia yang telah menggunakan ACD sejak PSBB bulan Maret lalu. Chemstation Asia (CSA) merupakan salah satu perusahaan distributor bahan industri kimia yang terkemuka di ASEAN.

 

“Arupa Cloud Desktop dapat menghemat kuota internet dari sisi karyawan. Karena ACD ini di akses hanya melalui web browser, sehingga karyawan tidak perlu lagi membuka banyak aplikasi seperti solusi lainnya.”

 

Dalam acara online talkshow bertajuk “Zettagrid e-CloudTalk” belum lama ini, Johanes  menjelaskankan bahwa ACD sangat mudah untuk digunakan oleh berbagai generasi. Sehingga, hanya dengan waktu training yang singkat, seluruh karyawan sudah dapat mengerti cara menggunakan ACD .

 

Ia juga menambahkan awalnya manajemen Chemstation Asia hanya ingin menggunakan ACD selama 2-3 bulan saja selama PSBB, namun dengan banyaknya manfaat yang dirasakan, saat ini Chemstation Asia justru ingin mengembangkan kolaborasinya lebih lanjut dengan ACD.

Tips Untuk Mengamankan Data Perusahaan Anda Selama WFH

Tips Untuk Mengamankan Data Perusahaan Anda Selama WFH

Keamanan WFH

Menyebarnya pandemic COVID-19 yang saat ini tengah menjadi tantangan besar bagi Indonesia bahkan global mengharuskan pengusaha untuk memutar otak bagaimana cara untuk membuat business continuity plan mereka. Apalagi saat ini pemerintah telah menghimbau pengusaha untuk melakukan sistem kerja di rumah atau work from home (WFH) bagi karyawan mereka.

WFH sendiri menjadi tantangan lagi bagi para pengusaha terutama dalam divisi atau bidang IT. Segala sistem keamanan dan kenyamanan serta ukuran produktivitas karyawan menjadi pertimbangan yang harus dimasak dengan matang oleh para pengusaha, agar bisnis tetap berjalan lancer dan aman tanpa hambatan.

Ketika karyawan bekerja dari rumah pastinya tingkat keamanan dari data dan aplikasi perusahaan tidak lagi dilindungi oleh lapisan keamanan seperti layaknya mereka bekerja di kantor. Namun ada beberapa cara yang dapat di terapkan oleh anda sebagai pengusaha untuk meminimalisir resiko terjadinya serangan hacker ketika WFH berlangsung.

Berikut tips untuk menjaga keamanan digital selama WFH:

  1. Hindari penggunaan public Wi-Fi

Public Wi-Fi rentan terhadap resiko keamanan yang signifikan terutama pada serangan hacker. Hal ini disebabkan karena orlang lain dapat memiliki akses ke jaringan yang sama dengan jaringan yang user anda sedang pakai. Selain itu memungkinkan juga  pihak lain yang ikut menggunakan jaringan public ini dapat memonitor apa yang karyawan anda lakukan dengan data ataupun aplikasi anda. Untuk itu dibutuhkan firewall untuk mengamankan data dan aplikasi anda.

  1. Tetaplah simpan data anda pada server di kantor

Ketika karyawan anda bekerja di rumah, anda tidak tahu bagaimana kelengkapan yang dimiliki, kecuali anda telah membekali device karyawan anda satu persatu dengan segala perangkat firewall sebelum anda memulai kebijakan WFH. Namun, tentunya akan memakan proses yang panjang disaat yang kritis seperti ini.

  1. Gunakan teknologi Arupa Cloud Desktop

Arupa Cloud Desktop

Arupa Cloud Desktop adalah solusi untuk keamanan data dan aplikasi critical perusahaan anda yang dapat digunakan melalui web browser dari device dan operating system apapun yang dimiliki oleh karyawan anda, dari mulai PC, laptop, tablet, iPad, hingga smartphone. Arupa Cloud Desktop juga telah dilengkapi oleh lapisan keamanan dari mulai firewall, IDS/IPS, VPN dan standar SSL Encrypption, yang umumnya digunakan untuk proteksi sistem online banking dan secure payment. Selain itu, aplikasi hanya akan disimpan pada server pusat anda sehingga data dan aplikasi akan tetap aman dari serangan hacker.

Hubungi kami di sales@zettagrid.id atau telepon di +6221 2789 9962, +62 811 283 878 untuk informasi dan pemesanan Arupa Cloud Desktop.

Klik disini untuk mengunduh product information mengenai Arupa Cloud Desktop