6 Hambatan Bisnis Saat Bekerja Secara Remote

bekerja secara remote6 Hambatan Bisnis Saat Bekerja Secara Remote

 

Munculnya pandemi COVID-19 telah menjadi situasi yang tidak pasti bagi sektor bisnis di kala ini. Bagaimana tidak? Dengan terjadinya lonjakan kasus yang telah mencapai 488.310 korban positif, upaya pun tentunya diperlukan untuk mengurangi angka penyebaran tersebut. Termasuk salah satunya adalah dengan memberlakukan sistem kerja remote. Memang, hal ini bisa menjadi opsi agar pengusaha bisa tetap menjalankanbisnisnya. Namun, jika bisnis tidak memiliki manajemen kerja yang baik, bekerja secara remote pun akan dirasa sulit oleh para pengusaha dan karyawannya.

Dikatakan Bayu Tjandra selaku Business Development dari Supersoft di acara webinar “Zettagrid e-TechDay Vol.05: Digitalize & Secure Your Finance Solutions”, bisnis yang bekerja secara remote memiliki kemungkinan untuk menghadapi hambatan tertentu. Hambatan tersebut bahkan bisa pula dilihat dari studi yang dilakukan oleh Aberdeen. Diantaranya ialah:

  1. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi

Dengan adanya pandemi dan penerapan sistem kerja secara remote, 23% bisnis mengalami hambatan dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan rekan lain maupun pelanggan. Biasanya, hambatan ini ditemukan di beberapa lini bisnis, seperti layanan ketenagakerjaan, konsultansi, hingga layanan konsumen yang minim akan kemampuan digital.

  1. Pekerjaan terganggu

Sebanyak 21% karyawan yang bekerja dari rumah (WFH), memiliki hambatan yang dapat mengganggu pekerjaannya. Hambatan ini biasanya datang dari diskusi keluarga hingga mengurus hewan peliharaan. Akibatnya, fokus pekerjaan pun terganggu dan karyawan tidak bisa bekerja secara maksimal.

  1. Masalah teknis

Saat bekerja secara remote, masalah teknis bisa menjadi tantangan yang dihadapi oleh karyawan. Pasalnya, sebanyak 18% karyawan memiliki masalah dalam mengakses data, keamanan, hingga manajemen jaringan saat bekerja secara remote. Bahkan, saat data bisa diakses pun performa sistem dan aplikasi mengalami gangguan. Sehingga tak sedikit karyawan yang terhambat pekerjaannya karena hal ini.

  1. Kurangnya perangkat kerja

Saat bekerja secara remote karyawan tentunya tidak bisa menggunakan berbagai perangkat yang biasa disediakan oleh kantor. Meski mereka memiliki perangkat pribadi, namun kapabilitasnya tidak sebanding dengan yang dimiliki oleh kantor. Hal ini pun akhirnya menghambat kinerja karyawan dengan persentase sebesar 14%.

  1. Terhalangnya proses bisnis dan arus kerja

Sampai saat ini, masih banyak bisnis yang menerapkan sistem kerja secara manual. Misalnya, seperti bisnis yang masih mengandalkan proses kerja dengan dokumentasi fisik dan arsip. Dengan adanya proses dan alur kerja ini, bisnis tentunya mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan situasi pandemi. Bahkan, Aberdeen menyatakan 12% proses bisnis dan arus kerja harus terhambat karena sistem kerja manual. Sangat merepotkan bukan?

Selain itu, sistem dokumentasi fisik dan arsip pun memiliki peluang untuk rusak dan hilang karena bencana. Pengusaha tentunya bukan lagi kesulitan ketika hal itu terjadi, tetapi bisnis juga bisa jatuh akibat hilangnya dokumentasi tersebut. Dari pada membiarkan itu terjadi, pengusaha bisa menggunakan penyimpanan data di cloud untuk melindungi data bisnis dari kerusakan. Dengan menggunakan cloud, pengusaha tidak hanya dapat bekerja secara remote, tetapi juga dapat membantu mengurangi penggunaan kertas maupun dokumen.

  1. Kesulitan mengakses data

Menurut studi Aberdeen, 10% bisnis mengalami kesulitan untuk mengakses data dan sistem bisnisnya saat bekerja secara remote. Hal ini dapat terjadi ketika bisnis memiliki kemampuan teknologi yang minim. Akibatnya, kinerja karyawan tidak dapat berjalan secara maksimal dan proses bisnis pun terhambat.

Anda pastinya tidak ingin hal tersebut terjadi kepada bisnis bukan? 

Untuk itu, upaya pun diperlukan demi mencegah hambatan yang mampu menyerang bisnis. Salah satu solusi akses data yang bisa diandalkan saat bekerja remote adalah dengan memanfaatkan penyedia layanan Cloud Computing. Dengan penyedia tersebut, Anda dapat dengan mudah menyimpan dan mengakses data di manapun dan kapanpun. Minimnya kemampuan teknologi bisnis pun tak perlu lagi dikhawatirkan, karena penyedia layanan siap membantu bisnis dalam mengakses data dengan mudah. 

Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud Infrastructure as a Service (IaaS) berupa Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), Virtual Data Center (VDC), dan Virtual Server. Jika Anda memiliki pertanyaan terkait solusi cloud, Anda bisa menghubungi kami di sini atau ke tim kami di sales@zettagrid.id.

Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai sesi ini anda bisa menyaksikan tayangannya kembali pada akun Youtube kami disini. Dan jika anda tertarik dengan solusi Cloud yang Zettagrid miliki, anda dapat menghubungi kami di sales@zettagrid.id atau klik disini.