Posts

Cara Memilih Penyedia DRaaS di Indonesia yang Tepat

penyedia disaster recovery as a a service indonesia

Disaster Recovery as a Service (DRaaS) telah menjadi komponen penting dari perencanaan kontinuitas bisnis modern. Memilih penyedia DRaaS yang tepat sangat penting untuk memastikan ketahanan dan ketersediaan sistem dan data kritis Anda. Dalam pos blog ini, kami akan menjelajahi pertimbangan utama untuk membantu Anda membuat keputusan yang tepat saat memilih penyedia DRaaS.

Pertimbangan Utama Saat Memilih Penyedia DRaaS di Indonesia

1. Menilai dan Mendefinisikan Kebutuhan Pemulihan Bencana Anda

Sebelum Anda mulai mengevaluasi penyedia DRaaS, nilai kebutuhan spesifik organisasi Anda. Pertimbangkan faktor seperti jenis aplikasi dan data yang perlu Anda lindungi, tujuan waktu pemulihan (RTO) dan tujuan titik pemulihan (RPO), persyaratan kepatuhan, dan keterbatasan anggaran atau sumber daya. Aspek sumber daya kemungkinan besar akan mempengaruhi model DRaaS yang Anda pilih (layanan mandiri, sebagian dikelola, sepenuhnya dikelola). Memahami kebutuhan Anda akan membantu Anda menyaring pilihan Anda dan menemukan penyedia yang sejalan dengan prioritas Anda.

2. Menilai Keandalan dan Ketersediaan Layanan Pemulihan Bencana

Tujuan utama DRaaS adalah memastikan akses tanpa gangguan ke sistem dan data kritis dalam acara bencana. Oleh karena itu, keandalan dan ketersediaan harus menjadi prioritas utama saat mengevaluasi penyedia. Cari penyedia dengan catatan kinerja uptime dan keandalan yang terbukti, didukung oleh perjanjian tingkat layanan (SLA) yang kokoh yang menjamin tingkat kinerja dan waktu tanggapan.

3. Menilai Kemampuan Perlindungan Data dari Vendor DRaaS

Perlindungan data merupakan inti dari DRaaS. Nilai kemampuan replikasi data, backup data, dan pemulihan penyedia untuk memastikan mereka memenuhi persyaratan Anda. Pertimbangkan faktor seperti frekuensi replikasi data, efisiensi penyimpanan, dukungan untuk berbagai jenis data (misalnya, mesin virtual, basis data, file), dan kemampuan untuk menyesuaikan kebijakan cadangan dan pemulihan dengan kebutuhan bisnis Anda.

Ketika memilih penyedia DRaaS, penting untuk memahami pendekatan mereka terhadap pemulihan bencana dan bagaimana hal itu sesuai dengan kebutuhan organisasi Anda. Solusi DR mungkin menggunakan salah satu jenis replikasi, masing-masing menyediakan fungsionalitas dan RPO yang berbeda, seperti yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

DR Solution, Replication Type, RPO Time

Replikasi terjadi berdasarkan jadwal. Baik dalam hitungan detik atau jam, waktu pemulihan yang disediakan oleh solusi DR tergantung pada jenis replikasi yang digunakan.

Pemulihan berbasis snapshot memiliki jendela potensial yang luas untuk kehilangan data karena snapshot diambil dalam hitungan jam.

Di sisi lain, replikasi berbasis hypervisor terus-menerus mereplikasi data saat berada dalam memori di hypervisor dan menggunakan teknologi berbasis jurnal untuk memberikan RPO dan RTO terendah di industri. Karena hanya mereplikasi informasi yang berubah (daripada seluruh aplikasi), replikasi berbasis hypervisor tidak memengaruhi kinerja VM. Ini adalah perlindungan data yang terus menerus yang sebenarnya.

4. Periksa Skalabilitas dan Fleksibilitas Solusi DRaaS

Lingkungan TI organisasi Anda kemungkinan akan berkembang seiring waktu, jadi penting untuk memilih penyedia DRaaS yang dapat berkembang seiring dengan bisnis Anda. Cari penyedia yang menawarkan opsi implementasi yang fleksibel (misalnya, cloud publik, cloud pribadi, cloud hibrid) dan dapat menyesuaikan perubahan dalam beban kerja dan volume data tanpa mengganggu operasi. Skalabilitas memastikan bahwa solusi DRaaS Anda dapat tumbuh seiring dengan bisnis Anda dan beradaptasi dengan kebutuhan yang berubah.

5. Konfirmasi Keamanan dan Kepatuhan Layanan DR

Melindungi data sensitif adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks pemulihan bencana. Nilai tindakan keamanan penyedia, termasuk enkripsi data, kontrol akses, keamanan jaringan, dan sertifikasi kepatuhan (misalnya, SOC 2, HIPAA, GDPR). Pastikan bahwa penyedia mematuhi praktik terbaik industri untuk perlindungan data dan memiliki langkah-langkah keamanan yang kuat untuk mengurangi risiko pelanggaran data atau akses tidak sah.

6. Tinjau Tingkat Dukungan dan Layanan Pelanggan Penyedia DRaaS

Terakhir, pertimbangkan tingkat dukungan dan layanan pelanggan yang ditawarkan oleh penyedia DRaaS. Pilih penyedia yang menyediakan pemantauan proaktif, bantuan dukungan tepat waktu, dan bimbingan berkelanjutan untuk membantu Anda mengoptimalkan strategi pemulihan bencana Anda. Nilai reputasi penyedia untuk kepuasan pelanggan dan responsif, karena dukungan yang handal dapat membuat perbedaan signifikan selama krisis.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor utama ini, Anda dapat memilih penyedia DRaaS yang memenuhi kebutuhan organisasi Anda dan memberikan ketenangan pikiran yang datang dengan kemampuan pemulihan bencana yang kuat. Dengan solusi DRaaS yang tepat, Anda dapat memastikan kontinuitas bisnis dan ketahanan dalam menghadapi segala bencana.

Disaster Recovery as a Service oleh Zerto

Zerto, sebuah perusahaan Hewlett Packard Enterprise, membuatnya mudah untuk mempertimbangkan pilihan Anda. Zerto menyediakan perlindungan data terus-menerus (CDP) dengan replikasi hampir-sinkron dan teknologi berbasis jurnal yang unik. Ini memberikan RPO terkemuka di industri, yang merupakan waktu yang berlalu sejak salinan data terakhir yang baik (yaitu, kehilangan data), dan RTO, yang merupakan waktu yang diperlukan untuk mengakses salinan data terakhir yang baik (yaitu, waktu tidak aktif).

Zerto menyediakan fungsionalitas all-in-one ini dalam satu solusi fleksibel tunggal dan merupakan dasar dari lebih dari 350 solusi DRaaS Penyedia Layanan Terkelola (MSP). Selain SLA terbaik di kelasnya, perangkat lunak ringan, dan pemulihan bencana komprehensif melalui perlindungan data terus-menerus, mitra Zerto menyediakan:

  • Pemulihan bencana yang sebenarnya. Berbeda dengan solusi yang sistem intinya masih mengandalkan cadangan, Zerto menyediakan pemulihan bencana komprehensif dengan perlindungan data terus-menerus dan RPO dan RTO terkemuka di industri.
  • Dari DR hingga migrasi. Zerto dapat digunakan sebagai alat DR atau migrasi untuk berpindah ke, dari, atau di antara beberapa cloud. Membantu Anda menghindari ketergantungan vendor, Zerto menyediakan perlindungan dan mobilitas yang sebenarnya di seluruh cloud publik dan pribadi serta setiap implementasi cloud hibrid dan multi-cloud.
  • Ketangguhan dan pemulihan terhadap ransomware. Deteksi enkripsi anormal bawaan untuk memberi peringatan tentang ancaman siber saat ini dan dampaknya yang disertai dengan titik kontrol jurnal dan failover dan failback sepenuhnya otomatis untuk memulihkan file dan data terenkripsi dalam hitungan menit dari saat infeksi terjadi.
  • Pengujian tanpa gangguan. Zerto menjalankan failover, pengembangan, dan tes QA lainnya kapan saja tanpa dampak pada produksi, memastikan SLA agresif terpenuhi.

Untuk mempelajari lebih lanjut, kunjungi halaman solusi DRaaS kami.

Ingin mendapatkan informasi selengkapnya tentang layanan Zerto DRaaS? Hubungi Zettagrid Indonesia sebagai mitra resmi Zerto dan dapatkan konsultasi yang sesuai dengan bisnis Anda!

Disaster Recovery: Pengertian DRC, Langkah, Plan, dan Pentingnya bagi Perusahaan

Disaster Recovery Pengertian DRC, Langkah, Plan, dan Pentingnya bagi Perusahaan

Disaster recovery adalah proses pemulihan data, sistem, dan operasional bisnis yang terganggu akibat bencana alam, serangan siber, kesalahan manusia, atau kejadian lain yang tidak terduga. Disaster recovery bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari bencana dan memastikan kelangsungan bisnis dengan cara yang cepat dan efisien. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu disaster recovery system, apa itu DC dan DRC, langkah-langkah disaster recovery plan, dan mengapa perusahaan membutuhkan disaster recovery.

Apa itu disaster recovery system?

Disaster recovery system adalah sistem yang dirancang untuk mendukung proses disaster recovery. Sistem ini mencakup perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan layanan yang digunakan untuk melakukan backup, replikasi, penyimpanan, pemulihan, dan pengujian data dan sistem bisnis. Disaster recovery system dapat berupa sistem on-premise, cloud, atau hybrid, tergantung pada kebutuhan dan preferensi perusahaan.

Beberapa contoh disaster recovery system adalah:

  • VMware Cloud Disaster Recovery, yang merupakan layanan disaster recovery as a service (DRaaS) yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan backup dan pemulihan data dengan biaya yang efektif dan fleksibel.
  • Veeam Backup Replication atau dikenal dengan VBR merupakan produk Veeam yang memiliki fitur solusi Backup dan Replikasi. Dalam solusi ini, Veeam memastikan proteksi data yang aman dengan solusi 4-in-1 yaitu kombinasi backup, replikasi, snapshots, dan CDP.
  • Zerto SecondSite adalah solusi replikasi pemulihan bencana (DRaaS) real-time yang dibangun di atas platform Zerto pemenang penghargaan yang menyediakan situs pemulihan, sinkronisasi data, aksesibilitas, dan aktivasi untuk sebagian atau seluruh lingkungan virtual Anda.

Perbedaan DC dan DRC

DC adalah singkatan dari data center, yaitu fasilitas fisik yang digunakan untuk menyimpan, memproses, dan mendistribusikan data dan sistem bisnis. Data center biasanya dilengkapi dengan perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, keamanan, pendingin, dan sumber daya listrik yang diperlukan untuk menjalankan operasional bisnis.

DRC adalah singkatan dari disaster recovery center, yaitu lokasi alternatif yang digunakan untuk memulihkan data dan sistem bisnis yang terganggu akibat bencana. DRC biasanya memiliki infrastruktur yang mirip atau setara dengan data center utama, sehingga dapat mengambil alih fungsi dan beban kerja dari data center utama saat terjadi bencana. DRC dapat berupa lokasi fisik yang dimiliki atau disewa oleh perusahaan, atau layanan cloud yang disediakan oleh penyedia layanan.

Jenis-jenis disaster recovery

Terdapat empat jenis disaster recovery yang paling umum digunakan, yakni yang berbasis virtual, jaringan, pusat data, dan cloud. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing jenis disaster recovery:

  • Disaster recovery virtual adalah jenis disaster recovery yang mengandalkan metode virtualisasi dalam proses pemulihan data. Pusat data virtual ditempatkan untuk menggantikan server fisik sebagai perangkat utama. Tak jarang, metode ini juga didukung oleh sejumlah portal virtualisasi yang menghadirkan layanan backup dan restore. Ketika terjadi bencana atau kerusakan, sistem pemulihan virtual akan segera melakukan tindakan penyelamatan data tanpa menunggu server fisik menyelesaikan beban kerjanya. Oleh karena itu, jenis recovery ini dianggap lebih menguntungkan dari segi efisiensi waktu.
  • Disaster recovery jaringan adalah jenis disaster recovery yang berpusat pada pemulihan jaringan. Metode ini berkembang dari asumsi bahwa jaringan suatu perusahaan merupakan aspek penting yang harus turut diselamatkan saat bencana melanda. Prosedur pemulihan jaringan umumnya melibatkan koneksi dengan anggota tim IT, penggantian perangkat jaringan, serta sejumlah usaha terkait lain untuk memulihkan konektivitas yang sempat terputus.
  • Disaster recovery pusat data adalah jenis disaster recovery yang berpusat pada data center atau pusat data perusahaan. Metode ini melibatkan pengembangan fasilitas komputerisasi yang digunakan untuk menyimpan, memproses, dan mendistribusikan data dan sistem bisnis. Prosedur pengembangannya meliputi pengamanan lokasi, pemantapan perangkat dan pegawai, serta pengaturan HVAC ruangan (heating, ventilation, dan air conditioning). Disaster recovery pusat data dianggap sebagai solusi paling aman dan efektif bagi sebagian besar perusahaan. Namun, waktu pengembangan yang cukup panjang serta banyaknya unsur penting yang harus dilibatkan membuat jenis manajemen bencana ini sering dirasa kurang praktis.
  • Disaster recovery cloud adalah jenis disaster recovery yang berbasis cloud. Metode ini memanfaatkan layanan cloud yang disediakan oleh penyedia layanan pihak ketiga untuk menyimpan dan memulihkan data dan sistem bisnis. Dengan menggunakan disaster recovery cloud, perusahaan tidak perlu mengembangkan fasilitas sendiri atau mempekerjakan tenaga ahli. Seluruh prosedur pengamanan data pun dijalankan secara lebih praktis.

Manfaat disaster recovery untuk perusahaan

Perusahaan membutuhkan disaster recovery karena alasan-alasan berikut:

  • Untuk mencegah atau meminimalkan kerugian data yang dapat mengakibatkan hilangnya informasi penting, pelanggaran privasi, atau tuntutan hukum.
  • Untuk mencegah atau meminimalkan gangguan operasional yang dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas, kualitas, atau layanan.
  • Untuk mencegah atau meminimalkan kerusakan reputasi yang dapat mengakibatkan kehilangan kepercayaan, loyalitas, atau pelanggan.
  • Untuk memenuhi persyaratan hukum, regulasi, atau kontrak yang mengharuskan perusahaan untuk memiliki rencana kontinuitas bisnis dan disaster recovery.
  • Untuk meningkatkan daya saing dan nilai bisnis dengan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk bertahan dan pulih dari bencana.

Berapa lama proses recovery data?

Proses recovery data adalah proses untuk mengembalikan data yang rusak, hilang, atau tidak dapat diakses ke kondisi sebelumnya. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras, atau layanan pemulihan data. Lama proses recovery data tergantung pada beberapa faktor, seperti jumlah dan jenis data yang akan dipulihkan, media penyimpanan yang digunakan, metode pemulihan yang dipilih, dan kondisi fisik atau logis dari data yang rusak. Secara umum, proses recovery data dapat memakan waktu dari beberapa menit hingga beberapa jam atau bahkan hari.

RTO dan RPO dalam disaster recovery

RTO (Recovery Time Objective) dan RPO (Recovery Point Objective) adalah dua konsep kunci dalam merancang strategi disaster recovery dan manajemen risiko data. Masing-masing konsep memiliki peran dan arti yang berbeda dalam konteks perlindungan data dan pemulihan setelah bencana atau kejadian tak terduga lainnya. 

RTO, atau Recovery Time Objective, adalah waktu maksimal yang dibutuhkan untuk memulihkan data dan sistem bisnis setelah terjadi bencana. RTO menunjukkan seberapa cepat perusahaan harus dapat mengembalikan operasional bisnis ke kondisi normal atau minimal yang dapat diterima. RTO biasanya diukur dalam satuan jam, menit, atau detik.

RPO, atau Recovery Point Objective, adalah jumlah data maksimal yang dapat hilang atau rusak akibat bencana. RPO menunjukkan seberapa sering perusahaan harus melakukan backup data dan sistem bisnis untuk meminimalkan kerugian data. RPO biasanya diukur dalam satuan jam, menit, atau detik.

Berikut adalah beberapa contoh RTO dan RPO dalam disaster recovery untuk berbagai jenis data dan sistem bisnis:

  • Data dan sistem keuangan: Data dan sistem keuangan adalah data dan sistem yang sangat kritikal bagi perusahaan, karena berhubungan dengan transaksi, pembayaran, laporan, dan audit. Data dan sistem keuangan harus memiliki RTO dan RPO yang sangat rendah, misalnya RTO 15 menit dan RPO 5 menit, untuk meminimalkan kerugian finansial, pelanggaran hukum, atau kerusakan reputasi.
  • Data dan sistem operasional: Data dan sistem operasional adalah data dan sistem yang mendukung proses bisnis sehari-hari, seperti produksi, distribusi, pemasaran, dan layanan. Data dan sistem operasional harus memiliki RTO dan RPO yang moderat, misalnya RTO 1 jam dan RPO 15 menit, untuk meminimalkan gangguan operasional, menurunnya kualitas, atau kehilangan pelanggan.
  • Data dan sistem administratif: Data dan sistem administratif adalah data dan sistem yang berkaitan dengan fungsi-fungsi internal perusahaan, seperti sumber daya manusia, akuntansi, dan pengadaan. Data dan sistem administratif dapat memiliki RTO dan RPO yang lebih tinggi, misalnya RTO 4 jam dan RPO 1 jam, karena dampaknya terhadap bisnis tidak sebesar data dan sistem lainnya.

Langkah-langkah disaster recovery plan

Disaster recovery plan adalah dokumen tertulis yang berisi langkah-langkah yang harus diambil oleh perusahaan dalam proses disaster recovery. Disaster recovery plan harus mencakup identifikasi risiko, analisis dampak, strategi pemulihan, rencana komunikasi, dan prosedur pengujian dan pembaruan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menyusun disaster recovery plan:

  • Melakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi potensi bencana yang dapat mempengaruhi data dan sistem bisnis, seperti bencana alam, serangan siber, kesalahan manusia, dll.
  • Melakukan analisis dampak untuk menentukan dampak dari setiap bencana terhadap data dan sistem bisnis, seperti kerugian finansial, reputasi, dan data, serta menetapkan prioritas pemulihan berdasarkan kritikalitas data dan sistem.
  • Menentukan strategi pemulihan untuk setiap bencana, seperti metode backup, lokasi DRC, teknologi pemulihan, RPO (recovery point objective), dan RTO (recovery time objective).
  • Menyusun rencana komunikasi untuk menginformasikan karyawan, pelanggan, mitra, dan pihak terkait lainnya mengenai proses disaster recovery, termasuk kontak darurat, tanggung jawab, dan eskalasi.
  • Menyusun prosedur pengujian dan pembaruan untuk memastikan bahwa disaster recovery plan berfungsi dengan baik dan sesuai dengan kondisi bisnis yang berubah, termasuk melakukan simulasi bencana, mengevaluasi hasil, dan merevisi rencana jika perlu.

Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang disaster recovery dan bagaimana Anda dapat melindungi data dan sistem bisnis Anda dari bencana, Anda dapat menghubungi penyedia layanan disaster recovery yang profesional dan berpengalaman. Zettagrid Indonesia dapat membantu Anda menentukan RTO dan RPO yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis Anda, serta menyediakan solusi disaster recovery system yang efektif dan efisien. Anda dapat menghubungi Zettagrid Indonesia melalui sales@zettagrid.id atau +62 811 28 38 78.

Apa Itu RTO dan RPO dan Manfaatnya dalam Business Continuity dan Disaster Recovery 

Dalam dunia teknologi informasi, terutama di bidang manajemen keamanan data dan pemulihan bencana (disaster recovery), terdapat dua konsep penting yang sering kali menjadi pusat perhatian: Recovery Time Objective (RTO) dan Recovery Point Objective (RPO). Kedua konsep ini memainkan peran kunci dalam memastikan kelangsungan bisnis dan integritas data di dunia digital yang penuh risiko. Artikel ini akan membahas secara mendalam RTO dan RPO, dari yang umum hingga yang spesifik, serta mengapa kedua konsep ini sangat penting dalam lingkungan bisnis saat ini. 

Dalam era digital saat ini, data menjadi salah satu aset paling berharga bagi perusahaan. Data tidak hanya berisi informasi pelanggan dan transaksi, tetapi juga termasuk kode sumber aplikasi, konfigurasi jaringan, dan berbagai jenis informasi yang penting untuk operasi sehari-hari perusahaan. Oleh karena itu, keamanan data dan kemampuan pemulihan data (data recovery) yang efektif sangatlah penting. 

RTO dan RPO adalah dua konsep kunci dalam merancang strategi disaster recovery dan manajemen risiko data. Masing-masing konsep memiliki peran dan arti yang berbeda dalam konteks perlindungan data dan pemulihan setelah bencana atau kejadian tak terduga lainnya. Mari kita mulai dengan pemahaman yang lebih umum tentang keduanya. 

RTO (Recovery Time Objective) – Batasan Waktu Pemulihan 

RTO, atau Recovery Time Objective, adalah waktu maksimal yang diberikan kepada sebuah sistem atau aplikasi untuk pulih setelah terjadi bencana atau gangguan. Dalam kata lain, RTO mengukur berapa lama perusahaan dapat mengizinkan sistem atau aplikasi tidak beroperasi sebelum terjadi dampak yang tidak dapat diterima. RTO umumnya diukur dalam satuan waktu seperti jam, menit, atau bahkan detik, tergantung pada kebutuhan bisnis. 

Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki RTO 4 jam untuk sistem manajemen inventaris mereka, ini berarti bahwa sistem tersebut harus kembali beroperasi dalam waktu empat jam setelah terjadi gangguan atau bencana. Jika pemulihan sistem memakan waktu lebih dari empat jam, maka perusahaan tersebut dapat mengalami dampak negatif yang signifikan, seperti kehilangan penjualan atau ketidakpuasan pelanggan. 

Pentingnya RTO adalah memastikan bahwa perusahaan memiliki disaster recovery plan yang efektif dan dapat diandalkan. RTO membantu perusahaan menetapkan prioritas dalam data recovery dan sistem, serta menentukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai target waktu pemulihan tersebut. 

RPO (Recovery Point Objective) – Batasan Titik Pemulihan 

Selanjutnya, kita akan membahas Recovery Point Objective atau RPO. RPO adalah konsep yang berfokus pada sejauh mana perusahaan dapat menerima kehilangan data dalam kejadian bencana atau gangguan. RPO diukur dalam periode waktu yang sama seperti RTO, yaitu jam, menit, atau detik, tergantung pada kebutuhan bisnis. 

Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki RPO 1 jam untuk sistem basis data pelanggan mereka, ini berarti bahwa perusahaan dapat menerima kehilangan data hingga satu jam sebelum bencana atau gangguan terjadi. Dalam konteks ini, “kehilangan data” bisa berarti bahwa semua perubahan atau transaksi yang terjadi dalam satu jam terakhir sebelum gangguan mungkin tidak dapat dipulihkan. 

RPO sangat penting karena mengukur sejauh mana perusahaan dapat membatasi kerugian data dalam skenario yang tidak diinginkan. RPO yang lebih rendah mengharuskan perusahaan untuk melakukan cadangan data lebih sering, yang dapat menjadi tugas yang lebih sulit dan mahal. Namun, ini juga berarti bahwa perusahaan dapat memulihkan data yang lebih baru dan memiliki tingkat kehilangan data yang lebih rendah. 

Mengapa RTO dan RPO Penting? 

Sekarang, kita telah memahami apa itu RTO dan RPO secara umum. Namun, mengapa kedua konsep ini sangat penting dalam dunia bisnis dan teknologi informasi? 

Kelangsungan Bisnis 

Salah satu alasan utama adalah kelangsungan bisnis. Setiap perusahaan ingin memastikan bahwa operasinya dapat terus berjalan meskipun mengalami gangguan atau bencana. RTO memastikan bahwa waktu pemulihan sistem atau aplikasi tidak melebihi batasan yang dapat diterima oleh bisnis, sehingga bisnis dapat kembali beroperasi sesegera mungkin. 

Sementara itu, RPO memastikan bahwa data yang hilang selama bencana atau gangguan dapat dipulihkan dalam batasan yang dapat diterima. Ini penting terutama untuk bisnis yang bergantung pada data pelanggan, informasi keuangan, atau data penting lainnya. Dengan memiliki RPO yang baik, perusahaan dapat meminimalkan kerugian data dan menghindari dampak yang merugikan. 

Kepuasan Pelanggan 

Kepuasan pelanggan adalah faktor lain yang sangat dipengaruhi oleh RTO dan RPO. Jika sebuah perusahaan tidak dapat memulihkan layanan atau data dengan cepat setelah terjadi gangguan, pelanggan mungkin akan kecewa dan beralih ke pesaing. RTO yang lambat dapat menyebabkan penurunan kepuasan pelanggan dan potensi kehilangan bisnis. 

Kepatuhan Regulasi 

Banyak industri dan negara memiliki regulasi yang mengharuskan perusahaan untuk melindungi data pelanggan dan bisnis. Misalnya, General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa mengharuskan perusahaan untuk melindungi data pelanggan dan memberikan kemampuan data recovery yang baik. RTO dan RPO yang baik dapat membantu perusahaan mematuhi regulasi tersebut dan menghindari denda dan sanksi yang mungkin diberikan. 

RTO dan RPO dalam Praktik 

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda ketika mengatur RTO dan RPO mereka. Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan RTO dan RPO meliputi: 

Jenis Data 

Jenis data yang diolah oleh perusahaan dapat memengaruhi RTO dan RPO. Data yang sangat penting, seperti data pelanggan atau data keuangan, mungkin memiliki RTO dan RPO yang lebih ketat daripada data yang kurang penting. 

Sumber Daya 

Ketersediaan sumber daya juga merupakan faktor yang memengaruhi RTO dan RPO. Perusahaan dengan anggaran yang lebih besar mungkin dapat mengatur RTO dan RPO yang lebih ketat karena mereka memiliki akses ke teknologi disaster recovery yang lebih canggih. 

Risiko Industri 

Industri tempat perusahaan beroperasi juga dapat memengaruhi penentuan RTO dan RPO. Industri yang lebih rentan terhadap bencana atau serangan mungkin memerlukan RTO dan RPO yang lebih ketat. 

Kebijakan Internal 

Kebijakan internal perusahaan juga berperan dalam penentuan RTO dan RPO. Perusahaan harus mempertimbangkan berapa banyak risiko yang bersedia mereka ambil dan berapa banyak sumber daya yang mereka siapkan untuk disaster recovery

Implementasi RTO dan RPO 

Setelah perusahaan menentukan RTO dan RPO mereka, langkah berikutnya adalah mengimplementasikan strategi pemulihan yang sesuai. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai RTO dan RPO yang ditetapkan adalah: 

Cadangan Data Reguler 

Mengamankan data secara teratur adalah langkah penting untuk mencapai RPO yang rendah. Perusahaan harus membuat cadangan data dengan frekuensi yang memadai sesuai dengan RPO mereka. Ini dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak cadangan data dan sistem penyimpanan yang andal. 

Redundansi Infrastruktur 

Menggunakan infrastruktur yang redundan dapat membantu mencapai RTO yang lebih cepat. Ini berarti bahwa perusahaan memiliki salinan sistem dan aplikasi yang siap digunakan jika sistem utama mengalami gangguan. 

Pengujian Pemulihan 

Menguji disaster recovery plan secara teratur adalah langkah penting untuk memastikan bahwa RTO dan RPO yang ditetapkan dapat dicapai. Pengujian pemulihan memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi potensi masalah dan perbaikannya sebelum terjadi kejadian yang sebenarnya. 

Pemantauan Berkelanjutan 

Mengawasi sistem dan aplikasi secara terus-menerus dapat membantu mendeteksi gangguan atau bencana lebih cepat, yang pada gilirannya dapat membantu mencapai RTO yang lebih singkat. 

Studi Kasus: Peran RTO dan RPO dalam Bisnis E-Commerce 

Untuk memberikan contoh konkret tentang bagaimana RTO dan RPO berperan dalam dunia bisnis, mari kita lihat studi kasus dalam konteks bisnis e-commerce. 

RTO dalam Bisnis E-Commerce 

Dalam bisnis e-commerce, RTO dapat menjadi perbedaan antara mempertahankan pelanggan atau kehilangan mereka. Misalnya, pertimbangkan toko online yang menjual produk-produk fashion. Jika sistem toko online tersebut mengalami gangguan dan pelanggan tidak dapat melakukan pembelian selama berjam-jam, pelanggan mungkin akan beralih ke pesaing yang lebih dapat diandalkan. Oleh karena itu, RTO yang cepat sangat penting dalam hal ini. 

RPO dalam Bisnis E-Commerce 

Sementara itu, RPO dalam bisnis e-commerce mengacu pada sejauh mana data pesanan dan inventaris dapat dipulihkan setelah terjadi gangguan. Jika toko online kehilangan data pesanan selama satu jam sebelum terjadi gangguan, ini dapat mengakibatkan kebingungan yang besar dan hilangnya pendapatan. Oleh karena itu, RPO yang ketat, mungkin hanya beberapa menit, sangat penting untuk memastikan integritas data pesanan dan inventaris. 

Dengan menetapkan RTO dan RPO yang sesuai, bisnis e-commerce dapat memastikan bahwa mereka dapat menjaga kelangsungan bisnis, memuaskan pelanggan, dan melindungi data dengan baik. 

Kesimpulan 

RTO dan RPO adalah dua konsep yang sangat penting dalam dunia manajemen keamanan data dan disaster recovery. Kedua konsep ini membantu perusahaan mengatur batasan waktu pemulihan dan batasan titik pemulihan untuk sistem dan data mereka. Dengan memahami RTO dan RPO, perusahaan dapat merancang strategi pemulihan yang efektif, melindungi bisnis mereka, dan memuaskan pelanggan. 

Penting untuk diingat bahwa setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan oleh karena itu, RTO dan RPO harus disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Selain itu, implementasi dan pengujian rencana pemulihan juga penting untuk memastikan bahwa RTO dan RPO yang ditetapkan dapat dicapai dalam situasi nyata. 

Dalam dunia yang terus berubah dan penuh risiko ini, pemahaman tentang RTO dan RPO adalah langkah penting menuju keberhasilan dan kelangsungan bisnis yang berkelanjutan. Semoga artikel ini telah membantu Anda memahami konsep ini dengan lebih baik dan bagaimana mereka dapat diterapkan dalam lingkungan bisnis Anda. 

Zettagrid Indonesia menyediakan solusi lengkap untuk keberlanjutan bisnis dan disaster recovery yang mencakup pemulihan data, toleransi kesalahan, dan ketersediaan tinggi. Kami membuat pemulihan bencana menjadi lebih mudah dan terjangkau dengan menawarkan berbagai solusi disaster recovery yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Hubungi kami di sales@zettagrid.id untuk informasi lebih lanjut. 

Bagaimana Cara Memilih Layanan DRaaS?

memilih layanan DRBagaimana Cara Memilih Layanan DRaaS?

Dalam mengembangkan bisnis, situasi bencana seperti sekarang merupakan salah satu ancaman umum yang harus dihadapi. Tak hanya itu, bahkan keberadaan bencana alam kerap kali membawa risiko tersendiri bagi para pengusaha. Mulai dari terhentinya operasional bisnis, rusaknya infrastruktur gedung, hingga hilangnya data-data penting perusahaan. Dengan melihat fenomena ini, solusi pun dibutuhkan demi menyelamatkan bisnis dari risiko bencana. Salah satunya adalah dengan menggunakan Disaster Recovery as a Service (DRaaS).

DRaaS sering kali menjadi infrastruktur pilihan bagi bisnis untuk menghindari terjadinya risiko bencana maupun Downtime. Dengan sistem yang secara khusus dibangun untuk menempatkan aplikasi, data, hingga backup data perusahaan, bisnis bisa tetap menjalankan operasionalnya dengan baik meski kedua kendala tadi menyerang. Bagi Anda yang berencana untuk memanfaatkan layanan DRaaS, berbagai hal tentunya harus dipertimbangkan oleh Anda sebelum menentukan layanan pilihan.

Berikut telah kami paparkan lima hal yang perlu bisnis perhatikan ketika memilih layanan DRaaS. Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Performa layanan DRaaS

Saat memilih layanan DRaaS, Anda pastinya ingin layanan dapat berjalan semaksimal mungkin. Untuk itu, mengetahui dampak minimum terhadap aplikasi yang berada di Data Center primer sangat penting untuk dilakukan. Penyedia layanan DRaaS pun harus menjamin bahwa software yang digunakan untuk melindungi aplikasi pada Data Center primer memiliki dampak gangguan yang minim. Oleh karenanya, scenario uji coba DR harus dilakukan agar ekspektasi Anda bisa sesuai dengan layanan yang diberikan oleh penyedia.

2. Jaminan konsistensi dari penyedia layanan

Saat memilih layanan DR, Anda harus bisa memastikan jika penyedia layanan DR mampu memberi jaminan atas konsistensi data ketika terjadinya bencana. Biasanya konsistensi data ini mencakup aplikasi, transaksi, hingga poin-in-time (konsistensi pada waktu tertentu).

3. Recovery Point Objective (RPO)

Sistem RPO menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dalam memilih layanan DRaaS. Pada umumya, sistem ini akan mengatur berapa lama waktu yang bisa ditoleransi dalam kehilangan data ketika terjadinya bencana. Jika RPO terjadi selama 15 menit, maka data yang akan direplikasi dari Data Center primer ke Data Center sekunder adalah setiap 15 menit.

Perlu diketahui, sistem RPO ini turut dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu besar perubahan data (delta data) dan besarnya bandwidth untuk replikasi. Jadi bisa dikatakan untuk mencapai RPO dengan jangka waktu 15 menit, organisasi membutuhkan sekitar 4 Mbps (Mega bits per second) untuk 300 MB (Mega Bytes) delta data.

4. Recovery Time Objective (RTO)

Pada sistem ini akan diatur berapa lama Data Center sekunder bisa beroperasi setelah Data Center primer terjadi bencana. Oleh karenanya, sistem ini pun ikut menjadi pertimbangan agar Anda dapat mengetahui jeda waktu yang dibutuhkan ketika kendala terjadi.

5. Lokasi

Selain keempat poin di atas, lokasi Data Center sekunder pun menjadi salah satu aspek penting dalam pemilihan layanan DR. Ini dilakukan mengingat jarak penyimpanan antara Data Center primer dan sekunder harus mencapai radius minimal 30 km untuk sistem terbaik. Tak hanya itu, jarak lokasi penyimpanan ini juga akan mempengaruhi biaya WAN dan latency. Oleh sebab itu, untuk memaksimalkan kinerja DR, ada baiknya pemilihan lokasi yang tepat perlu dilakukan.

Sebagai penyedia layanan infrastruktur cloud lokal, Zettagrid Indonesia menawarkan layanan Disaster Recovery as a Service (DRaaS) untuk mendukung keberlangsungan bisnis Anda. Dengan dua lokasi Data Center yang bertempat di Jakarta dan Cibitung serta telah bersertifikasi Tier IV, data Anda akan aman terjaga pada infrastruktur cloud Zettagrid. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai layanan cloud kami, Anda dapat menghubungi kami di sini atau melalui sales@zettagrid.id.

Keep Your Business Away from Disaster with SecondSite DR

Secondsite Disaster Recovery

Keep your business away from Disaster with SecondSite DR

According to USAID, Indonesia is one of the most disaster-prone countries in the world, regularly experiencing earthquakes, tsunamis, landslides, volcanic eruptions, flooding, and drought. For example, the flood that just happened in several cities in Indonesia that impacted to several business and offices. Spread across 6,000 inhabited islands, communities in Indonesia face a numerous different hazard, as well as differing levels of disaster response capacity, posing a challenge to preparing for and responding to disasters.

By this condition, it is very important for enterprises to be prepared and keep their business running due to disaster possibility in Indonesia.

Secondsite Disaster Recovery

Zettagrid provides you solution for disaster recovery. SecondSite DR is a real-time disaster recovery replication (DRaaS) solution built on the award-winning Zerto platform that provides recovery site, data synchronization, accessibility and activation for part or all of your virtual environment.

SecondSite™ is a great product and has so many benefits to partners and customers. we have short the list as we could and came up with these range of benefits below:

Low RPOs: The SecondSite DR solution can give Recovery Point Objectives (RPOs) of as little as 3 seconds.

Low RTOs: Right after you hit the Failover button, we can have your VMs up and running in a few minutes anytime day or night giving you a great Recovery Time Objective (RTO).

DR you can test: A lot of solutions are great but too hard to properly test. SecondSite allows you to do full ring-fenced testing during business hours without pausing replication or impacting production.

Simple Pricing: Let’s not kid ourselves, you can pour good money after bad into DR projects that end up costing millions and often don’t deliver. We have made it simple, Rp2 million per VM, no hidden costs, contracts or gotchas.

Automation, Automation, Automation: At Zettagrid if we can’t automate it, we don’t want to do it. Take advantage of all the development we’ve done from our mature VDC product, networking and the Zerto product itself to make life easier for your company.

Expert Support: We at Zettagrid have done countless successful implementations. We know what works and what doesn’t. Let our experience in providing DR guide you to a successful implementation. Don’t reinvent the wheel.

Contact us here to keep disaster away from your business.

Why Disaster Recovery Becomes Critical For Your Business?

Disaster Recovery

Why Disaster Recovery Becomes Critical For Your Business?

Disaster recovery becomes one of critical needs almost in every industry. The National Archives and Records Administration reports that 93% of companies that lost their data center for 10 days or more due to a disaster, filed for bankruptcy within one year of the disaster. In addition, 43 percent of companies that do not have a disaster recovery plan will go out of business in the aftermath of major data loss. Here are the the benefits of using Disaster Recovery;

Stay Safe against the Effects of Natural Disasters:

Natural disasters can occur anytime and in any form such as; earthquake, flood, hurricane, or other extreme disaster which are unpredictable. Your business can face devastating downtime when such disasters occur. The National Archives and Records Administration has found that above 90% of the organizations that experience minimum 7 days downtime, go out of business within a year. Disaster Recovery will protect your data and ensure your business is not compromised with downtime.

 

Reduce the Impact of Cyber Attacks:

Disaster Recovery assists in minimizing the impact of attacks and risks by cyber criminals. As the data generated everyday is increasing, criminals are also expanding their techniques to attack small businesses that they think are susceptible. The overall weak security maintained by several small businesses makes them an easy goal for attacks and probes.

 

System Failure:

A system like the hardware, machines or other components might fail. However you buy the system with a guarantee of 99% uptime, it will certainly encounter issues after some time and experience at least some downtime. Even if you spend hard on technology, no solution is a perfect one. Therefore, businesses need to invest in robust disaster recovery that can support all of these risks.

Take a look at our disaster recovery solution here

 

Sources: Unitrends, Milesweb

“Keeping the lights on”

“Keeping the lights on” 24 hours a day 7 days a week (24×7), Anda akan mendapatkan pengalaman bahwa:

  • Virtual Machine Anda sudah siap dan siap digunakan.
  • Layanan Backup dan Recovery dapat diandalkan dan bekerja baik saat Anda membutuhkannya
  • Layanan Disaster dan Replikasi dapat diandalkan dan bekerja saat Anda membutuhkannya
  • Zettagrid selalu siap kapanpun dan dapat dihubungi saat Anda membutuhkan bantuan.
  • Zettagrid selalu melayani Anda dengan sepenuh hati.

Zettagrid menyediakan dukungan infrastruktur 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Bantuan pelanggan membantu Anda apabila meminta suatu request atau order untuk memeriksa update status dari layanan Anda. Saat Anda melakukan request bantuan ke Zettagrid, Anda disini akan dibantu bahwa request Anda tersebut akan ditanggapi dengan cepat dan tepat pada waktunya oleh team customer support Zettagrid sesuai dengan SLA yang kami janjikan dan dan akan request tersebut diselesaikan secepat mungkin. Selain itu Zettagrid juga memberikan kemudahan layanan yang transparan bagi Anda. Status kondisi dari sistem layanan Zettagrid di publish untuk khalayak ramai dan informasi tersebut dapat dilihat pada website kami. Apakah Anda ingin mengintegrasikan status Zettagrid dengan sistem monitoring Anda sendiri?

[wc_button type=”success” url=”http://status.zettagrid.com/” title=”Zettagrid Status” target=”” url_rel=”” icon_left=”” icon_right=”” position=”” class=””]Check Zettagrid System Status[/wc_button]

Hubungi kami supaya Anda bisa mendapatkan layanan bantuan dari Zettagrid. Hubungi + 62-811-28-38-78 / + 62-21-2960-7589 atau email sales@zettagrid.id


[wc_button type=”success” url=”https://www.zettagrid.id/cloudcomputing/virtual-data-center/” title=”Read more” target=”” url_rel=”” icon_left=”” icon_right=”” position=”” class=””]Read more[/wc_button]

[wc_share_buttons class=””][/wc_share_buttons]

Survive Disasters With Zettagrid and Veeam

“The only thing harder than planning for an emergency is explaining why you didn’t” – Unknown

In the Information Age, where your business is expected to be up and running 24/7, you need a robust and effective disaster recovery plan. 2016 statistics show that the average workers lose 38 hours every year due to slow internet connectivity and downtime, that’s a full week every year that each employee is unproductive. It is no wonder that some businesses never recover from a serious disaster, multiply that across an entire organisation and the costs start to become unbearable.

It is easy to assume your business’s computing systems will never go down. This assumption cannot be further from the truth. The fact of the matter is that disasters happen! However, instead of focussing on the catastrophe itself and whether it will happen or not, it’s important to concentrate on developing an effective disaster recovery plan.

Disaster Recovery: What, How, Why?

Disaster recovery (DR) aims to protect your company from the after-effects of any event that can hamper or risk the smooth functioning of your business’s daily operations. The cause of organisational downtime can range from a Denial-Of-Service attack or any other cyber attack to hardware or equipment failure or even a natural disaster.

What do you do? How do you implement a cost-effective disaster recovery plan? The reality is, in our fast-paced, online world, if you are unable to transact or conduct your business, your target audience will not wait for the fault to be fixed. They will rush off to your competition. This could end up costing your business hundreds of thousands of dollars in the long run.

The great news is that there are companies in the marketplace such as Zettagrid who utilise Veeam technology to offer comprehensive Disaster Recovery Solutions.

Veeam and Zettagrid: The Perfect Team

In essence, Disaster Recovery utilises cloud computing infrastructure to protect your business applications and data from ceasing to function due to a disaster. The successful DR model consists of two essential components: hardware and software. In the event of a disaster, both of these components work together to ensure a smooth transition from your primary to your secondary system.

This is why you need a well-matched team to keep you covered. With Zettagrid and Veeam working together, you have that full coverage.

Veeam:

First, you are protected by Veeam providing the software side of the Disaster Recovery model. Veeam Replication uses an image-based recovery replication solution. With this setup, your VM maintains constant replication. If your VM should go down, your vital information is ready to access again in mere minutes, with no loss of data.

Zettagrid:

This is paired with the hardware – Zettagrid cloud computing. As the most advanced self-service cloud hosting platform in Indonesia, Zettagrid provides the ideal storage to keep your important data safe.

By using the services of these two complementary companies together, your business enjoys the benefit of having both the powerful technology and the high-quality cloud-based backup services that will ensure your DRaaS solution will work as expected when disaster does strike.

Find out more about Veeam Replication powered by Veeam.

Twitter   [wp-svg-icons icon=”twitter” wrap=”i”] LinkedIn[wp-svg-icons icon=”linkedin” wrap=”i”]

Have a question? Contact Us!

Why Real-Time Disaster Recovery Needs to Be a Critical Part of Your eCommerce Business Processes

“Make ‘business continuity’ ‘business as usual’ and embed it into your management routines as decisions are made, instead of an afterthought, check off the box exercise later.” – Bobbie Garrett

Business continuity management, or disaster recovery management, needs to be a vital part of a successful eCommerce business model. Furthermore, it is important for e-retailers to bear in mind that consumers in the Information Age are accustomed to having instant access to almost everything that they require. Therefore, to keep your customers, and your business, it is critical that you have a real-time disaster recovery plan in place to keep your computer systems up and running all the time.

The Financial Impact of a Disaster

It is important to consider the impact of conversion rate optimisation (CRO) on the sales of an eCommerce retailer. CRO is the system for increasing the number of visitors to your website and converting them into returning customers. It is easier to convince a returning customer to continue purchasing your products than it is to convert a new visitor into a returning customer. Statistics show that the ROI on returning customers can be more than 15 times that of new customers, while the ROI on new customer conversions remains consistent at 4 to 6 times at best.

Let’s presume you are an eCommerce retailer who has just experienced a disaster and your website has gone down, thus, preventing customers from transacting on your site. Not only will you lose sales while your website is down, your CRO figures will drop drastically because your website is not available for visitors to browse through.

Real-time Recovery

To ensure your customers keep on returning to purchase from your website and new visitors are afforded the opportunity to convert into returning customers, it is important to implement a robust disaster recovery or backup plan.

In order to swap seamlessly from your primary information systems to the secondary or backup systems, both need to be kept in sync with each other. An important part of the DRaaS model ensures that both your business’s primary and secondary systems are maintained in sync in real-time. Without this real-time service, you will not be able to swap seamlessly between the two systems.

A Prepared Business Is a Successful Business

The practical application of real-time disaster recovery in the form of DRaaS is essential to your daily business operations.

Not only will your profitability take a knock from the actual system downtime, but the damage to your brand’s reputation will also add to the long-term reduction in your sales figures. It is far easier to ensure you have a healthy disaster recovery plan in place than it is to try and repair your brand’s reputational damage.

Take a look at our real-time disaster recovery solution SecondSite, powered by Zerto.

 

Twitter   [wp-svg-icons icon=”twitter” wrap=”i”]   LinkedIn  [wp-svg-icons icon=”linkedin” wrap=”i”]