Posts

8 Cara Efektif Mencegah Kebocoran Data Perusahaan 

cara mencegah kebcoran data

Saat ini, isu kebocoran data sedang marak terjadi, salah satu kasus yang belum lama terjadi adalah kebocoran data dari sebuah bank di Indonesia. Tentunya, hal ini dapat membuat kerugian yang cukup besar dan membuat data pelanggan yang seharusnya bersifat privasi tersebar tanpa keamanan yang tepat.  

Maka dari itu, setiap perusahaan harus mengetahui tentang bagaimanavcara efektif mencegah kebocoran data. Tapi sebelumnya, Anda perlu tahu apa saja penyebabnya. Dikutip dari situs UpGuard, ada enam penyebab kebocoran data yang sering terjadi, yaitu menggunakan password bawaan atau default password, kata sandi yang berulang, software yang rentan, kesalahan konfigurasi software, pencurian barang yang memiliki data sensitif dan penipuan melalui social engineering.  

Berikut langkah-langkah yang tepat untuk mencegah kebocoran data perusahaan bahkan data pribadi: 

8 Cara Mencegah Kebocoran Data Perusahaan  

1. Sadar akan Keamanan Data  

Langkah pertama dan wajib Anda terapkan untuk mencegah kebocoran data adalah dengan cara membangun kesadaran tentang keamanan data kepada seluruh pengguna atau karyawan perusahaan. Anda dan setiap karyawan wajib mengetahui dan memahami edukasi terkait ancaman keamanan, kebijakan penggunaan data, dan cara melindungi data sensitif untuk menghindari resiko kebocoran data.  

2. Enkripsi Data  

Cara mencegah kebocoran data yang kedua adalah mengenkripsi data sensitif, Anda bisa memastikan data penting yang dikirim melalui jaringan akan disimpan dalam perangkat terenkripsi yang memiliki keamanan yang tinggi.  

Dengan cara mengenkripsi data juga membuat data sensitif tidak bisa diakses tanpa sandi enkripsi yang sesuai.  

3. Hindari Situs Phising  

Metode phising berhubungan dengan kebocoran data dengan cara meretas untuk bisa mendapatkan akses ke data sensitif atau data pribadi. Anda bisa menggunakan aplikasi anti virus atau berhati-hati terhadap link yang dikirimkan oleh orang asing atau juga yang tidak tahu sumber jelasnya.  

4. Rajin Update Software  

Rajin melakukan update software ke versi terbaru merupakan cara untuk menghindari kebocoran data, karena dengan cara melakukan update ke versi terbaru keamanan software yang Anda gunakan akan semakin meningkat sehingga bisa terhindar dari kebocoran data oleh peretas.  

5. Mengatur Akses dengan Tepat  

Tidak semua karyawan dalam perusahaan Anda bisa mengakses data pelanggan atau pengguna, hal ini bertujuan untuk membatasi  akses data sensitif sehingga data hanya bisa diakses oleh orang-orang yang sudah memiliki tugas yang sesuai. Umumnya, hal ini juga dilakukan dengan cara membuat peraturan atau izin otorisasi yang ketat dalam sistem jaringan perusahaan Anda.  

6. Mengganti Password Secara Berkala  

Salah satu penyebab kebocoran data adalah menggunakan password bawaan dari situs atau aplikasi yang Anda gunakan, untuk mencegah hal tersebut Anda bisa mengganti password dengan isi yang sulit dideteksi dan menggabungkan huruf, nomor, dan juga karakter. Anda juga diharapkan tidak membuat password yang sama untuk berbagai akun.  

7. Menghindari Wifi Umum  

Saat ini wifi umum dengan mudah diakses oleh siapapun, bahkan ketika Anda pergi ke mall, café, atau taman sekalipun Anda bisa dengan mudah mendapatkan akses wifi umum. Namun, hindari menggunakan wifi umum ketika akan mengakses situs perusahaan tempat Anda bekerja yang bisa memuat informasi tentang pelanggan perusahaan. Anda juga bisa mengaktifkan VPN ketika sedang mengakses internet apabila menggunakan wifi umum.  

8. Melakukan Backup Data  

Ketika kebocoran data terjadi umumnya banyak data yang bisa saja terhapus, untuk itu Anda juga perlu melakukan backup data. Hal ini bisa berguna bagi bisnis untuk membantu menjaga informasi data tetap aman dan terlindungi sekaligus.  

Untuk itu sudah sewajarnya bagi Anda untuk mencari pilihan backup data agar bisa melindungi data perusahaan dengan baik, salah satunya dengan memilih cloud backup. Layanan cloud backup bisa memberikan tingkat keamanan dan kenyaman yang tinggi, karena data Anda akan tetap terjaga dengan aman tetapi dapat diakses dengan mudah dan di manapun.  

Sebagai salah satu provider cloud di Indonesia, Zettagrid Indonesia menawarkan layanan cloud backup yang bisa membantu Anda melindungi data perusahaan. Dengan layanan Veeam Backup, Anda sudah bisa melindungi data yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dengan harga yang terjangkau. Anda bisa langsung menghubungi tim kami melalui sales@zettagrid.id. 

Cara Kerja Cloud Disaster Recovery yang Penting Bagi Perusahaan

Featured Image - Cara Kerja Cloud Disaster Recovery yang Penting Bagi Perusahaan

Cara Kerja Cloud Disaster Recovery yang Penting Bagi Perusahaan

Sebuah bencana tidak dapat kita prediksi kemunculannya, sehingga sering kali mengalami dampak yang cukup merugikan pada bisnis perusahaan. Maka dari itu cara meminimalisir kerugian akibat bencana yang terjadi pada bisnis, anda dapat memanfaatkan layanan cloud disaster recovery yang tersedia dari penyedia layanan cloud computing.

Hal ini dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan anda dari resiko-resiko serta dampak dari bencana atau insiden. Bencana dalam industri teknologi ini bukan hanya disebabkan oleh fenomena alam saja, akan tetapi juga bisa disebabkan karena human error hingga system error seperti kebakaran dan kelalain lainnya yang berisiko merugikan operasional bisnis dan image perusahaan.

Body Image - Server mengalami Downtime

(Source: Storyset Freepik.com)

Seperti pepatah mengatakan “sedia payung sebelum hujan”, yang mana artinya anda harus mempersiapkan rencana sebelum semua resiko itu menimpa pada bisnis anda. Dan ini sama seperti gambaran fungsi dari cloud disaster recovery, berfungsi sebagai persiapan ataupun Business Continuity Plan ketika menghadapi bencana.

Istilah cloud disaster recovery sendiri adalah suatu metode yang menempatkan perangkat IT, sistem, aplikasi, hingga data cadangan yang dikelola oleh pihak ketiga dengan berbasis teknologi cloud computing. Tujuan dari solusi cloud yang satu ini adalah untuk membantu anda dalam memulihkan data dan sistem dari infrastruktur, apabila terjadi bencana dan mengalami kegagalan operasional sistem pada operasional bisnis.

Dapat disimpulkan bahwa fungsi dari cloud disaster recovery menjadi salah satu langkah penting dalam mengamankan kelangsungan operasional bisnis serta data perusahaaan, dalam situasi datacenter primer sedang mengalami downtime akibat bencana. Untuk mengetahui lebih lengkap bagaimana cara kerja dari cloud disaster recovery, berikut ini penjelasan singkat yang perlu anda ketahui.

  1. Penyalinan Data dari Datacenter Primary ke Datacenter Secondary

Sebagai persiapan dalam langkah menghadapi bencana, cloud disaster recovery akan menyelamatkan data dengan menyalinnya dari primary site ke secondary site dilakukan sebelum bencana menimpa bisnis. Dengan teknologi cloud computing, anda dapat mengaktifkan dengan otomatis secondary site dapat mengambil alih dan mengaktifkan sistem disaster recovery ketika primary site sedang bermasalah.

  1. Secondary Site Mengambil Alih Sistem Operasional Data

Body Image - Pemindahan dan penyalinan sistem operasional data

(Source: Storyset Freepik.com)

Saat primary site mengalami down, sistem operasional data tentu akan dihentikan dan perlindungan akses ke secondary site akan diaktifkan. Hal itu agar Anda dapat mengakses data yang sudah disalin sebelum terjadinya bencana untuk secara langsung mengambil alih sistem operasional data tersebut. Dengan begitu primary site akan segera melakukan pemulihan saat secondary site aktif.

  1. Rebuild pada Primary Site

Selama secondary site bekerja sebagai data center sementara, primary site akan memulai proses rebuilding atau perbaikan akibat bencana. Setelah proses perbaikan selesai, data-data baru yang Anda simpan di secondary site akan disalin ke primary site agar keduanya memiliki data dalam versi yang sama. Sehingga Anda dapat memakai data di primary site tanpa perlu membuat ulang.

  1. Sistem Operasional Data Kembali ke Primary Site

Apabila proses building sudah rampung, maka sistem operasional data kembali dialihkan lagi ke primary site. Akan tetapi, sebelum kembali ke primary site pastikan terlebih dahulu tidak ada pekerjaan yang sedang berjalan. Kemudian, hentikan semua proses penyalinan data dari secondary site ke primary site. Anda dapat menggunakan hardware khusus untuk mengangkat write-protection yang ada di primary site. Lakukan pengalihan sistem operasional data agar pemakaian primary site sebagai situs utama kembali efektif seperti sebelum terjadinya bencana.

Dari penjelasan singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan cloud disaster recovery dalam memulihkan sistem pada bisnis sangat penting halnya jika Anda terapkan. Dengan demikian, produktivitas dalam bisnis Anda akan tetap bisa berjalan dan ini juga dapat meminimalisir kerugian yang ada.

Zettagrid sebagai penyedia layanan cloud di Indonesia memiliki berbagai solusi Disaster Recovery (DR) yang anda dapat gunakan pada bisnis anda. Anda tidak perlu ragu jika bisnis anda mengharuskan anda untuk menaruh data di Indonesia, karena Zettagrid Indonesia sendiri memiliki 2 lokasi data center di Indonesia dengan SLA 99.95% yang dapat menjamin anda dari terjadinya downtime. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap tentang layanan cloud disaster recovery, Anda dapat langsung menghubungi tim kami ke sales@zettagrid.id atau klik disini.

Mitigating The Risk of Hacker And Ransomware with Backup

hacker and ransomwareMitigating The Risk of Hacker And Ransomware with Backup

As digital technology evolves today, ransomware becomes one of easily concerning cyber scourge of our time. This type of malware can infect your computers, locking down business data and systems, until you have no access to it all. Most companies will usually pay the ransom as any downtime at all could be devastating to their business continuity. However, it doesn’t guarantee that your business data will be corrupt-free or has no malware infectious that caused data loss. Then, what can enterprises take to protect their data and business continuity against ransomware?

Find the answer on “Zettagrid #NgabuburIT: Mitigating The Risk of Hacker And Ransomware with Backup” and meet our expert, Gery Surjaudaja as Product Specialist at Zettagrid Indonesia.

Event Details:

Date: Thursday, 21 April 2022

Time: 03.00 – 04.00 PM

Link to register: bit.ly/zgngabuburit

Join us and win OVO credits! Limited slots!

Integrate Your NAS Backup with The Cloud

How to Integrate NAS Backup to the Cloud

Integrate Your NAS Backup with The Cloud

Penggunaan Network Attached Storage (NAS) telah menjadi pilihan bagi banyak perusahaan seperti solusi NAS yang dikeluarkan oleh Synology dan QNAP. Namun, seiring dengan tingginya pertumbuhan  jumlah data yang disimpan dalam NAS, maka risiko kehilangan data pun semakin besar, misalnya jika terjadi kerusakan pada perangkat, kehilangan data akibat human error, virus atau malware, maupun bencana yang tak terduga. Untuk itu, anda memerlukan proteksi yang lebih baik, salah satunya dengan melakukan backup untuk NAS anda ke cloud.

Temukan caranya di webinar “Arupa Expert Talks: Integrate Your NAS Backup with The Cloud”.

Hari/Tanggal: Kamis, 16 Desember 2021

Pukul: 14.00 – 16.00 WIB

Di Zoom

Link registrasi: bit.ly/arupaexperttalks1

Narasumber: Ferriyanto Suryanto – Direktur Exalogi

Moderator: Bobby Sidharta – Project Manager Arupa Cloud Nusantara

Daftar sekarang dan dapatkan e-certificate gratis dan kesempatan untuk memenangkan shopping voucher ratusan ribu rupiah.

 

 

Object Storage Mencegah Risiko Ransomware, Bagaimana Caranya?

mencegah risiko ransomwareObject Storage Mencegah Risiko Ransomware, Bagaimana Caranya?

Pernah terbayang jika bisnis Anda diserang ransomware? Pastinya ini akan membuat perusahaan ketar-ketir mengingat akses ke sistem dan data bisnis tiba-tiba terenkripsi. Apalagi jika data tersebut berhubungan langsung dengan operasional dan layanan pelanggan, bisa-bisa kedua sistem ikut terhenti hingga  berdampak kepada kerugian serta turunnya reputasi perusahaan.

Dari pada menunggu itu terjadi, alangkah baiknya bisnis mempersiapkan solusi yang tepat untuk mencegah risiko ransomware. Memanfaatkan Object Storage untuk menyimpan data backup bisa menjadi pilihan untuk perusahaan, apabila telah memiliki aplikasi atau solusi backup untuk mencadangkan data.

Dengan menempatkan data backup di Object Storage, bisnis tidak hanya dapat meminimalisir kehilangan data akibat human error, tetapi juga mencegah risiko ransomware yang dapat terjadi kapan saja.

Baca juga: Cara Menentukan Object Storage untuk Bisnis Anda

Lalu, mengapa bisnis perlu menggunakan Object Storage untuk melindungi data dari ransomware?

mencegah risiko ransomware

(Sumber: glegorly dari Getty Images Signature)

Teknologi saat ini telah cukup berkembang, begitu pula kemampuan para penggunanya. Terkadang, berkembangnya kemampuan ini sering dijadikan segelintir orang untuk berbuat jahat. Salah satunya saja pelaku serangan siber ransomware.

Di masa kini, kasus pelaku ransomware tidak hanya menargetkan sistem dan data utama bisnis saja, tetapi data backup pun ikut diincar. Mereka tahu, dengan menargetkan  data backup selain data produksi ini, akan memungkinkan mereka untuk menginfeksi dan melumpuhkan sistem secara keseluruhan. Ketika data backup bisnis mulai disusupi, pelaku memiliki lebih banyak ruang dan pengaruh untuk memaksa korban membayar tebusan.

Memanfaatkan Object Storage dengan fitur Object Lock bisa menjadi pilihan untuk bisnis dalam melindungi data backupnya. Dengan fitur satu ini, data backup yang telah tersimpan di Object Storage tidak mudah diubah atau dihapus hingga waktu tertentu oleh berbagai pihak. Sekalipun oleh tim departemen IT Anda.

Baca juga: Keunggulan Object Storage untuk Backup Data

Apa itu Object Lock pada Object Storage?

Menurut Backblaze.com, Object Lock merupakan fitur perlindungan untuk data backup di Object Storage yang bertujuan untuk mencegah perubahan maupun penghapusan file oleh pihak manapun. Untuk menggunakan fitur pada Object Storage satu ini, bisnis harus memiliki aplikasi backup tertentu yang kompatibel dengan S3 Browser, seperti salah satunya Veeam Backup. Jadi, jika bisnis Anda memiliki aplikasi backup tersebut, bisnis dapat mengaktifkan Object Lock dan menentukan lama waktu suatu object yang harus dikunci pada Object Storage.

Object Lock memungkinkan Anda untuk menyimpan Object menggunakan penulisan apapun. Artinya setelah ditulis, data tidak dapat diubah atau dihapus untuk jangka waktu tertentu. Tidak perlu khawatir akan adanya manipulasi, penyalinan, enkripsi, perubahan, atau penghapusan file selama waktu tersebut, karena Object Lock mampu mencegah siapapun untuk melakukan beberapa hal tadi, termasuk pemilik file hingga pelaku serangan ransomware.

Perlukah menggunakan Object Lock pada Object Storage untuk mencegah risiko ransomware?

Menggunakan Object Lock untuk melindungi data dan file Anda, berarti tidak seorang pun dapat mengedit, mengenkripsi, dan menghapus keduanya. Itulah mengapa, memanfaatkan fitur ini sangat penting untuk meminimalisir risiko serangan ransomware, mengingat data yang tersimpan tidak bisa disentuh oleh pihak manapun, termasuk pemilik data dan pelaku ransomware. Dengan demikian, fitur satu ini memberikan perlindungan yang sangat efektif terhadap risiko ransomware.

Arupa Object Storage dilengkapi fitur Object Lock untuk mencegah risiko ransomware

Arupa Object Storage (AOS) menyediakan fitur Object Lock untuk membantu Anda melindungi data backup dari serangan ransomware. Kompatibel dengan S3 Browser, ini memudahkan bisnis yang telah memiliki solusi backup dengan kompatibilitas yang sama untuk menyimpan data backup-nya di AOS. Sehingga, Anda dapat dengan mudah menciptakan data backup yang “immutable” atau tidak dapat diubah, dan mencegah risiko ransomware.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang Arupa Object Storage atau solusi cloud lainnya, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

 

Protect Fintech Data With 5 Functions of Veeam Backup

Protect Fintech With 5 Functions of Veeam Backup

As a pandemic COVID-19 spread to almost all over the world, the demand for digital channels for payment, credit, business, and general cybersecurity, has accelerated. This can’t be said with no reason, of course, but technology has played a key role to grant loans and monitor the financial health of many individuals and SMEs. Therefore, it is not a surprise anymore to see if financial technology (fintech) and credit analytics will be crucial drivers of change in the future.

However, as a massive digital transaction has been made by users, it places Fintech as a vulnerable industry to be attacked by all kinds of cyber threats, including ransomware. It can be said as Fintech has personal or commercial financial and superannuation information. So, if the organization doesn’t have any proper protection or security system, ransomware may infect fintech IT systems as long as there’s a vulnerable gap in its IT system.

Implementing Veeam Backup can be the solution to protect Fintech data. Veeam prides itself on being in the front lines, fighting the good fight against ransomware, and protecting important data kept by the fintech. It offers transparent and actionable strategies on how to educating employees, rotating backup copies across several locations, and leveraging cloud options for making backups practically immutable.

Besides that, Veeam also has five functions that can protect fintech from a ransomware attack. Read those below here:

Protecting backup data from attack

protect fintech

(Source: juststock from Getty Images)

Air-gapped or “immutable” backups offer a powerful technique for being resilient against ransomware and other threats. Enabling a replica of its backup, stored out of reach from cyber attacks, utilizing controls that ensure deletions or changes cannot happen without strict multi-level approvals.

Veeam’s Scale-out Backup Repository (SOBR), partnered with Capacity Tier (also known as Cloud Tier), enables an easy-to-use capability that writes backup data into object storage on any platform that supports it. So, it will protect fintech data.

Detecting ransomware

protect fintech

(Source: glegorly from Getty Images Signature)

Detecting ransomware attacks in their initial stages can be difficult. That’s why Veeam provides the ability to closely monitor and protect fintech IT environment and be aware of any suspicious or abnormal activity.

By analyzing CPU usage, datastore write rate and network transmit rate, Veeam can protect fintech by identifying if there are higher than normal amounts of activity on a particular machine. Not only that but when the alarm is triggered, this immediately notifies fintech to inspect the machine, look at the resource counters and determine for the organization whether the activity is normal. If it’s not, this is a good indicator that more steps should be taken to determine if ransomware is the actual cause.

Ensuring ransomware-free backups

protect fintech

(Source: kaptnali from Getty Images)

Viruses can be undetected and dormant in IT current systems and ready to pounce. If this occurred to the organization, fintech can use the power of Veeam backup and root out ransomware threats before they attack. Not only that, but fintech also can keep ransomware out for good with an automated step to scan the backup for malware.

Restoring guaranteed virus-free workloads

protect fintech

(Source: Wavebreakmedia from Getty Images)

Viruses can be undetected and lay dormant in older backups. Therefore, fintech has to make sure it can protect itself. Secure Restore enables a complete anti-virus scan of its backups when restoring. Having access to the latest virus definitions helps safeguard against previously unknown viruses. That’s why it will protect fintech by providing greater confidence that dormant threats won’t be reintroduced back into the environment.

Testing workloads securely

(Source: peshkov from Getty Images)

Unsure of a current workload? Suspect that it may be infected? No worries! Fintech can restore the data into a fully secured and isolated environment to test. By tapping into the power of Veeam to restore data, workloads and applications may into a fully isolated virtual sandbox environment. Test for cyber threats and other issues while performing potential remediation activities – without impacting any production system. So, it will protect fintech data against ransomware.


Zettagrid Indonesia is a Cloud Service Provider in Indonesia that provides Infrastructure as a Service (IaaS) such as VMware Virtual Data Center, VMware Virtual Server, Veeam Backup, and so on. If you have any questions related to our solution, you can reach us here or through sales@zettagrid.id.