Posts

Meningkatkan Layanan Pelanggan di Industri Perbankan dengan Cloud Managed Service

Di era digital ini, industri perbankan menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan dan meningkatkan layanan pelanggan yang kompetitif. Pelanggan memiliki harapan yang semakin tinggi akan pengalaman yang cepat, aman, dan nyaman saat berurusan dengan layanan perbankan. Oleh karena itu, bank-bank harus terus berinovasi dan mengadopsi teknologi terbaru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka. Salah satu solusi yang muncul dan semakin populer adalah pemanfaatan layanan cloud managed service dalam meningkatkan layanan pelanggan di industri perbankan.

Transformasi Digital di Industri Perbankan

Transformasi digital telah menjadi kunci utama dalam menjaga daya saing industri perbankan. Dengan semakin meningkatnya penetrasi internet dan perangkat mobile, pelanggan mengharapkan kemudahan dalam mengakses layanan perbankan, mulai dari pembukaan rekening hingga transaksi harian. Oleh karena itu, bank-bank perlu beralih dari model tradisional yang terpusat di kantor cabang menuju model digital yang memanfaatkan teknologi cloud.

Peran Cloud Managed Service dalam Transformasi Industri Perbankan

Cloud managed service menawarkan fleksibilitas, keamanan, dan skalabilitas yang diperlukan oleh bank-bank untuk meningkatkan layanan pelanggan mereka. Dengan menggunakan layanan cloud, bank-bank dapat mempercepat proses inovasi, mengurangi biaya infrastruktur, dan meningkatkan keamanan data pelanggan. Berikut adalah beberapa manfaat utama penerapan cloud managed service dalam industri perbankan:

1. Skalabilitas dan Ketersediaan

Layanan cloud memungkinkan bank-bank untuk dengan mudah menyesuaikan kapasitas infrastruktur mereka sesuai dengan permintaan. Ini memungkinkan mereka untuk mengatasi lonjakan lalu lintas, terutama selama periode aktivitas tinggi seperti saat terjadi penjualan besar atau peristiwa keuangan penting. Dengan cloud managed service, bank-bank dapat memastikan ketersediaan layanan tanpa harus khawatir tentang kekurangan kapasitas atau downtime.

2. Keamanan Data

Keamanan data merupakan hal yang sangat penting dalam industri perbankan. Dengan cloud managed service, bank-bank dapat memanfaatkan infrastruktur yang aman dan terkelola dengan baik. Penyedia layanan cloud memiliki tim keamanan yang terlatih untuk mengawasi dan mengelola ancaman keamanan secara real-time. Selain itu, mereka juga menyediakan berbagai alat dan fitur keamanan yang membantu bank-bank untuk melindungi data pelanggan mereka dari serangan cyber.

3. Penghematan Biaya

Mengelola infrastruktur IT secara internal bisa menjadi sangat mahal bagi bank-bank, terutama jika mereka harus menginvestasikan dalam perangkat keras dan perangkat lunak yang mahal. Dengan menggunakan layanan cloud managed, bank-bank dapat mengurangi biaya modal dan operasional mereka. Mereka hanya perlu membayar untuk sumber daya yang mereka gunakan, sehingga memungkinkan mereka untuk menghemat biaya dalam jangka panjang.

4. Pembaruan Perangkat Lunak Otomatis

Dengan cloud managed service, bank-bank tidak perlu lagi khawatir tentang pembaruan perangkat lunak yang rumit. Penyedia layanan cloud akan secara otomatis menangani pemeliharaan dan pembaruan perangkat lunak, sehingga memastikan bahwa bank-bank selalu menggunakan versi terbaru dan teraman dari perangkat lunak mereka. Ini membantu bank-bank untuk tetap selalu mematuhi regulasi dan standar keamanan yang berlaku.

Studi Kasus: Penerapan Cloud Managed Service di Bank ABC

Sebagai contoh nyata, Bank ABC adalah salah satu bank terkemuka yang berhasil meningkatkan layanan pelanggan mereka melalui penerapan cloud managed service. Bank ABC menggunakan layanan cloud untuk menyediakan platform perbankan digital yang canggih kepada pelanggannya. Dengan demikian, pelanggan Bank ABC dapat dengan mudah mengakses layanan perbankan melalui aplikasi mobile atau web kapan pun dan di mana pun mereka berada.

Selain itu, Bank ABC juga menggunakan layanan cloud untuk meningkatkan keamanan data pelanggan mereka. Mereka mengintegrasikan solusi keamanan canggih ke dalam infrastruktur cloud mereka, seperti firewall, enkripsi data, dan deteksi ancaman. Hal ini membantu Bank ABC untuk melindungi data pelanggan mereka dari serangan cyber dan membangun kepercayaan pelanggan yang lebih besar terhadap layanan mereka.

Tantangan dalam Mengadopsi Cloud Managed Service

Meskipun cloud managed service menawarkan banyak manfaat bagi bank-bank, namun ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam proses adopsi. Salah satunya adalah masalah keamanan dan privasi data. Bank-bank harus memastikan bahwa data pelanggan mereka aman dan terlindungi saat disimpan dan diproses di lingkungan cloud. Selain itu, mereka juga perlu mempertimbangkan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, seperti GDPR dan PCI DSS, yang mengatur penggunaan dan perlindungan data pelanggan.

Penerapan cloud managed service dapat menjadi langkah strategis bagi bank-bank dalam meningkatkan layanan pelanggan mereka di era digital ini. Dengan memanfaatkan fleksibilitas, keamanan, dan efisiensi yang ditawarkan oleh layanan cloud, bank-bank dapat mempercepat inovasi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun, bank-bank juga perlu memperhatikan tantangan dan risiko yang terkait dengan adopsi teknologi ini, terutama dalam hal keamanan dan privasi data. Dengan melakukan perencanaan dan implementasi yang tepat, bank-bank dapat memanfaatkan potensi penuh dari cloud managed service untuk mencapai keunggulan kompetitif di pasar yang semakin ketat.

Jika Anda ingin mendapatkan lebih banyak informasi tentang bagaimana layanan Managed Service dari PT Arupa Cloud Nusantara dapat membantu perusahaan Anda dalam membangun infrastruktur IT yang efisien, silakan kunjungi situs web kami di www.arupa.id. Arupa menawarkan berbagai keunggulan, termasuk:

  • Tim ahli dengan pengalaman luas dalam menyediakan solusi TI yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda.
  • Pemantauan proaktif dan penanganan masalah yang cepat untuk menjaga operasionalitas sistem Anda.
  • Fleksibilitas dan skalabilitas untuk menyesuaikan layanan dengan pertumbuhan perusahaan Anda.
  • Biaya yang terukur dan terkendali untuk membantu Anda mengelola anggaran TI Anda dengan lebih efisien.

Jangan ragu untuk menghubungi tim kami di PT Arupa Cloud Nusantara untuk konsultasi lebih lanjut di sales@arupa.co.id atau di +62811283878 kami dapat membantu mendorong transformasi digital di perusahaan Anda.

Backup dan Disaster Recovery, Apa Bedanya?

backup dan disaster recovery

Backup dan Disaster Recovery, Apa Bedanya?

Backup dan Disaster Recovery menjadi dua teknologi yang populer di sektor bisnis maupun institusi publik saat ini. Berkat kemampuannya untuk mecadangkan sistem dan data organisasi, risiko kehilangan data dapat diminimalisir bisnis semaksimal mungkin. Itu sebabnya, Backup dan Disaster Recovery kerap dijadikan solusi dan strategi oleh organisasi untuk melindungi kelangsungannya dari ancaman kehilangan data.

Namun demikian, kedua solusi ini memiliki cara kerja dan konsep  yang berbeda, lho, dalam memulihkan sistem dan data organisasi. Bahkan, Backup dan Disaster Recovery merupakan dua teknologi yang terpisah secara praktik dan fungsi spesifiknya. Lalu, apa sih yang membedakan keduanya? Simak selengkapnya di bawah ini:

Pengertian Backup

Di era digital seperti saat ini, backup data sudah banyak dilakukan oleh organisasi dari berbagai sektor. Dengan melakukannya secara rutin, organisasi dapat mencadangkan dan menyimpan datanya di penyimpanan data sekunder.

Secara istilah, backup merupakan kemampuan untuk menyalin atau mencadangkan data asli ke medium penyimpanan yang berbeda. Cadangan data ini sering dijadikan strategi oleh organisasi maupun individu untuk menjaga datanya dari ancaman kehilangan seperti human error, ransomware, maupun hardware failure.

Pada berbagai kasus, membackup data bisa dilakukan dengan menggunakan solusi cloud backup dari penyedia layanan cloud. Dengan menggunakan solusi ini, bisnis bisa menyalin dan menyimpan datanya di solusi off-site dengan lebih fleksibel, efisien, dan dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: Kenali 5 Keuntungan Dalam Menggunakan Cloud Backup 

Lalu, bagaimana jika sewaktu-waktu data menghilang, bisakah organisasi mendapatkan datanya kembali?

Bisnis tentu bisa mendapatkan datanya kembali, apabila rutin membackup datanya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Jadi, jika bisnis Anda memanfaatkan cloud dan telah menentukan serta mengkonfigurasikan jadwal backup baik harian, mingguan, maupun bulanan, bisnis bisa mendapatkan salinan datanya kembali ketika mengalami masalah kehilangan data.

Pengertian Disaster Recovery

Saat menjalankan bisnis, kita tidak dapat memprediksi kapan dan bagaimana suatu bencana dapat terjadi. Baik itu bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau bencana buatan seperti kebakaran. Apabila bisnis tidak siap dalam menghadapi masalah ini, tentu kelangsungan bisnis dapat terancam, mulai dari mengalami downtime, terhentinya operasional dan layanan bisnis, hingga hilangnya data.

Oleh sebab itu, solusi pemulihan data sangat diperlukan bisnis untuk menghadapi masalah ini. Salah satu teknologi yang bisa dimanfaatkan bisnis ialah Disaster Recovery.

Secara praktik, Disaster Recovery adalah sebuah konsep yang menempatkan perangkat IT, sistem, aplikasi, hingga data cadangan di data center sekunder.  Sistem ini dirancang khusus dengan tujuan agar bisnis bisa memulihkan sistem dan datanya, apabila bencana alam dan kegagalan operasional sistem dialami oleh bisnis.

Beberapa organisasi terkadang memahami Disaster Recovery secara keliru dan menganggap bahwa teknologi ini sama dengan backup. Padahal, keduanya memiliki cara kerja yang berbeda dalam memulihkan sistem dan data organisasi. Bila pada cloud backup, bisnis membackup sistem dan datanya ke cloud untuk melindungi bisnis dari kehilangan data akibat human error dan ransomware. Pada Disaster Recovery, justru bisnis menempatkan sistem, aplikasi, hingga data cadangannya di data center sekunder.

Jadi, ketika bisnis mengalami bencana alam atau downtime akibat kegagalan hardware, bisnis bisa memulihkan operasional IT-nya dengan mengaktifkan scenario failover. Dengan demikian, data center sekunder segera aktif untuk menyediakan data yang telah disalin dari data center primer kepada Anda. Di sisi lain, begitu data center sekunder aktif, yang primer pun segera melakukan pemulihan agar dapat digunakan kembali setelah bencana berhasil diatasi.

Baca juga: 5 Langkah Implementasi Disaster Recovery Saat Terjadi Bencana

Kesimpulan

Memanfaatkan cloud backup dan Disaster Recovery memang sangat diperlukan oleh bisnis untuk menjaga resource sistem dan datanya agar tetap tersedia. Namun, mengetahui kebutuhan secara spesifik juga penting untuk dilakukan bisnis untuk menentukan solusi yang tepat, mengingat Backup dan Disaster Recovery adalah dua solusi dengan sistem kerja yang berbeda.

Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud Indonesia menyediakan cloud Infrastructure as a Services (IaaS) berupa Virtual Data Center (VDC), Virtual Server, Backup as a Services (BaaS), Disaster Recovery as a Services (DRaaS), dan lainnya. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang solusi cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

Tips Menentukan Cloud Managed Services untuk Startup

cloud untuk startup

Tips Menentukan Cloud Managed Services untuk Startup

Jika startup Anda bergerak di bidang layanan berbasis teknologi, pastinya pengembangan sistem dan aplikasi telah menjadi kegiatan harian tim IT startup Anda. Bahkan, pemeliharaan dan peningkatan kapasitas IT pun mungkin rutin startup Anda lakukan seiring kebutuhan sistem dan aplikasi yang meningkat.

Meskipun biasa dilakukan oleh startup, nyatanya pemeliharaan infrastruktur IT secara rutin tidaklah efisien bagi startup yang tengah berkembang. Hal ini dapat dikatakan mengingat pemeliharaan infrastruktur IT membutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk penggantian hardware baru, sehingga startup kerap kali kesulitan untuk mengalokasikan anggaran IT-nya dengan efisien.

Maka dari itu, untuk membantu startup mengelola infrastruktur IT-nya secara fleksibel dan efisien, solusi pun diperlukan. Salah satu yang bisa menjadi pilihan startup adalah penyedia Cloud Managed Service. Dalam peranannya, Cloud Managed Service menjalankan operasional IT bisnis dengan salah satu fokus areanya dapat membantu sebagian atau secara menyeluruh untuk mengoperasikan atau menjamin ketersediaan sistem dari layanan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Dengan demikian, startup tetap dapat mengalokasikan sumber daya dan waktunya pada pekerjaan bisnis utama.

Lalu, bagaimana caranya menentukan cloud managed services untuk startup?

1. Availability

cloud untuk startup

(Source: monsitj from Getty Images Pro)

Bisnis Anda mungkin tidak bekerja selama 24 jam, namun network Anda justru terus bekerja sepanjang waktu tersebut. Itulah mengapa, ketika terjadi downtime pada network bisnis Anda, operasional dan layanan bisnis akan ikut terhenti. Jika tidak diminimalisir, downtime ini akan berpengaruh pada ketidakpuasan pelanggan serta hilangnya pendapatan bisnis. 

Oleh sebab itu, ketika mencari penyedia Cloud Managed Services, startup perlu memastikan ketersediaan jaringannya bekerja selama 24 jam. Dengan kata lain, startup perlu mencari penyedia layanan cloud dengan SLA 99,9% demi mengoptimalkan layanan bisnis Anda. Selain itu, penyedia Cloud Managed Serviced juga harus proaktif dan tidak hanya merespons ketika Startup mengeluhkan kendala teknis. Itulah mengapa, Startup perlu memilih penyedia Cloud Managed Services yang mampu memonitor sistem, mengidentifikasi, mendiagnosa, dan melakukan troubleshoot pada network bisnis ketika akan terjadi kendala. 

2. Reputasi penyedia layanan yang baik 

cloud untuk startup

(Source: jirsak from Getty Images Pro)

Dalam menjalankan startup, infrastruktur IT merupakan hal yang paling vital dan sensitif bagi bisnis, mengingat banyak sistem dan data penting yang dikelola di dalamnya. Bila Anda ingin infrastruktur IT bisnis dapat bekerja secara optimal tanpa terjadi hambatan, Anda perlu mengidentifikasi penyedia Cloud Managed Services dengan reputasi yang baik sebelum memilih layanan. Lalu, mengapa hal ini perlu dilakukan? 

Ketika menggunakan jasa Cloud Managed Services untuk startup, infrastruktur IT akan dikelola oleh yang ahli sesuai kebutuhan dan permintaan startup. Agar tidak terjadi kendala dan layanan dapat bekerja secara optimal, Anda perlu menentukan penyedia layanan yang memiliki reputasi serta performa terbaik. Sehingga, kebutuhan bisnis pun dapat terpenuhi sesuai keinginan.

3. Keamanan layanan yang diberikan

cloud untuk startup

(Source: anyaberkut from Getty Images Pro)

Sampai kapanpun, serangan siber akan menjadi salah satu ancaman besar bagi bisnis. Cisco Umbrella sendiri melaporkan setidaknya terjadi peningkatan serangan siber sebesar 40% pada pandemi tahun lalu. Tak hanya itu, Security Insider Access Online juga mengemukakan, 60% startup turut menjadi sasaran dari serangan tersebut dalam waktu enam bulan. Bila startup Anda tidak siap akan bahaya ini, tentu keberlangsungan bisnis akan terancam. 

Maka dari itu, jika Anda berniat menggunakan jasa Cloud Managed Services untuk startup, ada baiknya Anda memastikan penyedia layanan dapat menguji dan memonitor sistem untuk setiap ancaman keamanan. Dengan demikian, ini akan membantu Anda untuk menjaga dan meminimalisir sistem dari risiko serangan siber. 

4. Skalabilitas layanan

(Source: monsitj from Getty Images Pro)

Saat mengembangkan startup, pastinya kebutuhan infrastruktur IT Anda akan ikut meningkat. Agar dapat menyesuaikan kapasitas IT Anda dengan kebutuhan bisnis, maka Anda perlu menskalakan kembali infrastruktur IT Anda. 

Memilih jasa Coud Managed Services dengan layanan yang scalable dapat menjadi solusi untuk kebutuhan Anda, sehingga ini akan membantu Anda memenuhi kebutuhan startup. Tak hanya itu, memastikan bahwa penyedia layanan dilengkapi dengan license dan teknologi terbaru juga sangat penting untuk startup. Dengan demikian, ini akan membantu bisnis tetap efisien dan relevan dengan pesaing startup Anda.

5. Tim dukungan 24 x 7

(Source: MangoStar_Studio from Getty Images)

Seperti yang dikatakan di awal, bisnis Anda memang tidak bekerja selama 24 jam. Sebaliknya, network bisnis akan terus beroperasi sepanjang waktu tersebut. Bila layanan atau operasional IT Anda terjadi kendala di luar jam kerja bisnis, pastinya Anda akan membutuhkan bantuan dari penyedia layanan cloud Anda.

Maka dari itu, memilih penyedia Cloud Managed Services dengan tim dukungan selama 24 jam dalam seminggu sangat penting untuk startup Anda. Jadi, ketika Anda membutuhkan bantuan terkait infrastruktur cloud, tim support akan siap membantu selama Anda butuhkan.

Zettagrid Indonesia merupakan salah satu penyedia layanan cloud di Indonesia yang menyediakan Infrastructure as a Service (IaaS) seperti Virtual Data Center (VDC), Virtual Private Server (VPS), Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), dan lainnya. Bila Anda memiliki pertanyaan tentang solusi atau keamanan cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

Evolving to Hybrid Cloud Infrastructure For Your Digital Business

evolving hybridEvolving to Hybrid Cloud Infrastructure For Your Digital Business

The race to digitally transform is underway and hybrid cloud solutions are a key enabler bringing digital innovation within reach of companies of all sizes and industries. With its agility and scalability, hybrid cloud offers to accommodate enterprises’ complex and varying workloads. Hybrid cloud approach also can significantly reduce capital expenditure and enable organizations to remain competitive while staying on budget.

How do you adopt a hybrid cloud approach for your business? Find the answer on “Zettagrid e-TechDay: Evolving to Hybrid Cloud Infrastructure For Your Digital Business”. Collaborate with Dell Technologies, meet and learn directly from our expert Teddi Suryadi as Cloud Consultant Zettagrid Indonesia and Andri Junardi Ahmad as Advisory Systems Engineer South East Asia CI/HCI Presales Specialist, Dell Technologies.

Event Details

Day: 12 August 2021
Time: 02.00 – 04.00 PM
Link to register: bit.ly/zgdell1
Live from Zoom Meeting

Agenda:

  • The Fastest Path to Hybrid Cloud for your Digital Business – Andri Junardi Ahmad as Advisory Systems Engineer South East Asia CI/HCI Presales Specialist, Dell Technologies.
  • Evolving to Hybrid Cloud For Your Digital Business – Teddi Suryadi as Cloud Consultant Zettagrid Indonesia.

Register now! FREE e-certificate and win OVO for the first 50 valid register.

4 Reasons to Choose Red Hat Enterprise Linux for Hybrid Cloud

reasons to choose red hat4 Reasons to Choose Red Hat Enterprise Linux for Hybrid Cloud

As technology evolves in this modern era, IT managers face some challenging pressures in managing their IT environments. Especially in delivering operational efficiency on aspects such as security, performance, availability, and stability, while balancing available IT resources and skills as well as their costs. Not only that but IT team must also move the organization from a “first-aid” mode to one that focuses on delivering innovations that drive business advantages. So, organizations may need the right foundation and management solutions to face the challenge. One of them is by using Red Hat Enterprise Linux.

By offering a standard Open Sources (OS) to underly workloads, Red Hat Enterprise Linux enables you to easily move them across environments. Furthermore, it also gives the user a consistent, stable foundation across hybrid cloud deployments, along with built-in manageability and integration with the broader Red Hat management and automation portfolio. Hence, it could give IT flexible experience for the organization.

However, what Red Hat Enterprise Linux offers to help business achieve those advantage? Read them below here:

1. Lead Business Systems to Emerging Technologies

As the development of technology running now, the release of Red Hat Enterprise Linux 8 can be one the reasons to help tie organization’s systems that lead to emerging technologies. From containers to automation and even Artificial Intelligence (AI), Red Hat Enterprise Linux is created for innovators, developers, and operations engineered.

Its also designed for any enterprise and sets the steps for what they can do now. Thus, enterprise may begin their cloud journey now with the flexible OS like Red Hat Enterprise Linux.

2. A Great Start to Build Cloud Infrastructure

As cloud adoption increased 75% in 2020, it is not a surprise anymore to see the way organizations achieve their IT efficiency and flexibility now. With the automation and reliability, cloud has enabled enterprise to automate its business from day to day. But still, adopting cloud without any proper plan and infrastructure is not suggested for the industry. Therefore, OS like Red Hat Enterprise Linux can be an option to optimize cloud adoption.

Red Hat Enterprise Linux offers the flexibility of open source code and the innovation of open source communities, along with certifications from public cloud and service providers like Zettagrid Indonesia

3. Protect Business from the Vulnerabilities

Plan to build a secure data center? Get started with the best Open Sources first like Red Hat Enterprise Linux. This OS has built-in security features such as Security-Enhanced Linux (SELinux) and mandatory access controls (MAC) to help users combat intrusions and meet regulatory compliance. As well as being the first Linux container framework support to be a Common Criteria-certified (v7.1), Red Hat Enterprise Linux is also Common Criteria and FIPS 140-2 certified.

Not only that but using Red Hat Enterprise Linux also means that thousands of developers are monitoring millions of lines of code in the Linux kernel. Hence, the user may find flaws and developing fixes before vulnerabilities got attacked.

 4. A Long-Term Life Cycle Support

A Red Hat Enterprise also brings long-term advantages for its user, one of them is to maintain critical applications for 10 years or more with deployment choices of major. Besides that, Red Hat also has supported versions and a commitment to preserve app stability with each minor update. Therefore, those can be the reasons to choose Red Hat Enterprise Linux for business OS.

Then, how about the Red Hat operations, especially for cloud infrastructure?

Find the answer on Zettagrid e-TechDay Vol.10: Confidently Build Your Cloud With Red Hat Enterprise Linux, on Wednesday, 7 July 2021. Meet our expert Muhammad Yunus as Presales Engineer Zettagrid Indonesia and Wisa Prabowo as Solution Architect Red Hat Indonesia, to help you developed the IT system. Register here to join the event.

Cara Meningkatkan Efisiensi Cloud Computing

Meningkatkan Efisiensi Cloud

Cara Meningkatkan Efisiensi Cloud Computing

 

Berbicara tentang cloud computing, anda pastinya akan mengira jika teknologi satu ini bisa menjadi solusi terbaik bagi penyimpanan data organisasi. Namun, terlepas dari beragam solusi yang dihadirkan, cloud juga mampu mendatangkan tantangan tersendiri bagi bisnis. Salah satu tantangan utama yang umum terjadi adalah masalah efisiensi.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh SoftwareOne, 37% responden menganggap tantangan terbesar cloud datang dari pengeluaran yang sulit diprediksi. Hal Ini mungkin wajar terjadi apabila pengguna tidak merencanakan migrasi data secara matang. Untuk itu, sekadar mengadopsi cloud sebagai tempat penyimpanan saja tidak akan cukup, jika tidak disertai dengan efisiensi yang optimal.

Namun, anda tidak perlu khawatir. Pada artikel ini, anda akan mengetahui cara yang tepat dalam meningkatkan efisiensi cloud. Simak selengkapnya di bawah ini:

  1.       Monitor cloud secara komprehensif

Cloud tentunya dapat memberi berbagai kemudahan dan kecepatan dalam mengoperasikan computing resource. Akan tetapi, kemudahan ini juga memiliki potensi yang dapat menyebabkan inefisiensi. Untuk itu, organisasi harus bisa memonitor jumlah dan penggunaan cloud secara lebih komprehensif. Sehingga, anda tidak perlu lagi mengeluarkan biaya banyak untuk kebutuhan yang tidak penting di akhir pemakaian.

  1.     Mengoptimalkan penggunaan tags

Jika anda ingin meningkatkan efisiensi cloud, anda bisa mencoba mengoptimalkan penggunaan tags untuk memonitor pemanfaatan cloud. Tags ini umumnya bisa mencakup banyak hal, seperti menunjukkan sebuah data kerja sedang diproduksi atau tidak, waktu kadaluarsa data kerja yang tengah dikerjakan, hingga departemen mana yang bertanggung jawab atas data kerja yang disimpan di cloud tersebut. Jadi, data yang disimpan di cloud pun bisa lebih terstruktur dan pengusaha bisa memprediksikan biaya yang akan dikeluarkan.

  1.     Memaksimalkan otomasi

Saat awal proses adopsi, pengelolaan cloud secara manual relatif mudah dilakukan. Namun ketika adopsi semakin membesar dan melibatkan multi cloud provider, ada baiknya organisasi harus segera melakukan otomasi. Dengan melakukan hal tersebut, pengusaha bisa memonitor dan mengoptimasi biaya penggunaan cloud. Tak hanya itu, pengeluaran besar yang tidak terduga pun bisa dihindari, sehingga penggunaan cloud pun bisa lebih efisien.

  1.     Gunakan pendekatan teknis 

Dalam memanfaatkan cloud, pengusaha membutuhkan pendekatan teknis dan proses bisnis yang tepat. Untuk mencapai hal itu, Gartner menyarankan framework yang terdiri dari lima langkah, yaitu plan, track, reduce, optimize, dan mature. Lima langkah tersebut bertujuan untuk memperkirakan anggaran yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan cloud. 

Jadi, ketika proses berjalan, pengusaha bisa memonitor pengeluaran dan membandingkannya dengan dana organisasi untuk menghindari anomali yang terjadi. Setelah itu, organisasi bisa mengurangi setiap pemborosan yang terjadi dengan melakukan optimisasi. Untuk itu, langkah ini bisa menjadi jalan bagi pengusaha jika ingin meningkatkan efisiensi cloud secara maksimal.

Jika anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait pemanfaatan cloud, anda bisa menghubungi kami di sini atau melalui tim kami di sales@zettagrid.id.