Posts

Public, Private, Hybrid Cloud: Mana yang Tepat untuk Anda?

Perbedaan Public, Private, Hybrid Cloud

Di era digital saat ini, penggunaan teknologi cloud telah menjadi bagian integral dari strategi TI perusahaan. Cloud memungkinkan organisasi untuk menyimpan data, menjalankan aplikasi, dan mengelola sumber daya IT dengan lebih efisien. Namun, satu pertanyaan penting yang harus dijawab oleh organisasi adalah: model penyimpanan cloud mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka? Dalam artikel ini, kami akan membahas tiga model utama: public, private, dan hybrid, serta membantu Anda memahami model mana yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. 

Pengertian Cloud Computing 

Sebelum kita membahas model-model penyimpanan cloud yang berbeda, mari kita memahami konsep dasar cloud computing. Cloud computing adalah praktik menggunakan sumber daya komputasi (seperti server, penyimpanan, basis data, jaringan, perangkat lunak, analitik, dan lainnya) melalui internet, yang disebut sebagai “cloud.” Cloud ini terdiri dari pusat data yang terdistribusi di seluruh dunia dan dijalankan oleh penyedia layanan cloud. 

Ketika kita berbicara tentang model-model penyimpanan cloud, kita merujuk pada cara organisasi mengelola dan mengakses sumber daya cloud ini. Berikut adalah tiga model penyimpanan cloud utama yang akan kita bahas: public, private, dan hybrid. 

Model Cloud Public 

Model penyimpanan cloud public adalah yang paling umum dan mungkin yang paling dikenal. Dalam model ini, penyedia layanan cloud menyediakan sumber daya IT kepada pelanggan melalui internet. Sumber daya ini bersifat bersama, yang berarti banyak pelanggan dapat menggunakan sumber daya yang sama secara bersamaan. 

Keuntungan dari model penyimpanan cloud public adalah: 

  1. Biaya Terjangkau: Organisasi tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk membeli dan mengelola infrastruktur fisik mereka sendiri. Mereka hanya membayar berdasarkan penggunaan. 
  1. Elastisitas: Organisasi dapat dengan mudah menyesuaikan kapasitas sumber daya sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini memungkinkan skalabilitas yang cepat. 
  1. Kemudahan Pengelolaan: Penyedia layanan cloud mengelola infrastruktur fisik, pemeliharaan, dan pembaruan, sehingga organisasi dapat fokus pada bisnis inti mereka. 

Namun, ada beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan dalam model penyimpanan cloud public: 

  1. Keamanan: Data dan aplikasi Anda berada di infrastruktur yang dibagi dengan pelanggan lain. Ini dapat menjadi masalah keamanan jika tidak diatur dengan baik. 
  1. Ketergantungan pada Penyedia: Anda akan sangat tergantung pada penyedia layanan cloud Anda. Jika ada masalah dengan penyedia, layanan Anda juga dapat terganggu. 
  1. Ketidakpastian Biaya: Meskipun biaya awal mungkin rendah, biaya jangka panjang dapat meningkat jika Anda tidak mengelola sumber daya dengan efisien. 

Model Cloud Private 

Di sisi lain, model penyimpanan cloud private adalah ketika organisasi membangun atau menyewa infrastruktur cloud yang secara eksklusif digunakan oleh mereka sendiri. Ini berarti sumber daya IT tidak dibagi dengan entitas lain dan diakses melalui jaringan pribadi. 

Keuntungan dari model penyimpanan cloud private adalah: 

  1. Kontrol Penuh: Organisasi memiliki kendali penuh atas sumber daya mereka. Mereka dapat mengatur konfigurasi dan keamanan sesuai dengan kebutuhan mereka. 
  1. Keamanan yang Lebih Baik: Karena sumber daya tidak dibagi dengan entitas lain, tingkat keamanan biasanya lebih tinggi. 
  1. Kepatuhan: Model ini cocok untuk organisasi yang tunduk pada peraturan ketat dan harus memenuhi persyaratan kepatuhan tertentu. 

Namun, ada juga beberapa kelemahan dalam model penyimpanan cloud private: 

  1. Biaya yang Tinggi: Biaya awal untuk membangun infrastruktur cloud pribadi dan biaya operasionalnya biasanya lebih tinggi daripada model public. 
  1. Kurangnya Elastisitas: Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menambah atau mengurangi kapasitas sumber daya sesuai dengan fluktuasi kebutuhan Anda. 
  1. Kompleksitas Pengelolaan: Pengelolaan infrastruktur cloud pribadi memerlukan keahlian teknis yang tinggi. 

Model Cloud Hybrid 

Model penyimpanan cloud hybrid menggabungkan elemen dari model on-premise (server berada di data center milik perusahaan Anda) dan cloud. Dalam model ini, organisasi menggunakan infrastruktur cloud dan on-premise secara bersamaan dan menghubungkannya agar berfungsi sebagai satu sistem. 

Keuntungan dari model penyimpanan cloud hybrid adalah: 

  1. Fleksibilitas: Anda dapat menggunakan cloud public untuk beban kerja yang tidak sensitif secara keamanan dan menggunakan cloud private untuk data dan aplikasi yang lebih kritis. 
  1. Kontrol yang Sesuai: Organisasi dapat mengontrol kebijakan keamanan dan privasi untuk berbagai jenis data sesuai dengan kebutuhan. 
  1. Efisiensi Biaya: Anda dapat mengurangi biaya dengan menggunakan infrastruktur public saat memungkinkan dan hanya menggunakan infrastruktur private untuk kebutuhan tertentu. 

Namun, ada beberapa tantangan dalam model penyimpanan cloud hybrid: 

  1. Kompleksitas: Mengelola infrastruktur hybrid dapat menjadi rumit dan memerlukan pemahaman yang kuat tentang kedua model. 
  1. Koordinasi: Integrasi antara infrastruktur cloud dan on-premise memerlukan koordinasi yang baik untuk memastikan keberhasilan. 
  1. Ketergantungan pada Koneksi: Koneksi yang buruk antara infrastruktur cloud dan on-premise dapat mengganggu kinerja. 

Bagaimana Memilih Model yang Tepat 

Memilih model penyimpanan cloud yang tepat untuk organisasi Anda adalah keputusan yang penting dan harus didasarkan pada kebutuhan unik Anda. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda dalam proses pengambilan keputusan: 

  1. Evaluasi Kebutuhan Anda: Pertama-tama, identifikasi beban kerja dan aplikasi yang Anda miliki. Tentukan mana yang memerlukan tingkat keamanan dan privasi yang tinggi dan mana yang dapat berjalan dengan baik di infrastruktur public. 
  1. Evaluasi Biaya: Pertimbangkan anggaran Anda. Apakah Anda memiliki dana untuk membangun dan mengelola infrastruktur cloud pribadi, atau apakah model public lebih sesuai dengan keuangan Anda? 
  1. Konsultasi dengan Profesional IT: Jika Anda tidak yakin, berkonsultasilah dengan profesional TI yang berpengalaman dalam implementasi model penyimpanan cloud. Mereka dapat memberikan wawasan berharga. 
  1. Rencanakan Integrasi: Jika Anda memilih model hybrid, rencanakan dengan baik bagaimana infrastruktur cloud dan on-premise akan berinteraksi dan terhubung. 
  1. Lakukan Uji Coba: Sebelum beralih sepenuhnya ke model tertentu, lakukan uji coba untuk memastikan bahwa itu memenuhi ekspektasi Anda dan berfungsi dengan baik untuk beban kerja Anda. 

Model penyimpanan cloud yang tepat untuk Anda akan sangat bergantung pada kebutuhan unik organisasi Anda, anggaran, dan tingkat kesiapan teknis. Pilihannya bisa menjadi model public, private, atau hybrid, atau bahkan kombinasi dari ketiganya. Yang penting adalah memahami keuntungan dan kelemahan masing-masing model, serta melibatkan penyedia layanan cloud dalam pengambilan keputusan. Dengan memilih cloud service provider yang sesuai, Anda dapat memanfaatkan potensi cloud sepenuhnya untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam bisnis Anda. Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait layanan cloud, Anda bisa menghubungi tim Zettagrid Indonesia di sales@zettagrid.id.

Cara Mengelola Komponen Infrastruktur Cloud

cloud infrastructure

Saat ini infrastruktur cloud menjadi sebuah fondasi utama dalam bisnis yang tergabung di era digital, adapun pemilihan infrastruktur cloud dalam sebuah perusahaan adalah karena adanya keuntungan dalam fleksibilitas, skalabilitas, dan efisiensi biaya. Infrastruktur cloud juga bisa membangun, mengelola, dan menyampaikan layanan teknologi informasi dengan mudah.

Namun, bagaimana cara mengelola komponen infrastruktur cloud agar bisa memanfaatkan potensi penuh dari teknologi ini? Yuk, simak pembahasan tentang infrastruktur cloud di bawah ini!

Pengertian Infrastruktur Cloud

Sebelum masuk ke dalam pembahasan cara mengelola komponen infrastruktur cloud, Anda perlu tahu tentang apa itu infrastruktur cloud. Infrastruktur cloud adalah sebuah rangkaian sumber daya komputasi seperti server, penyimpanan data, jaringan, dan perangkat lunak yang disediakan oleh penyedia layanan cloud dan dapat diakses melalui jaringan internet.

Dengan menggunakan infrastruktur cloud, pengguna bisa menyimpan, mengelola, mengakses data dan aplikasi perusahaan tanpa harus memiliki atau mengelola infrastruktur fisik secara langsung.

Komponen Infrastruktur Cloud

Infrastruktur cloud terdiri dari berbagai komponen utama yang saling bekerja sama untuk menyediakan layanan dan sumber daya komputasi melalui internet. Berikut adalah beberapa komponen penting dalam infrastruktur cloud:

1. Server

Server akan berguna untuk menyimpan dan mengelola data serta menjalankan aplikasi di infrastruktur cloud, server biasanya bisa diakses melalui sebuah jaringan.

2. Jaringan

Komponen jaringan dalam infrastruktur cloud akan menghubungkan ke server, penyimpanan, dan pengguna akhir. Komponen ini memungkinkan transfer data antara sumber daya yang ada di pusat data dan pengguna yang terhubung ke infrastruktur cloud.

3. Penyimpanan Data

Tentunya dalam infrastruktur cloud ada sebuah penyimpanan data yang berbasis blok contohnya hard disk virtual atau penyimpanan data berbasis objek atau object storage.

4. Layanan Cloud

Layanan cloud adalah berbagai layanan yang disediakan oleh penyedia cloud untuk memenuhi kebutuhan pengguna seperti penyimpanan data, basis data, analisis data, keamanan, dan lain-lain.

5. API  

API (Application Programming Interface) adalah interface yang memungkinkan aplikasi saling terhubung, sehingga aplikasi dan pengguna bisa mengakses dan mengelola sumber daya cloud dengan mudah.

6. Data Center

Data center adalah sebuah fasilitas fisik yang berguna untuk menyimpan seluruh infrastruktur cloud termasuk server, penyimpanan, jaringan, dan perangkat lainnya.

Komponen-komponen tersebut akan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan cloud computing yang efisien, fleksibel, dan aman bagi para penggunanya. Lalu bagaimana cara mengelola komponen-komponen infrastruktur cloud agar lebih optimal?

Cara Mengelola Komponen Infrastruktur Cloud

1. Pemantauan Layanan Cloud

Cara mengelola komponen infrastruktur cloud yang pertama adalah dengan melakukan pemantauan sistem, penggunaan sumber daya, dan uptime layanan secara teratur. Pemantauan juga bisa membantu Anda untuk mendeteksi masalah atau perubahan yang bisa mempengaruhi layanan serta aplikasi yang Anda gunakan.

2. Otomatisasi

Otomatisasi atau automation adalah kunci untuk mengelola infrastruktur cloud bisa bekerja secara efisien, dengan cara ini Anda dapat mengatur, mengontrol proses, skalabilitas, serta konfigurasi secara otomatis by sistem. Hal ini bisa mengurangi resiko kesalahan manusia yang berulang.

3. Tata Kelola Akses

Cara mengelola komponen infrastruktur cloud selanjutnya adalah dengan mengelola hak akses pengguna ke sumber daya cloud Anda. Pastikan Anda memberikan akses yang tepat ke setiap individu sesuai dengan tanggung jawab mereka, Anda juga perlu memastikan bahwa akses ini akan diawasi dan dievaluasi secara berkala untuk menjaga keamanan dan mencegah pelanggaran yang bisa mempengaruhi kinerja layanan.

4. Backup and Disaster Recovery

Anda juga perlu memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi cadangan dan pemulihan bencana yang tepat. Data perusahaan yang penting harus disimpan secara teratur dalam cadangan eksternal yang aman dan Anda perlu menguji proses pemulihan secara berkala untuk memastikan bahwa sistem dapat pulih dengan cepat bila terjadi kegagalan.

5. Mengoptimalkan Biaya Cloud Computing

Mengoptimalkan biaya cloud computing juga dapat menawarkan keuntungan biaya yang besar, oleh karena itu Anda perlu mempertimbangkan penggunaan sumber daya sesuai permintaan serta menutup sumber daya yang tidak terpakai. Dengan begitu Anda bisa mengelola komponen infrastruktur cloud dengan mudah dan optimal, tetapi semua hal ini bisa Anda serahkan langsung kepada layanan penyedia cloud computing yang terpercaya seperti halnya Zettagrid Indonesia yang siap memenuhi kebutuhan IT perusahaan Anda dimulai dari backup, replication, disaster recovery, penyedia object storage, dan lain-lain. Untuk memberikan layanan terbaik dan unggul dalam bidang IT, kami juga memiliki aturan kepatuhan ISO 27001, ISO 9001, dan PCI DSS yang dapat melindungi data dan informasi bisnis dengan aman. Hubungi langsung sales@zettagrid.id atau di +62811283878.

Cara Membangun & Memilih Penyedia Infrastruktur IT yang Berkualitas

membangun dan mengelola infrastruktur it

Untuk menjaga keberlanjutan sekaligus keberhasilan dalam bisnis di era digital, tentunya pemilihan infrastruktur teknologi informasi atau infrastruktur IT yang berkualitas menjadi salah satu faktor utama. Mengapa hal ini menjadi sebuah kunci utama dan tidak boleh terlewatkan? 

Bagi sebuah perusahaan, organisasi, bahkan individu sekalipun yang bergerak dalam bidang teknologi yang kompleks, memilih serta membangun infrastruktur IT yang tepat menjadi sebuah perbedaan besar dalam efisiensi operasional, bahkan bisa menunjang keamanan data dan keseluruhan kinerja sistem. Namun, bagaimana cara memilih serta membangun infrastruktur yang berkualitas dan tepat? Dalam artikel ini, Anda akan mengetahui bagaimana cara memilih serta membangun infrastruktur yang berkualitas bagi sebuah perusahaan.

Cara Membangun Infrastruktur IT yang Berkualitas

1. Analisis Kebutuhan

Cara membangun infrastruktur yang pertama adalah dengan melakukan analisis tentang kebutuhan infrastruktur IT perusahaan Anda, contohnya dengan mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, pengguna yang diharapkan, jenis layanan yang diberikan, serta persyaratan keamanan perusahaan.

2. Pilih Infrastruktur IT berbasis Cloud

Coba untuk mempertimbangkan memilih infrastruktur IT berbasis cloud computing karena lebih fleksibel dengan biaya yang efisien, Anda juga hanya perlu memilih penyedia layanan cloud yang terpercaya untuk mendapatkan keunggulan infrastruktur terbaik bagi perusahaan. 

3. Keamanan Data

Dalam membangun infrastruktur yang berkualitas dan terpercaya, Anda juga perlu membangun prioritas keamanan data, pastikan penyedia infrastruktur yang Anda pilih memiliki sistem keamanan data yang canggih, termasuk enkripsi data, firewall, dan juga memiliki akses terbatas. Selain itu, keamanan data sistem infrastruktur juga perlu memiliki sistem deteksi ancaman jika terjadi ransomware.

4. Memiliki Skalabilitas yang Tinggi

Infrastruktur yang canggih dan juga unggul umumnya bisa dengan mudah ditingkatkan sesuai kebutuhan perusahaan. Maka dari itu, pastikan penyedia infrastruktur Anda dapat menyediakan ruang untuk pertumbuhan perusahaan atau bisnis tanpa adanya gangguan layanan dari infrastruktur yang digunakan.

5. Memiliki Dukungan Teknis

Anda juga perlu memastikan bahwa penyedia infrastruktur IT menawarkan dukungan teknis yang responsif dan dapat diandalkan, untuk itu Anda perlu memiliki akses ke tim ahli yang bisa membantu Anda mengatasi masalah teknis dengan cepat dan efisien.

Cara Memilih Penyedia Infrastruktur yang Berkualitas

Setelah mengetahui cara membangun infrastruktur yang berkualitas dan bagus bagi perusahaan, Anda juga perlu memilih penyedia infrastruktur IT yang terpercaya dan berkualitas. Untuk memilih infrastruktur IT yang berkualitas dan terpercaya, berikut adalah tips yang perlu Anda terapkan!

1. Reputasi dan Pengalaman

Sebelum memilih penyedia layanan infrastruktur IT mana yang akan Anda gunakan, lakukan riset mendalam terhadap penyedia infrastruktur yang berbeda, periksa reputasi dan pengalaman mereka dalam menyediakan layanan infrastruktur IT. Anda juga bisa melihat ulasan pelanggan untuk mendapatkan referensi.

2. Ketersediaan Layanan

Setelah mengetahui mana penyedia infrastruktur yang terpercaya, langkah selanjutnya adalah pastikan penyedia infrastruktur IT memiliki tingkat ketersediaan layanan yang tinggi, jangan memilih penyedia infrastruktur IT yang memiliki downtime yang berlebih dan pastikan penyedia tersebut menawarkan service level agreement (SLA) untuk garansi tingkat ketersediaan yang baik.

3. Keamanan dan Kepatuhan

Anda perlu mengecek dan bertanya ulang terkait kebijakan keamanan dan kepatuhan penyedia infrastruktur IT, pastikan penyedia memenuhi standar keamanan industri dan aturan perundang-undangan yang sudah berlaku di Indonesia.

4. Skalabilitas

Sama seperti membangun infrastruktur IT, saat memilih penyedia infrastruktur IT juga Anda perlu memastikan bahwa penyedia memiliki kapasitas yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis Anda.

5. Harga dan Biaya

Dalam memilih penyedia infrastruktur IT, Anda perlu mempertimbngkan harga dan biaya infrastruktur dengan teliti. Bandingkan harga di antara beberapa penyedia, tetapi jangan terpaku pada biaya yang murah, karena Anda juga perlu melihat bagaimana kualitas serta ketersediaan dari penyedia infrastruktur IT.

6. Kompatibilitas dan Integrasi

Pastikan infrastruktur yang ditawarkan oleh penyedia juga dapat bekerja dengan teknologi yang perusahaan Anda gunakan. Kompatibilitas dan kemampuan untuk mengintegrasikan solusi dengan sistem yang ada adalah faktor penting dalam keberhasilan implementasi infrastruktur IT.

Pilihan untuk membangun dan memilih penyedia infrastruktur IT yang berkualitas merupakan langkah yang cukup krusial bagi kesuksesan bisnis Anda, tetapi hal ini adalah investasi jangka panjang yang akan mempengaruhi kinerja operasional dan keamanan data Anda. Jika, Anda tidak ingin membuang waktu dan energi untuk membangun infrastruktur IT secara mandiri, Anda bisa langsung menyerahkannya ke penyedia infrastruktur IT yang terpercaya seperti Zettagrid Indonesia, sebagai salah satu layanan cloud service lokal, Zettagrid dapat membantu Anda dalam memenuhi kebutuhan IT perusahaan seperti backup, penyedia data center, replication, dan kebutuhan IT lainnya. 

Zettagrid Indonesia yang memiliki aturan kepatuhan ISO 27001, ISO 9001, dan PCI DSS yang dapat melindungi data dan informasi bisnis dengan aman, sehingga Anda tidak perlu khawatir ada kebocoran data lagi. Anda bisa menghubungi sales@zettagrid.id untuk informasi lebih lanjut mengenai solusi IT.

Promo Merdeka!: VDC + VDC Backup Discount 17% + 8%

Promo Merdeka

Promo Merdeka!: VDC + VDC Backup Discount 17% + 8%

Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77, Zettagrid Indonesia kembali menghadirkan promo yang sangat sayang untuk Anda lewatkan.

Bagi pengguna baru Zettagrid Indonesia yang ingin segera mentransformasi bisnis IT-nya dari server fisik dan beralih ke cloud, ini saat yang tepat bagi Anda. Karena kami memberikan diskon sebesar 17% bagi pelanggan baru VDC di Zettagrid Indonesia. Tidak hanya itu, apabila Anda juga tertarik untuk menggunakan VDC Backup sebagai solusi backup server Anda, kami akan memberikan diskon tambahan sebesar 8%, khusus untuk Anda.

VDC (Virtual Data Center) adalah solusi infrastruktur cloud yang membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi IT bisnis Anda. Dengan VDC, Anda akan memiliki sebuah cloud server dengan kemudahan penggunaan seperti server fisik namun jauh lebih efisien, baik dari sisi pemeliharaan maupun sumber daya yang dibutuhkan.

VDC Backup adalah sebuah solusi proteksi dari VDC yang Anda gunakan. Dengan VDC Backup, Anda dapat dengan mudah melakukan restorasi sistem apabila VDC Anda terdampak insiden, seperti data loss akibat virus, ransomware, dan risiko lain yang mengancam data di VDC Anda.

Tunggu apa lagi! Segera #BeralihKeDigital bersama Zettagrid Indonesia dan dapatkan manfaat diskonnya! Untuk informasi lebih lengkap, Anda dapat menghubungi tim sales kami di sales@zettagrid.id.

 

Syarat dan Ketentuan:

  • Setiap pembelian VDC baru, pelanggan akan mendapatkan diskon sebesar 17% dari total biaya VDC yang dibeli. Apabila pelanggan baru membeli bundel VDC + VDC Backup, pelanggan baru akan mendapatkan diskon tambahan sebesar 8%.
  • Nilai maksimal promo adalah Rp10.000.000
  • Promo berlaku untuk masa berlangganan selama satu tahun.
  • Promo tidak dapat digabungkan dengan promo lainnya.
  • Promo berlaku mulai tanggal 10 Agustus 2022 hingga 31 Agustus 2022

StarHub and Zettagrid sign Cloud Teaming Agreement

We are pleased to announce that StarHub and Zettagrid has signed a teaming agreement for the deployment of Cloud solutions for StarHub business customers in Singapore. The Zettagrid service provides StarHub with a comprehensive range of on-demand cloud services including Veeam backup, disaster recovery and VMware private and hybrid cloud environments.

Starhub customers will be able to now combine robust and resilient StarHub network with flexible and scalable cloud services, all bundled together.
“We are excited that through our partnership with Zettagrid, the benefits of the backup and cloud services will be made available to our corporate customers, including fixed price billing for cloud services which will give CFOs certainty of their IT budgets whilst giving them flexibility to scale when they need to,” says StarHub Head, ICT Solution Sales Lawrence Koh.

“We’re all about reducing complexity for our customers in Singapore,” said Nathan Harman, Managing Director of Zettagrid. “With our award-winning, scalable, automated infrastructure services adding real value, Starhub can take advantage of cloud simplicity to benefit their customers”.

FOR MORE INFORMATION
For enquiries or to schedule an interview, please contact:

Starhub – Lawrence Koh, (e) lawrencekoh@starhub.com , (d) +65 6825 525

Zettagrid (Singapore) – Raymond Jeffrey, (e) raymond.jeffrey@zettagrid.com , (m) +65 9633 7994

Zettagrid (Australia) – Nicholas Power, (e) nicholas.power@zettagrid.com , (d) +61 8 9488 9536

About Zettagrid
www.zettagrid.com
Zettagrid delivers Private and Hybrid Cloud Hosting, Backup, Disaster Recovery, Software Licensing to IT Providers in 8 availability zones across the Asia Pacific region. We offer an easy to use, super scalable and highly available Cloud services which are self-service and fully automated.

About Starhub
www.starhub.com
StarHub is a leading homegrown Singapore company that delivers world-class communications, entertainment and digital services. With our  extensive fibre and wireless infrastructure and global partnerships, we bring to people, homes and enterprises quality mobile and fixed services, a broad suite of premium content, and a diverse range of communication solutions. We develop and deliver to corporate and government clients solutions incorporating artificial intelligence, cybersecurity, data analytics, Internet of Things and robotics. We are committed to conducting our business in a sustainable and environmentally responsible manner. Listed on the Singapore Exchange mainboard, StarHub is a component stock of the SGX iEdge SG ESG Leaders and Transparency Indices and included in ESG-focused FTSE4Good Index Series. StarHub is ranked as the world’s most sustainable Wireless Telecommunications Service Provider and Singapore’s most sustainable Telco, in Corporate Knights Global 100.

Peran Infrastructure as a Service (IaaS) Pada Kelancaran Bisnis

Peran IaaS pada Kelancaran Bisnis

Peran Infrastructure as a Service (IaaS) Pada Kelancaran Bisnis

Wabah COVID-19 membuat para pengusaha harus mencari strategi untuk menjalankan bisnis mereka. Namun, di era kecanggihan teknologi sekarang ini, pengusaha tidak perlu khawatir berkat kehadiran teknologi. Bahkan jika tepat dalam memanfaatkannya, bisnis yang kita jalankan akan berjalan dengan lancar dan dapat berkembang lebih lagi.

Tentunya untuk dapat mengembangkan sebuah bisnis memerlukan suatu cara agar dapat membantu serta memperlancar goals tersebut. Yakni kita bisa memanfaatkan cloud computing, kecanggihan teknologi komputer yang satu ini telah banyak digunakan perusahaan besar maupun perusahaan yang baru ingin mengembangkan bisnis mereka.

Salah satu layanan cloud computing yang bisa membantu memperlancar bisnis kita adalah IaaS atau Infrastructure as a Service. Definisi Infrastructure as a Service itu sendiri adalah layanan cloud computing yang berbentuk satu perangkat hardware komputer berupa virtualisasi.

Layanan IaaS ini dikelola dengan memanfaatkan jaringan internet, dan pada umumnya di dalamnya terdapat Bandwidth, IP Address, Load Balancer, koneksi internet, serta sistem pengaman seperti firewall dalam ruang lingkup satu perangkat layanan IaaS. Dengan menggunakan IaaS kita bisa membuat serta menguji aplikasi untuk bisnis sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan inginkan.

Ada banyak kelebihan lainnya yang bisa kita rasakan apabila memanfaatkan Infrastructure as a Service pada perusahaan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari Infrastructure as a Service:

  • Keamanan data perusahaan dapat terjamin dari kehilangan atau kebocoran yang bisa memicu kekacauan kapanpun ancaman itu terjadi. Karena pengguna sendiri yang akan mengelolanya. Pihak penyedia layanan cloud infrastruktur tidak akan memiliki akses ke sistem yang dikelola.
  • Membuat Anda lebih fokus dalam mengelola bisnis tanpa perlu mengkhawatirkan persoalan sistem perangkat IaaS. Karena server fisik, storage, networking dikelola langsung oleh penyedia layanan IaaS.
  • Menghemat biaya operasional, sehingga bisa dimanfaatkan untuk biaya kebutuhan perusahaan lainnya.
  • Layanan IaaS memiliki kapabilitas untuk di scale up dan scale down, menjadikannya lebih fleksibel disaat kita ingin meningkatkan maupun mengurangi kapasitas tersebut.

Sebenarnya Bagaimana Cara Kerja Infrastructure as a Service?

Cara kerja IaaS sama seperti saat kita menjalankan server komputer, kita bisa mengakses serta menyimpan data dalam sebuah server melalui dashboard maupun Application Programming Interface (API). Kemudian dari penggunaan layanan IaaS kita memiliki kontrol penuh atas infrastruktur milik perusahaan kita.

Sehingga kita bisa menginstal, melakukan konfigurasi, dan mengelola aplikasi  yang ingin kita gunakan. Selain itu, penyimpanan atau backup data yang dikelola sendiri dapat kita akses kapan dan dimanapun dibutuhkan, selama masih terhubung dengan jaringan internet.

Kemudian, jika kita membutuhkan networking yang lebih bagus atau storage yang kapasitasnya lebih besar lagi bisa dilakukan scale up dan scale down. Kita dapat langsung menghubungi penyedia layanan IaaS untuk mengupgradenya atau Anda juga dapat melakukan upgrade sendiri melalui platform IaaS pilihan Anda. Tentunya dengan ketentuan dari masing-masing penyedia layanan IaaS tersebut.

Oleh karena itu, waktu yang tepat sebuah perusahaan untuk bisa menggunakan layanan IaaS ini dapat dilakukan saat penilaian kesiapan karyawan dan kondisi finansial perusahaan yang sudah stabil. Karena untuk dapat menerapkan IaaS, selain butuh biaya kita harus memiliki pengetahuan dan skill tentang IT, seperti dalam mengelola operating system, networking serta memiliki pengalaman tentang VMware. Sebagai salah satu cloud provider yang ada di Indonesia, Zettagrid menyediakan solusi cloud computing yang Anda butuhkan. Terutama dalam layanan Infrastructure as a Service (IaaS). Dan tidak perlu diragukan lagi jaminan kualitasnya, karena kami telah memiliki sertifikasi mulai dari ISO 270001, ISO 9001, PCI DSS, VMware, Zerto, Veeam dan PSE Kominfo Republik Indonesia. untuk mengetahui informasi lebih lengkap lagi silahkan hubungi kami melalui email ke sales@zettagrid.id

Empowering Customer In-Store Ordering Experience with Cloud

 


Empowering Customer In-Store Ordering Experience with Cloud

The retail landscape has been in a continuous state of flux for well over 20 years. From the threat of large chain stores to recent advances in mobile technology and the rise of eCommerce sites, retailers have had to adapt in response to a variety of trends and innovations in order to attract consumer attention. One of the most common ways businesses are navigating these changes is by transitioning to digitalization in selling & transactions. Digitalization can both provided online and also in store, to bring new experience to customers.

There are many benefits to digitalize your store in the short and long term that make the process worthwhile. For the short term, the most obvious benefit of taking your store online is that you’ll still be able to generate sales under government restrictions on in-person activity due to Covid-19.

While we don’t know what the world will look and feel like post-COVID, diversifying your business now is a smart move to make. Having more than one way to reach your customers and generate revenue will likely benefit you for years to come.

If you own a brick-and-mortar business and are unsure about whether to jump online, you can find out more in the webinar “Empowering Customer In-Store Ordering Experience with Cloud” with our expert Hendy Rusli, COO of WGS Hub and Aditya Irawan, Cloud Consultant of Zettagrid Indonesia.

Event Details:

Thursday, 14 July 2022

from 2.00-4.00PM

Link to Register: bit.ly/TechVerseJul22

LIVE from Zoom

Reserve your slot and get a chance to win FREE Shopping Vouchers, Special Promos, and Get an e-certificate.

Penggunaan Cloud Computing Pada Dating Apps

Dating Apps

Penggunaan Cloud Computing Pada Dating Apps

Semenjak adanya pandemi, aktifitas manusia memang mengalami banyak perubahan. Salah satunya bagaimana cara manusia untuk mencari pasangan atau kenalan baru. Dengan situasi seperti ini, masyarakat mulai memanfaatkan adanya teknologi dating apps atau aplikasi kencan yang memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence untuk menemukan match/pasangannya. Saat ini banyak sekali dating apps yang bermunculan, dari mulai Tinder, Bumble, Happn, dan masih banyak yang lainnya. Pada tahun 2021, Tinder sebagai platform dating apps yang paling sering di download di Indonesia melakukan riset yang menunjukan terjadi peningkatan aktifitas swipe/match yang signifikan sebanyak 130 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Tentunya pengguna bukan hanya menginginkan hasil match yang tepat tetapi juga mengharapkan aplikasi yang reliable ketika digunakan. Sehingga bisnis dating apps ini pun dapat bersaing dengan aplikasi serupa. Untuk itu dibutuhkan cloud computing untuk membantu dating apps untuk mengembangkan bisnisnya. Lalu layanan apa saja yang bisa diaplikasikan untuk bisnis dating apps ini?

  1. Virtual Data Center (VDC)

Layanan VDC dapat digunakan sebagai cloud infrastruktur pilihan yang berfungsi sebagai server aplikasi, load balancer, database server dan resource lainnya. VDC memudahkan pembuat aplikasi untuk melakukan pengembangan fitur, selain itu dengan kemampuan scalablenya, aplikasi dapat mengatur storage sesuai dengan kebutuhannya karena dapat di scale up dan down dengan mudah. Selain itu dengan VDC sisi keamanan aplikasi yang berjalan terjamin dengan adanya virtual firewall yang include didalamnya (bersifat free). Dengan begitu, biaya yang akan dikeluarkan juga menjadi lebih efisien.

  1. Disaster Recovery (DR)

Kenyamanan pelanggan merupakan hal yang harus diperhatikan para pengusaha aplikasi kencan. Dengan banyaknya aktifitas yang terjadi di aplikasi, dibutuhkan solusi Disaster Recovery (DR) untuk mencegah terjadinya kehilangan data serta meminimalisir down time yang terjadi sehingga membuat user tetap nyaman Ketika memakai aplikasi. Di Zettagrid, kami menawarkan solusi DR dengan berbagai fitur yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi yaitu Veeam Replication, dan VCAV, SecondSite DR. Veeam Cloud Connect Replication merupakan solusi DR dengan teknologi dari Veeam software. layanan ini menggunakan metode VMsnapshot(scheduled) dengan resiko kehilangan data (RPO) mulai dari 60 menit. Solusi DR pilihan selanjutnya adalah VCAV yang merupakan teknologi replikasi keluaran VMware. Layanan ini menggunakan metode scheduled replication dengan resiko kehilangan data (RPO) mulai dari  30 menit. Yang terakhir adalah Secondsite DR dari Zerto. Layanan ini menggunakan metode data journaling (continuous replication) dengan resiko kehilangan data (RPO) mulai dari 3 detik.

  1. Cloud Backup

Bisnis aplikasi kencan pasti memiliki focus terhadap database user.  Maka dari itu aplikasi seperti ini membutuhkan cloud backup untuk menjaga dari kehilangan data. Cloud backup ini akan menjamin ketersediaan data user baik dari akitivitas human error, kegagalan infrastruktur, ataupun dari aktivitas pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

  1. Cloud Storage

Sedangkan cloud storage (s3 storage) dapat digunakan sebagai penyimpanan unstructured data seperti video, gambar, audio, dan lain-lain dengan harga yang lebih terjangkau sehingga dapat menghemat storage yang digunakan pada Virtual server/Virtual data center yang anda gunakan.

Zettagrid Indonesia sebagai cloud provider lokal dengan lokasi data center di Indonesia menawarkan berbagai layanan diatas dengan harga yang kompetitif dan pasti. Selain itu Zettagrid juga memiliki support lokal yang siap membantu bisnis anda 24×7 tanpa proses ticketing yang rumit dan memakan waktu eskalasi yang lama. Hubungi kami disini atau e-mail kami ke sales@zettagrid.id untuk penawaran dan informasi lebih lanjut.

Adopting Hybrid Cloud Approach, Where to Begin?

adopting hybrid cloud

Adopting Hybrid Cloud Approach, Where to Begin?

Adopting Hybrid Cloud approach is becoming more and more common in a business sector. According to a survey of IBM Institute For Business Value (IBV), Hybrid Cloud will grow to 47% in three years ahead and the average organization will implement around six hybrid clouds. With such of number, it is not a surprise anymore to see how large this technology could dominant enterprise solutions.

However, adopting Hybrid Cloud approach certainly is not just by snapping-fingers only. A plan and strategy are also needed for a successful deployment. Therefore, before business takes a step further about it, the organization needs to explore more for adopting Hybrid Cloud approach. Then, where to begin?

In Zettagrid e-Techday: Evolving Hybrid Cloud Infrastructure For Your Digital Business that was held on 12 August 2021, Teddi Suryadi as Cloud Consultant Zettagrid Indonesia had explained some strategies that business needs to take on Hybrid Cloud adoption. Curious to know how is it? Here’s the recap:

1. Determine the application that wants to be deployed on Hybrid Cloud

adopting hybrid cloud

(Source: ra2studio from Getty Images Pro)

Basically, any applications can be deployed on Hybrid Cloud. Depends on the organization’s policy and needs. So, if the organization wants its workload management to be deployed on cloud, then the provider will help and provide its cloud solution.

However, it is important to remember that business needs to determine what application that wants to be running on cloud and handled on the local premise. By separating workloads in two locations, the organization could achieve its IT business and cloud operation efficiency.

 2. Begins with the better infrastructure

adopting hybrid cloud

(Source: Jens Domschky from Getty Images)

After the organization determines what applications that want to be deployed on cloud, next it’s time to look for the right infrastructure such as software, hardware, services, and cloud spaces. But, why does business need these infrastructures for adopting Hybrid Cloud approach?

 These infrastructures enable business to secure consistent operations for business workloads across private and public cloud. Not only that, the right infrastructures will also deliver a complete solution for business Hybrid Cloud. Therefore, it is important for the organization to do this before adopting Hybrid Cloud approach.

3. Look out for the data security

adopting hybrid cloud

(Source: anyaberkut from Getty Images Pro)

In looking for Hybrid Cloud Providers, data security and compliance are often to be the main things that need to be concerned about. With the right data security and compliance, the cloud service provider can guarantee how secure your company and business data will be on cloud. 

In Zettagrid, we have data security and compliance such as PCI DSS certified and three-level of access (MyAccount portal access, vCloud Director access, and VM access). Not only that, but Zettagrid is also certified by ISO27001:2013 to secure your company data. Thus, you don’t have to worry more, because your data will be safe with our layered security system.

 

Those are the recap on adopting Hybrid Cloud approach. If you want to know or see the session further, you can watch it on our Youtube Channel here. And if you have any questions related to Hybrid Cloud solution, you can contact us here or at sales@zettagrid.id.

3 Kiat Melindungi Data Bisnis dari Risiko Bencana

melindungi data bisnis

3 Kiat Melindungi Data Bisnis dari Risiko Bencana

Mungkin pepatah “Sedia payung sebelum hujan” sudah banyak Anda dengar di mana-mana. Baik untuk mempersiapkan kebutuhan maupun kegiatan sehari-hari, pepatah tersebut sering disematkan agar kita lebih bersiap menghadapi risiko kedepannya. Begitu pula ketika Anda membangun bisnis, pepatah ini bisa jadi acuan agar bisnis bersiap menghadapi ancaman yang potensial, termasuk salah satunya bencana.

Baru-baru ini, kebakaran telah terjadi di Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dilansir dari kompas.com, kebakaran bermula ketika kantor BPOM sedang ada perbaikan panel listrik di lorong F timur dan F barat. Meskipun kebakaran terjadi karena arus aliran pendek, namun CNN menyebut satu ruangan yang memuat arsip dan standardisasi napza rusak oleh kobaran api. Akibatnya, BPOM pun mengalami kerugian hingga Rp. 600 juta.

Kasus di atas mungkin bisa menjadi gambaran bagi organisasi untuk menghadapi bencana. Dengan mempersiapkan strategi keamanan data dan pemulihan bencana yang baik, bisnis bisa meminimalisir risiko atau kerugian yang mungkin terjadi.

Artikel ini akan memberikan Anda tips mempersiapkan pemulihan bencana yang baik untuk sistem IT bisnis. Penasaran seperti apa? Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Menjaga tata kelola yang baik sesuai anjuran pemerintah

melindungi data bisnis

(Source: cyano66 from Getty Images Pro)

Tips pertama untuk melindungi data bisnis dari potensi bencana adalah dengan menjaga tata kelola yang baik sesuai anjuran pemerintah. Ini berarti organisasi dapat menyesuaikan regulasi infrastruktur IT-nya sesuai peraturan pemerintah yang ada. 

Bila menyangkut tentang perlindungan data dari bencana, bisnis bisa melihat ketentuan hukum Indonesia PP Nomor 71 tahun 2019, yang mewajibkan organisasi memiliki Disaster Recovery Center di Indonesia. Dengan mengimplementasikan peraturan tersebut, organisasi memiliki komitmen atas tata kelola yang baik atau good governance

2. Persiapkan solusi Disaster Recovery

melindungi data bisnis

(Source: Umnat Seebuaphans)

Bencana memang tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Bisa jadi ketika bisnis sedang berkembang pesat, bencana datang dan mengganggu sistem IT dan menyebabkan downtime hingga hilangnya data. Oleh sebab itu, solusi pun diperlukan agar bisnis bisa mempersiapkan risiko bencana yang mungkin terjadi.

Memiliki solusi Disaster Recovery berbasis cloud bisa menjadi pilihan untuk melindungi sistem IT dan data bisnis Anda. Kemampuannya yang bisa meningkatkan penyimpanan sistem dan data, memudahkan bisnis untuk memiliki akses terhadap sistem dan datanya ketika bencana terjadi. Oleh sebab itu, Anda tidak perlu lagi khawatir ketika potensi dan risiko bencana melanda bisnis Anda.

 3. Persiapkan strategi untuk hadapi potensi downtime ketika bencana terjadi

melindungi data bisnis

(Source: ilkercelik from Getty Images Pro)

Ketika bencana terjadi dan menghambat sistem IT, ini bisa menimbulkan downtime untuk organisasi. Akibatnya, tidak hanya sistem IT yang akan terkendala, tapi layanan dan operasional bisnis pun bisa terhenti karena bencana. Apabila bisnis tidak mampu mengatasi kendala downtime, tentu ini bisa mengakibatkan kerugian secara finansial.

Itulah mengapa, solusi Disaster Recovery sangat penting untuk dimiliki bisnis. Selain mempersiapkan bisnis dari potensi bencana, Disaster Recovery juga memudahkan bisnis untuk memiliki ketersediaan akses ke sistem dan datanya. Sehingga ketika bisnis dihadapkan oleh potensi downtime akibat bencana maupun hardware failure, Disaster Recovery bisa memulihkan Virtual Machine (VM) sesuai dengan skenario failover bisnis. Dengan demikian, bisnis bisa meminimalisir risiko dan kerugian yang mungkin terjadi.

Itulah beberapa tips yang bisa Anda ikuti untuk melindungi data bisnis dari risiko bencana. Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang solusi Disaster Recovery, Anda bisa menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.