Posts

Mengapa Backup Data NAS Lebih Baik di Cloud?

backup data NAS

Mengapa Backup Data NAS Lebih Baik di Cloud?

Menjaga data agar tetap aman bukan hal yang mudah bagi beberapa perusahaan. Terkadang, ancaman kehilangan dapat terjadi dan risiko pun tidak dapat terhindari. Akibatnya, penyimpanan dalam jumlah lebih sering kali disiapkan oleh perusahaan untuk memenuhi kapasitas data yang kian meningkat. Salah satunya dengan memanfaatkan Network Attached Storage (NAS).

Seperti dilansir pada artikel sebelumnya, penggunaan NAS sudah tidak lagi asing di mata perusahaan, baik Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun perusahaan besar. Selain dimanfaatkan untuk menyimpan dan melakukan backup file, NAS juga dapat dialih fungsikan untuk banyak hal, misalnya sebagai file server, virtualisasi, web-server, video surveillance, sinkronisasi data, dan banyak lagi.

Karena banyaknya fungsi dan pemanfaatan NAS tersebut, banyak pelaku usaha tidak hanya memanfaatkan satu NAS saja. Satu hardisk hingga NAS lebih pun diinvestasikan untuk memenuhi kapasitas pertumbuhan datanya. Padahal jika Anda pikirkan, hal ini tentu lebih tidak efisien dan ancaman kehilangan data seperti kerusakan sistem, human error, serangan siber, hingga pencurian hardisk atau NAS, masih tidak terlepas dari penggunaan tersebut.

Lantas, apa solusi yang tepat untuk lindungi data di NAS?

Cloud untuk Lindungi Data di NAS

Memanfaatkan solusi Cloud Backup bisa menjadi pilihan bagi perusahaan yang ingin melindungi datanya di NAS. Dengan menyalin data di lokasi off-site, perusahaan pun tidak perlu lagi khawatir akan risiko yang mungkin terjadi ketika data hilang.

Memiliki kemampuan mencadangkan data yang bisa dijadwalkan baik per-hari, per-minggu, hingga per-bulan, Cloud Backup dikenal sebagai solusi yang lebih fleksibel jika dibandingkan dengan solusi backup tradisional lainnya. Perusahaan juga tidak perlu lagi berinvestasi hardware untuk memenuhi pertumbuhan data, karena penyimpanan Cloud Backup dapat diskalabilitaskan sesuai dengan kapasitas data yang dimiliki oleh perusahaan.

Manfaat Cloud Backup untuk Data NAS

1. Melindungi data dari kerusakan penyimpanan fisik

Seperti yang dikatakan sebelumnya, mencadangkan data di cloud berarti Anda menyimpan salinan data di lokasi off-site. Alhasil, data yang dicadangkan tetap akan terlindungi ketika terjadi kerusakan fisik pada penyimpanan utama, NAS, atau pada sistem IT perusahaan.

2. Aman dari ancaman bencana alam

Begitu pula ketika perusahaan Anda dilanda bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan kebakaran. Meskipun sistem IT perusahaan mengalami kerusakan akibat kendala tersebut, data yang dicadangkan ke cloud tetap terlindungi tanpa terjadi kerusakan atau corruption. Bahkan, perusahaan masih bisa memulihkan datanya dari cloud untuk mengganti data yang rusak atau yang hilang.  

3. Terhindar dari ancaman Human Error

Meskipun sudah sering terjadi, namun ancaman human error seperti menghapus data secara tidak sengaja masih tidak dapat dihindari, baik di penyimpanan lokal utama atau di NAS. Akibatnya, aset data menghilang dan berbagai risiko pun dapat ditemui oleh perusahaan.

Namun, Anda tidak perlu khawatir akan ancaman ini ketika mencadangkan data ke cloud. Karena dengan cloud, data yang dicadangkan akan terlindungi dari ancaman apapun, sekalipun penghapusan data secara tidak sengaja.

4. Pengguna masih dapat mengakses data yang sudah dicadangkan lama

Mencari data yang sudah disimpan lama seperti berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun lalu memang mewalahkan. Apalagi jika data yang disimpan tertimbun dengan data lainnya, atau corrupt akibat penyimpanan data fisik mengalami kerusakan, pastinya pencarian data sudah pasti terkendala.

Berbeda halnya bila Anda memanfaatkan Cloud Backup. Dengan solusi satu ini, data yang dibackup sudah pasti terlindungi dari kerusakan hardware dan bencana. Selain itu, kapasitas penyimpanannya yang fleksibel dan bisa diskalabilitaskan memudahkan perusahaan untuk memenuhi kapasitas penyimpannya. Sehingga, data yang sudah dibackup sejak lama seperti beberapa hari, bulan, maupun tahun lalu masih dapat diakses pengguna.

5.  Alokasi anggaran lebih efisien

Bila Anda memanfaatkan penyimpanan atau solusi backup lokal seperti hardisk atau NAS, investasi hardware sudah pasti diperlukan oleh perusahaan. Terlebih, bila penyimpanan backup lokal sudah tidak lagi memenuhi kapasitas jumlah data, Capital Expenses tentu akan dikeluarkan perusahaan untuk pembelian hardware lebih seperti hardisk atau NAS. 

Berbanding terbalik jika perusahaan memanfaatkan Cloud Backup. Dengan solusi satu ini, alokasi anggaran perusahaan dapat dijalankan secara efisien mengingat perusahaan hanya perlu membayar biaya langganan cloud tanpa disertai investasi hardware apapun.

Memanfaatkan Arupa Object Storage

Cloud Backup seperti Arupa Object Storage bisa menjadi solusi untuk perusahaan yang ingin melindungi data NAS dari ancaman kehilangan. Kompatibel dengan S3 Protocol yang dapat digunakan dengan berbagai aplikasi, Arupa Object Storage dapat menjadi solusi untuk berbagai keperluan perusahaan. Salah satu contohnya ialah untuk backup data NAS.

Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud lokal Infrastructure as a Service (IaaS) berupa Virtual Data Center (VDC), Virtual Server, Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), dan lain-lain. Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai solusi cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

Pentingnya Melakukan Backup Pada NAS Anda

How to Integrate NAS Backup to the Cloud

Pentingnya Melakukan Backup Pada NAS Anda

Penggunaan Network Attached Storage (NAS) sudah tak lagi asing digunakan bagi seluruh pelaku bisnis mulai dari usaha kecil menengah, hingga perusahaan besar sekalipun. Selain untuk menyimpan dan melakukan backup file, NAS juga dapat berfungsi untuk banyak hal, misalnya untuk menjadi file server, sinkronisasi data, virtualisasi, e-mail server, web server, video surveillance, dan lain-lain. Provider NAS yang sudah terkenal diantaranya adalah Synology dan QNAP.

Dengan banyaknya kegunaan tadi, tentunya data yang ada di dalam NAS akan semakin banyak dan akan terus berkembang. Lalu, berapakah besar data critical yang anda simpan di dalam NAS anda? Apakah menurut anda critical data pada NAS anda sudah pasti aman dari kehilangan data

NAS sebenarnya telah memiliki fitur redundancy yang disebut RAID. Dengan RAID NAS dapat terlindungi dari kehilangan data akibat drive failure. Namun RAID tidak dapat menghindarkan NAS dari kehilangan data jika terjadi bencana, kebakaran, human error, ataupun jika terjadi pyshical damage pada device NAS.

Lalu, solusi apa yang dapat menghindari NAS dari kehilangan data? Jawabannya adalah dengan melakukan Backup. Melakukan backup berarti melakukan replikasi data dari satu device ke tempat lainnya, baik di on-site maupun off-site. Dengan melakukan backup, anda dapat mengakses data dari mulai minggu lalu, bulan lalu, bahkan tahunan lalu.

Backup NAS ke Cloud

Dalam dunia IT, ada istilah “best practice 3-2-1 backup strategy” untuk mengamankan data anda. Strategi 3-2-1 backup ini berarti anda harus memiliki 3 copy atau salinan data anda, 2 di physical device seperti Harddisk atau NAS, dan satu lagi di off-site contohnya cloud.

Jika anda telah memiliki backup NAS di physical device lain, ini saatnya untuk anda kembali memikirkan pentingnya untuk melakukan backup data di off-site, yaitu di cloud. Mengapa? karena cloud dapat menghindarkan anda dari kehilangan data akibat bencana alam, kebakaran, dan kerusakan atau kehilangan device. Cloud juga dapat dipakai dengan biaya awal yang murah dibanding anda harus membeli NAS kedua atau bahkan ketiga karena cloud memiliki kemampuan scalable.

Jika anda merupakan user dari Synology maupun QNAP NAS, anda dapat melakukan backup NAS anda ke cloud melalui aplikasi Hyper Cloud dan Cloud Sync untuk Synology juga Hyper Backup Sync (HBS 3) untuk QNAP.

Pembahasan ini telah diulas pada Hari Kamis, 16 Desember 2021 lalu dalam event kami yang bertajuk “Arupa Expert Talk: Integrate Your NAS Backup with The Cloud”. Pada kesempatan ini hadir Pak Ferrianto Suryanto selaku Direktur dari Exalogi yang merupakan partner dari Zettagrid yang memaparkan dan juga melakukan demo bagaimana caranya melakukan backup dan sync untuk NAS Synology dan QNAP dengan Arupa Object Storage (AOS). Anda mau lihat demonya? KLIK DISINI jika anda ingin memutar kembali sesi webinar ini.

Integrate Your NAS Backup with The Cloud

How to Integrate NAS Backup to the Cloud

Integrate Your NAS Backup with The Cloud

Penggunaan Network Attached Storage (NAS) telah menjadi pilihan bagi banyak perusahaan seperti solusi NAS yang dikeluarkan oleh Synology dan QNAP. Namun, seiring dengan tingginya pertumbuhan  jumlah data yang disimpan dalam NAS, maka risiko kehilangan data pun semakin besar, misalnya jika terjadi kerusakan pada perangkat, kehilangan data akibat human error, virus atau malware, maupun bencana yang tak terduga. Untuk itu, anda memerlukan proteksi yang lebih baik, salah satunya dengan melakukan backup untuk NAS anda ke cloud.

Temukan caranya di webinar “Arupa Expert Talks: Integrate Your NAS Backup with The Cloud”.

Hari/Tanggal: Kamis, 16 Desember 2021

Pukul: 14.00 – 16.00 WIB

Di Zoom

Link registrasi: bit.ly/arupaexperttalks1

Narasumber: Ferriyanto Suryanto – Direktur Exalogi

Moderator: Bobby Sidharta – Project Manager Arupa Cloud Nusantara

Daftar sekarang dan dapatkan e-certificate gratis dan kesempatan untuk memenangkan shopping voucher ratusan ribu rupiah.

 

 

Backup Data Microsoft 365 Bisnis dengan Arupa Backup 365

Backup data microsoft 365Backup Data Microsoft 365 Bisnis dengan Arupa Backup 365

Saat bekerja, bencana maupun kesalahan memang tidak dapat dihindari. Baik itu human error, bencana alam, atau ancaman siber, kerap kali datang di waktu yang tak terduga dan mengganggu keberlangsungan bisnis. Apalagi jika beberapa masalah tadi mengancam data bisnis Anda di Microsoft 365, hal ini tentu akan menghambat tidak hanya operasional perusahaan, tetapi juga layanan bisnis dan konsumen.

Maka dari itu, mengimplementasikan solusi pencadangan data sangat penting untuk dilakukan oleh perusahaan, terutama bagi bisnis yang menggunakan sistem dan layanan kolaboratif seperti Microsoft 365. Hal ini dilakukan mengingat layanan ini memiliki Shared Responsibility Model antara Microsoft sebagai penyedia layanan dan pelanggan sebagai pengguna layanan. Lalu, apa artinya ini?

backup data microsoft 365

Seperti diagram di atas, Rhipe mendefinisikan Microsoft sebagai penyedia layanan, bertanggung jawab pada infrastruktur dan menjaga agar layanannya dapat berjalan dengan baik. Di samping infrastruktur, penyedia layanan tersebut pun hanya melakukan replikasi data dan bukan mencadangkan data, menjaga keamanan infrastruktur, serta kerahasiaan data sesuai dengan standar sertifikasi internasional.

Sementara itu, pelanggan sebagai pemilik didefinisikan bertanggung jawab dalam melakukan akses dan kontrol pada data mereka seperti: pencadangan data, penyimpanan data, keamanan data dari ancaman siber, serta kerahasiaan data sesuai standar dari masing-masing pelanggan. Itulah sebabnya strategi pencadangan data menjadi hal yang perlu dipersiapkan oleh pelanggan itu sendiri.

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena solusi seperti Arupa Backup 365 (AB365) bisa menjadi pilihan untuk mengatasi tantangan ini. Dengan memanfaatkan teknologi dari Veeam Backup Microsoft 365, AB365 mampu menghadirkan pengalaman pencadangan data yang lebih cepat dan sederhana. Berbagai keuntungan juga dapat dirasakan oleh bisnis karena solusi yang satu ini. Penasaran apa saja? Simak selengkapnya berikut ini:

1. Jaminan SLA 99.9%

backup data microsoft 365

(Sumber: Maksim Labkouski dari Getty Images)

Kehilangan data di berbagai layanan Microsoft 365 memang bisa berdampak buruk. Apalagi bila file yang hilang memuat data penting seperti hasil penjualan, database klien, hingga rencana besar perusahaan. Ancaman ini pastinya akan menggoyahkan kelangsungan bisnis bila terjadi. 

Tapi Anda tidak perlu khawatir apabila data di layanan tersebut hilang karena bencana maupun human error, sebab AB365 siap mencadangkan data penting Anda dengan jaminan uptime 99,9%. Tak hanya itu, Anda juga bisa menjadwalkan pencadangan data secara rutin per-hari, per-minggu, maupun per-bulan sesuai kebutuhan bisnis Anda. Sehingga, ini akan meminimalisir kehilangan data hingga yang terbaru.

2. Kemudahan Tanpa Batas

backup data microsoft 365

(Sumber: Natali_Mis dari Getty Images)

Saat mengimplementasikan strategi pencadangan data, ada baiknya bagi perusahaan untuk melakukan proses setup dan konfigurasi backup. Sebab dengan dua hal mendasar ini, Anda mampu mengoperasikan pencadangan data secara optimal. 

AB365 menawarkan kemudahan proses tersebut untuk layanan Microsoft 365. Tidak perlu lagi waktu berjam-jam bahkan hingga seharian penuh untuk mengkonfigurasikannya, cukup dengan waktu singkat, solusi tersebut siap Anda gunakan.

3. Aman dan Bersertifikasi

(Sumber: Urupong dari Getty Images Pro)

Apabila Anda berencana mengimplementasikan strategi pencadangan data, usahakan agar Anda menentukan solusinya dengan melihat lokasi data center. Sebab dengan menggunakan data center lokal, data bisnis maupun perusahaan akan terjaga dengan aman bersama penyedia layanan cloud.

AB365 menggunakan infrastruktur data center Zettagrid Indonesia yang berlokasi di Jakarta dan Cibitung serta telah dilengkapi dengan sertifikasi ISO9001, ISO27001, dan PCI DSS. Sehingga ini akan melengkapi keamanan data maupun perusahaan yang tersimpan oleh infrastruktur cloud Zettagrid Indonesia.

4. Infrastruktur yang High Availability

(Sumber: monsitj dari Getty Images Pro)

Di samping keamanannya, solusi backup ini juga memiliki data center yang berlokasi di Indonesia serta berkonsep High Availability dan Redundant Power. Dengan demikian ini akan meminimalisir risiko downtime. Tak hanya itu, tim dan layanan support pun siap sedia melayani Anda selama 24 jam dalam seminggu. Sehingga ini akan membantu apabila bisnis Anda membutuhkan bantuan support untuk backup data Microsoft 365. 

Ingin tahu lebih lanjut tentang A365 sebagai #SolusiYangPasti? Anda bisa mulai membaca produk selengkapnya di sini. Jika Anda memiliki pertanyaan terkait solusi kami, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

 

3 Penyebab Kehilangan Data di Office 365

3 Penyebab Kehilangan Data di Office 3653 Penyebab Kehilangan Data di Office 365

Siapa yang tidak kenal dengan cloud Software as a Service (SaaS)? Di era perkembangan teknologi saat ini, cloud SaaS menjadi teknologi yang sangat umum digunakan untuk kebutuhan organisasi. Jika di masa lalu setiap komputer memiliki drive disk dan meng-install perangkat lunak baru untuk kebutuhan bekerja, maka saat ini SaaS hadir dan menggantikan cara konvensional tersebut. Dengan biaya yang lebih terjangkau, konfigurasi yang cepat, skalabilitas, dan fleksibilitas, SaaS menjadi salah satu infrastruktur yang praktis digunakan untuk organisasi. 

Salah satu cloud SaaS yang cukup populer hingga hari ini adalah Office 365. Layanan ini merupakan sebuah produk dari Microsoft yang dibuat untuk mengefisiensikan dan meningkatkan produktivitas organisasi. Selain itu, layanan ini juga menyediakan beragam fitur lain, seperti email, aplikasi cloud, hingga file sharing yang dapat memudahkan pengguna dalam melakukan kolaborasi kerja.

Dilihat dari fungsi dan fiturnya, layanan Office 365 memang menawarkan layanan yang efektif dan fleksibel. Namun bukan berarti data bisnis dapat tetap aman tersimpan pada layanan satu ini. Menurut iland.com, Microsoft menyediakan beberapa proteksi mendasar untuk menjaga data Anda, tapi jika terjadi kehilangan data, layanan tersebut tidak menyediakan Backup untuk mengembalikan data yang hilang. Padahal jika melihat penelitian Veeam, 81 persen dari seribu pekerja IT professional mengalami kehilangan data di Office 365.

Lalu, apa saja yang bisa menjadi penyebab kehilangan data di Office 365? Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Human Error

3 Penyebab Kehilangan Data di Office 365

(Sumber: shironosov from Getty Images)

Pernahkah Anda atau karyawan menghapus salah satu data bisnis secara tidak sengaja? Atau apakah Anda pernah menghapus data bisnis, padahal sebenarnya Anda masih membutuhkan data tersebut di masa yang akan datang?

Jika Anda masih memiliki Backup data, pastinya histori data dan kelangsungan bisnis masih bisa diselamatkan. Tapi, bagaimana jika bisnis Anda tidak memiliki Backup data? Pastinya Anda atau bahkan manajemen akan repot melacak kembali histori data bisnis, terlebih jika data yang terhapus adalah data penjualan, ini pasti akan mengganggu kelangsungan bisnis Anda.

Begitu pula jika salah satu data bisnis di layanan Office 365 terhapus secara tidak sengaja. Ini tidak hanya akan membuat Anda kelam-kabut, tetapi organisasi juga akan ripuh karena layanan ini tidak memiliki Backup. Oleh sebab itu, Backup menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh layanan Office 365 organisasi Anda untuk meminimalisir risiko kehilangan data.

2. Virus atau Malware 

3 Penyebab Kehilangan Data di Office 365

(Sumber: stevanovicigor from Getty Images)

Pekerjaan bisnis rutin mengandalkan perangkat digital? Jika iya, maka Anda perlu berhati-hati sebab perangkat digital tidak terlepas dari virus, malware, atau beragam pencurian data lainnya. Coba bayangkan, saat Anda tengah bekerja tiba-tiba komputer Anda tidak bisa dioperasikan dan di layar monitor hanya muncul gambar seperti di bawah ini.

Anda pasti akan panik, terlebih ketika data bisnis tidak dapat diakses atau menghilang. Tentu ini tidak hanya akan membuat Anda cemas, tetapi satu organisasi juga repot dibuatnya. Begitu pula jika malware ikut menginfeksi data di Office 365 Anda. Meskipun layanan tersebut memiliki fitur keamanan untuk menyangkal malware, tapi fitur tersebut tidak mampu mendeteksi setiap infeksi yang bisa diakibatkan malware ataupun virus.

3. Overwritten Data

data office 365

(Sumber: Pashalgnatov from Getty Images)

Meski Office 365 menawarkan manajemen layanan yang lebih mudah dan regulasi keamanan data, tapi keduanya tidak cukup untuk melindungi bisnis dari risiko overwritten data. Kehilangan data di Office 365 bisa saja terjadi ketika Anda secara sengaja maupun tidak, mengganti data yang valid dengan yang tidak valid (overwritten data). Jika sudah begini, bisakah Anda tetap menjamin kelangsungan bisnis Anda?

Maka dari itu, sebuah solusi pun diperlukan untuk memitigasi risiko kehilangan data akibat overwritten data. Dengan strategi keamanan yang tepat, bisnis bisa lebih meminimalisir skenario terburuk dari hilangnya data bisnis di Office 365.

Itulah beberapa hal yang bisa menyebabkan kehilangan data di Office 365 Anda. Dengan melihat beberapa kasus tadi, Anda pasti tahu kan apa #SolusiYangPasti untuk bisnis Anda? Tapi jika belum, nantikan kami selanjutnya di #SolusiYangPasti berikutnya.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang solusi cloud kami, hubungi kami di sini atau ke sales@arupa.id.

Fitur Office 365 Yang Menjadi Akses Favorit Hacker 

fitur office 365

  Fitur Office 365 Yang Menjadi Akses Favorit Hacker 

Jika Anda berpikir penggunaan teknologi di era digital telah menghasilkan informasi, inovasi, dan solusi, maka Anda telah memikirkan dampak positif dari penggunaan teknologi. Tapi, bagaimana dengan dampak negatifnya, apakah Anda juga telah berpikir bahwa penggunaan teknologi yang masif mampu memicu hal tersebut?

Di artikel sebelumnya, telah dijelaskan mengenai munculnya serangan siber ketika penggunaan teknologi meningkat tajam di masa pandemi. Serangan siber berjenis Malware, Phishing, hingga Ransomware banyak ditemui oleh beragam industri di seluruh dunia sepanjang 2020 lalu. Threatpost.com bahkan mencatat 96 persen dari empat juta pelanggan Office 365 turut menjadi target hacker untuk dicuri data-data sensitifnya. Ini terjadi mengingat banyaknya pelanggan Office 365 yang bekerja secara remote selama pandemi, sehingga hal tersebut pun menjadi peluang bagi hacker.

Lalu, bagaimana bisa hacker menargetkan pelanggan Office 365 untuk melancarkan aksinya? Adakah taktik yang digunakan hacker untuk menyusup akun pengguna Office 365?

250 Juta Pengguna Office 365 Menjadi Target Hacker

fitur office 365

(Sumber: Pressmaster)

Hingga saat ini, Office 365 telah memiliki 250 juta pengguna aktif di seluruh dunia. Selain menjadi tools untuk berbagi data, Software as a Service (SaaS) satu ini juga bisa menjadi media berbagi penyimpanan dan komunikasi. Tak mengherankan, jika saat ini banyak perusahaan yang tertarik untuk menggunakan Office 365 sebagai media kerja kolaboratif karyawannya.

Namun demikian, jumlah tersebut nyatanya juga menjadi ladang bagi hacker untuk menjerat korbannya. Bahkan beberapa fitur utama Office 365 pun menjadi akses favorit bagi para hacker untuk mengambil alih akun penggunanya.

Lantas, fitur Office 365 apa saja yang banyak diakses hacker? Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Open Authentication (OAuth)

fitur office 365

(Sumber: srdjan111 from Getty Images Signature)

Open Authentication (OAuth) adalah suatu protokol terbuka untuk autentikasi akses yang digunakan di Office 365. Biasanya, aplikasi atau situs pihak ketiga menggunakan protokol untuk megautentikasi pengguna ketika login ke layanan Office 365. Sehingga, pengguna tidak perlu lagi terus menerus melakukan login setelah pengguna dan aplikasi dimintai autentikasi akses.

Meskipun fitur ini mampu memudahkan pengguna untuk mengakses layanan Office 365 yang persisten, namun OAuth sebenarnya banyak disalahgunakan oleh hacker. Berdasarkan penelitian 2020 Spotlight Report, fitur satu ini banyak digunakan hacker untuk mendapatkan akses ke cloud-based suite. Dengan mencuri kredensial OAuth atau mengirimkan email phishing berisi aplikasi berbahaya, ini memungkinkan hacker untuk mempertahankan akses yang persisten dan tidak terdeteksi ke akun Office 365. Sehingga pengguna pun tidak akan sadar jika akunnya sedang disalahgunakan.

2. Power Automate

fitur office 365

(Sumber: rufus_92 from fiverr.com)

Secara umum, Power Automate merupakan layanan yang dibuat oleh Microsoft untuk mengotomatiskan alur kerja harian dan bahkan perusahaan Anda. Melalui fitur ini, pengguna dapat membuat integrasi kustom dan alur kerja otomatis antara aplikasi Office 365 serta menyertakan konektor ke ratusan aplikasi dan layanan pihak ketiga. Sehingga, pengguna dapat dengan mudah menyinkronkan file, mendapatkan pemberitahuan, dan mengumpulkan data dari beragam konektor.

Melihat layanan ini memiliki kemudahan untuk mengakses dan mengelola data di Office 365, Power Automate pun menjadi daya tarik bagi hacker untuk melancarkan serangannya. Menurut threatpost.com, hacker dapat mendaftar uji coba gratis Office 365 untuk mendapatkan akses ke konektor premium. Selain itu, Power Automate juga memungkinkan hacker untuk membuat gerakan lateral dalam aplikasi hingga menjalankan aktifitas command-and-control yang berbahaya. Sehingga akan sangat mudah bagi hacker untuk mengambil alih Office 365 korbannya.

3. Microsoft eDiscovery

(Sumber: geralt from pixabay)

Menurut Microsoft.com, eDiscovery merupakan proses identifikasi, mengumpulkan, dan mengirimkan informasi yang disimpan secara elektronik, seperti email, presentasi, dan database pada Office 365. Biasanya, hacker menggunakan fitur ini sebagai pengintaian internal dan eksfiltrasi data untuk menemukan data penting yang akan dicuri atau disalahgunakan. Ini dapat dikatakan setelah penelitian Vectra menyebutkan 56 persen pelanggan Office 365 menjadi target serangan hacker melalui Office 365 eDiscovery. Sehingga, sangat berbahaya apabila hacker berniat mencuri maupun menghapus data bisnis pada Office 365.

Melihat ketiga taktik yang digunakan oleh hacker pada fitur Office 365, perusahaan tentunya harus merencakan sistem terbaik untuk menghindari risiko serangan hacker. Terlebih ketika hacker mulai menyusupi Malware ke perangkat Anda, secara otomatis data di dalamnya akan terinfeksi virus maupun terhapus, tak terkecuali data Office 365 bisnis Anda. Oleh sebab itu, solusi pun diperlukan agar data bisnis bisa terselamatkan. Lalu, apa jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut?

Nantikan artikel selanjutnya untuk menyelamatkan bisnis Anda dengan #SolusiYangAda. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang solusi cloud kami, hubungi kami di sini atau ke sales@arupa.id.

Solusi Virtual Desktop Bisa Digunakan Untuk Apa?

solusi virtual desktop

Solusi Virtual Desktop Bisa Digunakan Untuk Apa?

 

Jika di masa pandemi ini usaha Anda bergantung besar terhadap penggunaan teknologi, maka Anda telah memutuskan langkah yang tepat demi kelangsungan bisnis. Dengan kasus COVID-19 yang terus meningkat hingga beredarnya berita jenis baru COVID-19 di Indonesia, menjadikan kondisi dan aktivitas harian masyarakat semakin tidak pasti untuk kembali normal. Oleh karena itu, masuknya teknologi bisa dikiaskan sebagai penyelamat. Dengan kecanggihan dan fleksibilitasnya, teknologi akhirnya banyak digunakan bukan lagi bagi individu, melainkan juga untuk layanan kesehatan, hiburan, pendidikan, hingga bisnis.

Salah satu teknologi yang cukup tren hingga hari ini adalah solusi Virtual Desktop. Menurut Techrepublic.com, Virtual Desktop memiliki peluang tinggi untuk digunakan oleh beragam industri di masa yang akan datang, bahkan setelah pandemi mereda. Ini dapat dipastikan mengingat banyak organisasi berencana untuk melanjutkan sistem kerjanya secara remote dan fleksibel tanpa perlu ke kantor. Sehingga sangat masuk akal jika solusi satu ini akan terus diminati oleh kalangan pengusaha.

Tak hanya itu, sistemnya yang dapat diakses dari device apapun menjadikan Virtual Desktop sebagai teknologi yang fleksibel untuk digunakan. Jadi, ketika digunakan untuk kebutuhan bekerja, karyawan dapat mengakses pekerjaannya melalui teknologi satu ini dimanapun dan kapanpun. Lalu, bagaimana contoh solusi Virtual Desktop untuk bisnis?

1. Bring-Your-Own-Device

solusi virtual desktop

(Sumber: MmeEmil from Getty Images Signature)

Pada beberapa perusahaan, pengadaan alat elektronik berupa laptop maupun desktop untuk kebutuhan kerja tidak bisa diberikan kepada karyawan karena masalah efisiensi. Maka sebagai gantinya, manajemen pun mengharuskan karyawannya untuk membawa device pribadi ketika bekerja, atau disebut dengan fenomena Bring-Your-Own-Device (BYOD).

BYOD menjadi salah satu contoh kasus paling populer untuk penggunaan Virtual Desktop. Selain karena dapat menghemat anggaran perusahaan, sistem satu ini juga tidak membatasi karyawan untuk menggunakan alat kerjanya. Tak hanya itu saja, bila sebelumnya perusahaan kesulitan untuk meng-install program yang sesuai dengan device pribadi karyawan, maka Virtual Desktop dapat menawarkan solusinya. Dengan menyediakan akses ke internet serta kontrol yang lebih besar atas desktop pengguna, aplikasi, dan penggunaan sumber daya, Virtual Desktop memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja dari perangkat apapun dan mengontrol integritas virtual machine.

2. Remote Working

solusi virtual desktop

(Sumber: Nadhezda1906 from Getty Images Pro)

Sejak pandemi melanda dunia, sistem kerja remote atau jarak jauh menjadi populer di kalangan pengusaha. Dengan mengandalkan fleksibilitas dan sistem kerja yang aksesibel, sistem kerja remote banyak dijadikan referensi dalam membangun produktivitas bisnis di masa yang tak menentu ini. Namun terlepas dari hal tersebut, apa sebenarnya yang mensukseskan bisnis dalam melangsungkan sistem kerja remote?

Bila Anda berpikir apakah Virtual Desktop bisa menjadi salah satu tools untuk mensukseskan sistem kerja remote, maka Anda tidak salah. Virtual Desktop bisa dijadikan solusi untuk mengatasi tantangan kerja remote yang berkaitan dengan sistem keamanan IT, hingga technical support. Ini dapat terjadi mengingat Virtual Desktop memiliki sistem keamanan berlapis seperti firewall, IDS/IPS, VPN, hingga SSL Encryption, sehingga pengusaha dapat meminimalisir risiko serangan hacker saat bekerja remote.

Selain itu, Virtual Desktop pada umumnya juga memiliki remote management yang digunakan oleh tim support untuk membantu pengguna ketika bekerja. Sehingga, ketika pengguna mengalami masalah dengan Virtual Desktop-nya, tim teknis dapat memberikan bantuan dengan melihat dan memonitor langsung layar pengguna. 

3. Regulatory Compliance

solusi virtual desktop

(Sumber: Ismagilov from Getty Images)

Disadari atau tidak, beberapa organisasi sangat membatasi karyawannya dalam membawa pulang dokumen, mengaktifkan email perusahaan di server pribadi, atau sekadar menyimpan regulasi dan kebijakan perusahaan selain di kantor. Ini sangat wajar terjadi apabila Anda bekerja pada sektor publik seperti pemerintahan maupun penyedia layanan fintech. Sebab bagi sektor tersebut, data dan sistem kantor sangat bersifat konfidensial dan sensitif, tak heran, keamanannya pun harus dijaga dengan maksimal.

Namun, tahukah Anda? Menyimpan sistem dan data kerja di On-Premise juga tidaklah cukup untuk menjaga keduanya tetap aman. Serangan hacker maupun sabotase data yang dilakukan oleh karyawan, sangat mungkin terjadi di On-Premise, terlebih bagi sektor publik yang menggunakannya. Oleh sebab itu, solusi diperlukan untuk menjaga kolaborasi kerja agar tetap aman.

Virtual Desktop bisa menjadi salah satu solusi untuk menghadapi masalah tersebut. Dengan memusatkan data di cloud dan menyediakan admin remote management, akses ke sistem dan data pun dapat lebih aman dilakukan. Selain itu, manajemen juga bisa memonitor aktifitas desktop penggunanya, sehingga akses data dapat lebih terawasi.

 


Arupa Cloud Nusantara yang dibawahi oleh Zettagrid Indonesia menyediakan solusi Virtual Desktop berupa Arupa Cloud Desktop (ACD). Dengan ACD Anda dapat dengan fleksibel melakukan kolaborasi kerja di manapun dan kapanpun. Jika Anda berminat atau ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami di sales@zettagrid.id.

3 Dampak Yang Bisa Diakibatkan Pertumbuhan Data

dampak pertumbuhan data3 Dampak Yang Bisa Diakibatkan Pertumbuhan Data

 

Data merupakan sumber inovasi bagi bisnis. Keberadaan data saat ini tidak lagi menjadi entitas pasif yang hanya digunakan untuk mengisi arsip, tetapi data juga menjadi alat paling kuat yang digunakan oleh organisasi untuk membuat keputusan. Oleh sebab itu, data kini menjadi aspek penting yang perlu dimiliki dan dikembangkan agar bisnis bisa terus berinovasi pada layanannya.

Seiring berkembangnya penggunaan teknologi, data yang dihasilkan pun tentu ikut berkembang. IDC sempat mencatat jika data di dunia yang dihasilkan pada tahun 2020 lalu telah mencapai 59 ZB (zettabyte; 1 miliar TB). Pertumbuhan ini bahkan dikatakan meningkat secara signifikan, jika melihat tahun 2018 lalu yang telah menghasilkan 33 ZB data. Tak hanya itu, IDC juga memprediksikan jika data yang dihasilkan pada tahun 2025 mendatang akan mencapai 175 ZB. Ledakan data sudah di depan mata. Dapatkah Anda bayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya?

Beberapa hal mungkin akan dialami oleh berbagai organisasi ketika ledakan data terjadi. Bahkan, penelitian dari Universitas Fudan di China sempat mengemukakan tentang dampak yang mungkin akan muncul ketika pertumbuhan data kian masif. Penasaran apa saja dampak tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Sulit menentukan data yang dibutuhkan

Jika sebelumnya bisnis mampu menemukan data yang relevan dan kredibel untuk pengembangannya, maka di tahun 2025 hal ini justru akan sulit untuk dilakukan. Pasalnya, ketika ledakan data terjadi, data yang tersimpan baik di sistem komputer maupun internet akan berlipat ganda setiap 12 jam sekali. Bahkan IDC pun mengatakan 1,5 kali jumlah data yang dikonsumsi saat ini tidak akan bisa lagi digunakan di tahun 2025.

2. Sulit membagikan data

Salah satu tujuan penggunaan komputer adalah memudahkan bisnis untuk membagi data. Namun, jika data yang dihasilkan saja kian meningkat sepanjang waktunya, maka hal ini akan menyulitkan bisnis untuk membagikan datanya melalui jaringan komputer ke media lain. 

Bayangkan jika hal ini terjadi dan Anda tidak memiliki penyimpanan data dan teknologi yang kompatibel, ini pastinya akan menyulitkan bisnis untuk berkembang dan berinovasi. Oleh sebab itu, sebelum hal ini datang menerpa bisnis, ada baiknya Anda mempertimbangkan solusi penyimpanan yang tepat untuk bisnis Anda.

3. Kesulitan menjaga data agar tetap konsisten

Salah satu dampak yang mungkin terjadi ketika bisnis mengalami ledakan data adalah sulitnya menjaga data agar tetap konsisten. Peneliti dari Fudan University mengungkapkan bahwa inkonsistensi data dapat dilihat ketika kita melakukan pengambilan kueri objek yang sama di website lain dan hasil yang didapatkan ternyata berbeda. Maka dari itu, bisnis akan sulit untuk menentukan data yang sesuai jika jumlah data yang tumbuh terus meningkat setiap tahunnya.

Dari beberapa dampak tersebut tentu dapat dimaknai bahwaledakan data bisa menyulitkan bisnis untuk menyimpan maupun mengakses data secara tepat. Bahkan lebih dari itu, bisnis juga bisa kehilangan peluang serta keuntungan yang didapat dari aset dan data yang dimiliki. Sebagai pelaku usaha, Anda pastinya tidak ingin hal tersebut juga terjadi kepada bisnis Anda, bukan? Dari pada menunggu ledakan data menerpa bisnis, ada baiknya Anda pertimbangkan solusi dan teknologi yang memadai untuk hadapi pertumbuhan data yang kian masif.

Arupa Cloud Nusantara yang dibawahi oleh Zettagrid Indonesia menghadirkan solusi Arupa Object Storage untuk membantu bisnis hadapi pertumbuhan data. Dengan kapasitas penyimpanan yang cepat dan mudah diskalakan hingga bilangan exabytes, kini bisnis tidak perlu lagi khawatir untuk hadapi ledakan data yang kian meningkat. 

Tertarik untuk mengetahui solusi Arupa Object Storage lebih lanjut? Diskusikan bersama kami di sini atau melalui tim kami ke sales@zettagrid.id.

How Object Storage Helps Your Ever-Expanding Data Management

object storage

How Object Storage Helps Your Ever-Expanding Data Management

Seiring dengan berkembangnya teknologi, data di dunia juga turut serta meningkat pesat setiap saat. Bahkan IDC memprediksi data di dunia selama 2020 lalu telah mencapai lebih dari 59 ZB. Lalu, apa yang akan tejadi jika terjadi ledakan data? Bagaimana mengelola data yang selalu bertambah setiap saatnya dengan baik dan aman sehingga bisnis anda dapat tetap memanfaatkan potensial data yang dihasilkan setiap saat?

Temukan jawabannya di “Zettagrid e-TechDay Vol.07: How Object Storage Helps Your Ever-Expanding Data Management”

Detail event:

Wednesday, 3 February 2021

14.00 – 16.00 WIB

Zoom Meetings

Speaker: Bobby Sidharta, Project Manager Arupa Cloud Nusantara

Link to register: bit.ly/eTechday7

Daftarkan diri anda sekarang dan dapatkan kesempatan untuk memenangkan OVO cash senilai ratusan ribu Rupiah! 

3 Kendala Umum yang Dihadapi Perusahaan Saat WFH  

kendala saat wfh3 Kendala Umum yang Dihadapi Perusahaan Saat WFH

 

Keberadaan pandemi COVID-19 hingga kini terus memberi peningkatan yang signifikan. Tercatat pada Desember 2020 lalu, penambahan kasus per-minggu telah mencapai 48.434 kasus, sementara pada Januari 2021, kasus telah mencapai 51.986 per-minggu-nya. Besarnya jumlah tersebut tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pemerintah. Oleh karena itu, untuk kembali melandaikan angka tersebut, Pemerintah Indonesia kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat bagi wilayah Jawa dan Bali mulai 11 Januari 2021.

Bagi perusahaan yang terdampak dengan kebijakan tersebut, sistem bekerja dari rumah (Work From Home, WFH) tentu menjadi solusi untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Namun di sisi lain, pemberlakuan WFH di masa pandemi ini juga dapat membawa tantangan tersendiri bagi perusahaan. Lalu, kendala umum apa saja yang kerap ditemui perusahaan ketika menerapkan sistem WFH? Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Konektivitas jaringan yang buruk

Saat WFH, konektivitas jaringan tentunya menjadi aspek utama yang perlu dipersiapkan dalam bekerja. Namun, jika konektivitas tersebut memiliki jaringan yang buruk, hal ini mungkin akan menghambat produktivitas WFH Anda. 

Dilansir Times of India, konektivitas jaringan yang buruk menjadi kendala umum yang sering ditemui saat WFH. Hal ini dapat terjadi mengingat sebagian besar penyedia telekomunikasi kerap mengalami masalah saat mengatasi permintaan jaringan yang meningkat. Sehingga, tak mengherankan jika aktivitas jaringan Anda kerap terganggu saat WFH. 

2. Komunikasi yang tidak memadai

Saat menerapkan sistem WFH, perusahaan tentu tidak hanya harus mempersiapkan tools yang akan digunakan ketika bekerja. Tetapi, komunikasi juga menjadi aspek penting yang perlu dijaga demi membangun produktivitas kerja yang sama seperti saat di kantor. 

Meski demikian, membangun komunikasi dan kolaborasi ketika WFH bukan hal yang mudah. Mengingat tidak semua perusahaan memiliki teknologi yang memadai untuk menerapkan sistem komunikasi dan kolaborasi antar karyawan. Oleh sebab itu, demi menjaga komunikasi dapat tetap berjalan, solusi seperti teknologi pun diperlukan agar produktivitas kerja bisa dicapai secara bersama.

3. Memonitor kinerja anggota tim

Memonitor kinerja anggota tim memang kerap menjadi kendala tersendiri bagi perusahaan yang tengah menjalankan sistem WFH. Bagaimana tidak, saat manajemen terbiasa memonitor kinerja karyawan selama bekerja di kantor, kini aktifitas tersebut harus beralih dilakukan dalam keadaan WFH. 

Bagi perusahaan dengan sistem teknologi remote working, manajemen tentunya dapat lebih mudah untuk memonitor pekerjaan dan deadline karyawan. Namun bagi yang tidak memilikinya, hal ini bisa menjadi masalah ketika menjalankan sistem WFH. Oleh sebab itu, solusi pun diperlukan demi memonitor kinerja karyawan yang lebih baik. Namun, bagaimana caranya?

Solusi Arupa Cloud Desktop

Arupa Cloud Desktop (ACD) bisa menjadi solusi perusahaan untuk mengatasi ketiga kendala umum saat menerapkan sistem WFH tadi. Dengan dilengkapi Admin Remote Management, 3000 GB data internet, IPS/IDS protection, dan fitur lainnya, ACD mampu meningkatkan produktivitas user serta memonitoring kegiatan user atau karyawan dengan lebih baik di masa PSBB ini. Tak hanya itu, ACD juga dilengkapi sistem keamanan berlapis seperti pada secure payment dan online banking, sehingga mengakses data pada aplikasi vital menjadi lebih aman.

Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh terkait Arupa Cloud Desktop, Anda bisa menghubungi kami di sini atau melalui tim kami di sales@zettagrid.id.