Disaster Recovery Plan: Langkah Praktis Rencana Pemulihan Bencana

disaster recovery plan

Bencana dapat menyerang kapan saja, baik berupa kegagalan teknologi, bencana alam, maupun ancaman siber. Oleh karena itu, bisnis perlu memiliki Disaster Recovery Plan (DRP) yang efektif. Artikel ini akan membahas pentingnya Disaster Recovery Plan, jenis ancaman (disaster), langkah-langkah untuk membangun Disaster Recovery Plan yang andal, dan jenis Disaster Recovery Plan yang bisa Anda dapatkan.

Apa Itu Disaster Recovery Plan?

Disaster Recovery Plan (DRP) adalah dokumen terperinci yang memuat langkah-langkah untuk membantu organisasi memulihkan data, sistem, dan operasi bisnis setelah terjadinya bencana atau gangguan besar. Disaster Recovery Plan adalah bagian penting dari manajemen risiko dalam teknologi informasi (TI), yang bertujuan untuk memastikan bahwa bisnis dapat tetap beroperasi meskipun terjadi insiden yang tidak terduga.

Dalam konteks yang lebih luas, Disaster Recovery Plan mencakup langkah-langkah pencegahan, perencanaan, dan pemulihan untuk melindungi aset teknologi serta meminimalkan kerugian akibat downtime. Disaster Recovery Plan tidak hanya fokus pada pemulihan teknis, tetapi juga pada aspek operasional dan komunikasi yang diperlukan untuk menjaga kesinambungan bisnis.

Sejarah Disaster Recovery Plan

Disaster Recovery Plan muncul pada 1970-an ketika perusahaan mulai bergantung pada komputer mainframe. Awalnya, fokus Disaster Recovery Plan adalah mencadangkan data. Kini, Disaster Recovery Plan mencakup perlindungan terhadap berbagai ancaman, seperti bencana alam, serangan siber, hingga gangguan operasional.

Jenis Bencana yang Perlu Diantisipasi dalam Disaster Recovery Plan

1. Bencana Alam
Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, dan badai dapat merusak infrastruktur fisik dan teknologi perusahaan. Misalnya, gempa bumi dapat menghancurkan pusat data, sementara banjir dapat merusak perangkat keras dan memutuskan aliran listrik. Disaster Recovery Plan harus mencakup langkah-langkah mitigasi seperti memindahkan pusat data ke lokasi yang aman atau menggunakan solusi berbasis cloud.

2. Kegagalan Teknologi
Server crash, kerusakan perangkat keras, atau kehilangan data akibat kegagalan perangkat lunak adalah ancaman umum bagi organisasi yang sangat bergantung pada teknologi. Disaster Recovery Plan harus memastikan adanya sistem pencadangan dan pemulihan yang cepat untuk meminimalkan downtime.

3. Serangan Siber
Ancaman seperti ransomware, malware, dan phishing dapat melumpuhkan operasi bisnis dengan mencuri atau mengenkripsi data penting. Disaster Recovery Plan perlu menyertakan solusi keamanan seperti deteksi ancaman real-time, pemulihan data terenkripsi, serta pelatihan untuk karyawan guna mengenali serangan phishing.

4. Human Error
Kesalahan manusia, seperti penghapusan data secara tidak sengaja atau kesalahan konfigurasi perangkat lunak, sering kali menjadi penyebab utama gangguan operasional. Untuk mengatasinya, Disaster Recovery Plan harus mencakup pelatihan rutin bagi staf dan mekanisme pencadangan otomatis untuk memulihkan data yang hilang.

5. Gangguan Operasional
Kebakaran, pemadaman listrik, atau kerusakan pada infrastruktur penting dapat mengakibatkan terganggunya operasi bisnis. Disaster Recovery Plan harus mencakup rencana cadangan daya, lokasi kerja alternatif, dan prosedur untuk memulihkan operasi dengan cepat.

4 Komponen Utama Disaster Recovery Plan

1. Inventarisasi Aset
Identifikasi seluruh perangkat keras, perangkat lunak, dan data penting yang diperlukan untuk menjalankan operasional bisnis. Daftar ini harus mencakup informasi tentang lokasi fisik, status terkini, dan prioritas pemulihan untuk setiap aset.

2. Strategi Pemulihan
Proses pemulihan harus dirancang secara rinci untuk setiap skenario bencana, termasuk langkah-langkah teknis dan operasional. Misalnya, untuk kegagalan server, strategi pemulihan dapat mencakup pengalihan operasi ke server cadangan atau memulihkan data dari backup.

3. Tim Pemulihan
Disaster Recovery Plan harus mencakup daftar anggota tim yang bertanggung jawab atas pemulihan, lengkap dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Tim ini harus dilatih untuk merespons secara cepat dan efisien selama situasi darurat.

4. Dokumentasi
Semua prosedur dan kebijakan yang berkaitan dengan Disaster Recovery Plan harus terdokumentasi secara jelas dan tersedia bagi semua anggota tim. Dokumentasi ini mencakup panduan teknis, kontak darurat, dan langkah-langkah pemulihan.

7 Cara Membuat Disaster Recovery Plan

1. Evaluasi Risiko
Lakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi ancaman yang paling relevan terhadap bisnis Anda. Pertimbangkan faktor seperti lokasi geografis, infrastruktur teknologi, dan jenis data yang Anda kelola.

2. Tentukan Aset Penting
Prioritaskan sistem, data, dan aplikasi yang paling kritis untuk operasional bisnis. Aset ini harus menjadi fokus utama dalam rencana pemulihan.

3. Pilih Solusi Teknologi
Gunakan solusi seperti Zerto yang menawarkan fitur Continuous Data Protection (CDP), arsitektur tanpa agen, dan integrasi multi-cloud untuk mendukung strategi pemulihan Anda.

4. Susun Prosedur Pemulihan
Rancang langkah-langkah terperinci untuk memulihkan operasi, termasuk cara mengakses data cadangan, memulihkan aplikasi, dan memverifikasi integritas sistem.

5. Latih Tim
Pastikan seluruh anggota tim memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam implementasi Disaster Recovery Plan. Simulasi skenario bencana dapat membantu meningkatkan kesiapan.

6. Uji Disaster Recovery Plan
Lakukan pengujian rutin untuk mengevaluasi efektivitas rencana pemulihan. Identifikasi kelemahan dan lakukan perbaikan berdasarkan hasil uji coba.

7. Perbarui Rencana
Sesuaikan Disaster Recovery Plan Anda dengan perkembangan teknologi, perubahan bisnis, dan ancaman baru. Rencana yang terus diperbarui akan tetap relevan dan efektif.

Pentingnya Menguji Disaster Recovery Plan

Pengujian secara rutin adalah elemen krusial dari Disaster Recovery Plan untuk memastikan bahwa rencana tersebut tidak hanya efektif di atas kertas tetapi juga dapat diimplementasikan secara nyata ketika bencana terjadi. Berikut adalah alasan utama mengapa pengujian Disaster Recovery Plan sangat penting, serta bagaimana pelaksanaannya dapat meningkatkan kesiapan bisnis Anda.

1. Memastikan Kelayakan Teknis

Rencana pemulihan bencana sering kali mencakup teknologi seperti pencadangan data, pemulihan berbasis cloud, atau replikasi data secara real-time. Pengujian memungkinkan tim untuk memastikan bahwa semua sistem ini berfungsi dengan baik dan sesuai dengan tujuan pemulihan (RPO dan RTO). Jika terdapat kegagalan teknis selama pengujian, tim dapat memperbaikinya sebelum bencana sesungguhnya terjadi.

Contoh: Jika Disaster Recovery Plan Anda menggunakan replikasi data berbasis cloud, pengujian akan memastikan bahwa data terbaru telah ter-replikasi dengan benar dan dapat diakses dalam waktu yang ditentukan.

2. Mengidentifikasi Kelemahan dalam Rencana

Tidak semua skenario dapat direncanakan dengan sempurna. Pengujian memungkinkan Anda menemukan celah atau kelemahan dalam Disaster Recovery Plan, seperti ketergantungan pada satu server atau kurangnya koordinasi antar tim. Dengan mengidentifikasi kelemahan ini, Anda dapat memperbaiki rencana agar lebih tangguh menghadapi berbagai skenario bencana.

3. Melatih Tim untuk Kesiapan Operasional

Dalam situasi darurat, waktu adalah segalanya. Tim pemulihan harus mengetahui peran masing-masing dan bertindak dengan cepat serta efisien. Pengujian Disaster Recovery Plan memberikan simulasi yang realistis bagi tim untuk memahami tanggung jawab mereka. Ini juga membantu memastikan bahwa setiap anggota tim familiar dengan prosedur teknis yang harus dilakukan selama proses pemulihan.

4. Mengurangi Risiko Kesalahan

Kesalahan manusia sering kali menjadi faktor utama yang memperburuk bencana. Pengujian rutin membantu mengurangi risiko kesalahan ini dengan memberikan pelatihan berulang kepada tim dan meningkatkan kepercayaan diri mereka saat menangani situasi darurat.

5. Memastikan Kepatuhan terhadap Regulasi

Dalam banyak industri, seperti keuangan dan kesehatan, pengujian Disaster Recovery Plan adalah persyaratan hukum atau kepatuhan terhadap regulasi. Pengujian ini memastikan bahwa bisnis Anda mematuhi standar industri, sehingga mengurangi risiko penalti atau dampak hukum yang dapat muncul jika terjadi kegagalan pemulihan.

6. Menilai Efektivitas Rencana Komunikasi

Pengujian juga dapat membantu mengevaluasi apakah rencana komunikasi selama bencana sudah efektif. Misalnya, apakah ada saluran komunikasi darurat yang dapat diandalkan, dan apakah semua pihak terkait menerima informasi penting dengan cepat? Jika ditemukan hambatan, rencana komunikasi dapat diperbaiki.

7. Memberikan Keyakinan kepada Pemangku Kepentingan

Pemilik bisnis, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya perlu diyakinkan bahwa perusahaan memiliki langkah-langkah yang solid untuk menghadapi bencana. Pengujian Disaster Recovery Plan yang sukses dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap kemampuan organisasi untuk melindungi aset penting dan melanjutkan operasional.

Jenis Disaster Recovery Plan yang Ditawarkan oleh Zerto

Zerto menyediakan solusi Disaster Recovery Plan berbasis virtualisasi yang canggih, yang didesain untuk menghadapi berbagai skenario pemulihan bencana:

1. Continuous Data Protection (CDP)
Teknologi CDP memungkinkan replikasi data secara real-time tanpa memengaruhi kinerja sistem. Setiap perubahan data direplikasi secara instan, memberikan Recovery Point Objectives (RPO) dalam hitungan detik dan Recovery Time Objectives (RTO) dalam hitungan menit. Ini mengurangi risiko kehilangan data secara signifikan, terutama pada lingkungan yang sangat dinamis.

2. Arsitektur Tanpa Agen
Zerto dirancang tanpa memerlukan agen yang harus dipasang pada setiap mesin virtual. Hal ini menyederhanakan proses instalasi, mengurangi beban administrasi, dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan Disaster Recovery Plan.

3. Deteksi Enkripsi Real-Time
Fitur ini memberikan sistem peringatan dini terhadap ancaman ransomware dengan mendeteksi aktivitas enkripsi yang mencurigakan. Perusahaan dapat merespons lebih cepat sebelum ransomware menyebar dan menyebabkan kerugian besar.

4. Integrasi Multi-Cloud
Zerto memungkinkan integrasi dengan berbagai platform cloud, termasuk AWS, Microsoft Azure, Google Cloud, dan IBM Cloud. Hal ini memungkinkan bisnis untuk menggunakan strategi multi-cloud untuk mengurangi risiko dan meningkatkan skalabilitas.

Disaster Recovery Plan yang kuat adalah kunci untuk melindungi bisnis dari ancaman kerugian besar. Dengan solusi seperti Continuous Data Protection (CDP), deteksi ransomware real-time, dan integrasi multi-cloud dari Zerto, bisnis Anda dapat memiliki perlindungan yang andal. Jangan tunggu hingga terlambat mulailah membangun Disaster Recovery Plan hari ini dan pastikan bisnis Anda tetap berjalan meskipun menghadapi bencana. Hubungi Zettagrid Indonesia untuk berkonsultasi secara gratis di sales@zettagrid.id sekarang juga!