Posts

3 Tips to Successful Hybrid Cloud Management

successful hybrid cloud

3 Tips to Successful Hybrid Cloud Management

In this modern era, data becomes one of the critical assets that can drive business. The velocity at which it is being generated and the volume of data collected by the business are increasing and accelerating by the day. Even, IDC’s research estimates that 463 exabytes of data will be generated every day by 2025. With this volume, can you imagine how big the challenge can be for storing a company’s data?

Traditional storage is not enough to store the growing volume of data since maintenance and hardware investment are often needed to optimize its capacity. That’s why a solution is needed by enterprise in managing the system and data flexibly in store. One of them is by implementing a successful Hybrid Cloud strategy.

However, planning and preparing for data management in the Hybrid Cloud only is not enough. Some key aspects also have to keep operating to achieve the maximum data management in Hybrid Cloud. In this article, we have compiled three things to successful Hybrid Cloud management. Curious to know how? Check them below here:

1. Identify How it Works

(Source: katemangostar from Freepik)

Once you know Hybrid Cloud can be a solution to your data management, you need to understand how it works. This not only includes finding good tools, but it also involves strategies.

The first step is to understand what you need to manage are:

  • Verifying the applications involved and what they do
  • Gaining visibility into the way users interact with the applications
  • Understanding the criticality of the workloads to the business
  • Identifying who owns the workloads
  • Confirming where workloads run 

2. Monitor the Hybrid Cloud Security Provider

(Source: rvlsoft from Getty Images)

In simplifying data management in Hybrid Cloud environment, business also needs to understand the requirements for security and governance. Hybrid Cloud security needs to be a focus from the start, and mechanisms like identity and access management (IAM) make it simpler by giving business ways to assign the identities to servers, people, devices, and data. Thus, it would be easy to manage the access. Not only that but the security also requires encryption for all information, both when it’s at rest and when it’s in use.

Additionally, Service Level Agreements (SLA) also need to be considered as part of the successful Hybrid Cloud management. SLAs are contracted promising specific levels of service to the end-user, with penalties if those levels aren’t met. Knowing those promises is an essential part of making sure the hybrid cloud manager meets expectations.

3. Determine Tools to Support Hybrid Cloud

(Source: Natali_Miz from Getty Images)

The additional key to effective data management is by choosing from the many hybrid cloud management tools. This can be concluded either as a solution or a consolidated hybrid cloud management platform.

The tools to support a successful Hybrid Cloud also cover many areas, such as performance management, resource management, security management, and network management. The capabilities to look for in these types of solutions can be:

  • Having a unified view of all the cloud environments, including what applications and services are running.
  • Providing alerts and actionable data to help streamline workloads.
  • Delivering seamless service to end-users.

Those are some tips that you can implement to build successful Hybrid Cloud management. If you have any questions related to Hybrid Cloud solutions, you can contact us here.


Zettagrid Indonesia is a Cloud Service Provider in Indonesia that provides Infrastructure as a Service (IaaS) such as VMware Virtual Data Center, VMware Virtual Server, Veeam Backup, and so on. If you have any questions related to our solution, you can reach us here or through sales@zettagrid.id.

Ingin Membangun Strategi Hybrid Cloud? Lakukan 5 Langkah Ini!

Strategi Hybrid Cloud

Ingin Membangun Strategi Hybrid Cloud? Lakukan 5 Langkah Ini!

Perkembangan teknologi seperti pemanfaatan Cloud Computing memang tidak diragukan lagi pengaruhnya. Selain karena membuat operasional bisnis berjalan secara efisien, cloud nyatanya juga menghasilkan beragam inovasi baru bagi berbagai perusahaan. Tak heran karena kecanggihan dan agilitas yang diberikan ini, Gartner memprediksikan 75% perusahaan besar dan menengah  akan mengadopsi strategi cloud, termasuk strategi Hybrid Cloud sebagai salah satunya.

Di masa kini, strategi Hybrid Cloud bukan lagi menjadi opsi Cloud Computing terbaru untuk diimplementasikan oleh bisnis. IBM bahkan berpendapat bahwa Hybrid Cloud menjadi salah satu solusi yang menarik untuk diterapkan, mengingat kapasitasnya yang memungkinkan pengusaha untuk memanfaatkan penyedia layanan Public Cloud dan menggunakan Private Cloud untuk keperluan aplikasi dan datanya.

Tak hanya itu, pemanfaatannya pun juga dapat mengombinasikan proses pengolahan data dengan menggunakan Cloud Computing dan olah data secara langsung di data center perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan memiliki sistem pengolahan data yang mendekati real-time, bebas anggaran, dan skalabilitas yang tinggi.

Akan tetapi, membangun strategi Hybrid Cloud juga tidak bisa dilakukan secara sembarang. Beberapa hal juga perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Di artikel kali ini, Zettagrid merangkum langkah-langkah yang perlu bisnis perhatikan untuk menciptakan strategi Hybrid Cloud. Ingin tahu seperti apa? Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Teliti Opsi Penyedia Layanan dan Lakukan Uji Coba

Saat berencana mengimplementasikan strategi Hybrid Cloud, Anda pastinya akan memanfaatkan satu atau beberapa penyedia layanan Public Cloud. Untuk menentukan yang sesuai, ada baiknya bisnis tidak hanya menyelami atau memilih salah satu penyedia layanan Public Cloud.

Cobalah untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya bisnis demi menemukan penyedia layanan Public Cloud yang sesuai. Dengan menilai secara keseluruhan terkait performa dan layanan yang ditawarkan masing-masing penyedia, ini akan mengerucutkan penyedia layanan yang sesuai untuk strategi Hybrid Cloud bisnis Anda.

2. Pilih Strategi Penskalaan

Ketika menerapkan strategi Hybrid Cloud, memperluas kemampuan IT bisnis dengan menyediakan lebih banyak sumber daya dari penyedia layanan Public Cloud, sudah pasti dilakukan oleh perusahaan. Maka, ketika Private Cloud juga perlu diskalakan untuk mencapai strategi Hybrid Cloud yang optimal, penskalaan yang tepat juga perlu dilakukan oleh perusahaan.

Anda bisa memutuskan strategi penskalaan yang sesuai dan mencakup faktor-faktor seperti anggaran, sensitivitas data, dan kontrol yang Anda perlukan atas aplikasi yang Anda skalakan. Sehingga, ini akan menentukan apakah Anda perlu menskalakan data atau aplikasi tertentu ke Public Cloud atau Private Cloud.

3. Tentukan Sistem yang Akan Digunakan di Hybrid Cloud

Pada umumnya, menggunakan Hybrid Cloud bertujuan untuk mengurangi beban pada sistem di infrastruktur lokal dan mengurangi biaya IT bisnis. Untuk mencapai hal tersebut, maka akan masuk akal bagi bisnis untuk merencanakan dan menyegmentasikan sistem dan aplikasi yang akan digunakan di layanan Public Cloud.

Sistem dan aplikasi yang akan digunakan di strategi Hybrid Cloud juga tidak bisa diimplementasikan secara sembarang. Anda perlu menentukan sistem yang sesuai untuk digunakan di Public Cloud. Misalnya, Anda menggunakan strategi Hybrid Cloud untuk kebutuhan pengembangan, Backup, atau Disaster Recovery.

4. Melakukan Implementasi Secara Bertahap

Perlu diketahui, mengimplementasikan sistem dan aplikasi ke Hybrid Cloud bukan berarti Anda dapat melakukannya sekaligus. Waktu dan berbagai tahap implementasi juga diperlukan oleh bisnis agar strategi Hybrid Cloud dapat berjalan sesuai keinginan. Lalu bagaimana caranya?

Pertama-tama, bisnis perlu mengidentifikasi proses, aplikasi, atau beban kerja apapun yang dapat diimplementasikan dengan mudah ke sistem Public Cloud. Beban kerja awal ini dapat bertindak sebagai percobaan implementasi, sehingga perusahaan berkesempatan untuk mengetahui lebih banyak tentang seluk-beluk implementasi sistem di cloud yang lebih kecil sebelum menangani yang lebih besar. 

Selain itu, Anda juga perlu memeriksa dampak aplikasi di setiap fase implementasi. Sehingga Anda dapat mengetahui aplikasi mana yang perlu diperbarui sebelum atau selama proses implementasi. 

5. Teliti Persyaratan Kepatuhan Penyedia Layanan

Penting bagi Anda untuk memiliki pemahaman penuh tentang persyaratan kepatuhan sebelum menggunakan layanan Public Cloud. Jika bisnis Anda berencana untuk menggunakan penyedia layanan cloud, Anda perlu memastikan apakah penyedia tersebut memiliki sertifikasi keamanan data dan informasi untuk melindungi data perusahaan.

Zettagrid Indonesia sebagai penyedia layanan cloud memiliki aturan kepatuhan seperti ISO27001, ISO9001, dan PCI DSS untuk melindungi data bisnis dan informasi perusahaan yang tersimpan. Dengan adanya aturan ini, maka kebocoran data dan informasi bisnis dapat diminimalisir oleh penyedia layanan cloud. Sehingga ini akan mengoptimalkan strategi Hybrid Cloud Anda dengan lebih aman. 


Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud Indonesia yang menawarkan layanan Infrastructure as a Service (IaaS). Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang solusi cloud kami, Anda bisa menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id. 

 

Bagaimana Cara Meminimalisir Risiko Serangan Ransomware?

serangan ransomwareBagaimana Cara Meminimalisir Risiko Serangan Ransomware?

 

Kehadiran pandemi COVID-19 sampai saat ini telah memaksa berbagai perusahaan untuk menjalankan sistem bekerja remote. Tak heran, karenanya teknologi digital pun menjadi alat yang kian sering digunakan tidak hanya bagi individu, tetapi juga oleh berbagai bisnis untuk melancarkan produktivitas kerja karyawannya. Namun tahukah Anda? Tanpa disadari perubahan digital telah membawa berbagai risiko kepada sistem IT yang kita gunakan untuk bekerja, salah satunya adalah serangan ransomware.

Dilansir dari Kumparan.com, perusahaan otomotif, Honda, digadang-gadang pernah menjadi target serangan siber ransomware. Akibatnya, operasional beberapa pabrik Honda di seluruh dunia terhenti. Sehingga, perusahaan memutuskan untuk menutup sementara sejumlah fasilitas produksi, termasuk layanan pelanggan dan finansial. Meski tidak terdapat kebocoran data, Honda mengalami kerugian akibat bisnis operasional yang tidak dapat berjalan secara maksimal.

Melihat hal tersebut, tentunya ransomware memiliki dampak yang cukup besar bagi berbagai industri. Tidak hanya memblokir akses pengguna ke sistem komputernya, malware satu ini juga menginfeksi sistem dan data sehingga dapat menyebabkan kerusakan maupun hilangnya data bisnis. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika data-data bisnis lenyap karena serangan ransomware? 

Untuk itu, diperlukan upaya pencegahan yang dapat meminimalisir risiko serangan ransomware. Beberapa upaya berikut bisa dijadikan referensi bagi bisnis untuk menghadapi serangan ransomware:

1. Konfigurasi Firewall

(Sumber: relif from Getty Images Pro)

Menerapkan sistem kerja remote memang bisa menjadi pilihan terbaik bagi bisnis untuk menghindari penyebaran virus COVID-19, tapi bukan berarti sistem kerja satu ini bisa terbebas dari risiko kejahatan siber. Ini dapat dikatakan mengingat koneksi internet yang digunakan user ketika bekerja remote memiliki tingkat risiko keamanan yang sama saat bekerja di kantor. Bahkan, hacker bisa saja menyerang dan menggerakan kendali monitor user.

Untuk itu, menyediakan infrastruktur IT dengan konfigurasi firewall sangat penting untuk memberikan penghalang antara jaringan internal dengan traffic dari sumber eksternal perusahaan. Ini juga memungkinkan sistem untuk memblokir traffic yang berbahaya, seperti hacker dan serangan ransomware. Jadi, ketika sistem perusahaan menerima konten yang berbahaya maupun user yang mencurigakan, firewall dapat bertindak untuk memblokir keduanya.

2. Strategi Backup Data 

serangan ransomware

(Sumber: juststock from Getty Images)

Ancaman ransomware dapat menjadi bencana serius bagi berbagai sektor usaha. Hal ini dikarenakan hacker dapat dengan mudah menghapus atau mengenkripsi data dengan mudah. Untuk meminimalisir hal tersebut, strategi backup bisa menjadi salah solusinya. 

Hal mendasar yang bisa dilakukan perusahaan ialah dengan melakukan backup data di perangkat yang tidak dapat diserang oleh hackers. Di samping itu, perusahaan juga dapat melindungi data melalui aturan 3-2-1 yang artinya perusahaan wajib memiliki tiga salinan data perusahaan, simpan dua salinan di media penyimpanan berbeda, dan simpan salah satunya di luar lokasi. Dengan Langkah tersebut, data dapat dipastikan kembali pulih apabila ransomware menyerang.

3. Mengandalkan Disaster Recovery as a Service (DRaaS)

serangan ransomware

(Sumber: Funtap from Getty Images)

Tidak hanya bencana, Disaster Recovery as a Service (DRaaS) juga bisa digunakan sebagai strategi untuk meminimalisir kejahatan siber seperti ransomware. Dengan mengekstraksi data dari On-Premise ke data center penyedia layanan cloud, data pun tetap bisa diakses oleh bisnis meski serangan ransomware tengah berlangsung. Tapi bagaimana ini bisa terjadi?

Jika Anda pengguna secondsiteDR, Anda pasti tahu betul bagaimana infrastruktur ini beroperasi hingga data bisa kembali diakses. Namun jika Anda bukan salah satunya, maka patut diketahui: pada SecondsiteDR, skenario failover yang diaktifkan ketika terjadi bencana akan mengirimkan beberapa bagian failover atau semua VM yang telah direplikasi di cloud ke on-premise. Sehingga ketika serangan ransomware terjadi, bisnis bisa tetap beroperasi mengingat sistem dan data bisnis dapat dipulihkan kembali oleh infrastruktur satu ini.

Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud Indonesia yang menawarkan layanan Infrastructure as a Service (IaaS), berupa Virtual Datacenter (VDC), Virtual Private Server (VPS), Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS) dan, lainnya. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang solusi cloud kami, Anda bisa menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id. 

Dukung ISSOM 2021, Zettagrid Indonesia Kembali Sponsori BMWCCI OMR dan MOMRC

Dukung ISSOM 2021, Zettagrid Indonesia Kembali Sponsori BMWCCI OMR dan MOMRC

ISSOM 2021

Team Zettagrid Indonesia di Ajang Balapan BMW One Make Race Round 1 ISSOM 2021

Usai diselenggarakan pada 29 dan 30 Agustus 2020 lalu, kini kejuaraan balap mobil Indonesian Sentul Series of Motorsport (ISSOM) kembali digelar pada 28 dan 29 Maret 2021 di Sentul International Circuit. Setelah sekian lama vakum akibat pandemi COVID-19, akhirnya ISSOM 2021 telah mengantongi izin dari Gubernur Jawa Barat untuk menyalurkan semangat juang para pembalap tanah air.

Sama seperti tahun sebelumnya, ISSOM yang digelar pada tahun ini juga terasa berbeda bagi para pegiat motorsport. Selain karena diterapkannya protokol kesehatan yang sangat ketat dan tanpa penonton, ajang balap ini juga digelar dengan menyertakan test swab antigen untuk para pembalap, mekanik, dan tim resmi lainnya untuk memastikan tidak terpapar COVID-19.

Adapun ISSOM 2021 juga menyelenggarakan beberapa kategori balapan untuk menyemarakkan kontestasi tersebut, antara lain Mercedes One Make Race Championship (MOMRC), BMWCCI One Make Race (OMR), Honda Jazz Brio Speed Challenge, Euro Touring Car Championship, Indonesia Touring Car Race Max & 1500, Indonesia Touring Car Race 1200, Super Touring Car Championship 1, Super Touring Car Championship 2, dan Indonesia Retro Race.

Sebagai penyedia layanan Cloud Computing di Indonesia, Zettagrid Indonesia pun ikut serta dalam menyemarakkan kontestasi tersebut. Dengan kembali mensponsori BMWCCI OMR dan MOMRC, menjadi tanda bahwa Zettagrid Indonesia mendukung terselenggaranya ajang balap ISSOM 2021. Berikut sekilas tentang BMWCCI OMR dan MOMRC pada ISSOM 2021 lalu:

BMWCCI One Make Race (OMR)

ISSOM 2021

Tim Zettagrid bersama R.C. Adhi Nugroho selaku Promotor BMWCCI OMR

BMWCCI One Make Race (OMR) merupakan sebuah wadah bagi para pegiat motorsport yang memiliki hobi dan semangat dalam dunia balap. keikutsertaan BMWCCI OMR di ajang balap seperti ISSOM, telah membawa beragam nama di perhelatan kontestasi balap mobil, seperti Aditya Amandio, Ikhsan Utama, hingga Silas Andrianto. 

Pada kompetisi ISSOM 2021 lalu, BMWCCI OMR turut dimeriahkan oleh 10 peserta yang bertanding selama sepuluh putaran. Dari pertandingan tersebut, Viktor Herryanto kembali menyabet podium juara pertama dalam kategori Rookie dan Reza Alvin sebagai juara satu di kategori Advance. Tak hanya itu, selain turut dimeriahkan oleh para pembalap ternama, BMWCCI OMR juga turut disponsori oleh Michellin, Eneos, WRI Solution, hingga Bilstein.

Mercedes One Make Race Championship (MOMRC)

Tim Zettagrid bersama Iswachyudi selaku Promotor MOMRC

Diawali dengan nama Mercedes-Benz Club Indonesia Racing Championship, klub ini telah berganti nama menjadi Mercedes One Make Race Championship (MOMRC) pada 2019 lalu. Meski demikian, ajang balap satu ini tetap diminati oleh para pegiat motorsport dan menjadi tempat spesial bagi para pecinta mobil brand Mercedes-Benz.

Pada Minggu, 29 Maret 2021, MOMRC turut memeriahkan perhelatan kompetisi balap ISSOM 2021 dengan menghadirkan tigabelas peserta. Dengan mewajibkan sepuluh putaran penuh, kategori balap mobil satu ini kembali dimenangkan oleh Deo Popong dengan total waktu sembilanbelas menit dan tujuh detik. Tak hanya itu saja, MOMRC juga turut dimeriahkan oleh sejumlah sponsor, seperti GT Radial, BAW Motorsport, Gazpoll, dan Ayam Asix.

Maju terus olahraga Indonesia dan bangga gunakan cloud lokal dengan data center lokasi Indonesia! Untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami di sini atau email ke sales@zettagrid.id.