Posts

5 Faktor Kesuksesan Startup

kesuksesan startup5 Faktor Kesuksesan Startup

Fenomena Startup bukan lagi menjadi hal asing yang kita temui di masa kini. Menjamurnya model bisnis satu ini kerap kali menjadi pilihan bagi setiap orang untuk juga merintis usaha, hingga menjadi pembahasan hangat yang tiada habisnya kita temui di berbagai media. Di Indonesia sendiri, startup mengalami perkembangan yang pesat dan mehasilkan valuasi hingga mencapai Rp 14 Triliun. Dengan besarnya nilai dan kesuksesan tersebut, startup Indonesia pun berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional seperti Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional.

Meski beberapa diantaranya mengalami kesuksesan, tak sedikit pula startup yang mengalami kegagalan. Hal ini karena persaingan ide, inovasi, dan manajemen anggaran menjadi hal yang menantang untuk dikelola dan dikembangkan. Itulah mengapa, dalam membangun startup, berbagai strategi pun perlu dilakukan oleh para pelaku usaha. Sehingga, nantinya kesuksesan startup pun akan tercapai sesuai rencana.

Lalu, bagaimana para pelaku usaha mencapai hal tersebut?

Di artikel kali ini, akan dibahas mengenai faktor yang dapat menjadi kesuksesan bagi sebuah startup. Penasaran seperti apa? Simak dulu beberapa di antaranya berikut ini:

1.   Eksekusi ide bisnis yang matang

kesuksesan startup

(Source: ngocphuq1404 from pixabay)

Dalam membangun startup, tentu dibutuhkan ide yang inovatif untuk mencapai sebuah kesuksesan. Bila ide startup Anda bisa menjadi jawaban atas permasalahan yang selalu dihadapi oleh konsumen, itu bisa menjadi salah satu factor pendukungnya.

Akan tetapi, memiliki ide saja tidak akan cukup untuk membuat startup Anda sukses. Eksekusi yang matang juga perlu dilakukan oleh pelaku usaha, mengingat 98% keberhasilan startup ditentukan oleh hal tersebut.

Memiliki tim yang berpengalaman bisa menjadi salah satu cara untuk mengeksekusi ide inovatif bisnis Anda. Dengan latar belakang dan kemampuan kerja sama tim yang baik, akan membantu pengambilan keputusan yang optimal untuk kebutuhan ekskusi ide inovatif. Sehingga, kesuksesan startup pun dapat terukur karena hal tersebut.

2.   Kecepatan startup dalam menyelesaikan masalah

kesuksesan startup

(Source: Deagreez from Getty Images Pro)

Startup yang sukses tidak pernah menunda proses untuk menyelesaikan sesuatu dan harus bekerja sebanyak yang dibutuhkan untuk menyelesaikan segala sesuatunya. Itulah mengapa, menyelesaikan sesuatu dengan cepat merupakan salah satu dari banyak alasan mengapa startup bisa mencapai kesuksesan. Sehingga, ini akan menunjukan perbedaan startup tersebut dengan startup lainnya ketika berbicara tentang kecepatan untuk mengelola risiko dan tantangan bisnis.

3.   Manajemen waktu yang baik

kesuksesan startup

(Source: Canva Studio from Pexels)

Dalam merintis sebuah bisnis, banyak hal perlu dikerjakan oleh pelaku usaha agar startup dapat terus berkembang. Bahkan, banyaknya tugas tersebut terkadang membuat pekerjaan startup terasa berat dan panjang, mengingat sumber daya dan timnya yang masih terbatas.

Untuk membantu bisnis mengatasi hal ini, membangun produktivitas dan efektivitas tim bisa menjadi salah satu caranya. Dengan mengutamakan hal-hal yang bersifat prioritas dan mengesampingkan hal-hal yang sepele oleh tim, ini akan membantu startup untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan.

4.   Alokasi anggaran yang efektif

(Source: bongkarn thanyakij from Pexels)

Mengelola alokasi anggaran yang efektif juga bisa menjadi langkah menuju kesuksesan startup. Setiap hal tentu perlu dianggarkan sesuai rencana agar pengeluaran yang tidak terduga dapat dihindari oleh startup.

Misalnya, startup Anda memiliki kebutuhan untuk menskalakan kapasitas infrastruktur IT setiap enam bulan sekali. Maka, startup pun perlu merinci biaya yang akan dikenakan agar alokasinya dapat dibatasi dan diefisiensikan.

5.   Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan

 

(Source: Andrea Piacquadio from Pexels)

Startup yang sukses selalu bersedia untuk bisa beradaptasi dengan teknologi baru. Dengan melakukannya, startup akan menghasilkan inovasi yang baik dan mampu diterima oleh konsumennya. Selain itu, beradaptasi dengan memanfaatkan solusi teknologi juga dapat membantu bisnis untuk mempercepat laju kerja dan mengefisiensikan sumber daya yang ada. Dengan demikian, hal tersebut pun akan membantu pelaku usaha untuk mencapai kesuksesan startup yang diinginkan.

Itulah beberapa poin yang bisa Anda implementasikan untuk mencapai kesuksesan startup. Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai solusi cloud untuk startup, Anda dapat mengubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id. 

 

Tips Menentukan Cloud Managed Services untuk Startup

cloud untuk startup

Tips Menentukan Cloud Managed Services untuk Startup

Jika startup Anda bergerak di bidang layanan berbasis teknologi, pastinya pengembangan sistem dan aplikasi telah menjadi kegiatan harian tim IT startup Anda. Bahkan, pemeliharaan dan peningkatan kapasitas IT pun mungkin rutin startup Anda lakukan seiring kebutuhan sistem dan aplikasi yang meningkat.

Meskipun biasa dilakukan oleh startup, nyatanya pemeliharaan infrastruktur IT secara rutin tidaklah efisien bagi startup yang tengah berkembang. Hal ini dapat dikatakan mengingat pemeliharaan infrastruktur IT membutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk penggantian hardware baru, sehingga startup kerap kali kesulitan untuk mengalokasikan anggaran IT-nya dengan efisien.

Maka dari itu, untuk membantu startup mengelola infrastruktur IT-nya secara fleksibel dan efisien, solusi pun diperlukan. Salah satu yang bisa menjadi pilihan startup adalah penyedia Cloud Managed Service. Dalam peranannya, Cloud Managed Service menjalankan operasional IT bisnis dengan salah satu fokus areanya dapat membantu sebagian atau secara menyeluruh untuk mengoperasikan atau menjamin ketersediaan sistem dari layanan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Dengan demikian, startup tetap dapat mengalokasikan sumber daya dan waktunya pada pekerjaan bisnis utama.

Lalu, bagaimana caranya menentukan cloud managed services untuk startup?

1. Availability

cloud untuk startup

(Source: monsitj from Getty Images Pro)

Bisnis Anda mungkin tidak bekerja selama 24 jam, namun network Anda justru terus bekerja sepanjang waktu tersebut. Itulah mengapa, ketika terjadi downtime pada network bisnis Anda, operasional dan layanan bisnis akan ikut terhenti. Jika tidak diminimalisir, downtime ini akan berpengaruh pada ketidakpuasan pelanggan serta hilangnya pendapatan bisnis. 

Oleh sebab itu, ketika mencari penyedia Cloud Managed Services, startup perlu memastikan ketersediaan jaringannya bekerja selama 24 jam. Dengan kata lain, startup perlu mencari penyedia layanan cloud dengan SLA 99,9% demi mengoptimalkan layanan bisnis Anda. Selain itu, penyedia Cloud Managed Serviced juga harus proaktif dan tidak hanya merespons ketika Startup mengeluhkan kendala teknis. Itulah mengapa, Startup perlu memilih penyedia Cloud Managed Services yang mampu memonitor sistem, mengidentifikasi, mendiagnosa, dan melakukan troubleshoot pada network bisnis ketika akan terjadi kendala. 

2. Reputasi penyedia layanan yang baik 

cloud untuk startup

(Source: jirsak from Getty Images Pro)

Dalam menjalankan startup, infrastruktur IT merupakan hal yang paling vital dan sensitif bagi bisnis, mengingat banyak sistem dan data penting yang dikelola di dalamnya. Bila Anda ingin infrastruktur IT bisnis dapat bekerja secara optimal tanpa terjadi hambatan, Anda perlu mengidentifikasi penyedia Cloud Managed Services dengan reputasi yang baik sebelum memilih layanan. Lalu, mengapa hal ini perlu dilakukan? 

Ketika menggunakan jasa Cloud Managed Services untuk startup, infrastruktur IT akan dikelola oleh yang ahli sesuai kebutuhan dan permintaan startup. Agar tidak terjadi kendala dan layanan dapat bekerja secara optimal, Anda perlu menentukan penyedia layanan yang memiliki reputasi serta performa terbaik. Sehingga, kebutuhan bisnis pun dapat terpenuhi sesuai keinginan.

3. Keamanan layanan yang diberikan

cloud untuk startup

(Source: anyaberkut from Getty Images Pro)

Sampai kapanpun, serangan siber akan menjadi salah satu ancaman besar bagi bisnis. Cisco Umbrella sendiri melaporkan setidaknya terjadi peningkatan serangan siber sebesar 40% pada pandemi tahun lalu. Tak hanya itu, Security Insider Access Online juga mengemukakan, 60% startup turut menjadi sasaran dari serangan tersebut dalam waktu enam bulan. Bila startup Anda tidak siap akan bahaya ini, tentu keberlangsungan bisnis akan terancam. 

Maka dari itu, jika Anda berniat menggunakan jasa Cloud Managed Services untuk startup, ada baiknya Anda memastikan penyedia layanan dapat menguji dan memonitor sistem untuk setiap ancaman keamanan. Dengan demikian, ini akan membantu Anda untuk menjaga dan meminimalisir sistem dari risiko serangan siber. 

4. Skalabilitas layanan

(Source: monsitj from Getty Images Pro)

Saat mengembangkan startup, pastinya kebutuhan infrastruktur IT Anda akan ikut meningkat. Agar dapat menyesuaikan kapasitas IT Anda dengan kebutuhan bisnis, maka Anda perlu menskalakan kembali infrastruktur IT Anda. 

Memilih jasa Coud Managed Services dengan layanan yang scalable dapat menjadi solusi untuk kebutuhan Anda, sehingga ini akan membantu Anda memenuhi kebutuhan startup. Tak hanya itu, memastikan bahwa penyedia layanan dilengkapi dengan license dan teknologi terbaru juga sangat penting untuk startup. Dengan demikian, ini akan membantu bisnis tetap efisien dan relevan dengan pesaing startup Anda.

5. Tim dukungan 24 x 7

(Source: MangoStar_Studio from Getty Images)

Seperti yang dikatakan di awal, bisnis Anda memang tidak bekerja selama 24 jam. Sebaliknya, network bisnis akan terus beroperasi sepanjang waktu tersebut. Bila layanan atau operasional IT Anda terjadi kendala di luar jam kerja bisnis, pastinya Anda akan membutuhkan bantuan dari penyedia layanan cloud Anda.

Maka dari itu, memilih penyedia Cloud Managed Services dengan tim dukungan selama 24 jam dalam seminggu sangat penting untuk startup Anda. Jadi, ketika Anda membutuhkan bantuan terkait infrastruktur cloud, tim support akan siap membantu selama Anda butuhkan.

Zettagrid Indonesia merupakan salah satu penyedia layanan cloud di Indonesia yang menyediakan Infrastructure as a Service (IaaS) seperti Virtual Data Center (VDC), Virtual Private Server (VPS), Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), dan lainnya. Bila Anda memiliki pertanyaan tentang solusi atau keamanan cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

5 Penyebab Utama Kegagalan Start-up

Kegagalan Start Up

5 Penyebab Utama Kegagalan Start-up

Kemajuan teknologi digital telah mendorong munculnya berbagai bisnis rintisan atau biasa disebut dengan startup. Menurut data dari Bappenas dan Bekraf, Indonesia memiliki 992 startup sejak 2018 lalu. Hal ini terjadi tentu bukan tanpa alasan, melainkan karena teknologi digital yang telah mendukung tatanan bisnis sampai saat ini. Namun, tahukah Anda? Mendirikan startup tidak cukup membawa kesuksesan. Beberapa hal juga perlu diperhatikan demi meraih keberhasilan  usaha yang sedang dirintis. Salah satunya ialah penyebab startup gagal.

Berbeda dengan kesuksesan, gagalnya startup bisa dikatakan sebagai topik yang jarang diperbincangkan. Jika kesuksesan startup dapat mendominasi kabar terkini, maka kegagalan start-up akan lebih mudah tenggelam. Padahal, sebenarnya kegagalan tersebut bisa menjadi dasar bagi para pengusaha untuk menghindari jatuhnya bisnis.

CB Insights telah menganalisa berbagai kegagalan berdasarkan pernyataan post-mortem startup yang gulung tikar. Dalam laporannya, beberapa alasan sering ditemui oleh para analis ketika fenomena berulang terjadi. Berikut 5 Penyebab Utama Kegagalan Start-up berdasarkan laporan CB Insights:

  1.     Masalah Harga

Mematok harga yang tepat untuk sebuah produk menjadi hal yang paling penting dilakukan oleh startup. Namun, hal ini juga tidak bisa dilakukan dengan mudah mengingat sebanyak 18% startup masih gagal dalam menentukan harga. 

Salah satu penyebab startup gagal ini bisa diakibatkan oleh dua hal. Pertama, harga tinggi membuat pelanggan yang tertarik dengan startup lebih sedikit. Kedua, harga rendah yang diberikan kepada pelanggan tidak akan cukup menutup biaya operasional startup. Sehingga, keduanya akan menyebabkan kerugian jika tidak diatasi dengan cepat. 

  1.     Sulit berkompetisi

Meski usaha Anda memiliki produk dan inovasi untuk audiens, kompetitor akan datang dari manapun dengan produk, layanan, dan harga yang tak kalah menarik. Untuk itu, kesuksesan startup juga bergantung kepada bagaimana tim mampu menganalisa kompetitor lainnya. Namun pada kenyataannya, sebanyak 19% startup masih ditemukan gagal karena mengabaikan kompetitor. Terutama di pasar yang penuh persaingan, startup akan mudah kalah bersaing dari startup lain yang memiliki dana lebih besar.

  1.     Tidak Menyusun tim yang tepat

Permasalahan yang juga sering ditemukan dalam kegagalan startup ialah ditemukannya tim yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Menurut data CB Insights, 23% startup mengalami kesulitan dalam mempertahankan bisnisnya akibat tim yang tidak tepat. Salah satu contoh yang dapat ditemukan adalah kasus Zirtual. 

Setelah memberhentikan paksa 400 karyawannya dalam semalam, Zirtual menyadari bahwa kegagalan usahanya bukan hanya disebabkan kesalahan keuangan. Startup tersebut mengakui bahwa memperkerjakan orang yang tidak memiliki pengalaman mumpuni pun dapat berakibat fatal terhadap perhitungan keuangan usahanya. 

  1.     Kehabisan dana 

Sebanyak 29% kasus startup gagal disebabkan habisnya dana yang dikelola. Ini bisa terjadi akibat tata kelola uang yang buruk maupun strategi bakar uang yang membahayakan perusahaan. 

Untuk itu, pastikan dana maupun investasi yang dimiliki dapat dialokasikan dengan baik. Hal ini penting untuk diperhatikan mengingat manajemen keuangan juga akan menentukan keberhasilan startup. Selain itu, melakukan investasi teknologi yang efisien demi menunjang operasional juga perlu dilakukan. Sehingga, dana yang keluar dapat diminimalisir dan tidak menghasilkan kegagalan. 

Salah satu solusi untuk meminimalisir dana yang dikeluarkan adalah menggunakan teknologi cloud computing. Misalnya dengan menggunakan Cloud Infrastructure, anda tidak perlu lagi memikirkan biaya investasi awal dan operasional yang sangat besar karena hal tersebut sudah di lakukan oleh clud provider, salah satunya cloud provider di Indonesia yaitu, Zettagrid.

  1.     Tidak ada kebutuhan pasar

Jika Anda berniat untuk membuka usaha, pastikan bisnis yang dijalankan mampu menemui kebutuhan target pasar. Hal ini dikarenakan kebutuhan target pasar akan mendukung keberlangsungan bisnis dalam jangka Panjang.

CB Insights mengemukakan bahwa setidaknya terdapat 42% kasus startup gagal disebabkan oleh tidak adanya kebutuhan pasar. Meskipun didukung dengan reputasi startup yang baik, data konsumsi audiens, keahlian kerja yang baik, hingga advisors yang mumpuni, usaha yang dijalankan belum tentu dapat memecahkan masalah pasar. Sehingga, hal paling penting yang dapat mempertahankan bisnis startup ialah produk yang tepat, teknologi, maupun model bisnis sesuai kebutuhan audiens.

 Zettagrid Indonesia berkomitmen untuk membantu Anda membangun bisnis di era transformasi digital melalui layanan cloud computing. Tidak hanya menyederhanakan pengalaman cloud Anda, Zettagrid Indonesia juga membantu mengurangi biaya IT perusahaan untuk menghindari bill shock. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, Anda dapat meghubungi kami di sini atau melalui email kami di sales@zettagrid.id