Posts

3 Kiat Melindungi Data Bisnis dari Risiko Bencana

melindungi data bisnis

3 Kiat Melindungi Data Bisnis dari Risiko Bencana

Mungkin pepatah “Sedia payung sebelum hujan” sudah banyak Anda dengar di mana-mana. Baik untuk mempersiapkan kebutuhan maupun kegiatan sehari-hari, pepatah tersebut sering disematkan agar kita lebih bersiap menghadapi risiko kedepannya. Begitu pula ketika Anda membangun bisnis, pepatah ini bisa jadi acuan agar bisnis bersiap menghadapi ancaman yang potensial, termasuk salah satunya bencana.

Baru-baru ini, kebakaran telah terjadi di Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dilansir dari kompas.com, kebakaran bermula ketika kantor BPOM sedang ada perbaikan panel listrik di lorong F timur dan F barat. Meskipun kebakaran terjadi karena arus aliran pendek, namun CNN menyebut satu ruangan yang memuat arsip dan standardisasi napza rusak oleh kobaran api. Akibatnya, BPOM pun mengalami kerugian hingga Rp. 600 juta.

Kasus di atas mungkin bisa menjadi gambaran bagi organisasi untuk menghadapi bencana. Dengan mempersiapkan strategi keamanan data dan pemulihan bencana yang baik, bisnis bisa meminimalisir risiko atau kerugian yang mungkin terjadi.

Artikel ini akan memberikan Anda tips mempersiapkan pemulihan bencana yang baik untuk sistem IT bisnis. Penasaran seperti apa? Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Menjaga tata kelola yang baik sesuai anjuran pemerintah

melindungi data bisnis

(Source: cyano66 from Getty Images Pro)

Tips pertama untuk melindungi data bisnis dari potensi bencana adalah dengan menjaga tata kelola yang baik sesuai anjuran pemerintah. Ini berarti organisasi dapat menyesuaikan regulasi infrastruktur IT-nya sesuai peraturan pemerintah yang ada. 

Bila menyangkut tentang perlindungan data dari bencana, bisnis bisa melihat ketentuan hukum Indonesia PP Nomor 71 tahun 2019, yang mewajibkan organisasi memiliki Disaster Recovery Center di Indonesia. Dengan mengimplementasikan peraturan tersebut, organisasi memiliki komitmen atas tata kelola yang baik atau good governance

2. Persiapkan solusi Disaster Recovery

melindungi data bisnis

(Source: Umnat Seebuaphans)

Bencana memang tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Bisa jadi ketika bisnis sedang berkembang pesat, bencana datang dan mengganggu sistem IT dan menyebabkan downtime hingga hilangnya data. Oleh sebab itu, solusi pun diperlukan agar bisnis bisa mempersiapkan risiko bencana yang mungkin terjadi.

Memiliki solusi Disaster Recovery berbasis cloud bisa menjadi pilihan untuk melindungi sistem IT dan data bisnis Anda. Kemampuannya yang bisa meningkatkan penyimpanan sistem dan data, memudahkan bisnis untuk memiliki akses terhadap sistem dan datanya ketika bencana terjadi. Oleh sebab itu, Anda tidak perlu lagi khawatir ketika potensi dan risiko bencana melanda bisnis Anda.

 3. Persiapkan strategi untuk hadapi potensi downtime ketika bencana terjadi

melindungi data bisnis

(Source: ilkercelik from Getty Images Pro)

Ketika bencana terjadi dan menghambat sistem IT, ini bisa menimbulkan downtime untuk organisasi. Akibatnya, tidak hanya sistem IT yang akan terkendala, tapi layanan dan operasional bisnis pun bisa terhenti karena bencana. Apabila bisnis tidak mampu mengatasi kendala downtime, tentu ini bisa mengakibatkan kerugian secara finansial.

Itulah mengapa, solusi Disaster Recovery sangat penting untuk dimiliki bisnis. Selain mempersiapkan bisnis dari potensi bencana, Disaster Recovery juga memudahkan bisnis untuk memiliki ketersediaan akses ke sistem dan datanya. Sehingga ketika bisnis dihadapkan oleh potensi downtime akibat bencana maupun hardware failure, Disaster Recovery bisa memulihkan Virtual Machine (VM) sesuai dengan skenario failover bisnis. Dengan demikian, bisnis bisa meminimalisir risiko dan kerugian yang mungkin terjadi.

Itulah beberapa tips yang bisa Anda ikuti untuk melindungi data bisnis dari risiko bencana. Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang solusi Disaster Recovery, Anda bisa menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.   

 

Bagaimana Cara Memilih Layanan DRaaS?

memilih layanan DRBagaimana Cara Memilih Layanan DRaaS?

Dalam mengembangkan bisnis, situasi bencana seperti sekarang merupakan salah satu ancaman umum yang harus dihadapi. Tak hanya itu, bahkan keberadaan bencana alam kerap kali membawa risiko tersendiri bagi para pengusaha. Mulai dari terhentinya operasional bisnis, rusaknya infrastruktur gedung, hingga hilangnya data-data penting perusahaan. Dengan melihat fenomena ini, solusi pun dibutuhkan demi menyelamatkan bisnis dari risiko bencana. Salah satunya adalah dengan menggunakan Disaster Recovery as a Service (DRaaS).

DRaaS sering kali menjadi infrastruktur pilihan bagi bisnis untuk menghindari terjadinya risiko bencana maupun Downtime. Dengan sistem yang secara khusus dibangun untuk menempatkan aplikasi, data, hingga backup data perusahaan, bisnis bisa tetap menjalankan operasionalnya dengan baik meski kedua kendala tadi menyerang. Bagi Anda yang berencana untuk memanfaatkan layanan DRaaS, berbagai hal tentunya harus dipertimbangkan oleh Anda sebelum menentukan layanan pilihan.

Berikut telah kami paparkan lima hal yang perlu bisnis perhatikan ketika memilih layanan DRaaS. Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Performa layanan DRaaS

Saat memilih layanan DRaaS, Anda pastinya ingin layanan dapat berjalan semaksimal mungkin. Untuk itu, mengetahui dampak minimum terhadap aplikasi yang berada di Data Center primer sangat penting untuk dilakukan. Penyedia layanan DRaaS pun harus menjamin bahwa software yang digunakan untuk melindungi aplikasi pada Data Center primer memiliki dampak gangguan yang minim. Oleh karenanya, scenario uji coba DR harus dilakukan agar ekspektasi Anda bisa sesuai dengan layanan yang diberikan oleh penyedia.

2. Jaminan konsistensi dari penyedia layanan

Saat memilih layanan DR, Anda harus bisa memastikan jika penyedia layanan DR mampu memberi jaminan atas konsistensi data ketika terjadinya bencana. Biasanya konsistensi data ini mencakup aplikasi, transaksi, hingga poin-in-time (konsistensi pada waktu tertentu).

3. Recovery Point Objective (RPO)

Sistem RPO menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dalam memilih layanan DRaaS. Pada umumya, sistem ini akan mengatur berapa lama waktu yang bisa ditoleransi dalam kehilangan data ketika terjadinya bencana. Jika RPO terjadi selama 15 menit, maka data yang akan direplikasi dari Data Center primer ke Data Center sekunder adalah setiap 15 menit.

Perlu diketahui, sistem RPO ini turut dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu besar perubahan data (delta data) dan besarnya bandwidth untuk replikasi. Jadi bisa dikatakan untuk mencapai RPO dengan jangka waktu 15 menit, organisasi membutuhkan sekitar 4 Mbps (Mega bits per second) untuk 300 MB (Mega Bytes) delta data.

4. Recovery Time Objective (RTO)

Pada sistem ini akan diatur berapa lama Data Center sekunder bisa beroperasi setelah Data Center primer terjadi bencana. Oleh karenanya, sistem ini pun ikut menjadi pertimbangan agar Anda dapat mengetahui jeda waktu yang dibutuhkan ketika kendala terjadi.

5. Lokasi

Selain keempat poin di atas, lokasi Data Center sekunder pun menjadi salah satu aspek penting dalam pemilihan layanan DR. Ini dilakukan mengingat jarak penyimpanan antara Data Center primer dan sekunder harus mencapai radius minimal 30 km untuk sistem terbaik. Tak hanya itu, jarak lokasi penyimpanan ini juga akan mempengaruhi biaya WAN dan latency. Oleh sebab itu, untuk memaksimalkan kinerja DR, ada baiknya pemilihan lokasi yang tepat perlu dilakukan.

Sebagai penyedia layanan infrastruktur cloud lokal, Zettagrid Indonesia menawarkan layanan Disaster Recovery as a Service (DRaaS) untuk mendukung keberlangsungan bisnis Anda. Dengan dua lokasi Data Center yang bertempat di Jakarta dan Cibitung serta telah bersertifikasi Tier IV, data Anda akan aman terjaga pada infrastruktur cloud Zettagrid. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai layanan cloud kami, Anda dapat menghubungi kami di sini atau melalui sales@zettagrid.id.