Posts

Apa Itu RTO dan RPO dan Manfaatnya dalam Business Continuity dan Disaster Recovery 

Dalam dunia teknologi informasi, terutama di bidang manajemen keamanan data dan pemulihan bencana (disaster recovery), terdapat dua konsep penting yang sering kali menjadi pusat perhatian: Recovery Time Objective (RTO) dan Recovery Point Objective (RPO). Kedua konsep ini memainkan peran kunci dalam memastikan kelangsungan bisnis dan integritas data di dunia digital yang penuh risiko. Artikel ini akan membahas secara mendalam RTO dan RPO, dari yang umum hingga yang spesifik, serta mengapa kedua konsep ini sangat penting dalam lingkungan bisnis saat ini. 

Dalam era digital saat ini, data menjadi salah satu aset paling berharga bagi perusahaan. Data tidak hanya berisi informasi pelanggan dan transaksi, tetapi juga termasuk kode sumber aplikasi, konfigurasi jaringan, dan berbagai jenis informasi yang penting untuk operasi sehari-hari perusahaan. Oleh karena itu, keamanan data dan kemampuan pemulihan data (data recovery) yang efektif sangatlah penting. 

RTO dan RPO adalah dua konsep kunci dalam merancang strategi disaster recovery dan manajemen risiko data. Masing-masing konsep memiliki peran dan arti yang berbeda dalam konteks perlindungan data dan pemulihan setelah bencana atau kejadian tak terduga lainnya. Mari kita mulai dengan pemahaman yang lebih umum tentang keduanya. 

RTO (Recovery Time Objective) – Batasan Waktu Pemulihan 

RTO, atau Recovery Time Objective, adalah waktu maksimal yang diberikan kepada sebuah sistem atau aplikasi untuk pulih setelah terjadi bencana atau gangguan. Dalam kata lain, RTO mengukur berapa lama perusahaan dapat mengizinkan sistem atau aplikasi tidak beroperasi sebelum terjadi dampak yang tidak dapat diterima. RTO umumnya diukur dalam satuan waktu seperti jam, menit, atau bahkan detik, tergantung pada kebutuhan bisnis. 

Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki RTO 4 jam untuk sistem manajemen inventaris mereka, ini berarti bahwa sistem tersebut harus kembali beroperasi dalam waktu empat jam setelah terjadi gangguan atau bencana. Jika pemulihan sistem memakan waktu lebih dari empat jam, maka perusahaan tersebut dapat mengalami dampak negatif yang signifikan, seperti kehilangan penjualan atau ketidakpuasan pelanggan. 

Pentingnya RTO adalah memastikan bahwa perusahaan memiliki disaster recovery plan yang efektif dan dapat diandalkan. RTO membantu perusahaan menetapkan prioritas dalam data recovery dan sistem, serta menentukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai target waktu pemulihan tersebut. 

RPO (Recovery Point Objective) – Batasan Titik Pemulihan 

Selanjutnya, kita akan membahas Recovery Point Objective atau RPO. RPO adalah konsep yang berfokus pada sejauh mana perusahaan dapat menerima kehilangan data dalam kejadian bencana atau gangguan. RPO diukur dalam periode waktu yang sama seperti RTO, yaitu jam, menit, atau detik, tergantung pada kebutuhan bisnis. 

Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki RPO 1 jam untuk sistem basis data pelanggan mereka, ini berarti bahwa perusahaan dapat menerima kehilangan data hingga satu jam sebelum bencana atau gangguan terjadi. Dalam konteks ini, “kehilangan data” bisa berarti bahwa semua perubahan atau transaksi yang terjadi dalam satu jam terakhir sebelum gangguan mungkin tidak dapat dipulihkan. 

RPO sangat penting karena mengukur sejauh mana perusahaan dapat membatasi kerugian data dalam skenario yang tidak diinginkan. RPO yang lebih rendah mengharuskan perusahaan untuk melakukan cadangan data lebih sering, yang dapat menjadi tugas yang lebih sulit dan mahal. Namun, ini juga berarti bahwa perusahaan dapat memulihkan data yang lebih baru dan memiliki tingkat kehilangan data yang lebih rendah. 

Mengapa RTO dan RPO Penting? 

Sekarang, kita telah memahami apa itu RTO dan RPO secara umum. Namun, mengapa kedua konsep ini sangat penting dalam dunia bisnis dan teknologi informasi? 

Kelangsungan Bisnis 

Salah satu alasan utama adalah kelangsungan bisnis. Setiap perusahaan ingin memastikan bahwa operasinya dapat terus berjalan meskipun mengalami gangguan atau bencana. RTO memastikan bahwa waktu pemulihan sistem atau aplikasi tidak melebihi batasan yang dapat diterima oleh bisnis, sehingga bisnis dapat kembali beroperasi sesegera mungkin. 

Sementara itu, RPO memastikan bahwa data yang hilang selama bencana atau gangguan dapat dipulihkan dalam batasan yang dapat diterima. Ini penting terutama untuk bisnis yang bergantung pada data pelanggan, informasi keuangan, atau data penting lainnya. Dengan memiliki RPO yang baik, perusahaan dapat meminimalkan kerugian data dan menghindari dampak yang merugikan. 

Kepuasan Pelanggan 

Kepuasan pelanggan adalah faktor lain yang sangat dipengaruhi oleh RTO dan RPO. Jika sebuah perusahaan tidak dapat memulihkan layanan atau data dengan cepat setelah terjadi gangguan, pelanggan mungkin akan kecewa dan beralih ke pesaing. RTO yang lambat dapat menyebabkan penurunan kepuasan pelanggan dan potensi kehilangan bisnis. 

Kepatuhan Regulasi 

Banyak industri dan negara memiliki regulasi yang mengharuskan perusahaan untuk melindungi data pelanggan dan bisnis. Misalnya, General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa mengharuskan perusahaan untuk melindungi data pelanggan dan memberikan kemampuan data recovery yang baik. RTO dan RPO yang baik dapat membantu perusahaan mematuhi regulasi tersebut dan menghindari denda dan sanksi yang mungkin diberikan. 

RTO dan RPO dalam Praktik 

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda ketika mengatur RTO dan RPO mereka. Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan RTO dan RPO meliputi: 

Jenis Data 

Jenis data yang diolah oleh perusahaan dapat memengaruhi RTO dan RPO. Data yang sangat penting, seperti data pelanggan atau data keuangan, mungkin memiliki RTO dan RPO yang lebih ketat daripada data yang kurang penting. 

Sumber Daya 

Ketersediaan sumber daya juga merupakan faktor yang memengaruhi RTO dan RPO. Perusahaan dengan anggaran yang lebih besar mungkin dapat mengatur RTO dan RPO yang lebih ketat karena mereka memiliki akses ke teknologi disaster recovery yang lebih canggih. 

Risiko Industri 

Industri tempat perusahaan beroperasi juga dapat memengaruhi penentuan RTO dan RPO. Industri yang lebih rentan terhadap bencana atau serangan mungkin memerlukan RTO dan RPO yang lebih ketat. 

Kebijakan Internal 

Kebijakan internal perusahaan juga berperan dalam penentuan RTO dan RPO. Perusahaan harus mempertimbangkan berapa banyak risiko yang bersedia mereka ambil dan berapa banyak sumber daya yang mereka siapkan untuk disaster recovery

Implementasi RTO dan RPO 

Setelah perusahaan menentukan RTO dan RPO mereka, langkah berikutnya adalah mengimplementasikan strategi pemulihan yang sesuai. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai RTO dan RPO yang ditetapkan adalah: 

Cadangan Data Reguler 

Mengamankan data secara teratur adalah langkah penting untuk mencapai RPO yang rendah. Perusahaan harus membuat cadangan data dengan frekuensi yang memadai sesuai dengan RPO mereka. Ini dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak cadangan data dan sistem penyimpanan yang andal. 

Redundansi Infrastruktur 

Menggunakan infrastruktur yang redundan dapat membantu mencapai RTO yang lebih cepat. Ini berarti bahwa perusahaan memiliki salinan sistem dan aplikasi yang siap digunakan jika sistem utama mengalami gangguan. 

Pengujian Pemulihan 

Menguji disaster recovery plan secara teratur adalah langkah penting untuk memastikan bahwa RTO dan RPO yang ditetapkan dapat dicapai. Pengujian pemulihan memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi potensi masalah dan perbaikannya sebelum terjadi kejadian yang sebenarnya. 

Pemantauan Berkelanjutan 

Mengawasi sistem dan aplikasi secara terus-menerus dapat membantu mendeteksi gangguan atau bencana lebih cepat, yang pada gilirannya dapat membantu mencapai RTO yang lebih singkat. 

Studi Kasus: Peran RTO dan RPO dalam Bisnis E-Commerce 

Untuk memberikan contoh konkret tentang bagaimana RTO dan RPO berperan dalam dunia bisnis, mari kita lihat studi kasus dalam konteks bisnis e-commerce. 

RTO dalam Bisnis E-Commerce 

Dalam bisnis e-commerce, RTO dapat menjadi perbedaan antara mempertahankan pelanggan atau kehilangan mereka. Misalnya, pertimbangkan toko online yang menjual produk-produk fashion. Jika sistem toko online tersebut mengalami gangguan dan pelanggan tidak dapat melakukan pembelian selama berjam-jam, pelanggan mungkin akan beralih ke pesaing yang lebih dapat diandalkan. Oleh karena itu, RTO yang cepat sangat penting dalam hal ini. 

RPO dalam Bisnis E-Commerce 

Sementara itu, RPO dalam bisnis e-commerce mengacu pada sejauh mana data pesanan dan inventaris dapat dipulihkan setelah terjadi gangguan. Jika toko online kehilangan data pesanan selama satu jam sebelum terjadi gangguan, ini dapat mengakibatkan kebingungan yang besar dan hilangnya pendapatan. Oleh karena itu, RPO yang ketat, mungkin hanya beberapa menit, sangat penting untuk memastikan integritas data pesanan dan inventaris. 

Dengan menetapkan RTO dan RPO yang sesuai, bisnis e-commerce dapat memastikan bahwa mereka dapat menjaga kelangsungan bisnis, memuaskan pelanggan, dan melindungi data dengan baik. 

Kesimpulan 

RTO dan RPO adalah dua konsep yang sangat penting dalam dunia manajemen keamanan data dan disaster recovery. Kedua konsep ini membantu perusahaan mengatur batasan waktu pemulihan dan batasan titik pemulihan untuk sistem dan data mereka. Dengan memahami RTO dan RPO, perusahaan dapat merancang strategi pemulihan yang efektif, melindungi bisnis mereka, dan memuaskan pelanggan. 

Penting untuk diingat bahwa setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan oleh karena itu, RTO dan RPO harus disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Selain itu, implementasi dan pengujian rencana pemulihan juga penting untuk memastikan bahwa RTO dan RPO yang ditetapkan dapat dicapai dalam situasi nyata. 

Dalam dunia yang terus berubah dan penuh risiko ini, pemahaman tentang RTO dan RPO adalah langkah penting menuju keberhasilan dan kelangsungan bisnis yang berkelanjutan. Semoga artikel ini telah membantu Anda memahami konsep ini dengan lebih baik dan bagaimana mereka dapat diterapkan dalam lingkungan bisnis Anda. 

Zettagrid Indonesia menyediakan solusi lengkap untuk keberlanjutan bisnis dan disaster recovery yang mencakup pemulihan data, toleransi kesalahan, dan ketersediaan tinggi. Kami membuat pemulihan bencana menjadi lebih mudah dan terjangkau dengan menawarkan berbagai solusi disaster recovery yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Hubungi kami di sales@zettagrid.id untuk informasi lebih lanjut. 

Cara Kerja Cloud Disaster Recovery yang Penting Bagi Perusahaan

Featured Image - Cara Kerja Cloud Disaster Recovery yang Penting Bagi Perusahaan

Cara Kerja Cloud Disaster Recovery yang Penting Bagi Perusahaan

Sebuah bencana tidak dapat kita prediksi kemunculannya, sehingga sering kali mengalami dampak yang cukup merugikan pada bisnis perusahaan. Maka dari itu cara meminimalisir kerugian akibat bencana yang terjadi pada bisnis, anda dapat memanfaatkan layanan cloud disaster recovery yang tersedia dari penyedia layanan cloud computing.

Hal ini dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan anda dari resiko-resiko serta dampak dari bencana atau insiden. Bencana dalam industri teknologi ini bukan hanya disebabkan oleh fenomena alam saja, akan tetapi juga bisa disebabkan karena human error hingga system error seperti kebakaran dan kelalain lainnya yang berisiko merugikan operasional bisnis dan image perusahaan.

Body Image - Server mengalami Downtime

(Source: Storyset Freepik.com)

Seperti pepatah mengatakan “sedia payung sebelum hujan”, yang mana artinya anda harus mempersiapkan rencana sebelum semua resiko itu menimpa pada bisnis anda. Dan ini sama seperti gambaran fungsi dari cloud disaster recovery, berfungsi sebagai persiapan ataupun Business Continuity Plan ketika menghadapi bencana.

Istilah cloud disaster recovery sendiri adalah suatu metode yang menempatkan perangkat IT, sistem, aplikasi, hingga data cadangan yang dikelola oleh pihak ketiga dengan berbasis teknologi cloud computing. Tujuan dari solusi cloud yang satu ini adalah untuk membantu anda dalam memulihkan data dan sistem dari infrastruktur, apabila terjadi bencana dan mengalami kegagalan operasional sistem pada operasional bisnis.

Dapat disimpulkan bahwa fungsi dari cloud disaster recovery menjadi salah satu langkah penting dalam mengamankan kelangsungan operasional bisnis serta data perusahaaan, dalam situasi datacenter primer sedang mengalami downtime akibat bencana. Untuk mengetahui lebih lengkap bagaimana cara kerja dari cloud disaster recovery, berikut ini penjelasan singkat yang perlu anda ketahui.

  1. Penyalinan Data dari Datacenter Primary ke Datacenter Secondary

Sebagai persiapan dalam langkah menghadapi bencana, cloud disaster recovery akan menyelamatkan data dengan menyalinnya dari primary site ke secondary site dilakukan sebelum bencana menimpa bisnis. Dengan teknologi cloud computing, anda dapat mengaktifkan dengan otomatis secondary site dapat mengambil alih dan mengaktifkan sistem disaster recovery ketika primary site sedang bermasalah.

  1. Secondary Site Mengambil Alih Sistem Operasional Data

Body Image - Pemindahan dan penyalinan sistem operasional data

(Source: Storyset Freepik.com)

Saat primary site mengalami down, sistem operasional data tentu akan dihentikan dan perlindungan akses ke secondary site akan diaktifkan. Hal itu agar Anda dapat mengakses data yang sudah disalin sebelum terjadinya bencana untuk secara langsung mengambil alih sistem operasional data tersebut. Dengan begitu primary site akan segera melakukan pemulihan saat secondary site aktif.

  1. Rebuild pada Primary Site

Selama secondary site bekerja sebagai data center sementara, primary site akan memulai proses rebuilding atau perbaikan akibat bencana. Setelah proses perbaikan selesai, data-data baru yang Anda simpan di secondary site akan disalin ke primary site agar keduanya memiliki data dalam versi yang sama. Sehingga Anda dapat memakai data di primary site tanpa perlu membuat ulang.

  1. Sistem Operasional Data Kembali ke Primary Site

Apabila proses building sudah rampung, maka sistem operasional data kembali dialihkan lagi ke primary site. Akan tetapi, sebelum kembali ke primary site pastikan terlebih dahulu tidak ada pekerjaan yang sedang berjalan. Kemudian, hentikan semua proses penyalinan data dari secondary site ke primary site. Anda dapat menggunakan hardware khusus untuk mengangkat write-protection yang ada di primary site. Lakukan pengalihan sistem operasional data agar pemakaian primary site sebagai situs utama kembali efektif seperti sebelum terjadinya bencana.

Dari penjelasan singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan cloud disaster recovery dalam memulihkan sistem pada bisnis sangat penting halnya jika Anda terapkan. Dengan demikian, produktivitas dalam bisnis Anda akan tetap bisa berjalan dan ini juga dapat meminimalisir kerugian yang ada.

Zettagrid sebagai penyedia layanan cloud di Indonesia memiliki berbagai solusi Disaster Recovery (DR) yang anda dapat gunakan pada bisnis anda. Anda tidak perlu ragu jika bisnis anda mengharuskan anda untuk menaruh data di Indonesia, karena Zettagrid Indonesia sendiri memiliki 2 lokasi data center di Indonesia dengan SLA 99.95% yang dapat menjamin anda dari terjadinya downtime. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap tentang layanan cloud disaster recovery, Anda dapat langsung menghubungi tim kami ke sales@zettagrid.id atau klik disini.

3 Risks of Not Having Disaster Recovery Solution

disaster recovery solution

3 Risks of Not Having Disaster Recovery Solution

 

As business evolved from time to time, data becomes the most important aspect that needs to be kept by enterprise. With business relies on sales and marketing documents, product data, applications, and existing data to function, enterprise would know where they had to direct their business in an exact way. Therefore, critical data played a key role in driving business development, and in some way, it should be saved in a secure infrastructure.

However, save and secure business-critical data only on its local infrastructure is not enough to ensure it is safe. The world is unpredictable and disaster could strike at any time. The enterprise may buy insurance to protect their business against losses, but insurance can’t replace error local infrastructure that contains business valuable data and the key applications. That’s why enterprise must plan ahead to restore data when disasters occur. One of the solutions is by using the Disaster Recovery.

According to techtarget.com, Disaster Recovery solution is an area of security planning that aims to protect an organization from the effects of significant negative events. Having a Disaster Recovery solution in place enables organization to maintain or quickly resume mission-critical functions following a disruption. But, regardless of natural disasters, what are the risks that can come up if there’s no Disaster Recovery solution? Read them below here:

1. Hardware Failure

disaster recovery solution

Sumber: Prostock from Freepik

Depending on local infrastructure may be the option to optimize business operations and services. However, this solution is not the best option for business continuity. IT downtime caused by power outages or even hardware failure can happen and affect business to an overwhelmed situation. While an enterprise can take steps to protect its hardware with cooling systems, power surge protectors, and other infrastructure, it will take a lot of resources of IT department and cost for business.

Disaster Recovery solution is designed to be a solution for this risk. By using cloud-based or off-site storage, it can add additional protections as it is unlikely both locations will be struck at the same time. That’s why, Business Disaster Recovery plan should include to these steps, to ward off the potential data loss that could occur.

2. Human Errors

Sumber: PR Image Factory from Canva

No one is perfect apparently is not a slogan only. It can also occur to enterprises and their employees.  Forgetting to save changes, accidentally deleting an important document, or flipping the wrong switch could lead to a significant loss for the company. Training programs may help enterprise and employee to reduce errors, however, it is not effective and takes a lot of energy and cost for your business. Therefore, the Disaster Recovery solution is needed to protect the business against data loss caused by this risk.

Having multiple backups can be the best choice for business. Instead of deleting the last data backup when business makes a new one, it would be better to keep older backups on hand. So, if any human error occurs and affects potential loss for critical business data, Disaster Recovery can be used to restore the backups. That’s why Disaster Recovery solution can be the option to this risk.

3. Cyber Crimes

disaster recovery

Sumber: Azret Ayubrov from Getty Images Pro

Although data is a valuable component of running a business, it is open to a number of threats that can lead to data leaks and data loss. These may be caused by physical device damage, technical threats, or even human threats like cybercrimes such as malware and ransomware. Even though enterprise has ways to protect against many of these, any vulnerability of local IT infrastructure could put business data to a loss if those risks occur.

Therefore, a Disaster Recovery solution should be taken by enterprise to keep and protect their business continuity. By include Disaster Recovery solution to recover critical data from hacking attempts, critical data will still be safe and accessible for business. So, enterprise doesn’t have to worry more about data loss that caused by a cyber attack.


Zettagrid Indonesia is one of the cloud computing service providers of Infrastructure as a Service (IaaS) that offers Virtual Server, Virtual Datacenter, Backup as a Service (BaaS), and Disaster Recovery as a Service (DRaaS). If you have any further questions about Cloud Computing solutions, you can contact us here or by sales@zettagrid.id.