Posts

Arupa Cloud Nusantara Mendorong Transformasi Digital dengan Solusi Cloud Computing terpercaya dari Zettagrid untuk E-Commerce di E-Commerce Expo 2024

Arupa Cloud Nusantara sebagai perusahaan yang memiliki fokus di bidang penyedia layanan infrastruktur IT dan cloud computing yang beroperasi di atas Data Center Tier 4 di Indonesia, memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan SLA 99,9% dan bantuan dari local expertise yang andal.

Pada September tahun ini, Arupa Cloud Nusantara mewujudkan komitmen tersebut dengan berpartisipasi menjadi exhibitor pada event E-Commerce Expo 2024 yang diselenggarakan pada 24-25 September 2024 di Nusantara Hall 1AB, Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City.

Mengusung tema “Accelerating the Path Forward, Together“, acara ini bertujuan untuk membuka peluang bagi para pelaku usaha dalam memperluas wawasan praktis terkait industri e-commerce yang terus berkembang.

E-Commerce Expo 2024 diharapkan dapat menciptakan sinergi yang lebih kuat dalam membangun lanskap e-commerce di Indonesia. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, yang hadir dalam acara tersebut menyoroti pentingnya e-commerce dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ia menekankan bahwa kontribusi e-commerce terhadap perekonomian Indonesia sangat signifikan, terutama dalam mendukung digitalisasi UMKM.

“Kita ini itu satu visi, satu misi, kata kuncinya kerja sama. Mari kita jaga Indonesia agar E-commerce ekonomi digital ini memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan Indonesia”, jelasnya.

Arupa Cloud Nusantara melalui produk cloud computingnya, Zettagrid. Memahami bahwa setiap bisnis memiliki kebutuhan spesifiknya masing-masing. Oleh karena itu, Zettagrid hadir juga untuk membantu pelaku bisnis UMKM yang masuk ke E-Commerce, dengan layanan cloud computing yang cermat dan pastinya aman. Konsumen dapat merasakan lima keuntungan jika memakai cloud computing Zettagrid untuk E-commerce.

“Bisnis owner akan dapat merasakan lima keuntungan jika memakai cloud computing Zettagrid yaitu fast deployment, stabilitas situs web atau aplikasi saat terjadi lonjakan traffic, skalabilitas yang dapat disesuaikan sesuai dengan pertumbuhan bisnis, biaya yang efisien tanpa perlu invest hardware dan system keamanan yang teruji. Bisnis owner akan merasakan keuntungannya pada saat terjadi lonjakan traffic sehingga terjadi efisiensi biaya”, ungkap Muhammad Fairuz Satria Ananda selaku Senior Marketing Communication Specialist Arupa Cloud Nusantara.


Tentang Zettagrid 

Zettagrid merupakan salah satu penyedia layanan Cloud computing computing terkemuka yang didirikan di Australia pada 2010. Zettagrid fokus pada penyediaan layanan Infrastructure as a Service (IaaS), Backup as s Service (BaaS) dan Disaster Recovery as a Service (DRaaS). Sejak ekspansi ke Indonesia pada tahun 2017 di bawah PT Arupa Cloud Nusantara, Zettagrid dengan slogan “Simplify Your Cloud Experience” terus menawarkan layanan cloud yang easy-to-usescalable, dan highly available. Sertifikasi s eperti ISO9001, ISO27001, PCI DSS, VMware, Zerto, Veeam, dan PSE Kominfo Republik Indonesia menegaskan layanan yang aman dan bersertifikasi, menjadikannya pilihan utama sebagai penyedia layanan cloud di Indonesia. Informasi lebih lanjut, kunjungi: www.zettagrid.id.  

Tentang PT Arupa Cloud Nusantara 

PT Arupa Cloud Nusantara merupakan perusahaan yang memiliki fokus di bidang penyedia layanan infrastruktur IT. Beroperasi di atas Data Center Tier 4 dengan 2 lokasi di Indonesia, Arupa berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan SLA 99,9%, tersertifikasi ISO9001, ISO27001, PCI DSS dan bantuan dari local expertise yang andal. Arupa bermitra dengan berbagai perusahaan teknologi terkemuka di dalam dan luar negeri untuk membantu pelanggan dalam memilih solusi terbaik dan berkualitas bagi bisnisnya. Dengan lebih dari  200 pelanggan serta 40 mitra bisnis, Arupa telah menjadi salah satu yang terbaik dalam memperkenalkan solusi teknologi inovatif dan praktik terkini seiring perkembangan di dunia digital. Informasi lebih lanjut, kunjungi: www.arupa.id

Tips Menentukan Cloud Managed Services untuk Startup

cloud untuk startup

Tips Menentukan Cloud Managed Services untuk Startup

Jika startup Anda bergerak di bidang layanan berbasis teknologi, pastinya pengembangan sistem dan aplikasi telah menjadi kegiatan harian tim IT startup Anda. Bahkan, pemeliharaan dan peningkatan kapasitas IT pun mungkin rutin startup Anda lakukan seiring kebutuhan sistem dan aplikasi yang meningkat.

Meskipun biasa dilakukan oleh startup, nyatanya pemeliharaan infrastruktur IT secara rutin tidaklah efisien bagi startup yang tengah berkembang. Hal ini dapat dikatakan mengingat pemeliharaan infrastruktur IT membutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk penggantian hardware baru, sehingga startup kerap kali kesulitan untuk mengalokasikan anggaran IT-nya dengan efisien.

Maka dari itu, untuk membantu startup mengelola infrastruktur IT-nya secara fleksibel dan efisien, solusi pun diperlukan. Salah satu yang bisa menjadi pilihan startup adalah penyedia Cloud Managed Service. Dalam peranannya, Cloud Managed Service menjalankan operasional IT bisnis dengan salah satu fokus areanya dapat membantu sebagian atau secara menyeluruh untuk mengoperasikan atau menjamin ketersediaan sistem dari layanan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Dengan demikian, startup tetap dapat mengalokasikan sumber daya dan waktunya pada pekerjaan bisnis utama.

Lalu, bagaimana caranya menentukan cloud managed services untuk startup?

1. Availability

cloud untuk startup

(Source: monsitj from Getty Images Pro)

Bisnis Anda mungkin tidak bekerja selama 24 jam, namun network Anda justru terus bekerja sepanjang waktu tersebut. Itulah mengapa, ketika terjadi downtime pada network bisnis Anda, operasional dan layanan bisnis akan ikut terhenti. Jika tidak diminimalisir, downtime ini akan berpengaruh pada ketidakpuasan pelanggan serta hilangnya pendapatan bisnis. 

Oleh sebab itu, ketika mencari penyedia Cloud Managed Services, startup perlu memastikan ketersediaan jaringannya bekerja selama 24 jam. Dengan kata lain, startup perlu mencari penyedia layanan cloud dengan SLA 99,9% demi mengoptimalkan layanan bisnis Anda. Selain itu, penyedia Cloud Managed Serviced juga harus proaktif dan tidak hanya merespons ketika Startup mengeluhkan kendala teknis. Itulah mengapa, Startup perlu memilih penyedia Cloud Managed Services yang mampu memonitor sistem, mengidentifikasi, mendiagnosa, dan melakukan troubleshoot pada network bisnis ketika akan terjadi kendala. 

2. Reputasi penyedia layanan yang baik 

cloud untuk startup

(Source: jirsak from Getty Images Pro)

Dalam menjalankan startup, infrastruktur IT merupakan hal yang paling vital dan sensitif bagi bisnis, mengingat banyak sistem dan data penting yang dikelola di dalamnya. Bila Anda ingin infrastruktur IT bisnis dapat bekerja secara optimal tanpa terjadi hambatan, Anda perlu mengidentifikasi penyedia Cloud Managed Services dengan reputasi yang baik sebelum memilih layanan. Lalu, mengapa hal ini perlu dilakukan? 

Ketika menggunakan jasa Cloud Managed Services untuk startup, infrastruktur IT akan dikelola oleh yang ahli sesuai kebutuhan dan permintaan startup. Agar tidak terjadi kendala dan layanan dapat bekerja secara optimal, Anda perlu menentukan penyedia layanan yang memiliki reputasi serta performa terbaik. Sehingga, kebutuhan bisnis pun dapat terpenuhi sesuai keinginan.

3. Keamanan layanan yang diberikan

cloud untuk startup

(Source: anyaberkut from Getty Images Pro)

Sampai kapanpun, serangan siber akan menjadi salah satu ancaman besar bagi bisnis. Cisco Umbrella sendiri melaporkan setidaknya terjadi peningkatan serangan siber sebesar 40% pada pandemi tahun lalu. Tak hanya itu, Security Insider Access Online juga mengemukakan, 60% startup turut menjadi sasaran dari serangan tersebut dalam waktu enam bulan. Bila startup Anda tidak siap akan bahaya ini, tentu keberlangsungan bisnis akan terancam. 

Maka dari itu, jika Anda berniat menggunakan jasa Cloud Managed Services untuk startup, ada baiknya Anda memastikan penyedia layanan dapat menguji dan memonitor sistem untuk setiap ancaman keamanan. Dengan demikian, ini akan membantu Anda untuk menjaga dan meminimalisir sistem dari risiko serangan siber. 

4. Skalabilitas layanan

(Source: monsitj from Getty Images Pro)

Saat mengembangkan startup, pastinya kebutuhan infrastruktur IT Anda akan ikut meningkat. Agar dapat menyesuaikan kapasitas IT Anda dengan kebutuhan bisnis, maka Anda perlu menskalakan kembali infrastruktur IT Anda. 

Memilih jasa Coud Managed Services dengan layanan yang scalable dapat menjadi solusi untuk kebutuhan Anda, sehingga ini akan membantu Anda memenuhi kebutuhan startup. Tak hanya itu, memastikan bahwa penyedia layanan dilengkapi dengan license dan teknologi terbaru juga sangat penting untuk startup. Dengan demikian, ini akan membantu bisnis tetap efisien dan relevan dengan pesaing startup Anda.

5. Tim dukungan 24 x 7

(Source: MangoStar_Studio from Getty Images)

Seperti yang dikatakan di awal, bisnis Anda memang tidak bekerja selama 24 jam. Sebaliknya, network bisnis akan terus beroperasi sepanjang waktu tersebut. Bila layanan atau operasional IT Anda terjadi kendala di luar jam kerja bisnis, pastinya Anda akan membutuhkan bantuan dari penyedia layanan cloud Anda.

Maka dari itu, memilih penyedia Cloud Managed Services dengan tim dukungan selama 24 jam dalam seminggu sangat penting untuk startup Anda. Jadi, ketika Anda membutuhkan bantuan terkait infrastruktur cloud, tim support akan siap membantu selama Anda butuhkan.

Zettagrid Indonesia merupakan salah satu penyedia layanan cloud di Indonesia yang menyediakan Infrastructure as a Service (IaaS) seperti Virtual Data Center (VDC), Virtual Private Server (VPS), Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), dan lainnya. Bila Anda memiliki pertanyaan tentang solusi atau keamanan cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

Try This 4 Steps To The Effective Backup Strategy

effective backup strategyTry This 4 Steps To The Effective Backup Strategy

In managing a business, enterprises certainly think that data is the key to its success. Along with the record of data that is collected and increasing by the day, enterprise can optimize and grow their business in a better way. That’s why the availability of data must be kept and protected to prevent its loss.

Building a backup strategy can be one of the options that give enterprise peace of mind. By having the copy of data or its backup, enterprise don’t have to worry more if threats like human errors, overwritten data, and even ransomware strike business systems.

Additionally, backing up business data will also let the business get back up and running after its end-point protection software got breached. In this case, ransomware even required an effective backup strategy to defeat. Therefore, having a very current backup of everything located off-site with effective security can help to defeat ransomware easier.

This article has listed four steps to help enterprise build effective backup strategy. Read them below here:

1. Create Multiple Copies

effective backup strategy

(Source: alengo from Getty Images Signature)

When we talk about data backup, business needs to create multiple copies in multiple areas. In this case, enterprise can implement the 3-2-1 rule for backup to protect its data. But, what is the 3-2-1 rule?

The 3-2-1 rule was stated by US photographer Peter Krogh while writing a book about digital asset management. Here’s the recap:

  • Three: Three copies of business data should be maintained. One is the original or production copy, then the two are the backup copies. All copies contain the same data from the same point in time. This method aims to save at least one copy of data once the others fail or disappear.
  • Two: Two copies of business data exist on media that are separate from one another, even if those are in the same geographic location. For example, one copy on a server, and the other would be on an external hard disk.
  • One: One data copy exists in an offsite location. This could be in another office, data center, or in the cloud.

2. Implement Your Backup on Public Cloud

effective backup strategy

(Source: model-la from Getty Images)

As the previous point before, physical storage is not enough to protect business data from threats. Therefore modern alternatives are needed by enterprises for optimizing the data protection strategy. One of them is by implementing backup on Public Cloud Service Provider.

Numerous Cloud Service Providers offer Backup-as-a-Service (BaaS) for business. That way, a business can be able to protect its data by provision and run its backup from Public Cloud infrastructure. Furthermore, the BaaS is even simpler than other software, because there are no operating systems or hardware to configure by the business.

3. Engage Services that Focus on Data Safety

(Source: jirsak from Getty Images)

The cloud has become a fantastic aid to companies looking to quickly and easily implement a reliable backup strategy. Prices are low, standards are open, not proprietary, on-site hardware is also low or even nonexistent, and your data can be accessed or fully restored from practically anywhere. That’s why its services are beneficial for business. 

However, using a cloud service provider for the effective backup strategy also includes a Service Level Agreements (SLA), which details what security measures are being used and how it is enforced. That’s why business needs to identify what security features that provider can offer based on its SLA. 

Not only that but security certifications like ISO27001, ISO9001, and PCI DSS are also needed to be considered in looking for a provider. That way, business would know that the provider has a guarantee in securing its client’s data.

4. Automate Your Backups

effective backup strategy

(Source: 5432action from Getty Images)

Backing up data manually every time there’s a concern can be troublesome for business. Especially, when business doesn’t acknowledge how to set automatic constant data backup. It would be a problem not only for the business operation but also for its services when disaster occurred.

That’s why setting and scheduling automatic backups on a constant and recurring basis is needed. So, business don’t have to worry more if disaster occurs, because this backup strategy has been prepared to replicate business data regularly.  


Zettagrid Indonesia is a Cloud Service Provider in Indonesia that provides Infrastructure as a Service (IaaS) such as VMware Virtual Data Center, VMware Virtual Server, Veeam Backup, and so on. If you have any questions related to the effective backup strategy or cloud solutions, you can reach us here or through sales@zettagrid.id.

How To Protect Financial Institutions From Ransomware?

Protect financial institutions from ransomwareHow To Protect Financial Institutions From Ransomware?

Cyberattacks like ransomware seem to be getting worse and worse, these days. A recent study from stateofsecurity.com showed that ransomware increased from 39% to 51% just from Q2 to Q3 in 2020. With this growth, ransomware attacks are now believed to be one of the top threat vectors that can intrude on many organizations. One of them is Financial Institutions.

Financial Institutions such as wealth management firms and credit unions are the attractive target for a ransomware attack. Moreover, most of them often find their hands tied and their capabilities lost when their fundamental operations are disrupted. 

According to a recent report from Cyber Security Ventures, an organization fell victim to every 14 seconds in 2019, and it’s expected to be every 11 seconds in 2021. Not only that, the ransom amount has increased too, for example, in mid-2018, the average ransomware payment was $41,198. By late-2019, that price more than doubled to $84.166.

Therefore, it is a matter for Financial Institutions to have strategies in protecting their data from ransomware attacks. The three resilient strategies can be an option in avoiding the risk of ransomware attacks. Read them below here:

1. Educate The Financial Institutions About Vulnerable Access to Ransomware

Protect financial institutions from ransomware

(Source: BartekSzewczyk from Getty Images Pro)

The education aspect related to vulnerable access to ransomware must be taken seriously by Financial Institutions. Whether it is assessing the phishing risk, removing the most frequent attack vectors, or keeping systems and software up to date, these are essential to be taken. If these steps are not taken, ransomware risk is increased. 

That’s why IT staff and users must be included in this education perspective since the threat of ransomware can be introduced from both personas. Knowing that Remote Desktop Protocol (RDP), phish, and software updates are the three mechanisms for entry, will be a huge help in focusing the scope of where to invest the most effort. So it can be resilient against ransomware from an attack vector perspective.

2. Implementing Backup Solution

Protect financial institutions from ransomware

(Source: JustStock from Getty Images)

 Regarding ransomware resiliency, implementing a backup solution is a lot like going through a compliance audit. A product is not necessarily compliant or non-compliant to a standard. Rather, compliance is completely dictated by how the product is implemented and audited. When it comes to a ransomware incident, resiliency is completely based on how the backup solution is implemented, the behavior of threat, and the course of remediation.

As an important part of ransomware resiliency, implementing Veeam Backup Infrastructure can be a critical step. Implementation recommendations for ransomware resiliency include:

  • Protection of the backup server and components
  • Implementing capabilities for ransomware detection
  • Ulta-resilient backup storage and the 3-2-1 Rule
  • Multiple recovery techniques configuration
  • Endpoint protection
  • NAS protection
  • Encryption of backup data
  • Orchestrated recoveries of backups and replicas

 3. Look For a Strong Remediation to Defend Ransomware

protect financial institutions from ransomware

(Source: Source: COMiCZ from Getty Images Pro)

Despite all the education and implementation techniques that are employed to be resilient against ransomware. That’s why financial institutions should be prepared to remediate a threat if introduced. At Zettagrid, we have agreed upon the approach to remediating ransomware such as choose to restore data rather than pay the ransom. 

Not only that, but the layers of resiliency also have to be prepared to protect Financial Institutions from ransomware incidents. So when a ransomware attack occurs, Financial Institutions can look for strong remediation. Besides that, the organization can also learn where the threat lurks, how to build a resilient IT environment, and how to secure safe restores of its data.

If you have any questions related to our solutions, you can contact us here or through sales@zettagrid.id.