Posts

Migrasi ke Cloud: Strategi, Manfaat, dan Layanan Cloud Computing

Saat ini dunia IT sudah beralih ke sebuah teknologi yang canggih yaitu adopsi sistem cloud, dengan melakukan migrasi ke cloud akan ada banyak manfaat dan kecanggihan yang bisa perusahaan Anda rasakan. Namun, sebenarnya apa itu migrasi cloud dan bagaimana cara migrasi cloud dan strateginya?

Apa Itu Migrasi Cloud?

Dikutip dari website resmi Microsoft, migrasi cloud adalah sebuah proses pemindahan data dan aplikasi dari sebuah lokasi pribadi seperti server fisik atau pusat data on-premise ke penyedia layanan cloud publik. Umumnya migrasi cloud dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan juga menekan efisiensi biaya pemeliharaan data center on premise.

Persiapan migrasi cloud juga melibatkan berbagai langkah-langkah yang harus Anda ketahui sebelumnya seperti pemetaan aplikasi, pemilihan penyedia layanan cloud yang sesuai, perencanaan migrasi, implementasi, dan validasi data.

Agar Anda tidak bingung, berikut adalah jenis dan strategi cara migrasi cloud yang tepat agar data perusahaan tetap aman dan terkonfigurasi dengan baik.

Manfaat Migrasi Cloud

Setelah mengetahui berbagai tahapan migrasi cloud, Anda juga perlu tahu manfaat migrasi cloud agar pilihan untuk migrasi ke cloud bisa lebih matang. Apa saja manfaat migrasi cloud? Berikut beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan!

1. Biaya yang dioptimalkan

Dengan menggunakan layanan cloud, akan ada banyak biaya yang bisa Anda hemat seperti biaya pemeliharaan, infrastruktur, dan juga biaya sumber daya manusia seperti tidak membutuhkan banyak tim IT.

2. Tingkat Keamanan yang Tinggi

Layanan cloud juga bisa membuat perusahaan Anda memiliki tingkat keamanan yang tinggi dalam melindungi data tanpa biaya tambahan karena penyedia cloud akan memberikan penambahan keamanan secara otomatis.

3. Backup Otomatis

Sebagian besar penyedia layanan cloud juga akan memberikan layanan backup atau pemulihan data secara otomatis.

Jenis-Jenis Migrasi Cloud

Sebelum masuk ke tahapan cara migrasi cloud, Anda perlu tahu berbagai jenis-jenis migrasi cloud yang sering digunakan untuk memindahkan data dan aplikasi dari infrastruktur lokal ke layanan cloud!

1. Migrasi Cloud Penuh

Migrasi cloud penuh atau full cloud migration adalah memindahkan semua server berbasis fisik, database, aplikasi, dan sumber daya lainnya ke infrastruktur cloud, sehingga Anda tidak perlu membutuhkan dependensi lagi pada infrastruktur on premise.

2. Migrasi Cloud Parsial

Migrasi cloud parsial adalah memindahkan sebagian aplikasi dan data ke layanan cloud, tetapi sisanya tetap berada di infrastruktur fisik, umumnya jenis migrasi ini dilakukan untuk menjaga beberapa bagian dari sistem di data center dari masalah keamanan atau kinerja.

3. Migrasi Cloud Hybrid

Hybrid cloud migration adalah jenis migrasi cloud yang melibatkan integrasi dari infrastruktur on premise dan juga cloud, artinya beberapa aplikasi dan data akan berjalan di lingkungan cloud dan sisanya berada di infrastruktur on premise. Jenis migrasi ini juga memungkinkan perusahaan Anda untuk memanfaatkan keuntungan cloud tanpa harus sepenuhnya beralih dari infrastruktur on-premise.

Strategi Migrasi Cloud yang Tepat!

1. Perencanaan

Strategi migrasi cloud yang pertama adalah perencanaan, Anda perlu meninjau aplikasi dan infrastruktur yang ada, identifikasi aplikasi dan data apa saja yang akan dimigrasikan ke layanan cloud yang sesuai. Anda juga perlu mengecek terkait keamanan, privasi, dan persyaratan yang diperlukan oleh aplikasi pengelola data.

2. Memilih Layanan Cloud

Langkah selanjutnya adalah Anda perlu memilih layanan cloud yang sesuai dari segi harga fitur, ketersediaan layanan, dan juga keandalan. Pilih layanan cloud yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.

3. Desain Arsitektur

Rancang arsitektur cloud sesuai dengan kebutuhan aplikasi dan bisnis Anda dan tentukan model layanan cloud yang sesuai seperti IaaS (Infrastructure-as-a-Service), PaaS (Platform-as-a-Service), atau SaaS (Software-as-a-Service).

4. Migrasi Data

Setelah menentukan desain arsitektur, langkah selanjutnya adalah Anda perlu memindahkan data dari sistem lokal ke lingkungan cloud dan pastikan keamanan serta integritas data selama proses migrasi berlangsung.

5. Migrasi Aplikasi

Selain melakukan migrasi data, Anda perlu melakukan migrasi aplikasi-aplikasi yang digunakan oleh perusahaan ke layanan cloud, jangan lupa untuk pastikan aplikasi-aplikasi tersebut bisa berfungsi dengan baik dalam lingkungan cloud.

6. Pemantauan dan Optimalisasi

Setelah semua migrasi data dan aplikasi selesai, selanjutnya adalah Anda perlu pantau kinerja aplikasi dan infrastruktur cloud serta teratur, optimalisasi juga dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya berlebih.

Layanan Cloud Computing Indonesia

Migrasi ke cloud server juga menjadi salah satu langkah penting yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi beban administrasi dan tim IT perusahaan, tidak ada banyak tantang dalam migrasi cloud, hanya saja Anda perlu memilih penyedia layanan cloud yang paling terbaik dan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda, salah satunya adalah dengan menggunakan layanan cloud dari Zettagrid Indonesia, dengan menggunakan layanan Zettagrid Indonesia, Anda bisa melindungi data perusahaan dengan aman dan mudah.

Konsultasikan kebutuhan IT dan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim kami melalui sales@zettagrid.id atau dengan mengisi form ini.

Cara Install SQL Server dan Membuat Databasenya

cara install sql server

SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data yang kuat uang umumnya digunakan dalam pengembangan aplikasi atau pengolahan data, sehingga bagi Anda yang bekerja dalam bidang application development atau IT tentunya menginstal SQL Server dan SQL Management Studio di Windows Server sangat penting untuk mengelola database.   

Namun, bagi Anda yang sedang ingin menekuni bidang ini tetapi belum paham tentang bagaimana cara install SQL Server dan bagaimana cara membuat database di dalamnya, berikut adalah panduan mudah yang bisa Anda ikuti!  

Cara Install SQL Server  

Step 1: Download SQL Server  

Langkah pertama yang wajib Anda lakukan adalah mengunduh program SQL Server langsung dari situs resmi Microsoft. Namun, sebelum mengunduh SQL Server, Anda juga perlu memastikan SQL Server yang akan diunduh sesuai dengan kebutuhan pekerjaan Anda. Jadi, telusuri versi SQL Server yang sesuai, kemudian klik tautan unduh atau download dan tunggu sampai unduhan tersebut selesai.  

Anda juga perlu pastikan bahwa internet atau jaringan stabil agar proses download bisa lebih cepat.  

  
Step 2: Setup Installation  

Setelah selesai mengunduh SQL Server, langkah selanjutnya adalah melakukan setup instalasi SQL Server, caranya adalah dengan membuka file installer SQL Server yang sudah di-download, kemudian Anda bisa memilih opsi “New SQL Server stand-alone installation”.  

Kemudian, ikuti setiap petunjuk yang ada di layar PC Anda dan pilih opsi konfigurasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda, pastikan Anda memilih opsi instalasi SQL Server Database Engine.  

Setelah memilih opsi tersebut, Anda bisa langsung menekan opsi “next” dan tunggu sampai setup instalasi selesai.  

  
Step 3: Download SSMS  

Untuk menggunakan SQL Server Database, Anda juga perlu mengunduh SQL Server Management Studio (SSMS). Cara mengunduhnya SSMS juga cukup mudah, Anda hanya perlu mengunjungi situs resmi Microsoft kembali dan cari fitur unduhan SSMS yang sesuai dengan versi SQL Server yang Anda gunakan, kemudian Anda bisa langsung mengunduhnya dan lakukan setup installation sama seperti Anda setup SQL Server.  

  
Step 4: Testing  

Setelah selesai mengunduh kedua program tersebut langkah selanjutnya adalah konfigurasi SSMS dan menghubungkannya dengan SQL Server, caranya dengan membuka aplikasi SSMS yang sudah terinstal kemudian Anda bisa masukkan semua informasi koneksi ke SQL seperti nama server, tipe otentikasi, dan juga kredensial yang sesuai dan valid.  

Setelah itu, Anda bisa menekan tombol “connect” untuk menjalankan SSMSS dan SQL Server, dan Anda sudah bisa menggunakan SSMS yang terhubung ke SQL Server.  

Step 5: Mengelola Database  

Setelah menghubungkan SQL Server dengan SSMS, Anda sudah bisa membuat database, sesuaikan kolom database sesuai kebutuhan Anda. Untuk memasukkan data ke dalam tabel, Anda hanya perlu klik dua kali pada nama tabel di panel objek, kemudian pilih opsi “Edit Top 200 Rows”. Anda sudah bisa mengubah data langsung di tampilan tersebut .  

Anda juga bisa menjalankan berbagai fitur SQL dengan cara mengklik opsi “Query” di SSMS dan tuliskan perintah yang bisa dilakukan oleh SQL seperti menghapus, mengubah, atau mengambil data dari tabel.  

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda sudah bisa meng-instal SQL Server dan SQL Server Management Studio di Windows Server dengn mudah dan efisien. Sebagai sebuah program dari Windows yang bisa mempermudah pekerjaan Anda dan juga untuk menyimpan data perusahaan yang kredensial, SQL Server dan SSMS perlu dilindungi dari berbagai ancaman, salah satunya dengan cara backup dan replication 

Namun, karena kedua aplikasi ini merupakan keluaran Microsoft Windows, untuk itu cara yang tepat untuk melindungi data adalah dengan cara menggunakan Veeam khusus Windows. Sebagai salah satu partner Veeam terbaik di Indonesia, Zettagrid bisa menjadi solusi backup & replication yang sesuai. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait kebutuhan Windows terbaik bagi tim IT atau perusahaan Anda, silakan hubungi ke sales@zettagrid.id atau menghubungi ke sini!  

Perbedaan antara Containers dan Virtual Machines

Apa yang dimaksud dengan containers? Container merupakan teknologi virtualisasi yang memungkinkan aplikasi dijalankan secara terisolasi dari sistem operasi host. Dalam kata lain, container memberikan sistem operasi bagi sebuah aplikasi untuk dapat bekerja dengan cara terisolasi dan terbatas. Selain itu, container lebih ringan dan memerlukan ruang penyimpanan yang lebih sedikit daripada virtual machine.

Di lain sisi, virtual machine sebagai penyedia aplikasi secara virtual dengan menggunakan server yang digunakan sepenuhnya untuk penyimpanan. Namun, virtual machine ini memerlukan ruang yang besar dan kapasitas penuh real machine yang dapat digunakan.

Untuk memilih solusi yang tepat antara container dan virtual machine, penting untuk memahami perbedaan di antara keduanya. Berikut perbedaan diantara keduanya:

Persamaan dan Perbedaan Antara Containers dan Virtual Machines

Di bagian panduan tentang containers dan virtual machines ini, berikut adalah perbandingan kesamaan dan perbedaan utama diantara keduanya:

  1. Virtual Machines menggunakan hypervisor, dimana ini merupakan program yang dirancang untuk menjalankan dan mengelola virtual machines. Sedangkan, containers tidak menggunakan hypervisor.
  2. Dengan containers penskalaan menjadi lebih mudah, karena hanya ada satu sistem operasi yang perlu dipelihara dan satu server untuk penyimpanan aplikasi. Sementara, virtual machines dalam penskalaan sedikit lebih sulit karena jumlah sistem operasi tergantung pada aplikasi.
  3. Lebih mudah dalam mengembangkan dan membangun sebuah perangkat lunak menggunakan containers. Sedangkan, dengan menggunakan virtual machines jauh lebih kompleks dalam mengembangkan dan membangun sebuah perangkat lunak.
  4. Di dalam containers, sistem operasi dibagi bersamaan. Ini berbeda dengan virtual machines yang tidak dibagi bersamaan.
  5. Dengan container, sebagian besar aplikasi dijalankan pada satu sistem operasi dan keamanannya tidak terkontrol. Namun, pada virtual machines keamanan dikontrol, dan jika OS menjadi sasaran penyerangan, maka seluruh aplikasi yang ada di virtual machines tidak akan terancam.
  6. Mengembangkan aplikasi dapat dijalankan secara efektif dengan containers, sementara aplikasi pendukungnya akan bekerja dengan baik menggunakan virtual machines.
  7. Ketika disimpan dalam container, aplikasi dapat dipindahkan dengan mudah. Namun, dalam virtual machines aplikasi tidak dapat dipindahkan dari folder ke folder dengan mudah.
  8. Dalam container, sumber daya diproyeksikan dengan mudah. Tidak demikian dengan virtual machines. Namun Anda tidak perlu khawatir, karena virtual machine di zettagrid sudah dapet diproyeksikan dengan mudah.
  9. Anda dapat menjalankan container hampir di mana saja, namun menggunakan virtual machines memiliki lebih banyak pembatasan ketika akan dijalankan.
  10. Pengembang dapat menguji kode sebelum memasukkannya ke produksi dengan c Namun, dengan virtual machines tidak memungkinkan kode untuk dapat diuji terlebih dahulu.
  11. Container tersedia secara luas dan mudah, namun hal ini tidak berlaku untuk virtual machines.
  12. Container adalah virtualisasi sistem, sedangkan virtual machine bekerja lebih seperti virtualisasi hardware.
  13. Karena container ‘tidak’ sepenuhnya terpisah dari aplikasi lain, mereka menawarkan keamanan yang lebih rendah, sedangkan virtual machine selalu terpisah sepenuhnya.
  14. Virtual machines menawarkan fungsi keamanan dan dapat diperbarui untuk mencakup fitur terbaru. Sementara container banyaknya fungsi yang ditawarkan tidak termasuk fungsi keamanan.
  15. Semua aplikasi dalam container dikelompokkan menjadi satu sistem dan satu server. Sedangkan semua aplikasi dalam virtual machine dikelompokkan menjadi satu sistem, dan menggunakan beberapa server.
  16. Kehilangan data bisa menjadi masalah dalam penggunaan container. Sedangkan virtual machine menawarkan pemulihan bencana yang lebih kuat.
  17. Container sebenarnya memiliki manajemen memori yang lebih baik daripada virtual machine.
  18. Container lebih kecil daripada virtual machine, dan kompatibilitasnya lebih kuat. Ukuran virtual machine berarti umumnya tidak kompatibel dengan mesin lain.
  19. Dengan container, penyebaran berkelanjutan dan aplikasi yang berbeda dapat Pengujian jarang terjadi dengan virtual machine, dan penyebaran berkelanjutan tidak layak.
  20. Container menciptakan lingkungan pengembangan berkualitas dan dapat digunakan kembali. Namun, lingkungan pengembangan lebih sulit dengan virtual machine, dan mereka tidak dapat digunakan kembali dengan mudah.

Memisahkan Perbedaan Antara Containers dan Virtual Machines

Mari kita lihat sekilas bagaimana perbedaan container dan virtual machine dengan menjelajahinya secara lebih mendetail di bawah ini.

  1. Tidak lagi memerlukan aplikasi perangkat keras atau perangkat lunak untuk container, sehingga mereka mengambil ruang penyimpanan yang lebih sedikit. Namun, virtual machine membutuhkan sistem operasi, dan semua perangkat keras yang terkait dengannya dalam sistem secara virtual. Itulah mengapa mereka mengambil ruang penyimpanan yang lebih banyak dan menuntut RAM yang lebih besar.
  2. Virtual Machine memiliki siklus pengembangan perangkat lunak yang rumit, karena sumber daya yang digunakan dalam container dan penggunaan salinan virtual. Namun, siklus pengembangan perangkat lunak lebih mudah dengan container, karena setiap aplikasi langsung digunakan.
  3. Sulit untuk memindahkan virtual machine dari sistem ke sistem karena salinan virtual dan koneksi antara banyak aplikasi. Sedangkan container dapat dipindahkan dengan lebih mudah di private cloud dan public cloud, tergantung pada penggunaan.
  4. Virtual Machine memungkinkan folder dipindahkan antara folder atau sistem pada jaringan bersama dengan mudah. Hal yang sama juga berlaku saat memindahkan file antar folder. Menyalin dan berbagi file lebih sulit dengan container, karena mereka tidak berfungsi sebagai folder data.
  5. Dalam virtual machine, beban kerja dapat disentralisasi dan tersebar di antara banyak sumber daya dengan lebih mudah. Sementara container tidak dapat memusatkan beban kerja mereka.
  6. Hypervisor bertanggung jawab untuk menjaga data dan sumber daya di dalam virtual machine yang dikelola dan dipisahkan. Hal ini tidak mungkin dilakukan dengan container, karena mereka memiliki sistem operasi untuk menjaga beban kerja mereka.
  7. Aplikasi dan sistem operasi dapat diperbarui dengan mudah dengan virtual machine, tetapi lebih sulit ketika menggunakan container.
  8. Seluruh server didedikasikan untuk aplikasi tunggal dengan virtual machine, yang mengarah pada pemborosan sumber daya dan ruang. Dengan container, satu server dapat dimanfaatkan untuk beberapa aplikasi melalui berbagi sumber daya dan ruang.
  9. Jumlah aplikasi yang dijalankan dalam virtual machine menentukan jumlah sistem operasi. Tetapi hanya ada satu sistem operasi untuk semua aplikasi dan satu server jika menggunakan container.
  10. Container menggunakan kernel yang sama dengan host dan hanya mengisolasi aplikasi dan dependensinya, sehingga memungkinkan beberapa aplikasi dengan sistem operasi yang berbeda untuk berjalan pada satu host. Sementara itu, virtual machine memiliki kernel dan sistem operasi yang terpisah, sehingga memerlukan host yang terpisah untuk setiap arsitektur perangkat keras yang berbeda.

Itulah beberapa perbedaan maupun persamaan antara containers dan virtual machine yang dapat membantu Anda memutuskan antara keduanya dengan lebih mudah. Setiap opsi menawarkan keuntungan dan kerugian, maka dari itu luangkan waktu untuk mempertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan mana yang ingin Anda gunakan.

Zettagrid Indonesia sebagai cloud provider lokal dengan lokasi data center di Indonesia dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan IT Anda. Selain itu layanan yang Zettagrid tawarkan juga telah terjamin keamanannya dan terpercaya, karena kita memiliki sertifikasi ISO9001, ISO27001 dan PCI DSS. Hubungi kami disini atau e-mail kami ke sales@zettagrid.id untuk penawaran dan informasi lebih lanjut.

Artikel kurasi ini bersumber dari situs web Plesk.com dengan blog yang berjudul “Containers vs Virtual Machines – What Is The Difference?” dengan penulis Elvis Plesky, yang diterbitkan pada tanggal 26 September 2022.

Assisting Organisations In Achieving Digital Transformation In 2020

Digital transformation

Assisting organisations in achieving digital transformation in 2020

Despite the overall market conditions and the impact of a highly disrupted 2020, spending on edge computing, as a solution that will help organisations to solve many of the operational challenges that they are currently facing, is tipped to explode. GlobalData research anticipates a 22.7 per cent CAGR on global sales of edge computing infrastructure and services through to 2024.

As noted in the previous article, Capitalising on the latest trends in cloud and edge computing, the ability for edge computing to reduce bandwidth bottlenecks and minimise latency to maximise efficiency and undertake real-time data and decision processing is a stepping stone towards advanced analytics and AI applications. That makes edge computing a key cornerstone in transformation projects.

As noted in a recent KPMG report, history has shown that companies that take a strategic future-focused investment approach during times of unrest were better placed when the global economy rebounded.

“IT leaders should continue transforming their operating models and investing in key enablers, like integrated cloud platforms, agile ways of working, intelligent automation, AI, blockchain, and advanced data and analytics.”

Zettagrid, in partnership with VMware, is enabling channel partners across Australia and Indonesia to deliver edge computing and transformation without having to construct and maintain their own infrastructure. This allows the partner to work on delivering the competitive differentiation and future readiness of transformation to their customers, without incurring the massive upfront costs and logistical challenges of building infrastructure.

VMware Cloud Director and its value to the channel

Core to the success of any edge computing application is the idea of fluidity – that local resources and compute power can seamlessly and instantly interact with cloud resources, regardless of location or the types of technology being used. VMware Cloud Director is a direct response to that technology need. It provides users with access to virtual datacentres, powered by a cloud network constructed of almost 1,000 providers. This solution delivers all the expected cloud capabilities – containers, security data protection, cloud migration and operations visibility – through a fluid, hybrid cloud fabric that seamlessly integrates between all on-premises infrastructure within the customer’s organisation, as well as the cloud.

New features to the most recent iteration of VMware Cloud Director – 10.1 – include:

  • App Launchpad, which allows organisations to access Bitnami secured and tested applications via a simple to consume interface.
  • Encryption and data security. Across a suite of security tools and processes, VMware Cloud Director provides protection not only for data at rest, but also data “in flight,” as it actively encrypts data as it is being processed, which is essential when data is being constantly moved between the edge and the cloud.

For the channel, this solution will form the bedrock of a transformation and edge computing project. The multi-tenancy approach means that the pool of resources can host and serve many customers, each in complete (and therefore secure) isolation.  It’s also rapidly scalable and API-driven, meaning that the environment and usage can be tailored to the individual organisation’s needs.

Most importantly, it allows for seamless migration and the replication of on-premise infrastructure, allowing organisations to shift from traditional on-premises environments to a cloud hybrid environment effortlessly.

Addressing the challenges in transformation

What has complicated transformation projects for many channel organisations is the need to source the infrastructure necessary to deliver solutions. Needing to design and deliver datacentre solutions is a process that has excluded many channel partners from assisting their customers with their transformation exercises.

Additionally, in the current market, enterprises are risk adverse and budget constrained – they’re looking to their channel partners to provide the innovation and workstyles of a transformed business, but to also do so at predictable and reliable prices.

Partnering with Zettagrid gives channel organisations of all sizes and scales access to VMware Cloud Director and its expansive cloud infrastructure. Additionally, partners can access:

  • Local infrastructure and support, with Zettagrid covering the entire market.
  • A shift to automated billing and provisioning. While the channel partner exclusively maintains the relationship with the partner, Zettagrid’s billing system removes the administrative headache from their operations.
  • No need to maintain the environment. Zettagrid’s infrastructure provides class-leading reliability and uptime, but is maintained entirely by the Zettagrid engineers, saving the channel partner the need to resource datacentre management, upgrades, and maintenance.

The partner’s role through this disrupted and challenging time is in helping their customers to prepare for the other side and a “new normal”. This makes technology innovation and transformation a key priority. Those partners that are able to offer their customers this without taking on the risk of infrastructure investment themselves will be well placed to deliver successful projects in the current climate.

Contact us HERE if you want to join to be Zettagrid Partner or e-mail us at sales@zettagrid.id

This article was posted on: Assisting organisations in achieving digital transformation in 2020, Arnet

The Benefits Of Virtual Datacenter

Benefits of Virtual Datacenter

The Benefits Of Virtual Datacenter

During this pandemic, cloud computing became a solution for enterprise in various industries. Besides efficient IT costs and capacity, the cloud also improves business operations even though it is run remotely. This happened without no reason of course, but cloud computing has an IT infrastructure that can support user success. One of them that is quite crucial in cloud infrastructure is a Virtual Datacenter (VDC).

A Virtual Data Center is a collection of cloud infrastructure resources that are used to store data and information securely. These resources can be contained in computation, memory, storage, and bandwidth. Beside that, this system also can support the infrastructure to be more complex with functions, operating systems, and virtual machine (VM) specifications as needed.

According to intervision.com, Virtual Datacenter is hosted on a public cloud and is based on VMware vCloud technology which provides full compatibility with any VMware environment. This solution is builts on open standards with OVF packaging for transport workload and interoperability with additional support for VMware vCloud API. Therefore, Virtual Datacenter resources can be made available for applications, business units, and projects as needed without having to worry about physical capacity.

Not only that, a Virtual Data Center also offers public and private catalogs of Virtual Machine (VM) templates. So, users can build new virtual machines quickly, or upload VMs that are already running in the user’s internal environment. Users can also enable to build virtual applications (vApps) on Virtual Datacenter. So, if you have an application that requires more than one VM also custom security and startup parameters, you could use vApps.

In Zettagrid Indonesia, Virtual Datacenter not only will enable you to control your own virtual server. But, it also will bring you some benefits. Let’s see the Benefits of Virtual Datacenter 

  1. Replicating Data For Backup System

Losing all critical data in VM can be scary. But, if you decide to use Virtual Datacenter from Zettagrid, you don’t have to worry about it anymore. Because it will keep your VM safe by providing a secure cloud backup with a customizable schedule. By replicating your data from a Virtual Datacenter, it will allow you to roll back to the previous VM version.

  1. Intelligent Management

You can set various network settings (local network, NAT, Firewall, Load Balancer, VPN/Metro Ethernet and others). Beside that, you can collaborate your virtual machines into clusters (vApp) according to the purpose or function of your business applications (web servers, databases).

  1. IT Cost-Efficient

When you have more control over the cloud you use, you only have to pay for what you actually need. So, you can decide what scale you want to set up according to your organization’s demands for growth, without investing more on CapEx for hardware. That’s why it is affordable to use for enterprise in improving business continuity.

See for further information about our Virtual Datacenter here. And if you want to feel the benefits of  Virtual Datacenter you could contact us at sales@zettagrid.id, we will be ready 24×7 to simplify your cloud experience.

New Normal Discount 50% Zettagrid Cloud

Zettagrid Cloud New Normal Discount 50%

New Normal Discount

Sudah hampir 3 bulan pemerintah Indonesia menetapkan PSBB untuk menekan angka penularan COVID-19 yang telah menelan banyak korban di berbagai penjuru dunia. Selain menelan banyak korban, COVID-19 juga menyebabkan kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lesu. Tidak sedikit kita dengar banyak beberapa bisnis dari berbagai sektor menutup usaha mereka. Namun saat ini pemerintah Indonesia mulai memberlakukan PSBB transisi atau yang kita bisa sebut new normal demi memperbaiki kegiatan ekonomi di Indonesia.

Untuk mendukung gerakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB transisi) dari pemerintah Indonesia dan membantu untuk menjaga bisnis anda agar tetap berjalan lancar ditengah pembatasan sosial, Zettagrid Indonesia sebagai penyedia layanan cloud computing lokal di Indonesia, memberikan penawaran New Normal Discount 50% untuk seluruh pembelian product baru. Dengan promo ini kami berharap, dapat turut membantu bisnis anda untuk mengembalikan efisiensi perusahaan anda, dan tentunya agar bisnis anda tetap berjalan dengan lancar selama pembatasan sosial berlaku.

New Normal Discount 50% ini berlaku untuk 6 bulan pertama pembelian baru seluruh produk Zettagrid Indonesia sebagai layanan penyedia cloud computing pada bisnis anda. Promo ini berlaku untuk minimal pembelian produk selama satu tahun.

Pesan sekarang dan dapatkan promonya! Promo berlaku hingga 30 Juni 2020.

Hubungi kami di sales@zettagrid.id atau di 0811-28-38-78

 

Stay safe and stay healthy!

Zettagrid Indonesia

MyAccount Update Release 62 Notes

MyAccount Update Release 62 Notes

Release 62

During work from home (WFH) we made several improvement to makes your simplify cloud experience. See below for the updated release notes for Release 62

Improvements

  • 2-Step Authentication Support
  • MyAccount NSX Network functionality removed. This functionality is now available in VMware Cloud Director
  • Geolocation will now set the default zone to user’s location when purchasing a new service
  • NSX – Advanged Edge Quad-Large Firewall is now available to purchase

Changes

  • Account: Change VDC manage link for vCloud to default to new VMware Cloud Director HTML5 portal
  • VPS: Raise minimum RAM/Storage requirements for Microsoft Windows Server 2019 purchases
  • Account: Remove Network tab and support for Legacy NSX. Yay!

Bugs/Fixes

  • General Security improvements (clickjacking prevention, library updates)
  • We have implemented improvements to increase the reliability for some provisioning scenarios
  • Resizing VDC now allows zero Internet Traffic
  • Traffic usage tab not was not displaying all periods
  • Account: SS interzone now shows the protected VDC zone information
  • Account: Fix VDC internet usage bar
  • Account: Fix VDC VM reset functionality
  • Account: Bug – stuck calculating on multiple tab clicks

Upcoming Improvements

  • Price Per Zone
  • Email and password change notifications
  • Cool Archive Storage Tier
  • Veeam Recycle Bin / Insider Protection Feature

Contact us for more information at sales@zettagrid.id

Topics: MyAccountRelease