Posts

Veeam Cloud Connect Replication dan Secondsite DRaaS, Apa Perbedaannya?

veeam replication

Veeam Cloud Connect Replication dan Secondsite DRaaS, Apa Perbedaannya?

Seiring dengan semakin maraknya proses transformasi digital, ketergantungan sebuah organisasi terhadap data digital tentu ikut meningkat. Dengan itu, maka kesadaran untuk memiliki backup data dan disaster recovery plan sangat penting untuk dimiliki pengusaha. Sebagaimana dengan karakteristik organisasi yang berbeda-beda, maka kebutuhan pada disaster recovery plan pun akan berbeda. Beberapa organisasi mungkin dapat bertahan dengan kehilangan data selama 24 jam atau tidak dapat mengakses data mereka selama 1 hari atau lebih. Akan tetapi, organisasi lain mungkin tidak dapat mentolerir kehilangan data sama sekali.

Sebagai cloud service provider, Zettagrid Indonesia memahami keunikan karakteristik masing-masing organisasi tersebut. Karena itulah Zettagrid Indonesia memiliki beberapa pilihan layanan untuk dapat memenuhi kebutuhan bisnis yang beraneka ragam. Kali ini kita akan membahas karakteristik dua layanan Disaster Recovery dari Zettagrid Indonesia, yaitu VCCR (Veeam Cloud Connect Replication) dan SecondSite DRaaS.

Objek Pemulihan Bencana dan Metode Perlindungannya

Sebelumnya, objek pemulihan bencana adalah sumber data atau sistem yang diproteksi oleh solusi Disaster Recovery. VCCR dan SecondSite memiliki objek yang sama, yaitu berupa virtual machine (VM) yang berjalan di atas sistem virtualisasi VMware. Namun, metode perlindungan yang digunakan oleh satu layanan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga membentuk karakteristik khusus dari layanan tersebut.

  • VCCR
    VCCR memanfaatkan fitur snapshot yang tersedia pada platform virtualisasi dari VMware. Dengan demikian VCCR dapat menghemat infrastruktur yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan proses replikasi VM. Untuk lingkungan virtualisasi yang kecil, 1 VM sudah cukup untuk menjalankan semua fungsi replikasi.
  • SecondSite
    SecondSite menggunakan metode Data Journaling untuk mereplikasi data dari sumber ke tujuan. Dengan metode ini, replikasi data dapat berlangsung hampir secara instan pada saat data tersebut tertulis. Sebagai konsekuensinya dibutuhkan minimal 1 VM untuk setiap host Sebagai contoh untuk melindungi VM dalam sebuah cluster dengan 3 hosts, dibutuhkan minimal 4 VM, 1 VM untuk setiap host ditambah 1 VM sebagai manager/controller.

RPO (Recovery Point Objective)

Selain itu, ada pula RPO yang merujuk pada seberapa penting data yang akan diproteksi oleh layanan Disaster Recovery. Untuk memudahkan monitoring, biasanya RPO akan memastikan tingkat kepentingan data bisnis dengan merepresentasikannya dalam waktu. Jadi, waktu akan menunjukkan seberapa banyak data yang berpotensi hilang pada saat bencana terjadi. Bila RPO yang dimiliki suatu layanan semakin besar, maka data yang berpotensi hilang pada saat bencana juga semakin besar. Padahal, data yang sangat penting tentu membutuhkan RPO sekecil mungkin, demikian juga sebaliknya.

  • VCCR
    RPO optimum yang direkomendasikan untuk dapat dicapai oleh VCCR adalah 1 jam (60 menit).
  • SecondSite
    SecondSite dapat mencapai RPO dengan hitungan detik. Dalam kondisi optimal RPO antara 3-15 detik dapat dicapai

RTO (Recovery Time Objective)

RTO merujuk pada seberapa penting sistem ketersediaan data yang akan diproteksi oleh layanan Disaster Recovery. Sama seperti RPO, untuk memudahkan monitoring, maka RTO juga direpresentasikan dalam waktu. Dalam RTO, waktu menunjukkan seberapa lama gangguan pada sistem dapat ditolerir. Semakin besar RTO, maka semakin besar toleransi pengguna terhadap sistem tersebut, demikian juga sebaliknya.

Untuk VCCR dan SecondSite, waktu RTO minimum yang bisa dicapai relatif sama, kurang lebih dalam hitungan menit. Karena hasil replikasi sudah siap untuk dinyalakan sebagai VM, maka RTO disini adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan VM tersebut.

Aksesibilitas

Saat Disaster Recovery Plan diaktifkan, proses failover akan dilakukan. Artinya, VM yang dilindungi oleh layanan tersebut akan dioperasikan di Disaster Recovery Center (DRC). VM yang berada dalam kondisi failover akan menyala di lingkungan yang berbeda, sehingga aksesnya pun akan berbeda.

  • VCCR
    Pada saat VM yang dilindungi oleh VCCR dalam kondisi failover, VM tersebut hanya dapat diakses melalui jaringan (misalnya Remote Desktop Connection, ssh, dll). Sehingga perlu dipastikan bahwa konfigurasi jaringan VM tersebut telah sesuai dan diuji coba dengan sempurna.
  • SecondSite
    Pada SecondSite, akses ke VM yang sedang dalam kondisi failover dapat dilakukan melalui jaringan dan VM console. Sehingga apabila terjadi hal-hal di luar dugaan, VM tersebut masih dapat diakses dan dilakukan troubleshoot lebih dalam.

Kesimpulan

Perbandingan tersebut dapat dilihat dalam table berikut:

Veeam Replication

Demikian perbandingan antara layanan Veeam Cloud Connect Replication dan SecondSite DRaaS yang disediakan oleh Zettagrid Indonesia. Bila Anda memiliki pertanyaan terkait solusi Disaster Recovery, Anda dapat menghubungi kami ke sales@zettagrid.id atau klik di sini.

4 Langkah Mudah Amankan cPanel dan Plesk Backup Dengan AOS

cPanel dan Plesk Backup AOS

4 Langkah Mudah Amankan cPanel dan Plesk Backup Dengan Arupa Object Storage

 

Ketika kita berbicara mengenai Control Panel untuk sebuah website pasti kita terbesit dua Control Panel ini yaitu Plesk dan cPanel. Kedua control panel ini dapat mengatur banyak fungsi penunjang sebuah website seperti FTP, Email, CMS Manager dan beberapa fitur lainnya. Maka dari itu penting untuk user memiliki backup untuk Pleask dan cPanel pada websitenya. 

Backup adalah proses membuat data cadangan dengan cara menyalin atau membuat arsip data komputer sehingga data tersebut dapat digunakan kembali apabila terjadi kerusakan atau kehilangan. Tujuan utama dari proses backup adalah untuk mengembalikan data pada satu kondisi di point in time atau titik tertentu di masa lalu ketika data tersebut hilang. baik karena terhapus atau karena rusak. 

cPanel dan Plesk secara default telah melakukan backup yang dimana backup tersebut di simpan pada Server cPanel dan Plesk sendiri atau disebut onsite. Backup pada cPanel dapat di konfigurasi secara Harian, Mingguan dan Bulanan. 

Metode default backup cPanel dan Plesk merupakan backup on-site atau di dalam hardisk server, Metode backup ini sangat beresiko ketika hardisk yang menyimpan backup tersebut fail. Untuk menghindari hal ini sebaiknya dilakukan backup dengan metode penyimpanan remote site. 

Hal ini juga dapat menunjang strategi backup ideal yaitu dengan menggunakan metode backup 3-2-1. Metode backup 3-2-1 dapat tercapai dengan syarat sebagai berikut. Data harus memilik 3 salinan backup, Backup pertama di simpan di 2 media yang berbeda dan 1 backup disimpan secara offsite. Untuk penerapan metode 3-2-1 pada cPanel dan Plesk anda dapat menggunakan solusi dari Arupa Object Storage (AOS). AOS akan membantu menerapkan Off-Site Backup untuk melakukan Backup pada cPanel/Plesk. 

Backup cPanel dan Plesk dapat dilakukan melalui remote Storage. Untuk konfigurasinya sendiri pun terbilang mudah dikarenakan hanya memerlukan 3 credential yaitu : Hostname, Access Key dan Secret Key. Ketiga credential tersebut dapat anda lihat melalui halaman dashboard Arupa Object Storage.  

Berikut adalah langkah melakukan konfigurasi backup cPanel menggunakan AOS: 

  1. Pertama akses Web Host Manager / WHM lalu dapat ke menu Backup > Backup Configuration 

cPanel Backup AOS

 

 

2. Setelah masuk ke dalam Backup Configuration lalu ke tab Additional Destinations, Pada Destination Type dapat dipilih S3 Compatible > Lalu Create New Destination 

 

cpanel backup AOS

 3. Isilah informasi kredensial Arupa Object Storage (AOS), Setelah mengisikan kredensial dapat melakukan klik “Save and Validate Installation” 

cpanel backup AOS

cpanel backup AOS 

 

Catatan:  

  • <Destinantion Name> : Dapat diisikan Nama dari Destinasi tersebut 
  • <S3 Endpoint> : Dapat diisikan URL Arupa Object Storage 
  • <Bucket> : Dapat diisikan bucket yang telah dibuat pada AOS 
  • <Access Key> : Dapat diisikan Access Key, Access key terdapat pada portal AOS 
  • <Secret Key> : Dapat diisikan Secret Key, Secret key terdapat pada portal AOS 

 

Sedangkan berikut adalah cara melakukan konfigurasi backup pada Plesk dengan AOS: 

  1. Download Extensions “S3 Backup” 

Plesk backup AOS

 

 

2. Selanjutnya dapat menuju Domains > Lalu ke menu Backup & Restore 

Plesk Backup AOS

 

3. Selanjutnya dapat ke menu Remote Storage Settings untuk konfigurasi Remote Storage 

Plesk Backup AOS

 

4. Selanjutnya pilih Amazon S3 Backup 

Plesk Backup AOS

 5. Pada bagian ini dapat diisikan dengan kredensial Arupa Object Storage 

Plesk Backup AOS 

 

Catatan :  

  • <Service Provider> : Dapat dipilih Custom 
  • <API Endpoint URL> : Dapat diisikan URL Arupa Object Storage 
  • <Login Key> : Dapat diisikan Access Key, Access key terdapat pada portal AOS 
  • <Password Key> : Dapat diisikan Secret Key, Secret key terdapat pada portal AOS 
  • <Bucket> : Dapat diisikan bucket yang telah dibuat pada AOS 
  • <Path> : Dapat diisikan folder yang telah di buat didalam bucket 

 

Nah mudah bukan? Ayo amankan cPanel dan Plesk anda dengan melakukan backup offsite dengan Arupa Object Storage. Untuk informasi berlangganan anda dapat menghubungi kami di WhatsApp bit.ly/hallozetta atau melalui kami disini. 

Apakah Firewall Saja Cukup Melindungi Anda Dari Kehilangan Data?

Firewall backup

Apakah Firewall Saja Cukup Melindungi Anda Dari Kehilangan Data?

Sistem firewall dan sistem backup dalam teknologi informasi adalah dua komponen terpisah tetapi memiliki kaitan yang erat. Firewall secara umum adalah sebuah perangkat (baik hardware ataupun software) yang memiliki fungsi untuk mengatur, mengontrol, dan juga mengawasi arus  keluar-masuk paket data pada sistem jaringan atau sistem operasi. Firewall dirancang untuk mencegah akses yang tidak diinginkan dari luar atau ke dalam suatu jaringan internal.

Sementara backup adalah proses membuat data cadangan dengan cara menyalin atau membuat arsip data komputer sehingga data tersebut dapat digunakan kembali apabila terjadi kerusakan atau kehilangan. Tujuan utama dari proses backup adalah untuk mengembalikan data pada satu kondisi di point in time atau titik tertentu di masa lalu ketika data tersebut hilang. baik karena terhapus atau karena rusak.

Sistem firewall biasanya digunakan sebagai metode pencegahan atau preventif sementara backup bersifat represif.  Berikut adalah beberapa fungsi firewall , diantaranya :

  • Firewall berfungsi untuk mengatur dan mencatat lalu lintas jaringan/operating system
  • Firewall berfungsi untuk menjaga kemanan jaringan internal
  • Firewall dapat digunakan untuk memblokir lalu lintas yang tidak aman
  • Firewall sebagai pos atau kontrol pengawas arus paket data
  • Firewall dapat digunakan untuk mengatur autentifikasi akses data
  • Firewall dapat digunakan untuk memblokir program jahat yang bisa menginfeksi komputer
  • Firewall sebagai tameng atau dinding untuk menghindari peretasan dan pembobolan data dan juga melindungi informasi pribadi dari pengguna tidak sah.

Backup

Bagi Tim IT infrastructure dalam mengoptimalkan security awareness perusahaan, selain dengan menggunakan sistem firewall biasanya mereka juga melengkapinya dengan sistem backup. Beberapa alasan backup ini dibutuhkan walaupun sudah mengganakan sistem firewall:

  • Sistem firewall bertujuan untuk melindungi jalur akses dari dalam maupun luar sistem tetap aman sementara backup bertujuan melindungi data dari virus atau malware.
  • Sistem backup dapat digunakan sebagai data cadangan ketika adanya kegagalan perangkat
  • Sistem backup dapat digunakan sebagai data cadangan ketika adanya human error seperti penghapusan data yang tidak disengaja
  • Sistem backup dapat digunakan sebagai data cadangan ketika sistem firewall sudah terbobol dan terjadi kehilangan atau kerusakan pada data utama
  • Bagi perusahaan tertentu, sistem backup diwajibkan atau dibutuhkan dalam rangka memenuhi regulasi institusi

Salah satu client kami di bidang retail contohnya, mereka sudah menggunakan firewall baik level infrastructure dan level operating sistem, selain itu mereka juga  sudah mengaktifkan firewall dengan spesifik whitelist source IP untuk menjamin sisi keamaan data dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Seiring berkembangnya malicious software atau  malware serta banyaknya celah keamaan suatu sistem atau aplikasi yang perlu diperhatikan, salah satu server aplikasi client A berhasil terinfeksi oleh malware terbaru. Data yang terdapat pada server mengalami kerusakan atau corrupt. Namun karena client tersebut sudah prepare dengan sistem backup dan menjalankan proses backup secara berkala, akhirnya data yang rusak dapat kembali di pulihkan dan tidak menyebabkan kehilangan data secara permanen.

Zettagrid Indonesia sebagai cloud provider di Indonesia, selain menyediakan infrastructure as a service (IaaS) juga menyediakan Backup as a service (Baas) layanan yang kami tawarkan diantaranya adalah Cloud Connect Backup  dengan teknologi dari Veeam yang dapat juga Anda gunakan sebagai solusi backup pada server on premise Anda serta VDC Backup dan Image Archive untuk server yang Anda gunakan di cloud Zettagrid. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan Backup silahkan menghubungi kami disini atau melalui email ke sales@zettagrid.id.

Mengapa Bisnis Anda Membutuhkan Disaster Recovery?

Mengapa DIsaster Recovery

Mengapa Bisnis Anda Membutuhkan DIsaster Recovery

Bisnis digital di Indonesia semakin terasa perkembangannya. Salah satu buktinya adalah posisi Indonesia sebagai negara 10 besar dengan pertumbuhan nilai perdagangan e-commerce. Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Pemberdayaan Informatika, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary. Beliau mengatakan jika Indonesia berada di peringkat nomor 1 dunia dengan angka pertumbuhan nilai dagang 78%.

Dengan pertumbuhan yang positif ini, tentunya dibutuhkan solusi-solusi IT yang mumpuni untuk mendukung sistem IT bisnis yang reliable. Salah satunya adalah dengan penggunaan solusi Disaster Recovery. Dengan menggunakan Disaster Recovery, bisnis anda dapat terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti bencana alam dan kebakaran, selain itu anda juga dapat menghindari downtime yang berkepanjangan. Mau tau lebih lanjut mengapa bisnis anda membutuhkan solusi ini? Yuk simak bahasan berikut ini:

 

  • Menghindari dari bencana yang tak terduga

Pernahkan anda mendengar berita mengenai gedung data center yang terbakar beberapa waktu lalu? Bayangkan jika hal itu terjadi pada bisnis anda dan pada saat itu anda sedang melakukan sistem development ataupun kegiatan penting lainnya. Jika anda belum memiliki solusi Disaster Recovery, anda tidak dapat terhindar dari server yang mati beberapa hari. Apalagi jika penyebabnya adalah kebakaran yang pastinya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan bisnis anda kembali normal. Dengan Disaster Recovery, hal ini dapat di minimalisir, karena server anda akan tetap berjalan di cloud (off-site).

  • Mencegah terjadinya kehilangan data serta meminimalisir terjadinya downtime

Human error atau kesalahan manusia juga termasuk alasan mengapa anda membutuhkan Disaster Recovery. Misalnya anda sedang membangun suatu sistem di website atau aplikasi anda lalu tiba-tiba tim anda melakukan kesalahan sehingga data yang sudah tersimpan menjadi terhapus. Tidak hanya hilang, ternyata hal ini juga menyebabkan sistem pada server anda down sehingga pelanggan anda tidak dapat mengakses aplikasi anda. Dengan solusi Disaster Recovery, data anda tentunya masih dapat terselamatkan dan sistem masih dapat berjalan karena anda mempunyai salinannya di cloud.

  • Menghindari anda dari kehilangan pelanggan

Pernahkah anda mengalami downtime disaat anda mengadakan diskon besar-besaran di bisnis anda? Bayangkan jika pada saat itu anda sedang mengadakan launching produk disaat hari belanja online nasional dan website maupun aplikasi anda mengalami downtime karena banyaknya traffic yang masuk ke server anda. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan pelanggan anda terhadap bisnis anda. Belum lagi biaya yang sudah anda keluarkan untuk promosi campaign tersebut menjadi terbuang sia-sia karena sistem anda yang tidak dapat diakses. Namun anda tidak perlu khawatir, hal ini dapat dihindari dengan menggunakan Disaster Recovery.

Zettagrid sebagai penyedia layanan cloud di Indonesia memiliki berbagai solusi Disaster Recovery (DR) yang anda dapat gunakan pada bisnis anda. Anda tidak perlu ragu jika bisnis anda mengharuskan anda untuk menaruh data di Indonesia, karena Zettagrid sendiri memiliki 2 lokasi data center di Indonesia dengan SLA 99.9% yang dapat menjamin anda dari terjadinya downtime. Selain itu tim support kami juga siap membantu anda 24/7 melalui website, email, telpon dan bahkan whatsapp kapanpun dan dimanapun anda berada. Belum lagi saat ini kami sedang mengadakan penawaran spesial diskon sebesar 25% untuk layanan SecondSite DR. Jika anda tertarik anda dapat menghubungi kami disini atau email kebutuhan anda di marketing@zettagrid.id.

Penggunaan Cloud Computing Pada Dating Apps

Dating Apps

Penggunaan Cloud Computing Pada Dating Apps

Semenjak adanya pandemi, aktifitas manusia memang mengalami banyak perubahan. Salah satunya bagaimana cara manusia untuk mencari pasangan atau kenalan baru. Dengan situasi seperti ini, masyarakat mulai memanfaatkan adanya teknologi dating apps atau aplikasi kencan yang memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence untuk menemukan match/pasangannya. Saat ini banyak sekali dating apps yang bermunculan, dari mulai Tinder, Bumble, Happn, dan masih banyak yang lainnya. Pada tahun 2021, Tinder sebagai platform dating apps yang paling sering di download di Indonesia melakukan riset yang menunjukan terjadi peningkatan aktifitas swipe/match yang signifikan sebanyak 130 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Tentunya pengguna bukan hanya menginginkan hasil match yang tepat tetapi juga mengharapkan aplikasi yang reliable ketika digunakan. Sehingga bisnis dating apps ini pun dapat bersaing dengan aplikasi serupa. Untuk itu dibutuhkan cloud computing untuk membantu dating apps untuk mengembangkan bisnisnya. Lalu layanan apa saja yang bisa diaplikasikan untuk bisnis dating apps ini?

  1. Virtual Data Center (VDC)

Layanan VDC dapat digunakan sebagai cloud infrastruktur pilihan yang berfungsi sebagai server aplikasi, load balancer, database server dan resource lainnya. VDC memudahkan pembuat aplikasi untuk melakukan pengembangan fitur, selain itu dengan kemampuan scalablenya, aplikasi dapat mengatur storage sesuai dengan kebutuhannya karena dapat di scale up dan down dengan mudah. Selain itu dengan VDC sisi keamanan aplikasi yang berjalan terjamin dengan adanya virtual firewall yang include didalamnya (bersifat free). Dengan begitu, biaya yang akan dikeluarkan juga menjadi lebih efisien.

  1. Disaster Recovery (DR)

Kenyamanan pelanggan merupakan hal yang harus diperhatikan para pengusaha aplikasi kencan. Dengan banyaknya aktifitas yang terjadi di aplikasi, dibutuhkan solusi Disaster Recovery (DR) untuk mencegah terjadinya kehilangan data serta meminimalisir down time yang terjadi sehingga membuat user tetap nyaman Ketika memakai aplikasi. Di Zettagrid, kami menawarkan solusi DR dengan berbagai fitur yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi yaitu Veeam Replication, dan VCAV, SecondSite DR. Veeam Cloud Connect Replication merupakan solusi DR dengan teknologi dari Veeam software. layanan ini menggunakan metode VMsnapshot(scheduled) dengan resiko kehilangan data (RPO) mulai dari 60 menit. Solusi DR pilihan selanjutnya adalah VCAV yang merupakan teknologi replikasi keluaran VMware. Layanan ini menggunakan metode scheduled replication dengan resiko kehilangan data (RPO) mulai dari  30 menit. Yang terakhir adalah Secondsite DR dari Zerto. Layanan ini menggunakan metode data journaling (continuous replication) dengan resiko kehilangan data (RPO) mulai dari 3 detik.

  1. Cloud Backup

Bisnis aplikasi kencan pasti memiliki focus terhadap database user.  Maka dari itu aplikasi seperti ini membutuhkan cloud backup untuk menjaga dari kehilangan data. Cloud backup ini akan menjamin ketersediaan data user baik dari akitivitas human error, kegagalan infrastruktur, ataupun dari aktivitas pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

  1. Cloud Storage

Sedangkan cloud storage (s3 storage) dapat digunakan sebagai penyimpanan unstructured data seperti video, gambar, audio, dan lain-lain dengan harga yang lebih terjangkau sehingga dapat menghemat storage yang digunakan pada Virtual server/Virtual data center yang anda gunakan.

Zettagrid Indonesia sebagai cloud provider lokal dengan lokasi data center di Indonesia menawarkan berbagai layanan diatas dengan harga yang kompetitif dan pasti. Selain itu Zettagrid juga memiliki support lokal yang siap membantu bisnis anda 24×7 tanpa proses ticketing yang rumit dan memakan waktu eskalasi yang lama. Hubungi kami disini atau e-mail kami ke sales@zettagrid.id untuk penawaran dan informasi lebih lanjut.

Mengulik Keuntungan Penggunaan Cloud Pada Bisnis Hospitality

Cloud Pada Bisnis Hospitality

Mengulik Keuntungan Penggunaan Cloud Pada Bisnis Hospitality

 

Pandemi yang sudah dua tahun terjadi di Indonesia membawa banyak dampak, baik positif maupun negative. Dampaknya pun dapat dirasakan di berbagai sector industry terutama di bidang hospitality. Dengan adanya pandemik tidak sedikit hotel-hotel yang gulung tikar akibat sedikit bahkan tidak adanya okupansi kamar yang terisi.

Dari data yang diperoleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), di tahun 2020 setidaknya terdapat lonjakan penurunan okupansi hotel di Bali sebesar 80%. Dengan kejadian seperti ini tentunya para pelaku usaha perhotelan harus melakukan efisiensi besar-besaran di berbagai aspek. Salah satunya penggunaan infrastruktur IT.

Lalu, apakah salah satu kegunaan cloud computing dalam industri perhotelan? Mari simak cerita dari salah satu client Arupa di bidang perhotelan, IHG (InterContinental Hotels Group). IHG merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dibidang hospitality.  Di Indonesia sendiri, IHG memiliki puluhan hotel yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.

Dengan bisnis yang besar, tidak heran IHG membutuhkan solusi untuk memproteksi data-data pelanggannya seperti database customer, data karyawan hotel, data inventaris hotel dan data-data krusial lainnya. Untuk itu IHG melakukan backup untuk data-data krusialnya.

Sebelum menggunakan cloud, IHG melakukan backup di media hardware/physical, namun dengan physical hardware pastinya akan ada limitasi besaran storage, sedangkan data akan terus tumbuh. Belum lagi selama pandemi, manajemen juga dituntut untuk melakukan efisiensi biaya termasuk biaya pengembangan IT. Sehingga IHG memilih menggunakan Veeam cloud backup di Arupa Object Storage untuk melakukan backup untuk data krusialnya.

Selain harganya yang lebih terjangkau, solusi cloud juga dapat tersedia dengan cepat dan di set up lebih mudah daripada instalasi hardware. IHG sendiri merasakan bahwa saat ini tidak lagi khawatir akan kehilangan data karena data dapat ter-restore kapan saja jika dibutuhkan. Tidak hanya tim IT yang puas, namun tim keuangan pun juga merasakan kepuasan yang sama setelah menggunakan Arupa Object Storage sebagai media backup karena biayanya lebih murah dan biaya sesuai dengan kebutuhan yang digunakan.

Ingin merasakan perubahan positif untuk IT bisnis anda seperti yang dirasakan IHG? Hubungi kami di sini atau e-mail ke sales@zettagrid.id

Pentingnya Melakukan Backup Pada NAS Anda

How to Integrate NAS Backup to the Cloud

Pentingnya Melakukan Backup Pada NAS Anda

Penggunaan Network Attached Storage (NAS) sudah tak lagi asing digunakan bagi seluruh pelaku bisnis mulai dari usaha kecil menengah, hingga perusahaan besar sekalipun. Selain untuk menyimpan dan melakukan backup file, NAS juga dapat berfungsi untuk banyak hal, misalnya untuk menjadi file server, sinkronisasi data, virtualisasi, e-mail server, web server, video surveillance, dan lain-lain. Provider NAS yang sudah terkenal diantaranya adalah Synology dan QNAP.

Dengan banyaknya kegunaan tadi, tentunya data yang ada di dalam NAS akan semakin banyak dan akan terus berkembang. Lalu, berapakah besar data critical yang anda simpan di dalam NAS anda? Apakah menurut anda critical data pada NAS anda sudah pasti aman dari kehilangan data

NAS sebenarnya telah memiliki fitur redundancy yang disebut RAID. Dengan RAID NAS dapat terlindungi dari kehilangan data akibat drive failure. Namun RAID tidak dapat menghindarkan NAS dari kehilangan data jika terjadi bencana, kebakaran, human error, ataupun jika terjadi pyshical damage pada device NAS.

Lalu, solusi apa yang dapat menghindari NAS dari kehilangan data? Jawabannya adalah dengan melakukan Backup. Melakukan backup berarti melakukan replikasi data dari satu device ke tempat lainnya, baik di on-site maupun off-site. Dengan melakukan backup, anda dapat mengakses data dari mulai minggu lalu, bulan lalu, bahkan tahunan lalu.

Backup NAS ke Cloud

Dalam dunia IT, ada istilah “best practice 3-2-1 backup strategy” untuk mengamankan data anda. Strategi 3-2-1 backup ini berarti anda harus memiliki 3 copy atau salinan data anda, 2 di physical device seperti Harddisk atau NAS, dan satu lagi di off-site contohnya cloud.

Jika anda telah memiliki backup NAS di physical device lain, ini saatnya untuk anda kembali memikirkan pentingnya untuk melakukan backup data di off-site, yaitu di cloud. Mengapa? karena cloud dapat menghindarkan anda dari kehilangan data akibat bencana alam, kebakaran, dan kerusakan atau kehilangan device. Cloud juga dapat dipakai dengan biaya awal yang murah dibanding anda harus membeli NAS kedua atau bahkan ketiga karena cloud memiliki kemampuan scalable.

Jika anda merupakan user dari Synology maupun QNAP NAS, anda dapat melakukan backup NAS anda ke cloud melalui aplikasi Hyper Cloud dan Cloud Sync untuk Synology juga Hyper Backup Sync (HBS 3) untuk QNAP.

Pembahasan ini telah diulas pada Hari Kamis, 16 Desember 2021 lalu dalam event kami yang bertajuk “Arupa Expert Talk: Integrate Your NAS Backup with The Cloud”. Pada kesempatan ini hadir Pak Ferrianto Suryanto selaku Direktur dari Exalogi yang merupakan partner dari Zettagrid yang memaparkan dan juga melakukan demo bagaimana caranya melakukan backup dan sync untuk NAS Synology dan QNAP dengan Arupa Object Storage (AOS). Anda mau lihat demonya? KLIK DISINI jika anda ingin memutar kembali sesi webinar ini.

Mengenal Pengertian Hybrid Cloud dan Keunggulannya

Pengertian Hybrid cloud

Pengertian Hybrid cloud

Cloud computing telah menjadi salah satu teknologi yang menjadi pendukung penting dalam suatu bisnis untuk melakukan digitalisasi. Baik dengan menggunakan public cloud yang bisa di akses kapanpun dan dimanapun ataupun private cloud.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang menimbulkan perubahan akan penggunaan dan pertumbuhan data dari end user maupun aplikasi, pengusaha membutuhkan IT infrastruktur yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satunya dengan menggabungkan public cloud yang memiliki kemampuan skalabilitas yang tinggi dengan private cloud yang memiliki tingkat kemanan yang tinggi untuk data yang kritikal dan sensitive.

Jika perusahaan ingin memaksimalkan keuntungan dari public dan private cloud, pengusaha dapat menggunakan teknologi Hybrid cloud. Saat ini Hybrid cloud sangat diminati bagi perusahaan yang ingin mengadopsi berbagai solusi untuk kebutuhan perkembangan IT bisnis mereka.

 

Pengertian Hybrid Cloud

Hybrid cloud diartikan sebagai solusi gabungan antara public dan private cloud untuk suatu bisnis maupun organisasi yang memiliki kebutuhan data yang besar namun juga terikat dengan security compliances. Namun dibutuhkan provider yang sudah berpengalaman yang bukan hanya familiar, namun juga telah memiliki setifikasi security compliance. Salah satunya di Indonesia yaitu dengan Zettagrid.

 

Keunggulan Hybrid Cloud

  1. Skalabilitas

Tantangan yang dimiliki oleh private cloud adalah dana investasi yang digunakan untuk membangun, merawat serta jika akan mengembangkan jaringan. Namun dengan hybrid cloud, bisnis dapat meningkatkan kapasitas sesuai yang dibutuhkan. Contohnya jika   perusahaan ingin mengembangkan aplikasi baru. Dengan penggunaan hybrid cloud, tentunya pekerjaan ini akan menjadi lebih cepat dan efisien.

  1. Kecepatan

Salah satu hal yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan suatu aplikasi adalah kecepatan jaringan. Hybrid cloud memungkinkan penggunanya untuk mengoptimisasi kemampuan dari jaringan ini dan meminimalisir terjadinya latency.

  1. Redudansi

Dengan menggunakan Hybrid Cloud, anda bisa lebih tenang jika mengalami kegagalan sistem karena data critical anda aman tersimpan melalui private cloud dan dapat secara langsung di backup melalui public cloud.

  1. Kontrol

Dengan penggabungan antara private dan public cloud, perusahaan dapat memelihara infrastuktur pribadi untuk asset yang critical dan sensitive dengan latency rendah.

  1. Efisiensi Biaya

Keunggulan lain dari Hybrid cloud adalah dari biaya yang akan lebih efisien kedepannya. Dengan Hybrid Cloud user dapat menyeimbangkan antara keamanan data yang terjamin dan penggunaan data yang sesuai dengan kebutuhan bisnis user.

 

Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Hybrid Cloud anda dapat menghubungi kami di link ini atau dengan mengirimkan email ke sales@zettagrid.id

3 Reasons Why Business Needs VDC Backup

Business VDC Backup

3 Reasons Why Business Needs VDC Backup

The development of digital technology has indeed opened many opportunities for the industry. Ranging from education, lifestyle, healthcare, and other business is now digital as technology solutions arise. Therefore, it is not a surprise anymore to see many businesses automate and scale up their IT capacity to be agile to compete in this era. One of them even utilizing Virtual Data Center (VDC) for that need.

As it is stated in the article before, the role of VDC can replace the need for business to own and operate their own data center. Rather than relying on physical servers to protect business systems and applications, now you can have virtual servers in a private, public, or hybrid cloud environment.

However, using VDC only is not enough for business to manage its IT infrastructure. A data protection strategy like VDC Backup is also needed to secure its system and applications that run virtually. Thus, business can securely store their systems and applications in their VDC.

Then, is there any reason why business needs VDC backup to strengthen its system? Read them below here:

1. Data Loss Can Cost Serious Money

VDC Backup

(Source: DAPA Images from Canva)

Having a regular backups are an insurance policy for business. So much of the modern business supported by computer networks, a loss of your network data can have a crippling financial effect on business.

Ponemon Institute found that a major IT leaders have experienced that incidents led to data loss. With the global average cost that was a staggering $3.6 million, the enterprises approximately had lost $141 per data record.

Even small security breaches impacting a small number of files, it can still have a major impact. A report from Verizon found that small breaches, which involves the loss of fewer than 100 files, can cost business between $18,120 and $35,70. Rather than business throw that money at a preventable problem regularly, then it’s time to implement an effective Backup strategy like VDC Backup.

2. Ransomware

business VDC Backup

(Source: Tzogia Kappatou from Getty Images)

Besides natural disasters, business also needs to prepare for cyberattacks. As digital technology evolves, many challenges like cyber-threat might come and lead business to loss.

According to The Hacker News, new ransomware strains called NotPetya, Wormable DarkRadiation, REvil Ransomware, and so on are found and targets Linux OS and Docker Container. If this ransomware strikes your business, you must be careful as those will encrypt the business files/directories in the OS.

However, enterprise shouldn’t be worried about this. As long as it has VDC Backup for the solution of a ransomware attack, business will minimize the potential of data loss anytime it wants. Furthermore, VDC Backup like in Zettagrid Indonesia also offers business self-service backup and recovery options. Thus, business will experience the ease of a secure, native integration in the VMware vCloud Director.

3. Regulatory Compliance

business VDC backup

(Source: Relif from Getty Images)

Many companies are constantly challenged in meeting policy and regulations for data storage, digital transactions management, and disaster recovery. Regulations tend to be industry-specific and call for the confidentially, portability, and accessibility of information.

Data Backup and business continuity policies must be executed to achieve data compliance. With VDC Backup like in Zettagrid Indonesia, business can leverage its data protection and disaster recovery for regulatory compliance and provide consistent business value and customer satisfaction. 

Then, what is the right backup strategy?

  • Cloud Backups: This could be an essential part of a smart backup strategy. By implementing Cloud Backup like VDC Backup, it will ensure that if your business suffers a natural disaster, you are able to restore your data off-site.
  • Encryption of Data In-Transit: Before being Backed up, the data should be encrypted when in transit. If business passed this step, hackers can snoop on data. That’s why, a smart encryption plan is key to overall data protection across your network.
  • The 3-2-1 Strategy: The 3-2-1 strategy for backups can be effective to build data protection strategy. It involves three backups located in two locations, such as on-premise and cloud storage locations. Finally, you should produce these backups at least once a day for maximum protection.
  • 24/7 Support: When your network goes down or you suffer data loss, you want a partner that can quickly restore your system from a backup no matter what day or time it is. A 24/7 support team like at Zettagrid Indonesia, will help you to recover the data back. Therefore, enterprise does not have to be panic once it happened.
  • Testing Backups: It’s important you work with a provider that tests the integrity of backups, considering a backup report can let you know if any files failed to transfer or if any corruptions occurred. Therefore, testing your backup solution regularly is important to achieve the effective recovery.

Zettagrid Indonesia is a Cloud Service Provider from Indonesia that provides cloud Infrastructure as a Service (IaaS), such as Virtual Data Center (VDC), Virtual Private Server (VPS), VDC Backup, Disaster Recovery, and so on. If your business needs VDC Backup or other cloud solution, you can contact us here or at sales@zettagrid.id.

What To Prevent In Migrating To Cloud? 

migrating to cloudWhat To Prevent In Migrating To Cloud? 

In expanding business systems, enterprise often look for the best asset for integration. Technology such as Cloud Service Provider can be an option for business integration systems. Not only because it’s affordable, but it also can be allocated and changed in minutes. Even enterprises technology elites are spending dollars on the Public Cloud these days. Thus, it can be a good idea for a business long-term investment.

However, implementing cloud infrastructure can’t be defined as a solution to fix existing problems, such as data mess, application issues, inadequate security, or frequent outages due to a lack of operational disciplines and tools. Once business migrates these issues, it will end up with less-than-optimal systems in the cloud. Moreover, it can get worse if the IT department still be on the learning curve of using the Public Cloud. So, it will be increasing risk and cost without improving any of its systems.

Therefore, business needs to know what mistakes in migrating to the cloud. No worries, below here we have compiled three things that needed to avoid in cloud migration. Read them below here:

1. Migrating all business data to the cloud

migrating to cloud

(Source: jirsak from Getty Images)

In developing a business, having multiple sources is important for storing enterprise data. But if you don’t look at this side, then you just make a big mistake for business continuity.

Having a massive number of redundant databases and no one knows where all the data is, can be fatal for the business. Moreover, if the business decided to migrate all data – including the complex one – to the cloud, it will not improve everything except for causing a new problem. Therefore, consider and segmented what to store and integrated into the cloud is important to do. Thus, business investment in cloud infrastructure can be effective and beneficial.

2. Forget to secure the data

migrating to cloud

(Source: stevanovicigor from Getty Images)

Migrating certain data to cloud infrastructure must include proper security practices from the organization. Even, a change is needed once the data move. But, if your organization does no comply with this practice, then you just caused a new problem for cloud migration.

As migrating encrypted data to the cloud, the organization certainly thinks if the assets are normally well-locked down. Little did they know, it is easy to inadvertently create vulnerabilities in the cloud since customers are responsible for setting many security controls around their apps and data. That’s why securing the data by encrypting them is important for the organization before it is being moved to the cloud.

3.  Assuming that all cloud environments are the same

(Source: Denis Isakov from Getty Images Pro)

Once business decided to migrate their system to cloud, they can’t assume that all cloud environments are the same. Every cloud provider designs their cloud differently, specializing in different functions and capabilities for their deployment.

That’s why in migrating to cloud, business should never blindly do it from one cloud to another before becoming familiar with its new environment. Otherwise, the migration process will be a problem while organization needs to struggle to reconfigure data to fit the new environment.

Zettagrid Indonesia is a Cloud Service Provider in Indonesia that provides Infrastructure as a Service (IaaS) such as VMware Virtual Data Center, VMware Virtual Server, Veeam Backup, and so on. If you have any questions related to the effective backup strategy or cloud solutions, you can reach us here or through sales@zettagrid.id.