Posts

Broadcom VMware Hadirkan VMware Cloud Foundation 9.0, Solusi Cloud Lengkap untuk Bisnis Modern 

  1. Tentang VMware 

VMware adalah perusahaan teknologi global yang berdiri sejak 1998. Perusahaan ini menyediakan solusi software virtualisasi dan cloud computing yang memungkinkan bisnis menjalankan banyak virtual machine di atas satu server fisik. 

VMware telah dipercaya oleh berbagai perusahaan, mulai dari skala kecil hingga enterprise, untuk mendukung infrastruktur IT mereka. Hal ini berkat manfaat yang ditawarkan, seperti efisiensi biaya, fleksibilitas, keamanan, serta keandalan. 

Di Indonesia, VMware banyak digunakan di berbagai sektor, termasuk perbankan, manufaktur, hingga startup, untuk mendorong transformasi digital yang lebih efisien. 

  1. Peran VMware di Bawah Broadcom 

Pada 22 November 2023, VMware secara resmi bergabung dengan Broadcom, sebuah perusahaan teknologi global asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pemimpin dalam perancangan, pengembangan, dan produksi berbagai produk semikonduktor serta perangkat lunak. Integrasi ini berfokus pada inovasi teknologi hybrid cloud. 

Hasil dari sinergi tersebut terlihat pada September 2025, ketika Broadcom (VMware) kembali dinobatkan sebagai Leader dalam GartnerⓇ Magic Quadrant™ for Distributed Hybrid Infrastructure untuk ketiga kalinya berturut-turut. Pengakuan ini semakin menegaskan posisi VMware sebagai pilihan terpercaya bagi perusahaan yang ingin membangun infrastruktur cloud yang tangguh dan berkelanjutan. 

  1. VMware Cloud Foundation: Pondasi dari Modern Private Cloud 

Produk-produk andalan VMware seperti vSphere, VMware vSAN, dan VMware Horizon kini terintegrasi dalam satu platform lengkap bernama VMware Cloud Foundation (VCF). Pada 17 Juni 2025, VMware merilis versi terbaru, VMware Cloud Foundation 9.0 (VCF 9.0), yang menghadirkan solusi terpadu untuk kebutuhan IT bisnis mulai dari server, storage, jaringan, hingga keamanan dalam satu platform yang mudah dikelola. 

Berbeda dengan VMware yang sebelumnya lebih berfokus pada virtualisasi server, VCF 9.0 hadir dengan peningkatan signifikan pada aspek keamanan, performa, dan kemudahan manajemen. Dengan demikian, perusahaan dapat lebih cepat membangun private cloud modern yang fleksibel, efisien, sekaligus terintegrasi dengan hybrid cloud. 

  1. Perbedaan VMware (vSphere) dengan VMware Cloud Foundation 9.0 

Perbedaan mendasar antara VMware dan VCF 9.0 terletak pada skala solusi yang ditawarkan. VMware, yang selama ini dikenal melalui produk andalannya vSphere, berfokus pada virtualisasi server memungkinkan banyak virtual machine berjalan di atas satu perangkat keras fisik. Solusi ini memberikan manfaat signifikan dalam efisiensi biaya dan optimalisasi penggunaan server. 

Sementara itu, VCF 9.0 menghadirkan pendekatan yang lebih komprehensif. Tidak hanya virtualisasi server, tetapi juga mencakup penyimpanan, jaringan, keamanan, hingga otomatisasi, semuanya terintegrasi dalam satu platform cloud yang lengkap dan mudah dikelola. 

Untuk mempermudah membayangkannya: VMware ibarat mesin dari sebuah mobil, sementara VCF 9.0 adalah mobil lengkap sudah dilengkapi dengan mesin, transmisi, sistem kemudi, serta fitur-fitur canggih lain yang terintegrasi secara menyeluruh. 

  1. Manfaat VMware Cloud Foundation 9.0 untuk Modernisasi IT Sebuah Bisnis

VMware Cloud Foundation (VCF) 9.0 menawarkan berbagai manfaat nyata bagi bisnis, terutama dari sisi infrastruktur, keamanan, inovasi, dan fleksibilitas. Platform ini menyederhanakan pengelolaan IT dengan mengintegrasikan server, penyimpanan, jaringan, dan keamanan ke dalam satu solusi terpadu, sehingga perusahaan dapat lebih efisien dalam mengelola resource. 

Dengan VCF 9.0, tim IT dapat beralih dari pekerjaan manual menuju inovasi strategis, seperti mempercepat implementasi beban kerja private AI maupun aplikasi modern. Dari sisi keamanan, VCF 9.0 sudah dilengkapi fitur built-in seperti enkripsi data dan perlindungan terhadap ancaman siber. 

Manfaat tersebut tidak hanya relevan bagi perusahaan berskala besar, tetapi juga untuk bisnis skala kecil, karena dapat dijalankan di data center sendiri, di cloud, maupun dalam model hybrid. VCF 9.0 dirancang untuk menghadirkan fleksibilitas dan skalabilitas layaknya public cloud, namun tetap memberikan kontrol dan keamanan penuh dari infrastruktur private. 

  1. Penggunaan VMware Cloud Foundation 9.0 di berbagai Industri 

VMware Cloud Foundation (VCF) 9.0 dapat diimplementasikan di berbagai sektor industri, baik skala kecil maupun besar. 

Sebagai contoh, di sektor perbankan, tantangan utama yang sering muncul adalah keterbatasan modal untuk membangun infrastruktur IT yang aman dan andal. Dengan VCF 9.0, bank digital berskala kecil maupun fintech dapat membangun private cloud mereka sendiri, lengkap dengan fitur keamanan canggih untuk melindungi data nasabah dan transaksi. 

Sementara di sektor manufaktur, VCF 9.0 dapat mendukung penerapan teknologi private AI secara langsung di lingkungan pabrik. Misalnya, tim IT ingin memprediksi kapan mesin produksi perlu perawatan atau berpotensi mengalami kerusakan. Dengan integrasi private AI di VCF 9.0, mereka dapat menjalankan analisis data sensor mesin secara real-time untuk menghasilkan prediksi yang akurat. Analitik prediktif ini membantu mengurangi downtime produksi sekaligus menekan biaya operasional. 

  1. Mengapa Harus Menggunakan VCF 9.0? 

Jika selama ini Anda membutuhkan infrastruktur IT yang bukan hanya stabil, tetapi juga mampu berkembang seiring pertumbuhan bisnis, kini saatnya beralih ke platform yang lebih canggih dan terintegrasi. VMware Cloud Foundation (VCF) 9.0 menghadirkan semua kebutuhan infrastruktur dalam satu paket lengkap—tanpa repot mengelola komponen secara terpisah. 

Dengan VCF 9.0, Anda mendapatkan solusi modern yang aman, efisien, dan siap mendukung transformasi digital. Platform ini dirancang untuk menjawab tantangan bisnis saat ini sekaligus mempersiapkan fondasi yang kuat untuk masa depan. 

Solusi Bersama Zettagrid Indonesia 

Bagi perusahaan di Indonesia yang ingin mulai menggunakan VMware Cloud Foundation 9.0, Zettagrid Indonesia sebagai Authorized Broadcom Partner siap menjadi mitra terpercaya Anda. 

Dengan pengalaman mendalam dalam layanan private cloud, Zettagrid membantu bisnis mengadopsi teknologi VMware tanpa harus repot mengelola infrastruktur sendiri. Dengan begitu, perusahaan Anda dapat fokus pada hal yang paling penting seperti pertumbuhan bisnis. Hubungi Zettagrid Indonesia di marketing@zettagrid.id atau WhatsApp +62 811–9688–835 di sekarang juga, dan dapatkan konsultasi gratis untuk VMware Cloud Foundation 9.0

VDC vs VPS: Panduan CTO Memilih Infrastruktur Cloud

Ketika CTO dihadapkan pada pilihan antara Virtual Private Server dan Virtual Datacenter, apa saja yang dipertimbangkan? Ini pelajaran langsung dari proses evaluasi yang nyata.

Awal dari Keputusan Besar

Dimas, CTO di perusahaan SaaS sektor logistik, tengah bersiap menghadapi tantangan besar untuk memastikan infrastruktur TI mereka mampu scale-up dalam waktu enam bulan. Dengan pertumbuhan klien yang pesat dan meningkatnya traffic, sistem pengelolaan aset digital yang mereka rancang harus tetap handal, aman, dan responsif di tengah lonjakan beban kerja.

Sebagai CTO yang pragmatis dan data-driven, Dimas mulai mengevaluasi kedua opsi secara objektif. Ia membandingkan kapabilitas skalabilitas, tingkat kontrol, fleksibilitas sumber daya, serta risiko teknis jangka panjang antara VPS tradisional dan arsitektur Virtual Data Center (VDC). Baginya, keputusan ini bukan sekadar soal harga melainkan tentang memastikan sistem tetap agile dan future-proof.

Langkah Pertama: Matriks Perbandingan

Tim Dimas menyusun 5 aspek utama yang menjadi fokus evaluasi:

KriteriaVPS (Virtual Private Server)VDC (Virtual Datacenter)
Kontrol JaringanTerbatas, fixed IP & NATVLAN, Firewall granular, IP publik mandiri
Resource ScalingTergantung paketFleksibel sesuai resource pool
Multi-tenant SupportTidak isolatifDipisahkan per VLAN
Monitoring & BackupTambahan biaya / add-onNative di portal Cloud Director Zettagrid
Integrasi CI/CDSulit diotomasiMendukung API provisioning

Langkah Kedua: Uji Performa & Resiliensi

Dimas mengalokasikan dua project yang identik untuk dijalankan secara paralel:

  • Project A di VPS: Deploy app Node.js + DB MySQL
  • Project B di VDC Zettagrid: Deploy dengan topologi serupa

Hasil dari load test:

MetodeWaktu Response (avg)CPU UsageAvailability 48 jam
VPS320ms88%97.2%
VDC214ms63%99.9%

“Di VDC, kami bisa tuning vCPU, mengatur storage IOPS, dan pakai snapshot VM untuk rollback, hal ini game changer buat kami.” Dimas, CTO

Langkah 3: Keamanan & Segmentasi

Saat membandingkan fitur keamanan, Dimas menemukan:

  • VPS hanya menyediakan 1 layer NAT firewall
  • VDC memungkinkan untuk membuat VLAN terpisah untuk staging & production.

Tim security merasa lebih tenang karena:

  • VLAN terpisah dapat dengan mudah dikonfigurasi untuk memisahkan environment staging dan production, mencegah potensi interferensi dan memastikan isolasi sistem berjalan optimal.
  • Tim dapat membangun DMZ (Demilitarized Zone) untuk memfilter lalu lintas eksternal dan internal, menjaga permukaan serangan tetap minimal.
  • Akses pengguna kini dapat dikontrol dengan presisi melalui role-based access control (RBAC), memastikan hanya pihak yang berwenang yang dapat mengakses komponen sensitif.

Seluruh perubahan dalam konfigurasi jaringan dan akses tercatat secara otomatis melalui audit log portal Cloud Director sehingga meningkatkan transparansi dan memudahkan proses audit internal.

Langkah 4: Biaya Lebih Tinggi atau Lebih Efisien?

Awalnya, solusi VDC memang tampak lebih tinggi dibandingkan VPS. Namun setelah dilakukan perhitungan menyeluruh terhadap Total Cost of Ownership (TCO) termasuk risiko downtime, keterbatasan skalabilitas, dan biaya keamanan tambahan terlihat jelas bahwa VDC justru memberikan efisiensi biaya dalam jangka menengah hingga panjang.

Setelah enam bulan berjalan, hasilnya jelas: penggunaan VDC justru menghemat 18% dibanding total biaya operasional VPS dengan setup serupa. Dengan fleksibilitas resource pool, tanpa biaya tambahan per IP, dan backup harian yang sudah termasuk, VDC terbukti bukan hanya solusi teknis yang lebih unggul namun lebih efisien secara finansial.

Keputusan Akhir: Migrasi Penuh ke VDC

Setelah melakukan analisis menyeluruh, Dimas membawa hasil evaluasinya ke forum strategis tertinggi perusahaan: board meeting. Ia menjelaskan bahwa di tengah pertumbuhan jumlah klien dan kompleksitas sistem, pendekatan infrastruktur tidak bisa lagi bersifat reaktif.

Skala layanan yang semakin besar menuntut kontrol dan fleksibilitas yang lebih tinggi. Infrastruktur tidak boleh jadi penghambat pertumbuhan, tapi harus menjadi akseleratornya.

Dengan pendekatan Virtual Data Center (VDC), Dimas menunjukkan bagaimana tim DevOps dapat bekerja lebih efisien dan aman tanpa terbebani batasan teknis yang selama ini mereka temui di platform VPS.

Ia menekankan tiga poin kunci yang menjadi highlight dalam presentasinya:

  1. Kontrol penuh terhadap sumber daya dan segmentasi jaringan melalui VLAN dan ACL.
  2. Fleksibilitas dalam deployment, termasuk isolasi environment dan pengelolaan resource pool yang dinamis.
  3. Keamanan operasional meningkat, didukung role-based access dan audit log terintegrasi.

Dengan data dan proyeksi ROI yang kuat di tangan, Dimas meyakinkan manajemen bahwa VDC bukan hanya keputusan IT—tetapi bagian dari strategi pertumbuhan bisnis jangka panjang. Board menyetujui rencana migrasi penuh ke VDC dalam tiga bulan berikutnya.

Rekomendasi untuk Perusahaan Lain:

  1. Uji langsung, jangan hanya bandingkan harga
  2. Evaluasi bukan hanya dari sisi compute, tapi juga networking & operation
  3. Virtual Data Center (VDC) merupakan pilihan ideal bagi organisasi yang membutuhkan infrastruktur yang scalable, mampu mendukung isolasi proyek secara terstruktur, dan dilengkapi dengan lapisan keamanan yang lebih dalam. Solusi ini dirancang untuk tim IT modern yang mengutamakan efisiensi tanpa mengorbankan kontrol.

Infrastruktur Bukan Lagi Sekadar Hosting
Uji coba sekarang, rasakan langsung keunggulannya!
Konsultasikan kebutuhan Anda dengan tim teknis kami dan temukan konfigurasi yang paling sesuai untuk pertumbuhan bisnis Anda.

Coba Gratis sekarang di zettagrid.id

Solusi Cepat untuk Insiden VDC Tak Terduga

Ketika seluruh sistem ERP offline di tengah malam dan tekanan tinggi menghantui, siapa sangka penyebabnya hanya satu baris rule firewall otomatis?

Situasi Tengah Malam: Sistem Alarm Menyala

Bertahun-tahun bekerja sebagai IT Engineer di perusahaan distribusi, Rizky sudah terbiasa dengan shift malam. Tapi malam itu berbeda, telepon dari warehouse supervisor datang dengan suara panik:

“Mas Rizky, ERP-nya ngga bisa diakses semua. Kayaknya down deh…”

Rizky membuka laptop, connect VPN masuk ke portal Virtual Datacenter (VDC) Zettagrid, dan langsung melihat alarm dari aplikasi monitoring. Semua service ERP yang biasa diakses via IP publik tidak merespons.

Langkah Pertama: Verifikasi Status VM

Ia langsung melakukan pengecekan status VM di portal Cloud Director:

  • Status VM: Running
  • CPU/RAM usage: Normal
  • Uptime: Aktif sejak 9 hari lalu

Rizky tahu, kalau VM aktif tapi aplikasi tidak dapat diakses, kendala kemungkinan besar ada pada sisi jaringan bukan compute. Maka ia mulai membuka tab NSX Edge Gateway dan melakukan pengecekan pada log akses masuk. 

Menemukan Sumber Masalah

Dalam kurun waktu 10 menit, Rizky menemukan sesuatu yang abnormal:

  • Log menunjukkan semua request HTTP ditolak dari IP eksternal
  • Rule firewall untuk port 443 ternyata berubah dari “Allow” ke “Deny”
  • Rule tersebut diubah otomatis 2 jam lalu oleh provisioning script dari pipeline CI/CD test environment

Saat itu Rizky tersenyum kecil. Ia tahu hal ini dapat diperbaiki dengan cepat.

“Kadang penyebab big impact hanya satu hal kecil yang luput—dan log Zettagrid bantu saya melihat itu jelas.”

Solusi: Rollback & Revert Rule

Rizky mengembalikan rule firewall ke versi sebelumnya. Lalu ia rollback config Edge Gateway ke versi stable dari 24 jam sebelumnya.

Dalam waktu 3 menit, semua sistem kembali online. Ia langsung broadcast status ke tim operasional:

ERP RESTORED – Root cause: firewall rule overwrite, already fixed.

Total downtime: 27 menit. Lebih cepat dari SLA internal 1 jam yang ditetapkan.

Apa yang Dipelajari dalam Situasi Ini

Dari satu insiden sederhana namun krusial, Rizky dan tim mengambil beberapa pelajaran:

  1. Selalu Audit Script Otomatis
    Pipeline provisioning perlu akses terbatas. Belum tentu semua automation boleh menyentuh konfigurasi firewall produksi.
  2. Manfaatkan VM Logging
    Gunakan Fitur VM Logging untuk Deteksi dan Audit.
  3. Dashboard Monitoring Bukan Pajangan
    Tools seperti Uptime Robot, Pingdom, dan Grafana yang terhubung ke VDC membantu deteksi dini terhadap insiden.
  4. Role-Based Access Penting
    Memisahkan role CI/CD dan role admin network supaya tidak saling tumpang tindih.

Respon Tim Support Sigap

Pada malam insiden terjadi, Rizky segera menghubungi tim support Zettagrid Indonesia melalui email untuk melakukan verifikasi. Hanya dalam 12 menit, tim support merespons dengan cepat dan menyertakan log tambahan dari sisi backend. Respons cepat ini memberikan keyakinan pada tim bahwa mereka tidak sendirian menghadapi gangguan sistem, meskipun insiden terjadi pada pukul 2 dini hari.

Langkah Pencegahan Selanjutnya

Usai penanganan insiden, tim IT langsung melakukan root cause analysis, validasi performa sistem, serta audit konfigurasi untuk memastikan stabilitas jangka panjang:

  • Audit ulang script dengan hak akses penuh
  • Penambahan Notifikasi untuk perubahan Firewall Rule
  • Dokumentasi Insiden sebagai Bagian dari Playbook

Insiden Bisa Kapan Saja Terjadi, Kuncinya Ada pada Kecepatan Recovery

Belum tentu semua insiden besar berasal dari kesalahan besar. Sering kali, satu baris konfigurasi yang terlewat bisa menyebabkan layanan utama terhenti total. Namun dengan sistem yang transparan, fitur monitoring yang lengkap, dan dukungan teknis yang selalu siaga, proses troubleshooting dapat dilakukan dengan cepat, akurat, dan tanpa kepanikan berlebih.

Punya workload penting di cloud tapi belum merasa benar-benar memegang kendali?
Saatnya pastikan Anda punya visibilitas penuh dan sistem yang bisa diandalkan kapan pun

Dengan portal manajemen yang intuitif, Zettagrid Virtual Datacenter memudahkan Anda mengelola jaringan, firewall, serta backup data. Fitur backup konfigurasi jaringan memberikan lapisan keamanan tambahan yang krusial saat terjadi perubahan mendadak atau insiden teknis.

Pelajari lebih lanjut di zettagrid.id dan rasakan langsung kemudahan mengelola infrastruktur cloud melalui Virtual Datacenter.

Nikmati FREE TRIAL 30 hari serta Konsultasikan kebutuhan infrastruktur IT Anda kepada kami.

System Admin Modern: Fokus pada Bisnis, Bukan Infrastruktur

Saat Server Fisik Tak Lagi Bersahabat

Bayu adalah IT System Admin di sebuah perusahaan logistik di Surabaya. Setiap pagi ia datang ke kantor lebih awal dari staf lain. Bukan untuk menyeduh kopi, melainkan mengecek apakah lima server fisik di kantor masih aktif beroperasi. Dalam 6 bulan terakhir, salah satu Power Supply srver sempat terbakar, storage warning seringkali muncul setiap minggu, dan sistem file sharing terkadang sulit diakses saat beban server tinggi.

Situasi ini membuat Bayu frustrasi. Sedangkan permintaan user meningkat, tim sales request akses sistem lebih cepat, manajemen meminta penghematan biaya IT. Namun ia justru sibuk dengan restart server, mengejar SLA internal yang belum pernah dia buat sendiri.

Sampai akhirnya ia mengajukan satu ide yang mengubah segalanya: Migrasi ke Cloud Virtual Datacenter (VDC) Zettagrid.

Langkah Awal: Meyakinkan Pihak Manajemen

Membujuk manajemen bukanlah perkara mudah. Umumnya mereka khawatir soal biaya, risiko kehilangan data, dan “cloud” yang masih terdengar asing. Dia menyiapkan proposal data dan biaya:

  • Tagihan listrik ruang server: Rp 3.2 juta/bulan
  • Estimasi downtime selama setahun: 47 jam
  • Biaya penggantian server fisik baru: >Rp150 juta

Lalu ia bandingkan dengan estimasi biaya langganan VDC yang transparan dengan SLA dan tagihan tetap berbasis resource yang bisa diatur sendiri. Ia juga menjelaskan bahwa Zettagrid memiliki lokasi datacenter di Jakarta dan Cibitung yang telah memiliki standard ISO 9001 dan 27001 aman untuk compliance dan latensi rendah. Setelah dua minggu diskusi, direksi memberi lampu hijau untuk pilot project selama 30 hari.

Proyek Migrasi: Dari Server Fisik ke Cloud

Bayu memulai melakukan migrasi server file sharing dan sistem inventaris ke VDC. Ia menggunakan pendekatan sederhana:

  • Snapshot server lama → konversi ke VM
  • Deploy image VM ke Zettagrid melalui portal Cloud Director
  • Testing koneksi internal via VPN IPsec ke kantor
  • Konfigurasi Firewall melalui NSX-T
  • Cek permission, latency, dan kestabilan aplikasi

Selama proses ini, Bayu kagum dengan portal Cloud Director Zettagrid:

“Saya dapat provision VM baru dalam 5 menit, atur firewall, dan bahkan clone environment test tanpa minta approval beli server dulu.”

Hasil Nyata dalam 30 Hari

Dalam 30 hari sejak migrasi ke VDC, sistem menunjukkan stabilitas tinggi, waktu respons membaik, dan konsumsi resource lebih efisien.

AspekSebelum (Server Fisik)Setelah (Zettagrid VDC)
Downtime bulanan6 jam< 30 menit
Kecepatan akses file9 detik3–4 detik
Provisioning server baru± 3 hari< 10 menit

Lebih dari itu, Bayu kini bisa bekerja lebih strategis. Ia mulai membuat dashboard monitoring sendiri dengan Grafana, menjadwalkan backup otomatis, dan mengatur role-based access yang sebelumnya tak bisa dilakukan dengan sistem lama.

Solusi yang Digunakan

  • Virtual Datacenter: Management Resource Pool, VM provisioning, Network dan Security
  • VPN IPsec: Koneksi aman antar site dengan kantor pusat
  • Snapshot & Template: Pemulihan cepat dan sistem cloning
  • Firewall Rules: Pengaturan akses keamanan sistem dan aplikasi
  • VDC Backup: Integrasi backup harian terjadwal

Insight Penting

  1. Cloud itu bukan ancaman melainkan memberikan kontrol lebih dan efisiensi biaya.
  2. Transparansi biaya sangat membantu komunikasi ke manajemen.
  3. Skill yang dapat pelajari dari onpremise tetap relevan hanya media berpindah.
  4. Support lokal 24×7 tim Zettagrid sangat membantu saat terjadi troubleshooting VPN hingga konsultasi teknis.

Transformasi IT: Dari Beban Operasional Menuju Strategi Proaktif

Kisah Bayu bukan hanya soal migrasi server, tapi perubahan mindset. Dari tim IT yang dulunya reaktif menjadi proaktif dan bernilai strategis.

Dan semuanya dimulai dari satu langkah kecil: mencoba layanan Virtual Datacenter Zettagrid.

Anda menghadapi tantangan dari mengelola server fisik yang menua?

Buktikan bagaimana VDC bisa mengubah cara tim IT Anda bekerja!

Coba layanan Zettagrid VDC sekarang serta konsultasi gratis dengan tim konsultan kami di zettagrid.id

Migrasi Cloud Mudah untuk Transformasi Digital

Ketika modernisasi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan, bagaimana sebuah perusahaan nasional melangkah pasti dari beban server fisik ke cloud Zettagrid?

Krisis yang Menjadi Titik Awal

Di awal tahun 2025, sebuah perusahaan nasional sektor manufaktur dihadapkan pada tantangan serius. Infrastruktur IT yang dibangun lebih dari satu dekade mulai menunjukkan kelelahan. Maka dari itu server semakin sering bermasalah, biaya listrik melonjak akibat sistem pendingin datacenter internal, dan gangguan downtime pada sistem ERP utama menghambat produktivitas bisnis.

CTO menyadari bahwa mempertahankan sistem on-premise bukan lagi solusi. Jika perusahaan ingin Go Digital, fondasi utama harus diperbaiki yaitu infrastruktur harus lincah, efisien, dan mampu berkembang mengikuti kebutuhan bisnis. Maka dari itu dimulailah perjalanan cloud mereka dengan solusi Virtual Datacenter dari Zettagrid Indonesia.

Kenapa Memilih Zettagrid?

Dari beberapa cloud provider yang dievaluasi, layaan Zettagrid unggul karena tiga alasan utama:

  1. Kontrol Penuh: Perusahaan memiliki 100% kendali penuh pada VM, VLAN, firewall, dan resource pool melalui portal Cloud Director seperti mengelola data center sendiri.
  2. Dukungan Lokal 24×7: Tim support lokal bersertifikasi dan berbahasa Indonesia.
  3. Fleksibilitas Tanpa Vendor Lock-In: Perusahaan memiliki kebebasan memilih OS, tools, dan mengatur scaling resource sesuai kebutuhan.

Strategi Migrasi: Lift, Validate, Evolve

Tim IT menyusun rencana migrasi selama 14 hari bahkan mereka menerapkan strategi dalam tiga tahap:

  • Lift: Semua workload aplikasi dipindahkan dari server lama ke Virtual Datacenter menggunakan skenario image-based migration.
  • Validate: UAT dilakukan secara paralel untuk memastikan setiap aplikasi berjalan normal.
  • Evolve: Setelah stabil, optimalisasi sistem baik dari sisi jaringan, resource allocation, hingga akses pengguna.

Hasilnya adalah kurang lebih dua minggu mereka berhasil memindahkan sistem ERP, file server, dan aplikasi core lain tanpa ada gangguan operasional.

Dampak Langsung Terhadap Bisnis

Setelah proses migrasi berhasil dampak langsung yang terjadi pada bisnis:

  • Loading aplikasi ERP menurun dari 9 detik menjadi 5 detik
  • Issue Downtime hampir nihil dalam 3 bulan pertama
  • Biaya tagihan listrik turun hingga 60%
  • VM baru dapat di provision dalam hitungan menit

Saat ini tim IT kami fokus pada inisiatif digital seperti dashboard OEE dan DevOps pipeline.

Hambatan yang Dihadapi

Belum tentu semua proses migrasi berjalan mulus. Beberapa hambatan yang dihadapi:

  • Adaptasi budaya: User bisnis awalnya sulit percaya bahwa “server” bisa berjalan tanpa fisik.
  • IP statis hardcoded: Beberapa aplikasi lama membutuhkan penyesuaian konfigurasi.
  • Skill gap firewall virtual: Diselesaikan dengan pelatihan intensif 3 hari bersama tim Zettagrid.

Semua tantangan tersebut menjadi bagian dari proses pembelajaran yang memperkuat tim internal.

Langkah Strategi Selanjutnya: Disaster Recovery & Otomasi

Dengan fondasi infrastruktur yang solid, Perusahaan kini sedang melakukan assessment lanjutan ke:

  • DR Site berbasis Zettagrid untuk high availability
  • CI/CD pipeline otomatis dengan API VDC
  • Analitik real-time dengan integrasi S3 Object Storage

Sudah Siap Memulai Transformasi?

Transformasi digital bukan hanya soal infrastruktur tetapi tentang memberdayakan tim IT untuk lebih strategis. Selain itu Zettagrid bukan sekadar penyedia layanan cloud melainkan partner strategis yang memberi kontrol, efisiensi, dan kemudahan.

Virtual Datacenter (VDC) dirancang bagi perusahaan yang ingin bergerak cepat tanpa kehilangan kendali.
Mulai dari sekarang bangun infrastruktur cloud yang fleksibel, aman, dan andal bersama Zettagrid
.

Pelajari informasi lebih lanjut di zettagrid.id atau hubungi tim konsultan kami untuk konsultasi gratis.

Perbedaan Cloud Server dan Server Fisik untuk Bisnis

Perbedaan Cloud Server dan Server Fisik untuk Bisnis

Dalam era digital seperti sekarang, infrastruktur teknologi informasi menjadi elemen kunci dalam mendukung keberhasilan suatu bisnis. Pemilihan antara cloud server dan server fisik menjadi keputusan strategis yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Artikel ini akan membahas perbedaan antara kedua jenis server ini, menguraikan keuntungan dan kekurangannya, serta membandingkan aspek-aspek tertentu seperti keamanan, fleksibilitas, dan skalabilitas.

Pengertian Cloud Server dan Server Fisik

Cloud server merupakan layanan komputasi yang dapat diakses melalui internet. Server tersebut tidak berada di lokasi fisik perusahaan dan dihosting oleh penyedia layanan cloud. Sementara, server fisik merujuk pada server yang diatur dan dioperasikan secara lokal di dalam perusahaan. Perusahaan memiliki kontrol penuh atas server ini dan biasanya terletak di pusat data perusahaan atau ruang server.

Kelebihan dan Kekurangan Cloud Server

  • Kelebihan cloud server
    • Skalabilitas Tinggi: Kemampuan untuk dengan cepat menyesuaikan sumber daya sesuai kebutuhan.
    • Efisiensi Biaya: Biaya operasional lebih rendah karena tidak perlu mengelola perangkat keras fisik.
    • Aksesibilitas Global: Dapat diakses dari mana saja dengan koneksi internet.
  • Kekurangan cloud server
    • Ketergantungan pada Koneksi Internet: Kinerja tergantung pada kualitas koneksi internet.
    • Keamanan: Ada kekhawatiran terkait keamanan data yang disimpan di cloud.

Kelebihan dan Kekurangan Server Fisik

  • Kelebihan server fisik
    • Kontrol Penuh: Perusahaan memiliki kendali penuh atas server fisik dan keamanannya.
    • Kinerja yang Konsisten: Tidak tergantung pada faktor eksternal seperti koneksi internet.
    • Keamanan: Lebih mudah untuk mengendalikan dan mengamankan akses data.
  • Kekurangan server fisik
    • Biaya Awal yang Tinggi: Investasi awal untuk perangkat keras dan perawatan server.
    • Keterbatasan Skalabilitas: Sulit untuk dengan cepat menyesuaikan kapasitas sesuai kebutuhan.

Perbedaan Cloud Server dan Server Fisik dari Segi Keamanan, Fleksibilitas, dan Skalabilitas

  1. Keamanan:
    • Cloud Server: Penyedia layanan cloud biasanya memiliki keamanan data tingkat tinggi dengan enkripsi dan kontrol akses yang kuat.
    • Server Fisik: Keamanan bergantung pada tindakan yang diambil oleh tim IT internal. Dapat membutuhkan investasi tambahan untuk perlindungan yang setara dengan cloud.
  2. Fleksibilitas:
    • Cloud Server: Fleksibilitas tinggi karena dapat dengan mudah menyesuaikan kapasitas dan sumber daya sesuai kebutuhan.
    • Server Fisik: Terbatas dalam fleksibilitas karena perlu waktu dan usaha untuk menambah atau mengurangi kapasitas.
  3. Skalabilitas:
    • Cloud Server: Skalabilitas yang cepat dan mudah sesuai dengan permintaan bisnis yang berubah-ubah.
    • Server Fisik: Skalabilitas terbatas, memerlukan perencanaan yang baik untuk mengantisipasi pertumbuhan.

Manakah yang Lebih Baik untuk Bisnis? Cloud Server atau Server Fisik?

Penyedia layanan cloud akan mengevaluasi prioritas Anda dan membantu Anda menentukan bagaimana menggunakan anggaran yang tersedia dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hosting Anda. Anda mungkin menyimpulkan bahwa lingkungan berbasis cloud yang fleksibel dan dapat diskalakan adalah yang terbaik, atau server dedikasi yang dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan spesifik Anda untuk kinerja maksimal adalah yang Anda butuhkan.

Dalam beberapa kasus, menggabungkan server berbasis cloud dan fisik mungkin sangat bermanfaat, menyediakan yang terbaik dari kedua dunia. Namun, jika Anda tidak yakin lingkungan mana yang terbaik untuk Anda, Zettagrid Indonesia dapat membantu Anda untuk menemukan solusi terbaik. Zettagrid Indonesia menawarkan layanan cloud yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, memberikan keamanan yang kuat, dan memastikan ketersediaan tinggi. Dengan infrastruktur yang handal dan dukungan teknis yang profesional, Zettagrid Indonesia memberikan solusi yang dapat diandalkan untuk memenuhi tuntutan bisnis modern.

Dalam memilih antara cloud server dan server fisik, penting untuk memahami kebutuhan bisnis Anda dan mengevaluasi secara cermat keuntungan serta kekurangan masing-masing opsi. Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan, dan keputusan akhir harus mencerminkan strategi dan tujuan bisnis jangka panjang. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti keamanan, fleksibilitas, dan skalabilitas, serta melibatkan penyedia layanan yang terpercaya seperti Zettagrid Indonesia, Anda dapat memastikan bahwa infrastruktur TI Anda mendukung pertumbuhan dan kesuksesan bisnis Anda. Hubungi Zettagrid Indonesia melalui sales@zettagrid.id atau melalui +62811283878.

Multicloud: Pengertian, Manfaat, dan Kegunaan dalam Bisnis Modern

multicloud zettagrid indonesia

Apa yang Dimaksud dengan Multicloud?

Multicloud adalah strategi yang menggunakan lebih dari satu layanan cloud dari penyedia yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan bisnis tertentu. Multicloud memberikan berbagai manfaat, seperti fleksibilitas, redundansi, optimalisasi biaya, peningkatan keamanan, dan skalabilitas yang lebih baik. Dengan multicloud, Anda dapat memanfaatkan keunggulan dan fitur yang ditawarkan oleh berbagai platform cloud, tanpa terikat oleh keterbatasan atau ketergantungan pada satu penyedia saja.

Multicloud merupakan salah satu tren dan perkembangan terbaru di bidang cloud computing, yang merupakan salah satu teknologi digital yang paling berkembang saat ini. Cloud computing adalah teknologi yang menyediakan layanan komputasi melalui internet, seperti infrastruktur, platform, atau perangkat lunak. Cloud computing dapat membantu bisnis modern untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas proses bisnis mereka.

Fungsi dan Manfaat Multicloud

Solusi multicloud memiliki beberapa fungsi dan manfaat penting bagi bisnis modern, antara lain:

  • Fleksibilitas: Anda dapat memilih layanan cloud yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis Anda, serta mengubah atau menambah layanan cloud sesuai dengan perubahan kondisi atau permintaan pasar.
  • Redundansi: Anda dapat meningkatkan ketersediaan dan reliabilitas layanan cloud Anda dengan memiliki cadangan atau alternatif di penyedia cloud lain, sehingga mengurangi risiko downtime atau gangguan akibat masalah teknis atau bencana alam.
  • Optimalisasi biaya: Anda dapat menghemat biaya operasional dan investasi dengan memilih layanan cloud yang paling efisien dan efektif untuk setiap kebutuhan bisnis Anda, serta menghindari biaya tambahan atau tersembunyi yang mungkin dikenakan oleh satu penyedia cloud.
  • Peningkatan keamanan: Anda dapat meningkatkan keamanan data dan aplikasi Anda dengan menggunakan layanan cloud yang memiliki standar keamanan yang tinggi dan sesuai dengan regulasi yang berlaku, serta mengimplementasikan enkripsi, otentikasi, dan otorisasi yang kuat di semua layanan cloud Anda.
  • Skalabilitas yang lebih baik: Anda dapat menyesuaikan kapasitas dan kinerja layanan cloud Anda dengan mudah dan cepat sesuai dengan permintaan dan beban kerja yang berubah-ubah, serta memanfaatkan sumber daya dan teknologi terbaru yang ditawarkan oleh penyedia cloud.

Contoh Penggunaan Multicloud di Dunia Bisnis

Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan multicloud di berbagai industri di Indonesia:

  • Perbankan: Sebuah bank dapat menggunakan multicloud untuk meningkatkan keamanan dan ketaatan data nasabahnya, dengan menyimpan data sensitif di cloud provider Indonesia yang memiliki sertifikat ISO 27001, serta menggunakan layanan analitik dan kecerdasan buatan dari cloud computing untuk mendapatkan insight dan rekomendasi bisnis.
  • E-commerce: Sebuah platform e-commerce dapat menggunakan multicloud untuk meningkatkan ketersediaan dan skalabilitas layanan pelanggannya, dengan menggunakan layanan object storage untuk menjalankan aplikasi utamanya, MinIO object storage untuk menyimpan gambar dan video produknya, dan SQL Database untuk menyimpan data transaksinya.

Pentingnya Multicloud dalam Menghadapi Tantangan Bisnis Modern?

Bisnis modern di era digital menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang membutuhkan solusi yang cepat, fleksibel, dan inovatif. Beberapa tantangan dan peluang tersebut antara lain:

  • Perubahan pasar yang dinamis: Bisnis modern harus dapat beradaptasi dengan perubahan permintaan, preferensi, dan perilaku pelanggan, serta mengantisipasi tren dan peluang baru di pasar.
  • Persaingan yang ketat: Bisnis modern harus dapat bersaing dengan pesaing lokal maupun global, serta membedakan diri dengan nilai tambah dan keunggulan kompetitif yang unik dan menarik.
  • Transformasi digital: Bisnis modern harus dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas proses bisnis, serta menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan dan karyawan.
  • Regulasi dan keamanan: Bisnis modern harus dapat memenuhi standar dan persyaratan regulasi yang berlaku, serta melindungi data dan aset bisnis dari ancaman keamanan yang semakin kompleks dan canggih.

Multicloud adalah solusi cloud yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis modern tersebut. Dengan multicloud, bisnis modern dapat:

  • Memilih layanan cloud yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis: Bisnis modern harus mempertimbangkan berbagai faktor saat memilih penyedia layanan cloud yang akan digunakan untuk multicloud, seperti fitur, harga, kinerja, keamanan, ketersediaan, reliabilitas, dukungan pelanggan, serta integrasi dengan platform lain. Bisnis modern juga harus membandingkan berbagai penyedia layanan cloud yang tersedia di pasaran untuk menemukan solusi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis mereka.
  • Meningkatkan ketersediaan dan reliabilitas layanan cloud: Bisnis modern harus menggunakan platform dan alat manajemen cloud yang dapat membantu mereka mengintegrasikan berbagai penyedia layanan cloud yang digunakan untuk multicloud. Platform dan alat manajemen cloud dapat membantu bisnis modern untuk melihat visibilitas lengkap dari lingkungan multicloud mereka, mengelola sumber daya komputasi secara efisien dan efektif di setiap penyedia layanan cloud, serta melakukan pemantauan kinerja dan risiko secara berkala.
  • Menghemat biaya operasional dan investasi: Bisnis modern dapat menghemat biaya operasional dan investasi dengan memilih layanan cloud yang paling efisien dan efektif untuk setiap kebutuhan bisnis, serta menghindari biaya tambahan atau tersembunyi yang mungkin dikenakan oleh satu penyedia cloud.
  • Meningkatkan keamanan dan ketaatan data dan aplikasi: Bisnis modern harus memastikan bahwa data dan aplikasi mereka aman dari ancaman keamanan di setiap penyedia layanan cloud. Bisnis modern dapat menggunakan teknik-teknik seperti enkripsi (enkripsi data), otentikasi (verifikasi identitas pengguna), otorisasi (pengaturan hak akses pengguna), firewall (perangkat jaringan pembatas), antivirus (perangkat lunak deteksi virus), serta backup (cadangan data) untuk meningkatkan keamanan data dan aplikasi mereka di setiap penyedia layanan cloud.
  • Meningkatkan kualitas pengalaman pengguna: Bisnis modern harus memastikan bahwa pengalaman pengguna mereka lancar dan nyaman di setiap penyedia layanan cloud. Bisnis modern dapat menggunakan teknik-teknik seperti monitoring (pemantauan kinerja sistem), logging (pencatatan aktivitas sistem), alerting (pengiriman notifikasi peristiwa penting), testing (uji coba fungsi sistem), serta feedback (umpan balik dari pengguna) untuk meningkatkan kualitas pengalaman pengguna mereka di setiap penyedia layanan cloud.

Multicloud adalah solusi cloud yang penting untuk bisnis modern di era digital. Dengan multicloud, Anda dapat memanfaatkan keunggulan dan fitur yang ditawarkan oleh berbagai platform cloud, tanpa terikat oleh keterbatasan atau ketergantungan pada satu penyedia saja. Namun, untuk menggunakan multicloud dengan baik, Anda membutuhkan penyedia layanan cloud yang dapat memberikan layanan cloud yang berkualitas, terpercaya, dan terjangkau. Salah satu penyedia layanan cloud yang dapat Anda pilih adalah Zettagrid Indonesia.

Zettagrid Indonesia adalah penyedia layanan cloud yang berbasis di Indonesia, yang menyediakan berbagai layanan cloud, seperti VMware, Veeam, Zerto, dan Microsoft. Zettagrid Indonesia memiliki keunggulan sebagai berikut:

  • Lokal dan terpercaya: Zettagrid Indonesia memiliki data center yang berlokasi di Indonesia, sehingga dapat memberikan layanan cloud yang cepat, aman, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Zettagrid Indonesia juga memiliki tim yang profesional dan berpengalaman, yang dapat memberikan dukungan dan bantuan kepada pelanggan secara 24/7.
  • Fleksibel dan terintegrasi: Zettagrid Indonesia memberikan fleksibilitas kepada pelanggan untuk memilih layanan cloud yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis mereka, serta mengintegrasikan layanan cloud dari penyedia lain dengan mudah dan efektif. Zettagrid Indonesia juga memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk mengelola dan mengoptimalkan lingkungan multicloud mereka dengan menggunakan platform dan alat manajemen cloud yang canggih dan user-friendly.
  • Efisien dan hemat biaya: Zettagrid Indonesia memberikan efisiensi dan hemat biaya kepada pelanggan dengan memberikan layanan cloud yang memiliki kinerja yang tinggi, ketersediaan yang tinggi, keamanan yang tinggi, serta biaya yang transparan dan kompetitif. Zettagrid Indonesia juga memberikan pilihan kepada pelanggan untuk membayar layanan cloud sesuai dengan penggunaan atau kontrak, sesuai dengan anggaran dan preferensi mereka.

Jadi, tunggu apa lagi? Jika Anda ingin menggunakan multicloud untuk meningkatkan bisnis Anda di era digital, segera hubungi Zettagrid Indonesia dan dapatkan layanan cloud yang terbaik untuk Anda. Kunjungi website Zettagrid Indonesia di www.zettagrid.id atau hubungi 0811283878 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Zettagrid Indonesia, penyedia layanan cloud yang dapat Anda percaya.

Cara Membuat Dedicated Server dan Virtual Server

cara membuat server

Dalam era digital tentunya kini pengelolaan bisnis dan kebutuhan individu terkadang membutuhkan daya server yang cukup handal untuk menghosting aplikasi, situs website, dan juga layanan online. Dua server yang sering digunakan oleh banyak perusahaan adalah dedicated server dan juga virtual private server. Kedua server ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan, bahkan pemilihan server yang akan Anda gunakan juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda sekarang. Namun, apakah bisa membuat dedicated server dan virtual private server sendiri dan dengan mudah?

Tentunya untuk membuat dedicated server dan juga virtual private server, Anda perlu memahami tentang segala bentuk masalah dan kebutuhan IT, tetapi jika Anda ingin tahu cara membuat dedicated server dan virtual private server dengan mudah, Anda bisa membuatnya melalui penyedia layanan server yang sudah memiliki pengalaman dan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Namun, sebelum Anda mencari tahu cara membuat dedicated server dan virtual private server, Anda perlu tahu tentang apa itu dedicated server dan virtual server, agar saat memilih untuk menggunakannya, Anda tidak salah pilih!

Apa itu Dedicated Server?

Dedicated server adalah sebuah server berbentuk fisik yang digunakan dan dibuat oleh satu pengguna saja, sehingga pemilik dedicated server perlu memiliki ruangan khusus, tenaga ahli

dan skill untuk mengelola server ini. Namun, fungsi dedicated server dan cloud server adalah sama-sama menyimpan data pengguna.

Dedicated server memungkinkan Anda untuk memiliki kontrol penuh atas konfigurasi dan pengelolaan server bisnis Anda sendiri. Hal ini menjadi perbedaan dasar antara cloud.

Apa itu Virtual Private Server?

Virtual Private Server (VPS) adalah bentuk hosting web yang menggabungkan fitur dari shared hosting dan dedicated server. Dalam virtual private server, satu server fisik dibagi menjadi beberapa server virtual, di mana masing-masing server virtual berfungsi sebagai server mandiri dengan sumber daya terisolasi, termasuk CPU, RAM, dan ruang penyimpanan.

Cara Kerja Dedicated Server dan Virtual Server

Cara kerja dedicated server juga adalah dengan menggunakan jaringan internet dalam aktivitasnya, hanya saja Anda memiliki akses fisik langsung ke server yang membuat Anda bisa mengkonfigurasi, mengelola, dan memantau server sesuai kebutuhan Anda.

Sementara, cara kerja virtual private server juga cukup sederhana dan sama-sama menggunakan internet sebagai sebuah jaringannya, cara kerja VPS adalah Anda hanya perlu memesan VPS ke penyedia layanan server dan Anda bisa mengatur sistem operasi, menginstal software, serta mengelola sistem website atau aplikasi sama seperti dedicated server. VPS juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Anda.

Cara Membuat Dedicated Server

1. Pilih Spesifikasi Hardware

Langkah pertama dalam membuat dedicated server adalah dengan menentukan spesifikasi server yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda, coba untuk mengecek jumlah CPU, RAM, dan kapasitas penyimpanan SSD dan HDD dengan kualitas terbaik, dan memiliki jaringan yang stabil. Namun, spek diatas harus diperhatikan dan disesuaikan dengan keuangan perusahaan.

2. Pilih Penyedia Data Center

Jika Anda masih bingung terkait hardware dedicated server, Anda bisa membeli dedicated server dari penyedia layanan hosting atau data center. Namun, sebaiknya pilih penyedia data center yang sudah memiliki reputasi yang baik.

3. Pilih Lokasi Server

Penyedia layanan hosting umumnya memiliki lokasi server yang berbeda-beda. Anda perlu memilih lokasi data center yang dekat dengan lokasi target audiens Anda atau dekat dengan kantor perusahaan agar bisa mengoptimalkan kinerja.

4. Pesan Dedicated Server

Anda bisa memesan dedicated server sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh penyedia data center. Umumnya Anda dapat memilih dari berbagai opsi konfigurasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

5. Konfigurasi Server

Anda perlu melakukan konfigurasi server setelah dedicated server sudah aktif, melakukan konfigurasi sistem operasi yang Anda pilih seperti Linux atau Windows Server. Anda juga perlu mengatur keamanan dan menginstal aplikasi atau software yang diperlukan untuk keperluan aplikasi dan layanan yang akan dijalankan di server.

6. Pemeliharaan dan Pengelolaan

Langkah terakhir adalah melakukan pemeliharaan dan pengelolaan rutin untuk menjaga kinerja dan keamanan server. Jangan lupa untuk melakukan backup data secara teratur dan menerapkan update otomatis untuk keamanan lebih terjaga.

Cara Membuat Virtual Private Server

1. Pilih Penyedia VPS

VPS menggunakan server virtual yang biasanya diberikan oleh penyedia layanan server untuk itu pastikan Anda memilih penyedia VPS yang sesuai dengan kebutuhan dan yang bisa menawarkan lingkungan virtualisasi yang mendukung operasi yang ingin Anda gunakan.

2. Pilih Spesifikasi VPS

Langkah selanjutnya untuk membuat VPS adalah Anda perlu memeriksa jumlah CPU, RAM, ruang disk, dan sistem operasi. Beberapa penyedia VPS juga umumnya menyediakan opsi skala otomatis yang memungkinkan sumber daya bisa beradaptasi sesuai kebutuhan aplikasi Anda.

3. Akses dan Konfigurasi VPS

Setelah menentukan jenis VPS dan spesifikasi apa yang Anda butuhkan, selanjutnya Anda akan diberikan akses ke lingkungan virtual Anda melalui koneksi jaringan yang aman. Segera lakukan konfigurasi sistem operasi, keamanan, serta instalasi perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan aplikasi Anda.

4. Pemeliharaan dan Update

Lakukan pemeliharaan, pengelolaan, dan update secara rutin untuk menjaga kinerja VPS. Hal ini meliputi pemantauan kesehatan VPS, pembaruan perangkat lunak, dan backup data secara teratur.

Memilih untuk membuat dedicated dan VPS server sama-sama membutuhkan pengetahuan teknis serta biaya yang berbeda. Bagi Anda yang masih memiliki bisnis lanjutan dan memiliki budget tertentu, VPS bisa menjadi jawabannya karena sudah menggunakan virtualisasi dan lebih hemat biaya. Untuk Anda yang membutuhkan konsultasi terkait virtual private server (VPS), Zettagrid Indonesia akan membantu Anda untuk mewujudkan server yang aman, mudah, dan hemat dengan adanya bantuan backup data juga. Segera hubungi sales@zettagrid.id atau melalui form ini.

Acara Zettagrid CloudNect Sukses Berikan Solusi Backup Aman di Era Cloud dengan Veeam

zettagrid indonesia veeam cloudnect event

Jakarta, IndonesiaZettagrid Indonesia dengan sukses menggelar acara Zettagrid CloudNect pada hari Rabu, 12 Juli 2023 di Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta yang bertemakan “Data Protection in the Cloud Era: Ensuring Secure Backup with Veeam” dan menghadirkan pembicara terkemuka, yaitu Novia Kurniasih, Customer Success Lead, dan Teddi Suryadi, Cloud Consultant dari Zettagrid Indonesia, yang berbagi wawasan terbaru dan pengetahuan teknis terkait cloud.

zettagrid indonesia veeam cloudnect event
zettagrid indonesia veeam cloudnect event

Dalam acara tersebut, Bapak Reza Kertajaja, Country Manager Zettagrid Indonesia, memberikan sambutan hangat, menyoroti keahlian Zettagrid sebagai Platinum Veeam Cloud & Service Provider (VCSP). Zettagrid telah menerima berbagai penghargaan, termasuk Veeam Innovation, Veeam Launch Partner, dan Veeam Cloud Provider Partner of the Year. Baru-baru ini pada bulan Mei 2023, Zettagrid juga meraih penghargaan sebagai Best Competency Partner of the Year.

zettagrid indonesia veeam cloudnect event

“Kami sangat senang dengan antusiasme dan partisipasi aktif dari para peserta Zettagrid CloudNect,” ujar Pak Reza Kertajaja. “Acara ini sebagai wadah yang baik untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat membantu seluruh bisnis memperkuat perlindungan data dan menghadapi tantangan yang ada di era cloud.”

Selain sesi sambutan dan pembicara yang menginspirasi, momen yang tak kalah seru adalah kuis dan pengundian doorprize yang membuat acara semakin menyenangkan bagi para peserta yang beruntung. Diharapkan acara ini dapat bermanfaat dan menjadi diskusi interaktif yang memberikan pemahaman mendalam bagi para peserta tentang perlindungan data di era cloud dan memberikan wawasan yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan strategi cloud para peserta.

zettagrid indonesia veeam cloudnect event

Acara Zettagrid CloudNect mencerminkan komitmen Zettagrid Indonesia dalam memberdayakan bisnis dengan solusi cloud backup yang aman dan handal. Bersama Veeam, Zettagrid terus mendorong inovasi dalam perlindungan data dan tetap berada di garis depan dalam menyediakan layanan cloud terdepan. Informasi lebih lanjut tentang solusi cloud backup dari Zettagrid Indonesia dapat diakses melalui kanal Veeam Backup – Zettagrid Indonesia.

6 Perbedaan ERP Cloud dan ERP On-Premise

Perbedaan ERP Cloud dan ERP On-Premise - Zettagrid Indonesia

Dalam dunia bisnis, penggunaan ERP (Enterprise Resources Planning) menjadi sebuah sistem yang sering digunakan karena ERP berfungsi untuk mengelola dan mengintegrasikan sumber daya serta kegiatan bisnis seperti keuangan, produksi, dan lain-lainnya.

Namun, dalam memilih sistem ERP, tentunya ada dua pilihan yang bisa digunakan oleh setiap perusahaan yaitu Cloud ERP dan ERP On-Premise. Umumnya, banyak perusahaan yang memilih menggunakan sistem Cloud ERP dibandingkan dengan ERP On-Premise. Akan tetapi, Anda juga bisa memilih di antara kedua sistem ini sesuai dengan tipe perusahaan dan juga budget operasional perusahaan.

Agar Anda tidak bingung, berikut adalah ringkasan mengenai perbedaan Cloud ERP dan ERP On-Premise, agar Anda bisa menentukan jenis ERP apa yang bisa digunakan untuk kebutuhan perusahaan.

Perbedaan Cloud ERP vs. ERP On-Premise

Umumnya ERP On-Premise akan mengacu pada sistem yang diimplementasikan dan dioperasikan di sebuah infrastruktur fisik perusahaan, sehingga Anda perlu memiliki infrastruktur fisik terlebih dahulu sebelum memilih layanan server yang akan digunakan.

1. Kepemilikan

Dalam menggunakan ERP On-Premise, perusahaan memiliki kepemilikan penuh terhadap hardware, software, dan data terkait, sehingga hal ini memberikan tingkat kontrol yang tinggi untuk menyesuaikan sistem sesuai dengan persyaratan khusus perusahaan.

Untuk infrastruktur Cloud ERP akan dijalankan oleh penyedia layanan cloud, sehingga Anda tidak perlu membeli infrastruktur yang mencakup jaringan, server, penyimpanan, dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ERP.

2. Implementasi dan Pengelolaan Internal

Dalam implementasi ERP On-Premise, tentunya Anda akan melibatkan tim internal yang bertanggung jawab terhadap berbagai hal seperti konfigurasi, pemeliharaan, dan pembaruan sistem software. Maka dari itu, perusahaan Anda perlu memiliki sumber daya teknis yang cukup memadai untuk mengelola infrastruktur.

Cloud ERP umumnya diakses melalui internet dan bisa dilakukan di mana saja atau kapan pun, sehingga memungkinkan adanya kolaborasi dari berbagai tim yang berlokasi di berbagai lokasi geografis.

3. Biaya

Dalam memilih layanan ERP On-Premise tentunya Anda membutuhkan investasi awal yang signifikan untuk membeli perangkat keras, perangkat lunak, bahkan lisensi, sehingga perusahaan Anda akan bertanggung jawab atas biaya perawatan, pembaruan, dan juga untuk upgrade infrastruktur. 

Sementara untuk Cloud ERP, Anda hanya perlu mengeluarkan biaya langganan saja, perusahaan Anda akan membayar biaya bulanan bahkan tahunan sesuai dengan kapasitas dan penggunaan yang digunakan perusahaan. Untuk biaya pemeliharaan infrastruktur akan menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan cloud.

4. Keamanan Data

Keamanan data pada ERP On-Premise umumnya akan diserahkan kepada perusahaan itu sendiri, sehingga perusahaan akan memiliki kontrol penuh atas perlindungan data dan kebijakan keamanan mereka, tidak hanya itu perusahaan juga bertanggung jawab untuk menjalankan cara-cara keamanan yang tepat sesuai dengan kultur perusahaan.

Ketika menggunakan Cloud ERP tentunya penyedia layanan cloud tersebut sudah memiliki tingkat keamanan yang canggih dan juga tinggi untuk melindungi data pelanggan, keamanan data tersebut akan meliputi pengelolaan hak akses, enkripsi data, sampai perlindungan data terhadap serangan siber.

5. Pemeliharaan dan Upgrade

Saat menggunakan layanan Cloud ERP, penyedia layanan cloud akan secara teratur untuk melakukan upgrade dan juga pemeliharaan terhadap infrastruktur dan juga aplikasi ERP yang perusahaan Anda gunakan. Tentunya ketika Anda berlangganan, Anda tidak perlu untuk membayar biaya tambahan lagi untuk hal tersebut. 

Sementara, pemeliharaan dan upgrade dari ERP On-Premise sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab perusahaan, sehingga perusahaan perlu melakukan upgrade, pemeliharaan rutin, dan peningkatan untuk infrastruktur dan aplikasi ERP, sehingga membutuhkan tim IT yang signifikan dalam bidangnya.

Memilih tipe antara ERP On-Premise dan Cloud ERP harus disesuaikan dengan kebutuhan , sumber daya, dan prioritas perusahaan Anda. Namun, sebagai sebuah solusi yang lebih terjangkau dan fleksibel, Cloud ERP bisa menjadi pilihan yang tepat bagi perusahaan yang ingin mencari keunggulan di era digital ini. Sebagai salah satu layanan penyedia cloud terbaik di Indonesia, Zettagrid Indonesia bisa memberikan keamanan data yang maksimal untuk melindungi ERP bisnis perusahaan.

Untuk informasi dan konsultasi lebih lanjut terkait kebutuhan IT perusahaan Anda, bisa melalui sales@zettagrid.id atau klik di sini.