Posts

Zettagrid Promo Spesial Chinese New Year

chinese new year promo

Zettagrid Special Chinese New Year Promo

Sambut tahun baru imlek dengan promo khusus dari Zettagrid Indonesia!

Dapatkan diskon spesial hingga 40% untuk pembelian Virtual Data Center (VDC) dan VDC Backup selama satu tahun. Dengan memanfaatkan VDC dan VDC Backup, tahun baru pasti makin makmur karena bisnis kini sudah bisa jaga data dengan aman, fleksibel, efisien, dan efektif.

Syarat dan ketentuan:

  • Promo berlaku untuk annual payment.
  • Promo hanya berlaku mulai 28 Januari 2022 – 28 Februari 2022.
  • Promo tidak bisa digabungkan dengan produk lainnya.

Buruan order sekarang dan mulai tahun baru Anda dengan promo spesial untuk kelangsungan bisnis yang optimal.

Untuk info lebih lanjut, hubungi kami ke marketing@zettagrid.id.

Mengapa Backup Data NAS Lebih Baik di Cloud?

backup data NAS

Mengapa Backup Data NAS Lebih Baik di Cloud?

Menjaga data agar tetap aman bukan hal yang mudah bagi beberapa perusahaan. Terkadang, ancaman kehilangan dapat terjadi dan risiko pun tidak dapat terhindari. Akibatnya, penyimpanan dalam jumlah lebih sering kali disiapkan oleh perusahaan untuk memenuhi kapasitas data yang kian meningkat. Salah satunya dengan memanfaatkan Network Attached Storage (NAS).

Seperti dilansir pada artikel sebelumnya, penggunaan NAS sudah tidak lagi asing di mata perusahaan, baik Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun perusahaan besar. Selain dimanfaatkan untuk menyimpan dan melakukan backup file, NAS juga dapat dialih fungsikan untuk banyak hal, misalnya sebagai file server, virtualisasi, web-server, video surveillance, sinkronisasi data, dan banyak lagi.

Karena banyaknya fungsi dan pemanfaatan NAS tersebut, banyak pelaku usaha tidak hanya memanfaatkan satu NAS saja. Satu hardisk hingga NAS lebih pun diinvestasikan untuk memenuhi kapasitas pertumbuhan datanya. Padahal jika Anda pikirkan, hal ini tentu lebih tidak efisien dan ancaman kehilangan data seperti kerusakan sistem, human error, serangan siber, hingga pencurian hardisk atau NAS, masih tidak terlepas dari penggunaan tersebut.

Lantas, apa solusi yang tepat untuk lindungi data di NAS?

Cloud untuk Lindungi Data di NAS

Memanfaatkan solusi Cloud Backup bisa menjadi pilihan bagi perusahaan yang ingin melindungi datanya di NAS. Dengan menyalin data di lokasi off-site, perusahaan pun tidak perlu lagi khawatir akan risiko yang mungkin terjadi ketika data hilang.

Memiliki kemampuan mencadangkan data yang bisa dijadwalkan baik per-hari, per-minggu, hingga per-bulan, Cloud Backup dikenal sebagai solusi yang lebih fleksibel jika dibandingkan dengan solusi backup tradisional lainnya. Perusahaan juga tidak perlu lagi berinvestasi hardware untuk memenuhi pertumbuhan data, karena penyimpanan Cloud Backup dapat diskalabilitaskan sesuai dengan kapasitas data yang dimiliki oleh perusahaan.

Manfaat Cloud Backup untuk Data NAS

1. Melindungi data dari kerusakan penyimpanan fisik

Seperti yang dikatakan sebelumnya, mencadangkan data di cloud berarti Anda menyimpan salinan data di lokasi off-site. Alhasil, data yang dicadangkan tetap akan terlindungi ketika terjadi kerusakan fisik pada penyimpanan utama, NAS, atau pada sistem IT perusahaan.

2. Aman dari ancaman bencana alam

Begitu pula ketika perusahaan Anda dilanda bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan kebakaran. Meskipun sistem IT perusahaan mengalami kerusakan akibat kendala tersebut, data yang dicadangkan ke cloud tetap terlindungi tanpa terjadi kerusakan atau corruption. Bahkan, perusahaan masih bisa memulihkan datanya dari cloud untuk mengganti data yang rusak atau yang hilang.  

3. Terhindar dari ancaman Human Error

Meskipun sudah sering terjadi, namun ancaman human error seperti menghapus data secara tidak sengaja masih tidak dapat dihindari, baik di penyimpanan lokal utama atau di NAS. Akibatnya, aset data menghilang dan berbagai risiko pun dapat ditemui oleh perusahaan.

Namun, Anda tidak perlu khawatir akan ancaman ini ketika mencadangkan data ke cloud. Karena dengan cloud, data yang dicadangkan akan terlindungi dari ancaman apapun, sekalipun penghapusan data secara tidak sengaja.

4. Pengguna masih dapat mengakses data yang sudah dicadangkan lama

Mencari data yang sudah disimpan lama seperti berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun lalu memang mewalahkan. Apalagi jika data yang disimpan tertimbun dengan data lainnya, atau corrupt akibat penyimpanan data fisik mengalami kerusakan, pastinya pencarian data sudah pasti terkendala.

Berbeda halnya bila Anda memanfaatkan Cloud Backup. Dengan solusi satu ini, data yang dibackup sudah pasti terlindungi dari kerusakan hardware dan bencana. Selain itu, kapasitas penyimpanannya yang fleksibel dan bisa diskalabilitaskan memudahkan perusahaan untuk memenuhi kapasitas penyimpannya. Sehingga, data yang sudah dibackup sejak lama seperti beberapa hari, bulan, maupun tahun lalu masih dapat diakses pengguna.

5.  Alokasi anggaran lebih efisien

Bila Anda memanfaatkan penyimpanan atau solusi backup lokal seperti hardisk atau NAS, investasi hardware sudah pasti diperlukan oleh perusahaan. Terlebih, bila penyimpanan backup lokal sudah tidak lagi memenuhi kapasitas jumlah data, Capital Expenses tentu akan dikeluarkan perusahaan untuk pembelian hardware lebih seperti hardisk atau NAS. 

Berbanding terbalik jika perusahaan memanfaatkan Cloud Backup. Dengan solusi satu ini, alokasi anggaran perusahaan dapat dijalankan secara efisien mengingat perusahaan hanya perlu membayar biaya langganan cloud tanpa disertai investasi hardware apapun.

Memanfaatkan Arupa Object Storage

Cloud Backup seperti Arupa Object Storage bisa menjadi solusi untuk perusahaan yang ingin melindungi data NAS dari ancaman kehilangan. Kompatibel dengan S3 Protocol yang dapat digunakan dengan berbagai aplikasi, Arupa Object Storage dapat menjadi solusi untuk berbagai keperluan perusahaan. Salah satu contohnya ialah untuk backup data NAS.

Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud lokal Infrastructure as a Service (IaaS) berupa Virtual Data Center (VDC), Virtual Server, Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), dan lain-lain. Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai solusi cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

What Need to Look For in Choosing Disaster Recovery?

choosing disaster recovery

What Need to Look For in Choosing Disaster Recovery?

As business evolves, utilizing Disaster Recovery is an important aspect for business systems and data to stay protected. By placing the safety backup plan on a secondary data center, enterprise can secure its business continuity out of the risk of downtime and data loss. Therefore, Disaster Recovery can be a solution for enterprise to minimize the loss of revenue, reputation, and all business data.

However, finding the right Disaster Recovery requires more technical level and the management experts to systematically meet those critical objectives. Moreover, not all Disaster Recovery capabilities are created equal. So, if your business needs to find Disaster Recovery solution, try not to focus on one cloud provider solution. Here are the tips to find the Disaster Recovery that your business needs:

1. Look for the reliability 

In requirement of choosing the best Disaster Recovery solution, a service which is highly reliable is supposed to be the important aspect that business looking for. This can be said as the failover service is going to take 24 hours before it starts to work.

Therefore, business needs to check that the cloud provider offers the high reliable Disaster Recovery. So, if your business experiencing downtime, the solution will be activated and begin to process your systems and applications.

2. Check the Flexibility

In this digital era, many businesses have turned to multi-cloud to optimize their IT environment. By adopting multi-cloud, IT departments not only can efficient their IT infrastructure, but also minimize the potential of hardware investment. That’s why this cloud model is often used for a solution for the company.

Disaster Recovery-optimized cloud is one of the popular drivers for multi cloud portfolios. But again, in looking for this solution, business needs to consider the cloud service provider who will work with you to customize the solution availability SLA. Thus, business will meet the flexibility in its IT infrastructure.  

3. Consider The ROI

 We all know, Disaster Recovery solution is a premium service and will cost more than backup and recovery services.

But still, calculate the cost of the service against business losses from a disaster event for true Return of Investment (ROI). According to enterprisestorageforum.com, when a mission- or business-critical application must be continuously available, Disaster Recovery solution will keep it up and running. This protects the organization from major financial hits, should a critical application be unavailable for hours or days.

4. Security Concerns

Besides reliability and flexibility, the security feature also has to be one of the concern for business in choosing Disaster Recovery solution. To counter these concerns, business needs to look for a cloud service provider which enables secure Disaster Recovery replication, failover, and failback.

Not only that, but business also need to determine if the offsite data center that the provider offers is physically and digitally secure, and that they have the certifications to prove it. The providers should also be in compliance with regulations like HIPAA to ensure the security for business.

Those are tips that business need to look for in choosing Disaster Recovery. If you need a further information about how to choose the exact Disaster Recovery solution for your business, you can join us on “Zettagrid e-Techday: Choosing The Best Disaster Recovery Solution For Your Business” on Thursday, 25 November 2021.

If you have any questions related to cloud solution, you can contact us here or at sales@zettagrid.id.

Backup dan Disaster Recovery, Apa Bedanya?

backup dan disaster recovery

Backup dan Disaster Recovery, Apa Bedanya?

Backup dan Disaster Recovery menjadi dua teknologi yang populer di sektor bisnis maupun institusi publik saat ini. Berkat kemampuannya untuk mecadangkan sistem dan data organisasi, risiko kehilangan data dapat diminimalisir bisnis semaksimal mungkin. Itu sebabnya, Backup dan Disaster Recovery kerap dijadikan solusi dan strategi oleh organisasi untuk melindungi kelangsungannya dari ancaman kehilangan data.

Namun demikian, kedua solusi ini memiliki cara kerja dan konsep  yang berbeda, lho, dalam memulihkan sistem dan data organisasi. Bahkan, Backup dan Disaster Recovery merupakan dua teknologi yang terpisah secara praktik dan fungsi spesifiknya. Lalu, apa sih yang membedakan keduanya? Simak selengkapnya di bawah ini:

Pengertian Backup

Di era digital seperti saat ini, backup data sudah banyak dilakukan oleh organisasi dari berbagai sektor. Dengan melakukannya secara rutin, organisasi dapat mencadangkan dan menyimpan datanya di penyimpanan data sekunder.

Secara istilah, backup merupakan kemampuan untuk menyalin atau mencadangkan data asli ke medium penyimpanan yang berbeda. Cadangan data ini sering dijadikan strategi oleh organisasi maupun individu untuk menjaga datanya dari ancaman kehilangan seperti human error, ransomware, maupun hardware failure.

Pada berbagai kasus, membackup data bisa dilakukan dengan menggunakan solusi cloud backup dari penyedia layanan cloud. Dengan menggunakan solusi ini, bisnis bisa menyalin dan menyimpan datanya di solusi off-site dengan lebih fleksibel, efisien, dan dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: Kenali 5 Keuntungan Dalam Menggunakan Cloud Backup 

Lalu, bagaimana jika sewaktu-waktu data menghilang, bisakah organisasi mendapatkan datanya kembali?

Bisnis tentu bisa mendapatkan datanya kembali, apabila rutin membackup datanya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Jadi, jika bisnis Anda memanfaatkan cloud dan telah menentukan serta mengkonfigurasikan jadwal backup baik harian, mingguan, maupun bulanan, bisnis bisa mendapatkan salinan datanya kembali ketika mengalami masalah kehilangan data.

Pengertian Disaster Recovery

Saat menjalankan bisnis, kita tidak dapat memprediksi kapan dan bagaimana suatu bencana dapat terjadi. Baik itu bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau bencana buatan seperti kebakaran. Apabila bisnis tidak siap dalam menghadapi masalah ini, tentu kelangsungan bisnis dapat terancam, mulai dari mengalami downtime, terhentinya operasional dan layanan bisnis, hingga hilangnya data.

Oleh sebab itu, solusi pemulihan data sangat diperlukan bisnis untuk menghadapi masalah ini. Salah satu teknologi yang bisa dimanfaatkan bisnis ialah Disaster Recovery.

Secara praktik, Disaster Recovery adalah sebuah konsep yang menempatkan perangkat IT, sistem, aplikasi, hingga data cadangan di data center sekunder.  Sistem ini dirancang khusus dengan tujuan agar bisnis bisa memulihkan sistem dan datanya, apabila bencana alam dan kegagalan operasional sistem dialami oleh bisnis.

Beberapa organisasi terkadang memahami Disaster Recovery secara keliru dan menganggap bahwa teknologi ini sama dengan backup. Padahal, keduanya memiliki cara kerja yang berbeda dalam memulihkan sistem dan data organisasi. Bila pada cloud backup, bisnis membackup sistem dan datanya ke cloud untuk melindungi bisnis dari kehilangan data akibat human error dan ransomware. Pada Disaster Recovery, justru bisnis menempatkan sistem, aplikasi, hingga data cadangannya di data center sekunder.

Jadi, ketika bisnis mengalami bencana alam atau downtime akibat kegagalan hardware, bisnis bisa memulihkan operasional IT-nya dengan mengaktifkan scenario failover. Dengan demikian, data center sekunder segera aktif untuk menyediakan data yang telah disalin dari data center primer kepada Anda. Di sisi lain, begitu data center sekunder aktif, yang primer pun segera melakukan pemulihan agar dapat digunakan kembali setelah bencana berhasil diatasi.

Baca juga: 5 Langkah Implementasi Disaster Recovery Saat Terjadi Bencana

Kesimpulan

Memanfaatkan cloud backup dan Disaster Recovery memang sangat diperlukan oleh bisnis untuk menjaga resource sistem dan datanya agar tetap tersedia. Namun, mengetahui kebutuhan secara spesifik juga penting untuk dilakukan bisnis untuk menentukan solusi yang tepat, mengingat Backup dan Disaster Recovery adalah dua solusi dengan sistem kerja yang berbeda.

Zettagrid Indonesia merupakan penyedia layanan cloud Indonesia menyediakan cloud Infrastructure as a Services (IaaS) berupa Virtual Data Center (VDC), Virtual Server, Backup as a Services (BaaS), Disaster Recovery as a Services (DRaaS), dan lainnya. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang solusi cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

Understanding The Risk of Attack Surface for Businesses

risk of attack surface

Understanding The Risk of Attack Surface for Businesses

Reducing the risk of attack surface is essential, especially in small and mid-size business environments. By having a certainty that the attack surface has been kept as small as possible, the company has successfully satisfied the basic cyber security measure.

That’s why, understanding how it works and how it may rise may help businesses reduce the risk of cyber attack engagements and ensuring business continuity.

While most small and mid-size businesses may think that they are too small to become a cyberattack target, revealing how attack surfaces could penetrate the inner section of the business may uncover other company’s vulnerabilities, especially in term of IT network management.

Thus, understanding the IT environment and the element surrounding it in the business’s surface attack risks would be a good step to strengthening the defense. 

Primary Attack Surfaces 

risk of attack surface

(Source: D3Damon from Getty Images Signature)

Before understanding the risk of the attack surface, it’s better to learn about the kinds of attack surfaces. There are two of them, devices and people.

Devices

As you may see today, businesses are getting familiar with Internet usage, allowing more and more devices to be connected. Despite the fact that it’s great for the company’s production management, it could be a gateway for criminals to enter, attacking the business while there’s a chance.

They usually have their most common weapons, Ransomware, and Hybrid Ransomware. Ransomware is already bad enough as the program allows cybercriminals to penetrate a device, take control of it, and demand a ransom from a user. Hybrid Ransomware works in a similar way but affects a greater aspect of the system. While Ransomware may affect one device, the hybrid form can affect the entire network.

People

In the common scenario, sophisticated cyberattacks usually target the weakest aspect in the digital security chain, which is the people. According to DBIR 2020 report by Verizon, almost 22% of breaches were caused by human error. Meanwhile, nearly 95% of cloud breaches also happened due to human errors, as stated by Gartner.

However, the must-have protocols usually revolve around password policies, and other safeguards usually can’t be found in small and mid-size businesses. This condition is making the risk rises higher. The situation is even worsened by the fact that 66% of people still use the same password combination despite their understanding of how important to change passwords for different accounts.

More skillful attackers also have a trick to use social engineering to gain access to networks from the employees themselves. What social engineering does is trick people to give in any confidential information about the company. Usually, the attackers would use some media like email, pretending to be a credible individual or an organization. Most workers who are still clueless about this can’t be able to defend themselves.

Attack Surface Management’s Essential Components 

risk of attack surface

(Source: Urupong from Getty Images Pro)

Now, to mitigate the risk of the attack surface while strengthening the data protection, there are some steps SMBs can do:

Discovery

The very first step of any attack surface management is to discover all the assets that have been used or connected to the internet that contains the company’s sensitive data, including trade secrets information.

However, the assets can either be owned and operated by the organization or third parties like cloud providers, suppliers, or business partners.

Classification Method

After the assets have been discovered, the next step would be digital asset inventory classification. This step includes dispatching and labelling the assets based on the properties, type, and how critical are they for business.

Ratings and Scorings

The attack surface management wouldn’t be completed without actionable risk scoring and rating. Usually, companies always have thousands or even millions of growing data. Without the security rating protocols, it will be harder to identify any security issues for each asset and whether they’re at risk for security breaches.

Security Monitoring

To offer decent data protection for the company, continuous security monitoring is always needed as a part of mitigating the risk of the attack surface.

Conclusion

Now, you’ve gained an understanding that SMBs are currently facing an ever-growing problem that could be unstoppable. But, with adequate knowledge of what key security measures are needed for better cyber security and actionable approaches to maintain the security, businesses or organizations will be managed to strive against the risk of the attack surface and successfully maintain their business continuity.

If you want to learn more about how to prevent cyber-attack with Attack Surface Management, you can register to “Zettagrid e-Techday: How to Secure Your Business from Data Breach with Attack Surface Management” on Thursday, 29 September 2020, on Zoom Meeting here.

Perlukah Cloud Backup Untuk Microsoft 365?

backup microsoft 365

Perlukah Cloud Backup Untuk Microsoft 365?

Kehadiran Microsoft 365 di masa pandemi seperti sekarang menjadi solusi bagi berbagai bisnis dalam bekerja. Dengan berbagai layanan kolaborasi online yang dihadirkan oleh Microsoft 365, perusahaan pun kini tetap dapat menjalankan produktivitasnya meski hanya bekerja dari rumah (Work From Home, WFH). Tak heran, karena layanannya yang telah membantu berbagai bisnis tersebut, Microsoft 365 kini memiliki lebih dari 50 juta pelanggan di seluruh dunia.

Namun demikian, membantu bisnis untuk menjaga produktivitas dan mengelola data bisnis saja tidaklah cukup, bila tidak diimbangi dengan strategi perlindungan data. Dengan strategi perlindungan data yang tepat, tentunya bisnis dapat melindungi data di Microsoft 365 dari ancaman kehilangan. Itulah mengapa, solusi pun tetap diperlukan walaupun Anda meyakini data bisnis tetap aman di Microsoft 365. Salah satunya seperti menggunakan solusi cloud backup.

Lalu, apa alasan bisnis memerlukan backup untuk Microsoft 365? Beberapa poin berikut mungkin bisa menguatkan Anda mengenai solusi cloud backup untuk Microsoft 365:

1. Microsoft tidak bertanggung jawab untuk backup data Anda

backup Microsoft 365

Pernah dengar tentang Microsoft Shared Responsibility Model? Jika ya, Anda pasti tahu betul bahwa Microsoft sebagai penyedia layanan bertanggung jawab untuk menjaga infrastruktur dan layanan Microsoft 365 agar dapat berjalan dengan baik. Selain itu, layanan ini hanya melakukan replikasi data (bukan membackup data), menjaga keamanan infrastruktur, serta kerahasiaan data sesuai dengan standar sertifikasi internasional.

Bila bisnis Anda menggunakan layanan Microsoft 365, tentunya Anda bertanggung jawab dalam mengakses dan mengontrol data seperti membackup data, menyimpan data, dan mengamankan data dari serangan ransomware. Maka dari itu, solusi backup sangat penting untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian, risiko dan ancaman kehilangan data bisa bisnis Anda minimalisir semaksimal mungkin.

2. Kehilangan data bisa menimbulkan kerugian besar

backup Microsoft 365

(Source: doglikehorse from Getty Images)

Ketika manajemen Anda masih mempertimbangkan solusi backup tanpa akhir keputusan yang jelas, Anda bisa mengingatkan bahwa menurut laporan Verizon, pelanggaran data “kecil” dapat menelan biaya hingga setengah juta dollar, sementara pelanggaran data yang cukup “besar” dapat mencapai $200 juta. 

Tak hanya itu, downtime yang dialami oleh bisnis pun bahkan bisa mengalami kerugian yang cukup besar. Menurut studi dari Information Technology Intelligence Consulting Research, biaya rata-rata downtime selama satu jam adalah $100.000. Itu pun dengan asumsi bahwa Anda bukanlah salah satu dari 33 persen responden survei yang mengalami downtime selama satu jam dan menghabiskan biaya dari satu hingga lima juta dollar.

Di luar kerugian materi, downtime dan pelanggaran data juga dapat berimbas kepada reputasi bisnis. Bisa dibayangkan bila bisnis mengalami kedua masalah tadi, reputasi yang buruk akan terjadi dan mengakibatkan hilangnya kepercayaan pelanggan. Itulah sebabnya, perlindungan data seperti backup sangat penting untuk bisnis Anda.

3. Regulasi penyimpanan data

backup Microsoft 365

(Source: relif from Getty Images Pro)

Menurut John Wiley & Sons, regulasi penyimpanan data akan memiliki perubahan peraturan yang berkelanjutan dan peningkatan peran terhadap kepatuhan bisnis dalam sepuluh tahun mendatang. Oleh sebab itu, Anda sebagai pemilik data bertanggung jawab untuk mengatur data perusahaan dan memastikan bisnis memenuhi persyaratan regulasi tersebut.

Menggunakan solusi backup data pihak ketiga bisa menjadi cara untuk mematuhi regulasi penyimpanan data. Dengan menjalankan solusi tersebut, bisnis tidak hanya memenuhi kebutuhan regulasi perusahaan, tetapi juga dapat menjaga dan melindungi datanya termasuk Microsoft 365.

4. Serangan Siber

(Source: Wpadington from Getty Images)

Serangan siber memang bukan hal asing lagi bagi bisnis saat ini. Seiring teknologi berkembang,  ancaman siber seperti phishing, malware, hingga ransomware, kerap kali muncul dan menghantam bisnis dengan kerugian yang cukup besar. Bahkan, kehilangan data sering menjadi imbas yang cukup sering ditemui oleh bisnis yang mengalaminya. 

Itulah mengapa, mempersiapkan solusi seperti cloud backup sangat penting untuk melindungi data bisnis Anda. Terlebih, poin pertama menjelaskan yang bahwa data seperti Microsoft 365 tidak memiliki sistem backup sendiri dari penyedia layanan. Sehingga, ini pun menjadi tanggung jawab Anda untuk menyediakan solusi backup tersebut.

Lalu, apa solusi yang tepat untuk backup data Microsoft 365?

Arupa Backup 365 solusi backup Microsoft 365 bisnis Anda

Arupa Backup 365 hadir menjadi solusi untuk kebutuhan backup Microsoft 365 bisnis Anda. Dengan memanfaatkan teknologi dari Veeam Backup Microsoft 365, Arupa Backup 365 mampu menghadirkan pengalaman backup yang lebih sederhana pada Microsoft 365. Tak hanya itu, berbagai keuntungan juga bisa Anda rasakan ketika menggunakan Arupa Backup 365 ini, seperti:

  • Jaminan SLA 99.9%.
  • Kemudahan tanpa batas.
  • Aman dan bersertifikasi.
  • Infrastruktur 100% lokal.

Mari perkuat strategi perlindungan data Microsoft 365 Anda dengan #SolusiYangPasti seperti Arupa Backup 365.

Untuk pertanyaan lebih lanjut terkait produk atau solusi cloud lainnya, Anda bisa menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

Secure Your Business from Data Breach with ASM

data breach with ASM

Secure Your Business from Data Breach with ASM

In the digital era, business is forced to adopt digital solutions to stay competitive. Even these solutions give many benefits for the business, it can also expand their potential attack surface and expose them to increased levels of cyber risk for example data breaches.

To stay protected from a data breach, many enterprises are now adopting Attack Surface Management (ASM) that works to continuously assess their network potential threats. Then, how does ASM work? Find the answer on “Zettagrid e-Techday: How to Secure Your Business from Data Breach with Attack Surface Management”. Meet our experts Nicholas NG as Managing Director & Founder of Provintell and also Tedi Suryadi as Cloud Consultant of Zettagrid Indonesia.

Event Details

Day: Thursday, 23 September 2021
Time: 02.00 – 04.00 PM
Link to register: bit.ly/zgpro
Live from Zoom Meeting

Register now and get a chance to win OVOand FREE e-certificate at the end of the event.

Tips Menentukan Cloud Managed Services untuk Startup

cloud untuk startup

Tips Menentukan Cloud Managed Services untuk Startup

Jika startup Anda bergerak di bidang layanan berbasis teknologi, pastinya pengembangan sistem dan aplikasi telah menjadi kegiatan harian tim IT startup Anda. Bahkan, pemeliharaan dan peningkatan kapasitas IT pun mungkin rutin startup Anda lakukan seiring kebutuhan sistem dan aplikasi yang meningkat.

Meskipun biasa dilakukan oleh startup, nyatanya pemeliharaan infrastruktur IT secara rutin tidaklah efisien bagi startup yang tengah berkembang. Hal ini dapat dikatakan mengingat pemeliharaan infrastruktur IT membutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk penggantian hardware baru, sehingga startup kerap kali kesulitan untuk mengalokasikan anggaran IT-nya dengan efisien.

Maka dari itu, untuk membantu startup mengelola infrastruktur IT-nya secara fleksibel dan efisien, solusi pun diperlukan. Salah satu yang bisa menjadi pilihan startup adalah penyedia Cloud Managed Service. Dalam peranannya, Cloud Managed Service menjalankan operasional IT bisnis dengan salah satu fokus areanya dapat membantu sebagian atau secara menyeluruh untuk mengoperasikan atau menjamin ketersediaan sistem dari layanan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Dengan demikian, startup tetap dapat mengalokasikan sumber daya dan waktunya pada pekerjaan bisnis utama.

Lalu, bagaimana caranya menentukan cloud managed services untuk startup?

1. Availability

cloud untuk startup

(Source: monsitj from Getty Images Pro)

Bisnis Anda mungkin tidak bekerja selama 24 jam, namun network Anda justru terus bekerja sepanjang waktu tersebut. Itulah mengapa, ketika terjadi downtime pada network bisnis Anda, operasional dan layanan bisnis akan ikut terhenti. Jika tidak diminimalisir, downtime ini akan berpengaruh pada ketidakpuasan pelanggan serta hilangnya pendapatan bisnis. 

Oleh sebab itu, ketika mencari penyedia Cloud Managed Services, startup perlu memastikan ketersediaan jaringannya bekerja selama 24 jam. Dengan kata lain, startup perlu mencari penyedia layanan cloud dengan SLA 99,9% demi mengoptimalkan layanan bisnis Anda. Selain itu, penyedia Cloud Managed Serviced juga harus proaktif dan tidak hanya merespons ketika Startup mengeluhkan kendala teknis. Itulah mengapa, Startup perlu memilih penyedia Cloud Managed Services yang mampu memonitor sistem, mengidentifikasi, mendiagnosa, dan melakukan troubleshoot pada network bisnis ketika akan terjadi kendala. 

2. Reputasi penyedia layanan yang baik 

cloud untuk startup

(Source: jirsak from Getty Images Pro)

Dalam menjalankan startup, infrastruktur IT merupakan hal yang paling vital dan sensitif bagi bisnis, mengingat banyak sistem dan data penting yang dikelola di dalamnya. Bila Anda ingin infrastruktur IT bisnis dapat bekerja secara optimal tanpa terjadi hambatan, Anda perlu mengidentifikasi penyedia Cloud Managed Services dengan reputasi yang baik sebelum memilih layanan. Lalu, mengapa hal ini perlu dilakukan? 

Ketika menggunakan jasa Cloud Managed Services untuk startup, infrastruktur IT akan dikelola oleh yang ahli sesuai kebutuhan dan permintaan startup. Agar tidak terjadi kendala dan layanan dapat bekerja secara optimal, Anda perlu menentukan penyedia layanan yang memiliki reputasi serta performa terbaik. Sehingga, kebutuhan bisnis pun dapat terpenuhi sesuai keinginan.

3. Keamanan layanan yang diberikan

cloud untuk startup

(Source: anyaberkut from Getty Images Pro)

Sampai kapanpun, serangan siber akan menjadi salah satu ancaman besar bagi bisnis. Cisco Umbrella sendiri melaporkan setidaknya terjadi peningkatan serangan siber sebesar 40% pada pandemi tahun lalu. Tak hanya itu, Security Insider Access Online juga mengemukakan, 60% startup turut menjadi sasaran dari serangan tersebut dalam waktu enam bulan. Bila startup Anda tidak siap akan bahaya ini, tentu keberlangsungan bisnis akan terancam. 

Maka dari itu, jika Anda berniat menggunakan jasa Cloud Managed Services untuk startup, ada baiknya Anda memastikan penyedia layanan dapat menguji dan memonitor sistem untuk setiap ancaman keamanan. Dengan demikian, ini akan membantu Anda untuk menjaga dan meminimalisir sistem dari risiko serangan siber. 

4. Skalabilitas layanan

(Source: monsitj from Getty Images Pro)

Saat mengembangkan startup, pastinya kebutuhan infrastruktur IT Anda akan ikut meningkat. Agar dapat menyesuaikan kapasitas IT Anda dengan kebutuhan bisnis, maka Anda perlu menskalakan kembali infrastruktur IT Anda. 

Memilih jasa Coud Managed Services dengan layanan yang scalable dapat menjadi solusi untuk kebutuhan Anda, sehingga ini akan membantu Anda memenuhi kebutuhan startup. Tak hanya itu, memastikan bahwa penyedia layanan dilengkapi dengan license dan teknologi terbaru juga sangat penting untuk startup. Dengan demikian, ini akan membantu bisnis tetap efisien dan relevan dengan pesaing startup Anda.

5. Tim dukungan 24 x 7

(Source: MangoStar_Studio from Getty Images)

Seperti yang dikatakan di awal, bisnis Anda memang tidak bekerja selama 24 jam. Sebaliknya, network bisnis akan terus beroperasi sepanjang waktu tersebut. Bila layanan atau operasional IT Anda terjadi kendala di luar jam kerja bisnis, pastinya Anda akan membutuhkan bantuan dari penyedia layanan cloud Anda.

Maka dari itu, memilih penyedia Cloud Managed Services dengan tim dukungan selama 24 jam dalam seminggu sangat penting untuk startup Anda. Jadi, ketika Anda membutuhkan bantuan terkait infrastruktur cloud, tim support akan siap membantu selama Anda butuhkan.

Zettagrid Indonesia merupakan salah satu penyedia layanan cloud di Indonesia yang menyediakan Infrastructure as a Service (IaaS) seperti Virtual Data Center (VDC), Virtual Private Server (VPS), Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), dan lainnya. Bila Anda memiliki pertanyaan tentang solusi atau keamanan cloud, Anda dapat menghubungi kami di sini atau ke sales@zettagrid.id.

Zettagrid Indonesia is Certified as Gold Partner for DELL Technologies

Zettagrid Indonesia is Certified as Gold Partner for DELL Technologies

COVID-19 pandemic doesn’t halt Zettagrid Indonesia from getting an achievement as Gold Partner Certified for DELL Technologies. The certification is given by Denise Millard as Senior Vice President Global Alliances at DELL Technologies to Zettagrid Indonesia, as the company has met the program prerequisites and business requirements to Dell Technologies Cloud Service Provider Gold Partner Program.

The certification also is the recognition that Zettagrid Indonesia has accredited across DELL Technologies’ entire technology portfolio to offer a superior level of service that can simplify enterprise IT complexity, while gaining greater efficiency and capacity. 

 

 

Gold Partner DELL

(Source: DELL Technologies)

DELL Technologies delivers enterprise the power to run their digital future by enabling the organization to modernize, automate, and transform their IT capacity using industry-leading converged infrastructure, servers, storage, and data protection technologies.

As a Cloud Service Provider Gold Partner Program for DELL Technologies, Zettagrid Indonesia provides the accredited trained engineers and consultants to offer the highest levels of support and advice on DELL Technologies products and services. Thus, we are ready to design and implement the best solution for your IT business needs anytime you want.

Zettagrid Indonesia is a Cloud Service Provider in Indonesia that provides cloud Infrastructure as a Services (IaaS) such as Virtual Data Center (VDC), Virtual Server, Backup as a Service (BaaS), Disaster Recovery as a Service (DRaaS), and so on. If you have any questions related to cloud solutions, you can contact us here or at sales@zettagrid.id.

How to Develop Application on Cloud?

application on cloud

How to Develop Application on Cloud?

The massive adoption of Cloud Computing across businesses has proven us how beneficial this technology for industry is. By reducing capital investment in infrastructure and maintenance and ensure the availability of resources, the cloud is often the solution for business needs. Thus, it’s no longer strange to see enterprises more inclined towards cloud-based technology and rapidly hosting their system on cloud. Especially, when it comes to business application development.

However, developing business application on cloud is not as simple as you think. Instead, it has technical complexity and is challenging. The several challenges that need to be addressed by business, are:

  • Scalability: As you see the scalability of the product you deployed depends on the quality of the server. If you want the development on cloud to go smooth, then you will need excellent scalability opportunities to enable more users to manage it regularly. Thus, business will enjoy the higher profit of it.
  • Security: As it is stated before, developing application on cloud is not as simple as you think. Business also requires to watch their cloud security from the provider to avoid data breaches. To guarantee your companies utmost data privacy, business should use data encryption, ensure the cloud has SSL, and determine the provider with the trusted data regulation and compliance.

If business succeeds in obtaining those obstacles, then the development on cloud might go well for business. Therefore, this article provides three requirements that business need to prepare to obtain the challenge of developing application on cloud. Read them below here:

1. Development requirements

application on cloud

(Source: najkhetsamtip)

Before developing the application on cloud, you need to determine how its environment will work on cloud. If the dynamic scalability was the main reason for looking to the cloud, then its application should be engineered to take advantage of a parallel architecture.

Meanwhile, if it is designed with multi-threaded code that allows processing to be split into small chunks, it’s well suited for use within the cloud. On the other side, if an application is designed around single monolithic thread processing, it will be difficult to take advantage of the cloud’s distributed nature.

2. Application License

application on cloud

(Source: luis gomes from Pexels)

Most applications are made up of many different components that have some type of licensing agreement associated with them. If you want to develop it on cloud, you need to review each of those agreements to determine how that license will be affected by cloud deployment.

On the other hand, if your application uses a component that is licensed by CPU and you want to deploy it on cloud designed to launch new instances with more resources, you could easily exceed your CPU license limit. Therefore you need to review how your licenses affect the ability to scale by cloud.

3. Data Security

application on cloud

(Source: anyaberkut from Getty Images Pro)

As stated before, developing application on cloud also requires security to avoid any threats or data breaches. Therefore, these critical security components are important to prepare:

  • In developing application on cloud, its data must be protected. Therefore, the application must provide a mechanism to protect the data stored in cloud. Encrypting data can be the solution for this, so it will prevent data breaches.
  • According to TechTarget.com, server-to-server communications are typically forgotten because they only happen within the data center. You will require to ensure the security of each server or cloud instances communication, in addition to the client to server communications.
  • Whether you only need cloud for application development, data protection is needed either at application or the transmission level. Therefore, business need to determine if the SSL has included with the Secure Socket Layer (SSL) or Transport Layer Security (TLS) protocols.

Any application can be deployed on cloud. However, those elements above are also needed to succeed the development. Especially, for Human Resources Information System (HRIS). Therefore, to help you maximize the simple and secure development of application on cloud like HRIS cloud, you can join us on “Zettagrid e-TechDay: Simplify and Secure Your HR Management with HRIS Cloud”, on Tuesday, 31 August 2021.

If you have further question related to cloud solution, you can contact us here or at sales@zettagrid.id.